Perbarui pengetahuan anda tentang Danareksa dan informasi terkini seputar industri ekonomi
Danareksa aktif menyediakan riset di bidang ekonomi dengan analisis yang komprehensif dan tajam dalam memaparkan perkembangan ekonomi.
DRI's Pulse Check Perkembangan Sektor Logistik
17 Mei 2023Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Pekembangan Sektor Logistik dan Pergudangan”. Sektor logistik dan pergudangan global terus tumbuh didukung oleh peningkatan aktivitas ekonomi, termasuk aktivitas manufaktur dan belanja retail melalui e-commerce. Di Indonesia, sektor logistik dan pergudangan tumbuh solid melebihi pertmbuhan ekonomi secara umum. Hal ini didukung oleh realisasi investasi serta serapan tenaga kerja yang baik. Simak juga informasi lain terkait dengan perkembangan ekonomi global maupun domestik seperti update utang Amerika Serikat dan dampaknya pada perekonomian, perkembangan inflasi global, serta update pasar keuangan Indonesia.Adapun laporan lengkap DRI’s Pulse Check Edisi Mei 2023 dapat diakses DI SINI
SelengkapnyaDRI Pulse Check - Peran Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
18 April 2023Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Peran Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri dalam Perekonomian Indonesia”. Tren pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) secara global terus meningkat seiring dengan dampak positif yang diberikan pada perekonomian melalui peningkatan investasi, ekspor dan ketenagakerjaan. Saat ini, KEK di Indonesia mampu memberikan kontribusi yang tinggi terhadap serapan FDI dan tenaga kerja dibandingkan negara ASEAN lainnya. Capain tersebut tidak terlepas dari dukungan fiskal maupun non-fiskal pemerintah. Sementara itu, pemulihan Kawasan Industri pasca pandemi didukung oleh realisasi investasi di Kawasan Industri. Kawasan Industri khususnya dalam Holding PT Danareksa (Persero) tengah didorong untuk optimakisasi barang/jasa untuk peningkatan kualitas dan layanan. Laporan lengkap DRI’s Pulse Check Edisi April 2023 dapat diakses DI SINI
SelengkapnyaDRI's Pulse Check - Tren Produksi dan Konsumsi Plastik di Indonesia
17 Maret 2023Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Tren Produksi dan Konsumsi Plastik di Indonesia”. Plastik merupakan salah satu dari lima sektor usaha yang paling berkontribusi pada output manufaktur di Indonesia. Di sisi lain, konsumsi plastik di Indonesia cukup tinggi sebagaimana tercermin dari nilai impor plastik yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai ekspornya.Tingginya konsumsi plastik memberikan kontribusi pada produksi sampah yang tinggi. Namun, berbagai kebijakan sudah dikeluarkan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk mengurangi sampah plastik.Laporan lengkap DRI’s Pulse Check Edisi Maret 2023 dapat diakses DI SINI
SelengkapnyaDRI's Pulse Check-Hilirisasi Industri dan Dampaknya pada Investasi dan Kinerja Ekspor
17 Februari 2023Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Hilirisasi Industri di Indonesia dan Dampaknya pada Investasi dan Kinerja Ekspor”. Sektor industri merupakan salah satu kontributor pada perekonomian di Indonesia, namun besar kontribusinya semakin menurun. Sejak tahun 2010, pemerintah telah mencanangkan program hilirisasi industri yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah sektor industri dan kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah telah merencanakan 8 sektor prioritas dengan target investasi sebesar USD 545,4 miliar. Secara bertahap pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan, salah satunya dengan pelarangan ekspor beberapa komoditas utama seperti nikel dan batu bara. Laporan lengkap DRI’s Pulse Check Edisi Februari 2023 dapat diakses DISINI
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check - Investasi Asing dan Sektor Ketenagakerjaan
13 Januari 2023Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Investasi Asing dan Sektor Ketenagakerjaan”. Tren investasi global menunjukan pemulihan meskipun sedikit tertahan di tahun 2022 karena konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Di Indonesia, realisasi investasi terus tumbuh meskipun kontribusinya pada PDB semakin turun, terutama sejak Covid-19.Saat ini, Investasi asing di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di ASEAN-5. Investasi tersebut sebagian besar pada sektor manufaktur, sektor transportasi, dan sektor jasa keuangan.Peningkatan realisasi investasi memberikan dampak langsung pada perbaikan sektor ketenagakerjaan. Hal ini tercermin dari tingkat pengangguran Indonesia yang melanjutkan penurunan.Adapun laporan lengkap DRI’s Pulse Check Edisi November 2022 dapat diakses DISINI
SelengkapnyaPerkembangan dan Proyeksi Perekonomian Global dan Domestik
29 Desember 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbaru yang berjudul “Perkembangan dan Proyeksi Perekonomian Global dan Domestik”.Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis publikasi akhir tahun yang berjudul “Perkembangan dan Proyeksi Perekonomian Global dan Domestik”. Publikasi ini memiliki 4 topik utama, yaitu proyeksi perekonomian tahun 2023, volatilitas pasar uang di tengah ketidakpastian ekonomi, pemulihan sektor pariwisata, dan perspektif konsumen dalam implementasi circular economy.Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina masih memberikan dampak pada perekonomian global dan domestik. Peningkatan harga komoditas secara signifikan menyebabkan kenaikan inflasi yang disusul oleh kenaikan suku bunga acuan. Di tengah tingginya inflasi global, pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 diproyeksikan melambat. Di sisi lain, volatilitas nilai tukar, terutama nilai tukar rupiah, diperkirakan meningkat namun relatif terjaga karena porsi kepemilikan asing di SBN yang relatif rendah.Selengkapnya klik DISINI
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check - Sektor Konstruksi dan Perumahan di Indonesia
17 November 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Sektor Konstruksi dan Perumahan di Indonesia”. Sektor konstruksi tumbuh pesat sejak akhir tahun 2021 dan, dalam jangka menengah, akan menopang pertumbuhan ekonomi terutama di negara berkembang. Di Indonesia, pertumbuhan sektor konstruksi ditopang oleh program Pemerintah dalam penyediaan infrastruktur umum maupun residensial. Di sisi lain, pelaku usaha di sektor konstruksi masih optimis dengan prospek usaha ke depan, terutama di wilayah Jawa. Sektor perumahan menunjukan peningkatan didorong oleh penjualan yang terus meningkat. Permintaan rumah berpotensi untuk melanjutkan Peningkatan sejalan dengan banyaknya masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri. Selain itu, kepemilikan rumah masih menjadi pilihan Investasi bagi Sebagian masyarakat. Dalam edisi kali ini, DRI juga merilis spesial report terkait dengan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Danareksa masa ke masa. Dalam laporan ini dipaparkan respon IKK terhadap berbagai sentimen yang memberikan dampak pada perekonomian domestik.Terima kasih atas perhatiannya. Untuk lebih lengkapnya, silakan unduh DISINI
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check - Upaya Meningkatkan Akses dan Kualitas Air Bersih
21 Oktober 2022Danareksa Research Institute (DRI) merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Upaya Meningkatkan Akses dan Kualitas Air Bersih”.Akses serta kualitas air bersih menjadi isu besar di berbagai negara. Selain karena kebutuhan yang meningkat, kualitas air yang buruk menjadi penyebab penyebaran penyakit di berbagai negara. Di Indonesia, peningkatan konsumsi air bersih dibayangi oleh keterbatasan kapasitas produksi air bersih karena infrastruktur yang belum memadai, masalah pencemaran air, serta pasokan dan permintaan yang tidak seimbang. Bahkan, saat ini hanya 23% masyarakat Indonesia yang sudah memiliki akses terhadap air perpipaan.Investasi/pembiayaan pada penyediaan air bersih dan sanitasi perlu ditingkatkan. Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian BUMN melalui Holding BUMN Danareksa meluncurkan “Indonesia Waterfund” (“IWF”). IWF merupakan salah satu alternatif pembiayaan sektor pengairan di Indonesia yang melibatkan BUMN, pihak swasta, dan investor. Dengan skema pendanaan inovatif yang berjalan berdampingan dengan APBN untuk percepatan kebutuhan air bersih dengan menghadirkan tambahan sambungan rumah baru.Untuk lebih lengkapnya, silakan unduh DISINI
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check - Kenaikan Harga dan Ketahanan Pangan di Indonesia
20 September 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Kenaikan Harga dan Ketahanan Pangan di Indonesia”. Harga pangan global yang meningkat sejak akhir tahun 2020 dan diperburuk oleh konflik geopolitik Rusia-Ukraina. Ke depan, kenaikan harga pangan dimungkinkan berlanjut dipengaruhi oleh kondisi geopolitik , perubahan iklim, serta proteksionisme negara produsen bahan pangan.Di Indonesia harga pangan relatif terjaga pada tahun 2021, namun di tahun 2022 meningkat sejalan dengan peningkatan harga energi utamanya BBM. Meskipun begitu, ketahanan pangan rumah tangga di Indonesia relatif terjaga. Salah satunya didukung oleh ketersediaan pangan yang cukup serta akses yang terjangkau.Sementara itu, inflasi domestik yang meningkat akibat harga pangan dan kenaikan BBM relatif lebih rendah dibandingkan negara lain, salah satunya karena produsen menanggung kenaikan harga. SELENGKAPNYA
SelengkapnyaDigitalisasi Di Tengah Turbulensi Ekonomi
19 Agustus 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Digitalisasi Di Tengah Turbulensi Ekonomi”. Pengguna internet terus mengalami pertumbuhan di berbagai negara. Namun, tingginya harga layanan serta peralatan untuk mengakses internet menjadi kendala dalam peningkatan penetrasi penggunanya. Di Indonesia, sekitar 74% penduduk sudah mendapatkan akses internet yang dibarengi dengan perbaikan indeks literasi digital. Pertumbuhan jumlah pengguna internet di indonesia juga diikuti oleh peningkatan transaksi digital utamanya transaksi uang elektronik. Peningkatan ini didukung oleh peran Pemerintah dan lembaga terkait dalam penyediaan infrastruktur, penguatan ekosistem, serta pengembangan SDM. Dari perekonomian global, peningkatan inflasi di berbagai negara memberikan dampak negatif pada indeks kepercayaan konsumen. Di Indonesia, peningkatan inflasi juga meningatkan antisipasi masyarakat melalui aktivitas menabung maupun pengurangan konsumsi non-pokok. Selengkapnya
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check - Kesiapan Masyarakat Menuju Endemi dan Menghadapi Kenaikan Harga
26 Juli 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Kesiapan Masyarakat Menuju Endemi dan Menghadapi Kenaikan Harga”. Saat ini, kasus harian Covid-19 kembali meningkat dipicu oleh penyebaran mutase varian Omicron. Di sisi lain, masyarakat sudah siap untuk beraktivitas secara normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.DRI juga mengemukakan bahwa saat ini inflasi domestik sudah berada di atas batas atas yang ditargetkan Bank Indonesia (BI). Namun, BI masih menahan kenaikan suku bunga untuk menopang pemulihan ekonomi domestik. Di sisi lain, porsi kepemilikan investor asing pada surat berharga Pemerintah terus menurun, sehingga pelemahan nilai tukar rupiah terjadi dengan volatilitas yang terjaga. Di tengah kenaikan inflasi, konsumsi masyarakat relatif stagnan karena tingkat pendapatan rumah tangga yang belum sepenuhnya pulih.Simak pula beberapa informasi terkait isu global dan domestik, perkembangan harga komoditas global, penguatan USD, serta indeks keyakinan masyarakat dan indeks Ketenagakerjaan Indonesia.Unduh selengkapnya
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Inflasi dan Konsumsi Masyarakat
22 Juni 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Inflasi dan Konsumsi Masyarakat”. Dampak kenaikan harga mulai terasa oleh masyarakat yang memicu penyesuaian pola konsumsi. Namun, terbatas pada kebutuhan sekunder dan tersier.DRI juga mengemukakan bahwa kenaikan BBM non-subsidi belum berdampak signifikan pada kenaikan harga-harga. Selain itu, sebagian besar pengguna BBM non-subsidi tidak berlaih ke produk yang lain. Bagi masyarakat yang memiliki usaha, kenaikan BBM membuat mereka harus mencari alternatif sumber energi lain. Di sisi lain, kenaikan PPN dari 10% menjadi 11% tidak berdampak pada rencana belanja masyarakat pada kebutuhan sehari-hari. Kenaikan ini hanya berpengaruh pada rencana pembelian barang-barang durable.Simak pula beberapa informasi terkait indikator makroekonomi domestik dan isu global, seperti suku bunga global dan pelemahan nilai tukar Yen. DRI’s Pulse Check – Inflasi dan Konsumsi Masyarakat
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Sentimen Kenaikan Harga dan Konsumsi Masyarakat Selama Ramadhan dan Idul Fitri
18 Mei 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Sentimen Kenaikan Harga dan Konsumsi Masyarakat Selama Ramadhan dan Idul Fitri”. Di tengah pemulihan ekonomi, konsumsi masyarakat tumbuh terbatas karena kondisi pendapatan rumah tangga yang belum sepenuhnya pulih. Sementara itu, konsumsi masyarakat pada Ramadhan dan Idul Fitri 2022 juga masih relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya. DRI juga mengemukakan bahwa pada bulan April 2022, inflasi tercatat cukup tinggi yang didorong oleh peningkatan konsumsi selama Ramadhan, kenaikan harga pertamax, dan kenaikan PPN. Mayoritas masyarakat memperkirakan bahwa inflasi akan terus meningkat dalam 6 bulan ke depan. Inflasi dianggap menjadi isu penting oleh masyarakat karena akan berimbas kepada kenaikan harga kebutuhan pokok yang berpotensi memperburuk kondisi perekonomian di daerah. Simak pula beberapa indikator makroekonomi domestik ke depan dan isu global, seperti kenaikan suku bunga yang saat ini sudah mempengaruhi kinerja pasar keuangan, lockdown kota-kota besar di Tiongkok dan pelemahan nilai tukar Yen. Untuk riset lengkapnya, silakan mengunduhnya dengan klik tautan berikut: DRI Pulse Check - Sentimen Kenaikan Harga dan Konsumsi Masyarakat DRI Pulse Check – Sentimen Kenaikan Harga dan Konsumsi Masyarakat
SelengkapnyaDRI Pulse Check – Hilirisasi Industri, Transisi Penggunaan Energi Bersih, dan Dampak Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina
22 Maret 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Maret 2022 yang berjudul “Hilirisasi Industri, Transisi Penggunaan Energi Bersih dan Dampak Konflik Ukraina-Rusia ”. Pemulihan ekonomi menuntut kebutuhan/konsumsi energi yang lebih tinggi. Namun, kesadaran masyarakat Indonesia dalam mengurangi (menghemat) penggunaan energi tinggi. Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan energi surya perlu ditingkatikan sehingga penggunaannyapun meningkat. Hilirisasi industri, utamanya komoditas, perlu dilakukan mengingat porsi ekspor komoditas yang cukup besar. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah serta menciptakan lapangan kerja baru Selain itu, transisi penggunaan energi bersih perlu dipercepat untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil di tengah peningkatan harga komoditas. Laporan ini dapat diunduh dengan meng-klik tautan berikut: Hilirisasi Industri, Transisi Penggunaan Energi Bersih, dan Dampak Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina Hilirisasi Industri, Transisi Penggunaan Energi Bersih, dan Dampak Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Sektor Ketenagakerjaan Di Tengah Pemulihan Ekonomi
22 Februari 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Februari 2022 yang berjudul “Sektor Ketenagakerjaan Di Tengah Pemulihan Ekonomi”. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2020 memberikan dampak besar bagi sektor ketenagakerjaan. Saat ini, sektor ketenagakerjaan mulai pulih didukung oleh perekonomian Indonesia yang tumbuh sejak awal tahun 2021. Namun, sektor ketenagakerjan belum mampu kembali ke level sebelum pandemi sejalan dengan pemulihan sektor riil yang lambat. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh DRI, selama pandemi, masyarakat yang terkena pemutusan hubungan pekerjaan sebagian besar adalah laki-laki, sedangkan masyarakat yang menutup usaha sebagian besar adalah perempuan. Dibutuhkan waktu lebih dari 6 bulan untuk mendapatkan pekerjaan baru atau membuka usaha kembali. Berbagai stimulus pemerintah disiapkan sejak awal pandemi untuk mendorong pemulihan dan peningkatan kapasitas sektor ketenagakerjaan. Namun, stimulus tersebut masih terbatas bagi golongan tertentu. Stimulus ke depan dapat diarahkan pada pembukaan lapangan kerja yang lebih inklusif. Namun, harmonisasi kebijakan antar pemangku kepentingan tetap diperlukan untuk menciptakan pemulihan sektor ketenagakerjaan yang berkelanjutan. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen terlampir atau klik link berikut: Danareksa DRI’s Pulse Check – Sektor Ketenagakerjaan Di Tengah Pemulihan Ekonomi Danareksa DRI’s Pulse Check – Sektor Ketenagakerjaan Di Tengah Pemulihan Ekonomi
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Sentimen Pemulihan Dunia Usaha
19 Januari 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Januari 2022 yang berjudul “Sentimen Pemulihan Dunia Usaha”. Pemulihan konsumsi masyarakat yang lemah sepanjang tahun 2021 berdampak pada pemulihan sektor usaha yang lemah. Tendensi pengusaha untuk melakukan ekspansi usaha lemah. Di sisi lain, perbankan juga masih menahan penyaluran kredit di tengah potensi risiko yang tinggi. Berbagai isu global seperti potensi peningkatan suku bunga juga membayangi dunia usaha yang dapat menghambat pemulihan dunia usaha. Harmonisasi kebijakan antar pemangku kepentingan diperlukan untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen terlampir atau klik link terlampir Unduh Danareksa DRI’s Pulse Check – Sentimen Pemulihan Dunia Usaha Unduh Danareksa DRI’s Pulse Check – Sentimen Pemulihan Dunia Usaha
SelengkapnyaRefleksi Perekonomian Indonesia dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Tahun 2022
13 Januari 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbaru yang berjudul “Refleksi Perekonomian Indonesia dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Tahun 2022”. Tahun 2021 merupakan tahun pemulihan pasca kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid 19 yang dimulai sejak tahun 2020. Upaya pemulihan dilakukan dengan meningkatkan mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat melalui program vaksinasi, pengendalian penyebaran Covid-19 (PPKM), serta stimulus lainnya sejak kuartal kedua 2020. Namun, upaya tersebut belum mampu mengembalikan aktivitas ekonomi ke posisi sebelum pandemi karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi perekonomian di tahun 2021. Ke depan perbaikan ekonomi Indonesia juga tidak lepas dari adanya peluang dan tantangan baik dari sisi domestik maupun global. Download rilis riset "Refleksi Perekonomian Indonesia dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Tahun 2022" Disini Download rilis riset “Refleksi Perekonomian Indonesia dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Tahun 2022” Disini
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Refleksi Konsumsi Rumah Tangga
17 Desember 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Desember 2021 yang berjudul “Refleksi Konsumsi Rumah Tangga Dua Tahun Selama Pandemi dan Proyeksinya Tahun 2022”. Pandemi Covid-19 serta aturan pembatasan kegiatan berdampak pada sektor Ketenagakerjaan dengan tingkat penganguran dan pekerja informal yang meningkat. Hal ini memicu penurunan pendapatan dan konsumsi rumah tangga sehingga masyarakat mengubah pola konsumsinya. Stimulus Pemerintah maupun Lembaga terkait belum mampu meningkatkan konsumsi secara signifikan. Ke depan, stimulus pada sektor konsumsi perlu diarahkan untuk lebih meningkatkan konsumsi masyarakat secara signifikan. Selain itu, stimulus pada sektor produktif juga harus mendorong ekonomi hijau sehingga dapat menciptakan pembangunan yang berkelanjutan Dalam riset ini, DRI juga mengemukakan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berlanjut yang didukung oleh perbaikan konsumsi masyarakat terutama konsumsi makanan, pakaian, dan transportasi. Di sisi lain, kinerja ekspor diperkirakan melambat sejalan dengan penurunan harga komoditas. Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 akan bergantung pada pengendalian kasus harian Covid-19, distribusi vaksin yang lebh merata, serta stimulus yang lebih efektif. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan klik link di bawah ini: DRI Pulse Check - Refleksi Konsumsi RT DRI Pulse Check – Refleksi Konsumsi RT
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Pemulihan Sektor Pariwisata
12 November 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Pemulihan Sektor Pariwisata”. Sektor pariwisata merupakan sektor yang terkena ampak paling dalam karena Pandemi Covid-19 dengan pemulihan yang berjalan lambat. Berdasarkan survey yang dilakukan DRI pada bulan Okt-21 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih menahan rencananya untuk untuk berwisata dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang wait and see terkait dengan pengendalian kasus baru Covid-19, penurunan pendapatan yang menyebabkan masyarakat merelokasi pendapatan untuk kebutuhan pokok, serta terkendala aturan administratif untuk berpergian (PCR, antigen, dll). Secara umum, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal 3-21 melambat karena lemahnya konsumsi masyarakat sejalan dengan pengetatan PPKM di berbagai daerah di awal kuartal 3-21. Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh ekspor, pengeluaran Pemerintah, dan Investasi. Saat ini, harga komoditas berada dalam tren meningkat didorong oleh rendahnya supply dan peningkatan demand. Sejalan dengan pelonggaran PPKM di berbagai daerah, keyakinan konsumen meningkat kecuali DKI Jakarta. Peningkatan IKK didorong oleh pemulihan ekonomi nasional serta ketersediaan lapangan pekerjaan yang meningkat. Untuk lebih lengkapnya, silakan unduh dokumen berikut: DRIs Pulse Check - Pemulihan Sektor Pariwisata DRIs Pulse Check – Pemulihan Sektor Pariwisata
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Kepemilikan Asuransi Kesehatan oleh Masyarakat selama Pandemi Covid-19
12 Oktober 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Kepemilikan Asuransi Kesehatan oleh Masyarakat Selama Pandemi Covid-19”. rata-rata pendapatan premi asuransi jiwa meningkat di 2021 menjadi Rp 15,1 Triliun/bulan setelah sempat turun ke Rp 14,3 Triliun/bulan di tahun 2020. Survey yang dilakukan DRI juga menunjukkan bahwa sebagian masyarakat telah memiliki asuransi kesehatan terutama asuransi kesehatan dari pemerintah. Pada sektor keuangan, beberapa sektor terbesar kredit perbankan seperti konsumsi, perdagangan manufaktur, dan pertanian pun melanjutan pertumbuhan yang positif. Namun, sektor manufaktur masih mengalami penurunan, diantaranya karena permintaan domestik maupun global yang belum pulih serta pelaku usaha masih wait and see dalam mengajukan kredit baru. Sementara itu pada sentimen konsumen, pelonggaran PPKM yang terus berlanjut meningkatkan kepercayaan konsumen, terutama di pulau Jawa. Untuk lebih lengkapnya, silakan mengunduh dokumen di bawah ini: Danareksa DRI"s Pulse Check - Kepemilikan Asuransi Kesehatan oleh Masyarakat selama Pandemi Covid-19 Danareksa DRI’s Pulse Check – Kepemilikan Asuransi Kesehatan oleh Masyarakat selama Pandemi Covid-19
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Penggunaan Uang Elektronik selama Pandemi Covid-19
10 September 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi September 2021 yang berjudul “Penggunaan Uang Elektronik selama Pandemi Covid-19”. Penggunaan uang elektronik meningkat tajam dalam 5 tahun terkahir, terutama uang elektronik berbasis server dari penerbit non-bank. Jumlah penerbit serta instrument uang elektronik terus meningkat yang mengindikasikan tingginya minat masyarakat dalam menggunakan uang elektronik. Selama pandemi, tren penggunaan uang elektronik berbasis server tetap meningkat terutama untuk belanja kebutuhan sehari hari serta pembayaran transportasi. Potensi bisnis uang elektronik terutama yang berbasis server cukup besar, karena gap yang cukup besar antara awareness masyarakat dengan tingkat penggunaan serta penggunaan uang elektronik yang masih terkonsentrasi di daerah tertentu. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen terlampir atau klik link berikut: Danareksa DRI"s Pulse Check - Penggunaan Uang Elektronik selama Pandemi Covid-19.pdf Terima kasih. Salam, DRI Danareksa DRI’s Pulse Check – Penggunaan Uang Elektronik selama Pandemi Covid-19.pdf
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Pemanfaatan Layanan Keuangan Digital Selama Pandemi Covid-19-Agustus 2021
10 Agustus 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Agustus yang berjudul “Pemanfaatan Layanan Keuangan Digital selama Pandemi Covid-19”. Pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 mendorong transformasi digital pada layanan jasa keuangan. Namun, penggunaannya oleh masyarakat masih relatif rendah, membuat potensi pertumbuhan layanan keuangan digital sangat besar. Saat ini, masyarakat maraca cukup menggunakan layanan keuangan secara konvensional. Selain itu, ketidaktahuan masyarakat akan cara penggunaan serta proses registrasi yang rumit menjadi kendala penggunaan layanan keuangan digital. Secara umum, penggunaan layanan keuangan digital meningkat selama pandemi di semua jenis produk. Hal ini diikuti oleh peningkatan transaksi terutama pada transaksi belanja online serta pembayaran cicilan maupun kebutuhan rumah tangga. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen terlampir atau klik link berikut: Danareksa DRI"s Pulse Check - Pemanfaatan Layanan Keuangan Digital Selama Pandemi Covid-19-Agustus 2021 Terima kasih. Salam, DRI Danareksa DRI’s Pulse Check – Pemanfaatan Layanan Keuangan Digital Selama Pandemi Covid-19-Agustus 2021
SelengkapnyaDanareksa DRI’s Pulse Check – Pola Investasi Masyarakat Selama Pandemi
12 Juli 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Juli yang berjudul “Pola Investasi Masyarakat Selama Pandemi”. Di tengah pendapatan yang menurun, sebagian masyarakat konsisten menyisihkan pendapatannya untuk berinvestasi meskipun dengan frekuensi dan nominal yang menurun. Sebagian masyarakat dengan pendapatan yang tidak meningkat selama pandemi memulai investasi sejak 2020, dengan harapan dapat menjadi alternatif pemasukan dana. Sebagian besar investasi yang dimiliki oleh masyarakat adalah deposito, emas, maupun properti namun dengan tren investor yang cenderung menurun. Di sisi lain, reksadana dan cryptocurrency menjadi 2 instrumen investasi dengan peningkatan investor paling tinggi. Simak pula wawancara DRI dengan Bapak Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan & Risiko Kementerian Keuangan yang membahas mengenai “Ketahanan Surat Berharga Negara Selama Pandemi”. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen terlampir atau klik link berikut: http://www.danareksa.co.id/danareksa-dris-pulse-check-pola-investasi-masyarakat-selama-pandemi-juli-2021/
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Hari Raya Idul Fitri, Momentum Pemulihan Ekonomi
11 Juni 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset terbarunya melalui DRI’s Pulse Check edisi Juni yang berjudul “Hari Raya Idul Fitri, Momentum Pemulihan Ekonomi”. Secara umum, konsumsi masyarakat meningkat terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, meskipun proporsi masyarakat yang menerima THR dan memiliki simpanan khusus hari raya relatif rendah di 2021, yaitu sebesar 16,70% (survey DRI). Peningkatan konsumsi memberikan pengaruh kepada perbaikan kinerja sektor ritel. Kinerja perusahaan ritel menunjukkan tanda-tanda yang didorong oleh naiknya penjualan pakaian serta makanan dan minuman. Selain itu, perbaikan sector ritel juga mendorong perbaikan produksi manufaktur di semua sektor. Dalam riset ini, DRI turut mengemukakan bahwa optimisme konsumen sedikit meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi perekonomian nasional dan juga ketersediaan lapangan kerja. Disamping itu, rencana pembelian konsumen melanjutkan peningkatan di kuartal 2-2021, meskipun belum pulih ke level sebelum pandemi. Simak pula wawancara DRI dengan Roy N. Mandey, Ketua Umum APRINDO yang membahas mengenai “Ketahanan Sektor Ritel selama Pandemi”. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan klik tautan di bawah ini: DRI Pulse Check - Hari Raya Idul Fitri, Momentum Pemulihan Ekonomi DRI Pulse Check – Hari Raya Idul Fitri, Momentum Pemulihan Ekonomi
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Upaya Peningkatan Ekonomi di Bulan Ramadhan
12 Mei 2021Danareksa Research Institute (DRI) telah merilis riset terkait kegiatan perekonomian di bulan Ramadhan dengan judul “Upaya Peningkatan Ekonomi di Bulan Ramadhan”. Konsumsi rumah tangga yang biasanya meningkat tajam di bulan Ramadhan tercatat relatif rendah di tahun lalu dan tahun ini. Realisasi PEN, termasuk program bantuan sosial, yang didistribusikan menjelang dan selama Ramadhan diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi, terutama konsumsi masyarkat. Realisasi Program PEN sendiri tercatat telah terserap sebesar 22,3% terutama untuk program perlindungan sosial dan dukungan bagi UMKM. Di sisi lain, mobilitas masyarakat juga semakin meningkat di bulan Ramadhan, terutama pada tempat belanja danr rekreasi/wisata. Selain itu, DRI juga memberikan perkembangan terkait COVID-19 dan mengungkapkan bahwa per April 2021 willingness vaksinasi masyarakat semakin meningkat (48,31%) meskipun persentase yang tidak bersedia divaksin juga masin tinggi (51,69%). Terkait kondisi ekonomi makro, pemulihan perekonomian Indonesia masih berjalan lambat. Meskipun demikian, tingkat konsumsi rumah tangga dan investasi semakin membaik dan Indonesia berada pada zona Investment Grade, sebagian besar dengan outlook stabil. Dalam riset ini, DRI juga membahas lebih lanjut sektor keuangan dan sektor riil yang mengungkapkan bahwa penjualan kendaraan bermotor melanjutkan peningkatan karena kebijakan PPnBM. Menurut laporan DRI, penjualan mobil domestic diperkirakan melambat selama Ramadhan, tetapi akan kembali naik di bulan Juni 2021. Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) meningkat ke level 80,09 dan Indeks kepercayaan terhadap pemerintah tetap terjaga di atas level 100. Untuk mendapatkan riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen berikut: DRI"s Pulse Check - Upaya Peningkatan Ekonomi di Bulan Ramadhan DRI’s Pulse Check – Upaya Peningkatan Ekonomi di Bulan Ramadhan
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Perempuan dan Perekonomian
15 April 2021Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April mendatang, Danareksa Research Institute (DRI) melalui DRI’s Pulse Check merilis edisi spesial dengan judul “Perempuan dan Perekonomian”. Pada edisi kali ini, DRI membahas peran perempuan yang semakin memegang peranan penting dalam perekonomian serta pemulihan ekonomi dengan tingkat partisipasi kerja yang terus meningkat. Bahkan, ketimpangan gender di Indonesia pun semakin kecil, yang dapat dilihat pada nilai IPG (91,07) dan IDG (75,24) di tahun 2019 yang terus meningkat. Adapun indikator tersebut digunakan untuk mengukur peran aktif perempuan dalam ekonomi dan politik. Selain itu, perempuan juga memiliki peran yang besar dalam UMKM Indonesia dimana berdasarkan data dari BPS, 64,5% UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Akses perempuan ke sektor jasa keuangan termasuk fintech pun terus meningkat seperti yang terlihat dari investor perempuan di pasar ORIO17 dan ORIO18 yang mencapai masing-masing 55,87% dan 57,82%. Dalam laporan ini, DRI juga memberikan update terkait kondisi ekonomi makro, sektor keuangan, sektor riil (perkebunan), dan sentimen konsumen yang sedikit membaik ke level 74,90 (Maret 2021) di tengah perpanjangan PPKM. Simak pula wawancara DRI dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengenai peran perempuan dalam pemulihan ekonomi. Untuk laporan lengkapnya, silakan mengunduh dokumen berikut: DRI"s Pulse Check - Perempuan dan Perekonomian DRI’s Pulse Check – Perempuan dan Perekonomian
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Vaksinasi Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Ekonomi
10 Maret 2021Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis rangkuman indikator ekonomi yang bertajuk “Vaksinasi sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Ekonomi”. DRI mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi, baik ritel mapun manufaktur serta korporasi mengalami tekanan luar biasa sepanjang tahun 2020 yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas, sehingga mengakibatnya rendahnya permintaan. Untuk itu, program vaksinasi diyakini merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mobilitas masyarakat dan meningkatkan permintaan agar aktivitas ekonomi kembali normal. Dalam riset yang dilakukan DRI, diketahui bahwa tingkat willingness masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinasi masih rendah, yaitu hanya 39,85%. Sebagian masyarakat juga masih berpergian ke tempat keramaian dalam kurun waktu 7 hari setelah divaksin dosis pertama. Pemerintah perlu melakukan strategi komunikasi yang efektif dan masif untuk mengedukasi efektivitas vaksin dan meningkatkan willingess masyarakat. Sementara itu, pada kondisi ekonomi makro, pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lambat sebagaimana tercermin dari PDB kuartal 4-2020 yang kembali terkontraksi. Namun, pengeluaran Pemerintah yang tumbuh positif mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. DRI juga menjabarkan prediksi beberapa lembaga yang memperkirakan perekonomian Indonesia untuk menunjukkan perbaikan di tahun 2021 yang didorong oleh efektivitas stimulus fiscal, distribusi vaksin dan penanganan kasus Covid-19. Sedangkan pada sektor keuangan, fungsi intermediasi terkontraksi, tetapi dengan kinerja yang terjaga. Perlu diwaspadai potensi peningkatan risiko kredit. Selanjutnya, peran domestik termasuk masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi terus meningkat, salah satunya melalui kepemilikan SBN dan/atau SBSN yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Simak pula laporan dari BRI Danareksa Sekuritas untuk sektor farmasi yang diperkirakan akan neutral di tahun 2021. Untuk membaca laporan lengkapnya, silakan melihat dokumen berikut: DRI Pulse Check - Vaksinasi Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Ekonomi DRI Pulse Check – Vaksinasi Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas Ekonomi
SelengkapnyaGDP Outlook 4th Quarter of 2020: Sluggish Recovery
03 Februari 2021Danareksa Research Institute (DRI) telah merilis riset terbaru terkait outlook PDB Indonesia dengan judul “GDP Outlook 4th Quarter of 2020: Sluggish Recovery” yang disusun oleh Moekti P. Soejachmoen, Muhammad Ikbal Iskandar, dan Sella F. Anindita. Poin kunci dalam riset ini: Pemulihan ekonomi berlanjut secara lebih lambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya program perlindungan sosial, tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Investasi melambat seperti terlihat dari kontraksi pertumbuhan kredit investasi serta melambatnya FDI dan pembangunan infrastruktur. Neraca perdagangan meningkat karena impor yang lemah. Outlook Summary DRI memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB pada triwulan IV tahun 2020 mencapai 0,70% qoq atau -2,94% yoy. Secara tahunan, PDB diperkirakan mengalami kontraksi -2,33% pada tahun 2020. Lemahnya pemulihan ekonomi mencerminkan lesunya konsumsi rumah tangga di tengah realisasi program perlindungan sosial yang relatif tinggi yang menyebabkan belanja pemerintah tumbuh signifikan. Selain itu, investasi, ekspor, dan impor menunjukkan pertumbuhan terbatas pada kuartal terakhir tahun 2020. Konsumsi Rumah Tangga Belum Pulih Konsumsi rumah tangga lemah di tengah realisasi program perlindungan sosial pemerintah yang tinggi. Lemahnya konsumsi rumah tangga didorong oleh terbatasnya aktivitas masyarakat umum akibat diberlakukannya pembatasan jarak sosial (PSBB) skala besar pada awal Oktober 2020 yang dilanjutkan dengan peralihan PSBB hingga akhir Desember 2020 akibat tingginya kasus harian dari Covid-19. Pelemahan tersebut terlihat dari penjualan kendaraan yang melambat dibandingkan periode sebelumnya, kontraksi pertumbuhan kredit konsumsi, dan lemahnya penjualan eceran. Pengeluaran Pemerintah Naik seiring Pencairan Program Pemulihan Ekonomi Belanja pemerintah meningkat tajam didorong oleh realisasi program pemulihan ekonomi nasional yang mencapai Rp579,78 triliun atau 83,40% dari target Rp695,2 triliun. Pertumbuhan Investasi Lebih Lambat Aktivitas investasi lesu akibat berlakunya PSBB dan melemahnya optimisme investor di tengah maraknya kasus positif Covid-19 di Indonesia. Penjualan semen hanya tumbuh 4,23% qoq, jauh lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 37,84% qoq. Selain itu, pertumbuhan kredit investasi mengalami kontraksi -2,02% qtq karena lemahnya permintaan kredit baru. Subsequent Events Sementara itu, pandangan DRI terhadap PDB dalam jangka pendek adalah sebagai berikut: Pemulihan ekonomi yang diprakirakan lambat dalam beberapa periode mendatang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: Penanganan strategi meratakan kurva kasus harian Covid-19; Distribusi vaksin Covid-19 terutama untuk masyarakat umum; Efektivitas stimulus Pemerintah dalam meningkatkan kegiatan ekonomi. Untuk mengunduh riset lengkapnya, silakan klik tautan di bawah ini: DRI - GDP Outlook_Q4"20 - Sluggish Recovery Photo by Adli Wahid on Unsplash DRI – GDP Outlook_Q4’20 – Sluggish RecoveryAdli WahidUnsplash
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Upaya Mendorong Investasi Indonesia
11 Januari 2021Danareksa Research Institute (DRI) telah merilis riset DRI’s Pulse Check terbaru mengenai perekonomian Indonesia, khususnya pendanaan investasi dengan judul “Upaya Mendorong Investasi Indonesia”. Dalam riset ini, DRI turut mengemukakan kondisi makro ekonomi Indonesia yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan sejak Juli meskipun terbatas. Dalam 3 bulan terakhir, bantuan sosial yang didistribusikan oleh pemerintah menjadi faktor pendorong membaiknya perekonomian daerah. Sementara itu, pertumbuhan investasi melambat dikarenakan perlambatan investasi di sektor bangunan dan infrastruktur. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi adalah dengan mendirikan Sovereign Wealth Fund (SWF) di awal 2021 yang akan mengelola dana investasi termasuk infrastruktur. Pada sektor keuangan, pertumbuhan kredit melanjutkan kontraksi. Sementara itu, pasar saham Indonesia menguat sebesar 6,5% pada bulan Desember karena sentimen positif pasar global. Menurut analis PT BRI Danareksa Sekuritas, Maria Renata, di tahun 2021 sektor konstruksi diperkirakan akan overweight dikarenakan beberapa faktor seperti budget pemerintah untuk infrastruktur, pemulihan ekonomi, dan Indonesia Investment Authority (INA). DRI juga merilsi sentimen konsumen yang mulai kembali meningkat di akhir kuartal 4-2020, yang menandakan sinyal positif perekonomian Indonesai serta masyarakat yang semakin optimis. Simak pula dalam edisi ini wawancara DRI dengan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo terkait pembentukan SWF Indonesia. Untuk melihat riset lengkapnya, silakan mengunduh dokumen berikut: DRI"s Pulse Check - Upaya Mendorong Investasi di Indonesia - Jan 2021 DRI’s Pulse Check – Upaya Mendorong Investasi di Indonesia – Jan 2021
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check Special Edition – Pola Menabung dan Investasi Selama Pandemi
28 Desember 2020PT Danareksa (Persero) hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-44 tahun. Melalui momentum ulang tahun yang ke-44 tahun ini, Danareksa melalui Danareksa Research Institute (DRI) meluncurkan edisi spesial DRI’s Pulse Check yang berjudul “Pola Menabung & Investasi Selama Pandemi” dengan informasi sekilas Danareksa. Dalam riset ini, DRI mengungkapkan bahwa meskipun pendapatan masyarakat menurun selama Pandemi, sebagian besar masih tetap menyisihkan pendapatannya untuk investasi atau menabung walaupun menurun dibandingkan sebelum pandemi. Sementara itu, Reksadana masih menjadi instrumen investasi yang paling diminati. Riset juga menunjukkan 72% responden di tengah pandemi tetap megenal nama Danareksa sebagai penyedia jasa keuangan. Hal ini turut membuktikan eksistensi Danareksa yang terus kokoh dan tumbuh kuat di usia yang ke-44 tahun. Untuk mendapatkan riset lebih lengkapnya, silakan klik dokumen berikut di bawah ini. DRI"s Pulse Check Special Edition - Pola Menabung dan Investasi Selama Pandemi DRI’s Pulse Check Special Edition – Pola Menabung dan Investasi Selama Pandemi
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Optimisme Menyambut Tahun 2021
11 Desember 2020Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset ekonomi DRI’s Pulse Check dengan judul “Optimisme Menyambut Tahun 2021”. Di bagian kondisi ekonomi makro, DRI memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di tahun 2021 (4,8%-5,75% yoy) yang didorong oleh membaiknya mobilitas dan konsumsi masyarakat sejalan dengan efektivitas vaksin, serta stimulus penanganan COVID-19. Selain itu, DRI turut menjabarkan keuntungan RCEP bagi Indonesia yang mendorong peningkatan produksi manufaktur dalam negeri. Sementara itu pada sektor keuangan, DRI menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit perbankan terkontraksi, pertama kali sejak 1999 dikarenakan permintaan kredit baru serta peningkatan prinsip kehati-hatian. CDS Indonesia juga masih yang tertinggi di kelas rating BBB dan berpeluang untuk turun mendekati rata-rata CDS di kelas tersebut. Dalam riset ini terdapat juga penjelasan Sector Brief: Poultry di mana analis menilai kebijakan pemerintah untuk melakukan culling berhasil mengurangi tekanan harga pada ayam karena rendahnya permintaan selama masa pandemi. Lebih lanjut lagi, dalam survey yang dilakukan DRI, ke depan masyarakat optimis bahwa kondisi perekonomian akan membaik, terutama masyarakat golongan high income. Optimisme ini didorong oleh perbaikan perekonomian lokal maupun nasional. Simak pula wawancara DRI bersama Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Agus Suparmanto, mengenai peran RCEP dalam pemulihan ekonomi paska pandemic. Untuk melihat lebih lengkap riset ini, silakan klik link di bawah ini: DRI"s Pulse Check - Optimisme Menyambut Tahun 2021 DRI’s Pulse Check – Optimisme Menyambut Tahun 2021
SelengkapnyaDRI: Pasar Global Bergerak Naik, Didorong oleh Sentimen Positif Hasil Pemilu AS dan Vaksin Pfizer
16 November 2020Minggu II November 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN PASAR GLOBAL Global Pada minggu kedua November pasar global bergerak naik didorong oleh sentimen positif yang datang dari hasil pemilu AS serta keberhasilan vaksin Pfizer yang dinilai 90% efektif menangani Covid-19 tanpa efek samping yang berbahaya. Pada penutupan perdagangan tanggal 13 November 2020 Indeks Dow Jones ditutup naik 4,08% menjadi 29.480 dan indeks S&P 500 juga menguat 2,15% ke level 3.585. Dari bursa Asia, indeks Nikkei Jepang naik 4,36% menjadi 25.386 begitu juga dengan IHSG yang menguat 2,35% ke level 5.461. AS Perekonomian AS bergerak mixed, yang terlihat dari tingkat inflasi AS yang turun namun di sisi lain harga produsen AS naik di bulan Oktober 2020. Sementara itu, dari sektor tenaga kerja terus menunjukkan pemulihan dengan turunnya klaim tunjangan pengangguran dan bertambahnya lowongan pekerjaan. Tingkat inflasi AS bulan Oktober 2020 turun menjadi 1,2% yoy dari 1,4% yoy di bulan sebelumnya. Inflasi bulan Oktober tersebut masih tetap jauh dari level sebelum pandemi sebesar 2,3% yoy. Penurunan harga terutama terjadi pada harga komponen energi (-9,2% yoy) dan biaya transportasi (-5,1% yoy). Harga produsen di AS naik 0,3% mom pada Oktober 2020 menyusul kenaikan 0,4% mom di bulan sebelumnya. Kenaikan harga terutama terjadi pada harga pokok (+0,5% mom) dan biaya transportasi (+1,1% mom). Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 709 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 7 November 2020. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak kenaikan tajam klaim tunjangan pengangguran bulan Maret 2020. Sementara itu, jumlah lowongan pekerjaan di AS bulan September 2020 meningkat sebesar 84.000 lowongan dari bulan sebelumnya menjadi 6,4 juta. Namun masih jauh berada di level sebelum pandemi yang tersedia hingga 7 juta lowongan pekerjaan. Tiongkok Perekonomian Tiongkok melanjutkan pemulihan meskipun terbatas sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan inflasi terutama bahan makanan dan penurunan harga produsen. Tingkat inflasi Tiongkok turun menjadi 0,5% yoy pada Oktober 2020 dan merupakan yang terendah sejak Oktober 2009. Penurunan tajam terutama terjadi pada harga komponen makanan (2,2% yoy vs 7,8% yoy pada September 2020) dan penurunan pada biaya transportasi (-3,9% yoy vs -3,6% yoy pada September 2020). Harga produsen Tiongkok turun 2,1% yoy pada Oktober 2020 dan merupakan penurunan ke Sembilan berturut – turun akibat dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Eropa Perekonomian kawasan Eropa tumbuh signifikan di kuartal 3-2020 didorong oleh peningkatan aktivitas masyarakat setelah kebijakan lockdown secara bertahap dicabut. Ekonomi kawasan Eropa tumbuh sebesar 12,6% qoq (-4,4% yoy) pada kuartal 3-2020 setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi sebesar -11,8% qoq. Pemulihan ekonomi kawasan Eropa pada kuartal 3-2020 didorong oleh naiknya permintaan domestik setelah kebijakan pembatasan secara bertahap dilonggarkan. Pertumbuhan ekonomi negara anggota juga berangsur pulih pada kuartal 3-2020 seperti Prancis (+18,2% qoq), Spanyol (+16,7% qoq), Italia (+16,1% qoq) dan Jerman (+8,2% qoq). Surplus neraca perdagangan kawasan Eropa melebar menjadi EUR 24,8 miliar pada September 2020 jika dibandingkan bulan September 2019 sebesar EUR 18,4 miliar. Impor turun 7,1% yoy menjadi EUR 165,5 miliar yang didorong oleh penurunan impor bahan bakar (-41,0% yoy). Sementara itu, eskpor juga mengalami penurunan sebesar 3,1% yoy menjadi EUR 190,3 miliar karena penurunan ekpor bahan bakar (+43% yoy). Produksi industri kawasan Eropa turun 0,4% mom (-6,8% yoy) pada September 2020, penurunan pada produksi industri terus terjadi terutama sejak April 2020 akibat dampak berkelanjutan pandemi Covid-19. Penurunan paling tajam terjadi pada produksi barang tahan lama seperti televisi dan mesin cuci (-5,3% mom). Jepang Pemulihan perekonomian Jepang masih terbatas akibat pandemi Covid-19 yang ditunjukkan dengan penurunan pada cadangan devisa Jepang Oktober 2020. Cadangan devisa Jepang turun menjadi USD 1.384,4 miliar pada Oktober 2020 dari USD 1.389,8 miliar di bulan sebelumnya. Surplus Neraca transaksi berjalan Jepang meningkat menjadi JPY 1660 miliar pada September 2020 jika dibandingkan bulan September 2019 sebesar JPY 1592 miliar. Komoditas Harga komoditas dunia bergerak mixed, dengan harga minyak dunia ditutup turun di akhir perdagangan minggu kedua bulan November sedangkan harga emas naik. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 13 November ditutup turun 2,4% ke level USD 40,13/barel. Penurunan harga minyak mentah terjadi akibat investor masih merasa khawatir tentang pemulihan permintaan minyak mentah di tengah meningkatnya kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di AS terutama Chicago dan New York. Namun, secara mingguan WTI naik 8,1%. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 13 November 2020 ditutup turun 1,7% ke level USD 42,78/barel. Penurunan tersebut dipicu oleh adanya peningkatan kasus Covid-19 secara global sehingga menimbulkan kekhawatiran investor terhadap pemulihan permintaan minyak mentah di tengah adanya peningkatan kasus Covid-19 terutama di AS dalam beberapa hari terakhir. Namun, secara mingguan harga minyak mentah Brent naik sebesar 8,4%. Harga emas ditutup naik 0,2% ke level USD 1.886/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 13 November 2020, namun secara mingguan harga emas turun 3,3%. Hal ini didorong oleh Investor yang kembali beralih kepada safe haven assets akibat peningkatan kasus Covid-19 di AS dan beberapa negara Eropa. PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut meskipun terbatas, hal ini ditunjukkan oleh penurunan pada indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Danareksa Research Institute bulan Oktober 2020 turun ke level 71.1 setelah berada pada level 73.3 di bulan sebelumnya. Penurunan pada IKK didorong oleh konsumen yang semakin pesimis pada pemulihan ekonomi nasional dan kondisi lapangan pekerjaan di Indonesia. Dua komponen dalam IKK yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (Present Situation Index) dan Indeks Perkiraan Ekonomi (Expectation Idex) 6 bulan mendatang mengalami penurunan masing – masing ke level 36.3 dan 97.2. Penjualan ritel di Indoenesia turun 8,7% yoy pada September 2020 setelah di bulan sebelumnya turun 9,2% yoy. Namun jika dibandingkan dengan bulan – bulan sebelumnya, ini merupakan penurunan dengan laju terendah. Masih rendahnya mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 menjadi faktor utama penjualan ritel Indonesia masih terus turun. Minggu III November 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Retail sales, industrial production, housing start, exsisting home sales, building permits, initial jobless claim Tiongkok: Retail sales, industrial production, unemployment rate, house price index Jepang: GDP growth, trade balance, inflation rate, industrial production EU: Current account Indonesia: Trade balance, interest rate decision Source: Danareksa Research Institute Photo by Alex Kramar on Unsplash
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Pola Konsumsi Masyarakat dan Ketahanan Pangan selama Pandemi COVID-19
11 November 2020Danareksa Research Institute (DRI) telah merilis DRI’s Pulse Check Edisi November 2020 yang berjudul “Pola Konsumsi Masyarakat dan Ketahanan Pangan selama COVID-19”. Dalam edisi ini, Anda dapat melihat survey yang dilakukan oleh DRI mengenai kesadaran masyarakat akan pandemi COVID-19 serta kesediaan mereka untuk divaksin. DRI juga membahas kondisi ekonomi makro Indonesia yang kembali mengalami kontraksi serta dampak dari hasil pemilu AS terhadap Indonesia. Simak pula pembahasan mengenai tren berbelanja masyarakat yang telah meningkat tajam ke online semenjak pandemi serta pengeluaran untuk keperluan rumah tangga dan ketahanan pangan. Untuk mendalami peran pembayaran digital di masa pandemi COVID-19, Anda juga dapat melihat wawancara DRI bersama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Silakan mengunduh dokumen di bawah ini untuk mendapatkan riset lengkapnya. DRI"s Pulse Check - November 2020 DRI’s Pulse Check – November 2020
SelengkapnyaGDP Outlook – Q3 2020: Starting to Recover
03 November 2020The relaxation of large scale social distancing restrictions in several provinces had a positive impact on increasing mobility, further boosting economic activity. The brisker economic activity was also driven by the implementation of a fairly aggressive national economic recovery program (PEN), especially the disbursement of assistance via the social protection program that has been able to reduce household expenditures and increase household expenses. The people’s confidence in economic conditions remained weak as shown by the average of the consumer confidence index (CCI) in the 3rd quarter of 2020 of 72.9, lower than 76.6 in the 2nd quarter of 2020. The weakening of the CCI is mainly a reflection of limited job opportunities and the relatively slow recovery of economic conditions. Economic recovery will be slow as shown by the weak buying intentions index for all income groups. In the third quarter of 2020, the average buying intentions index stood at 158.36, lower than 168.0 in the previous quarter. Household consumption (HHC) slightly improved from the previous period but remained weak. The improvement in HHC was driven by better retail sales, as the average retail sales increased by 0.85% qoq in the 3rd quarter of 2020 although they still contracted compared to the previous year by -9.64% yoy. In addition, car sales increased sharply in the 3rd quarter of 2020 (+362.15% qoq) but still contracted compared to last year (-59.30% yoy). Weak household consumption was also reflected in the low inflation during 3rd quarter of 2020 where monthly deflation occurred for 3 consecutive months. On an annual basis inflation was recorded at 1.42% yoy (as of September 2020), lower than the target of 2% - 4%. Benign inflation owed to lower prices of volatile foods and ticket prices for air transport. Government spending increased sharply in the 3rd quarter of 2020 while government revenues still contracted. The increase in government spending was driven by the realization of the PEN program which reached IDR 304.63T or 43.8% of the IDR695.2T budget (as of 28 September 2020). This was dominated by social protection programs amounting to Rp150.86T or 62.34% of the Rp242.01T budget. Meanwhile, state revenues continued to contract for both tax revenues and non-tax revenues, in line with weak business activities of both MSMEs and corporations. Investment slightly improved compared to the previous quarter, driven by an increase in capital goods investment in the 3rd quarter of 2020 by 14.88% qoq or -24 .90% yoy. In addition, the realization of DDI and FDI also increased in Q3 2020 by 9.08% qoq and 8.72% qoq or 2.15% yoy and 5.27% yoy, respectively. Exports and Imports growth did not show a significant improvement in Q3 2020. This was commensurate with the weak demand in the manufacturing sector. Manufacturing loans grew more slowly in August 2020 by 0.15% yoy compared to 1.23% yoy in June 2020. The weak demand in the manufacturing sector was mirrored by Indonesia"s PMI which is still in the contractionary zone. The average PMI in the 3rd quarter of 2020 stood at 48.60, up from 34.44 in the 2nd quarter of 2020. Given this backdrop, we estimate that the Q3 2020 GDP growth will contract by -2.48% yoy. Economic recovery will depend on the people"s confidence to return to their pre-pandemic activities and should be supported by the availability of a safe Covid-19 vaccine and the effective implementation of the PEN program. Source: Danareksa Research Institute Photo by Ash Edmonds on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Perekonomian Jepang masih Belum Menunjukkan Perbaikan Sejak Awal Pandemi COVID-19
19 Oktober 2020Minggu II Oktober 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN DI PASAR GLOBAL Amerika Serikat Perekonomian AS bergerak mixed pada minggu kedua September 2002. Penjulan ritel dan inflasi AS naik menunjukkan adanya peningkatan daya beli namun sektor tenaga kerja dan produksi industri masih mengalami perlambatan. Tingkat inflasi AS naik tipis sebesar 1,4% yoy pada September 2020 dari bulan Agustus yang naik sebesar 1,3% yoy. Namun inflasi yang terjadi masih jauh di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Peningkatan harga tertinggi terjadi pada harga mobil dan truk bekas (+10,3% yoy) serta harga makanan (+3,9% yoy). Penjualan ritel di AS bulan September 2020 naik 1,9% mom menyusul kenaikan 0,6% mom di bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan penjualan tertinggi dalam tiga bulan terakhir sejak Juni 2020 yang didorong oleh naiknya penjualan pakaian, perlengkapan olah raga dan mobil. Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran naik sebanyak 898 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 10 Oktober 2020. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja di AS terus mengalami perlambatan terutama setelah Menteri Keuangan AS mengumumkan bahwa paket stimulus pemulihan ekonomi akan didistribusikan setelah pemilihan Presiden pada bulan November 2020. Produksi industri di AS bulan September 2020 turun 7,3% yoy menyusul penurunan 7% yoy di bulan sebelumnya, penurunan produksi AS telah terjadi selama tiga belas kali berturut – turut. Tiongkok Pemulihan perekonomian Tiongkok bergerak melambat yang ditunjukkan oleh turunnya inflasi dan harga produsen di tengah kegiatan ekspor dan impor yang meningkat. Surplus perdagangan Tiongkok menyempit menjadi USD 37,0 miliar pada September 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada posisi USD 39,1 miliar. Ekspor naik 9,9% yoy menjadi USD 239,8 miliar yang didorong oleh naiknya permintaan global terutama produk kesehatan dan produk elektronik Tiongkok. Sementara itu, impor naik 13,2% yoy menjadi USD 202,8 miliar seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Tiongkok. Surplus perdagangan dengan AS menyempit menjadi USD 30,75 miliar dari bulan sebelumnya sebesar USD 34,24 miliar. Inflasi di Tiongkok pada September 2020 turun 1,7% yoy dari bulan sebelumnya sebesar 2,4% yoy. Inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2019 yang didorong oleh turunnya harga bahan makanan (-7,9% yoy) dan biaya transportasi (-3,6% yoy). Harga produsen Tiongkok bulan September 2020 turun 2,1% yoy setelah di bulan sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 2% yoy. Ini merupakan penurunan bulan kedelapan di tengah dampak berkepanjangan krisis Covid-19. Eropa Perekonomian kawasan Eropa bergerak mixed, surplus perdagangan melebar namun kegiatan ekspor – impor masih mengalami penurunan. Sementara itu output industri meningkat di bulan Agustus 2020. Surplus perdagangan kawasan Eropa pada bulan Agustus 2020 melebar menjadi EUR 14,7 miliar jika dibandingkan posisi di bulan Agustus 2019 sebesar EUR 14,4 miliar. Ekspor turun 12,2% yoy menjadi EUR 156,3 miliar yang didorong oleh penurunan ekspor bahan bakar, barang manufaktur dan peralatan transportasi. Sementara itu, impor turun 13,5% yoy menjadi EUR 141,6 miliar yang didorong oleh turunnya pembelian bahan bakar, bahan kimia dan peralatan transportasi. Output industri kawasan Eropa pada bulan Agustus 2020 naik 0,7% mom menyusul kenaikan 0,5% di bulan Juli 2020. Produksi naik untuk barang tahan lama (+6,8% mom), barang setengah jadi (+3,1% mom) dan energi (+2,3% mom). Jepang Perekonomian Jepang belum memperlihatkan perbaikannya sejak awal pandemi Covid-19 melanda di negara tersebut. Harga produsen di Jepang pada bulan September 2020 turun 0,8% yoy setelah di bulan sebelumnya juga mengalami penurunan 0,6% yoy. Penurunan terjadi pada harga listrik, gas dan air (-4,6% yoy) serta besi dan baja (-1,1% yoy). Komoditas Harga komoditas dunia secara mingguan bergerak melambat dengan harga minyak dunia dan harga emas yang ditutup turun di akhir perdagangan minggu kedua bulan Oktober. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 16 Oktober ditutup turun 0,5% ke level USD 40,7/barel, namun secara mingguan WTI naik sebesar 0,3%. Penurunan harga minyak mentah terjadi akibat investor masih merasa khawatir tentang pemulihan permintaan minyak mentah di tengah meningkatnya kasus Covid-19 secara global di beberapa negara Eropa. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 16 Oktober 2020 ditutup turun 0,9% ke level USD 42,8/barel. Harga emas ditutup di level USD 1.900/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 16 Oktober 2020, secara mingguan harga emas turun sebesar 1,6% dan merupakan penurunan pertama dalam tiga minggu terakhir. Penurunan harga emas secara mingguan didorong oleh beberapa sentimen negatif yaitu pengumuman paket stimulus Covid-19 AS yang tidak akan diditribusikan sebelum pemilihan presiden, kebijakan pembatasan yang kembali diberlakukan di beberapa kawasan Eropa serta klaim tunjangan pengangguran AS yang meningkat. PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Pemulihan ekonomi Indonesia masih terus menunjukkan perbaikan meskipun terbatas, hal ini ditunjukkan dengan membaiknya ekspor – impor Indonesia bulan September 2020 di tengah rendahnya mobilitas masyarakat. Neraca perdagangan bulan September 2020 kembali mengalami surplus sebesar USD 2,44 miliar, surplus bulan ini lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 2,35 miliar. Ekspor naik 6,97% mom menjadi USD 14,00 miliar yang mengindikasikan adanya kenaikan permintaan global terutama sektor non-migas. Sementara itu impor juga naik sebesar 7,71% mom menjadi USD 11,57 miliar terutama impor bahan baku dan barang modal, hal ini menunjukkan bahwa sektor industri di Indonesia masih menunjukkan perbaikan di tengah rendahnya mobilitas masyarakat. RDG Bank Indonesia bulan Oktober 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 4,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25%, suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%. Keputusan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah inflasi yang diperkirakan rendah. Minggu III Oktober 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI, housing starts, building permits, initial jobless claim, existing-home sales Tiongkok: GDP growth Q3, industrial production, retail sales, unemployment rate, house price index Jepang: Trade balance, inflation rate, Jibun Bank Manufacturing PMI, Jibun Bank Services PMI EU: Current account, Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Manuel Cosentino on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Perekonomian Jepang masih Belum Menunjukkan Perbaikan Sejak Awal Pandemi COVID-19
19 Oktober 2020Minggu II Oktober 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN DI PASAR GLOBAL Amerika Serikat Perekonomian AS bergerak mixed pada minggu kedua September 2002. Penjulan ritel dan inflasi AS naik menunjukkan adanya peningkatan daya beli namun sektor tenaga kerja dan produksi industri masih mengalami perlambatan. Tingkat inflasi AS naik tipis sebesar 1,4% yoy pada September 2020 dari bulan Agustus yang naik sebesar 1,3% yoy. Namun inflasi yang terjadi masih jauh di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Peningkatan harga tertinggi terjadi pada harga mobil dan truk bekas (+10,3% yoy) serta harga makanan (+3,9% yoy). Penjualan ritel di AS bulan September 2020 naik 1,9% mom menyusul kenaikan 0,6% mom di bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan penjualan tertinggi dalam tiga bulan terakhir sejak Juni 2020 yang didorong oleh naiknya penjualan pakaian, perlengkapan olah raga dan mobil. Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran naik sebanyak 898 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 10 Oktober 2020. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja di AS terus mengalami perlambatan terutama setelah Menteri Keuangan AS mengumumkan bahwa paket stimulus pemulihan ekonomi akan didistribusikan setelah pemilihan Presiden pada bulan November 2020. Produksi industri di AS bulan September 2020 turun 7,3% yoy menyusul penurunan 7% yoy di bulan sebelumnya, penurunan produksi AS telah terjadi selama tiga belas kali berturut – turut. Tiongkok Pemulihan perekonomian Tiongkok bergerak melambat yang ditunjukkan oleh turunnya inflasi dan harga produsen di tengah kegiatan ekspor dan impor yang meningkat. Surplus perdagangan Tiongkok menyempit menjadi USD 37,0 miliar pada September 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada posisi USD 39,1 miliar. Ekspor naik 9,9% yoy menjadi USD 239,8 miliar yang didorong oleh naiknya permintaan global terutama produk kesehatan dan produk elektronik Tiongkok. Sementara itu, impor naik 13,2% yoy menjadi USD 202,8 miliar seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Tiongkok. Surplus perdagangan dengan AS menyempit menjadi USD 30,75 miliar dari bulan sebelumnya sebesar USD 34,24 miliar. Inflasi di Tiongkok pada September 2020 turun 1,7% yoy dari bulan sebelumnya sebesar 2,4% yoy. Inflasi tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2019 yang didorong oleh turunnya harga bahan makanan (-7,9% yoy) dan biaya transportasi (-3,6% yoy). Harga produsen Tiongkok bulan September 2020 turun 2,1% yoy setelah di bulan sebelumnya juga mengalami penurunan sebesar 2% yoy. Ini merupakan penurunan bulan kedelapan di tengah dampak berkepanjangan krisis Covid-19. Eropa Perekonomian kawasan Eropa bergerak mixed, surplus perdagangan melebar namun kegiatan ekspor – impor masih mengalami penurunan. Sementara itu output industri meningkat di bulan Agustus 2020. Surplus perdagangan kawasan Eropa pada bulan Agustus 2020 melebar menjadi EUR 14,7 miliar jika dibandingkan posisi di bulan Agustus 2019 sebesar EUR 14,4 miliar. Ekspor turun 12,2% yoy menjadi EUR 156,3 miliar yang didorong oleh penurunan ekspor bahan bakar, barang manufaktur dan peralatan transportasi. Sementara itu, impor turun 13,5% yoy menjadi EUR 141,6 miliar yang didorong oleh turunnya pembelian bahan bakar, bahan kimia dan peralatan transportasi. Output industri kawasan Eropa pada bulan Agustus 2020 naik 0,7% mom menyusul kenaikan 0,5% di bulan Juli 2020. Produksi naik untuk barang tahan lama (+6,8% mom), barang setengah jadi (+3,1% mom) dan energi (+2,3% mom). Jepang Perekonomian Jepang belum memperlihatkan perbaikannya sejak awal pandemi Covid-19 melanda di negara tersebut. Harga produsen di Jepang pada bulan September 2020 turun 0,8% yoy setelah di bulan sebelumnya juga mengalami penurunan 0,6% yoy. Penurunan terjadi pada harga listrik, gas dan air (-4,6% yoy) serta besi dan baja (-1,1% yoy). Komoditas Harga komoditas dunia secara mingguan bergerak melambat dengan harga minyak dunia dan harga emas yang ditutup turun di akhir perdagangan minggu kedua bulan Oktober. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 16 Oktober ditutup turun 0,5% ke level USD 40,7/barel, namun secara mingguan WTI naik sebesar 0,3%. Penurunan harga minyak mentah terjadi akibat investor masih merasa khawatir tentang pemulihan permintaan minyak mentah di tengah meningkatnya kasus Covid-19 secara global di beberapa negara Eropa. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 16 Oktober 2020 ditutup turun 0,9% ke level USD 42,8/barel. Harga emas ditutup di level USD 1.900/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 16 Oktober 2020, secara mingguan harga emas turun sebesar 1,6% dan merupakan penurunan pertama dalam tiga minggu terakhir. Penurunan harga emas secara mingguan didorong oleh beberapa sentimen negatif yaitu pengumuman paket stimulus Covid-19 AS yang tidak akan diditribusikan sebelum pemilihan presiden, kebijakan pembatasan yang kembali diberlakukan di beberapa kawasan Eropa serta klaim tunjangan pengangguran AS yang meningkat. PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Pemulihan ekonomi Indonesia masih terus menunjukkan perbaikan meskipun terbatas, hal ini ditunjukkan dengan membaiknya ekspor – impor Indonesia bulan September 2020 di tengah rendahnya mobilitas masyarakat. Neraca perdagangan bulan September 2020 kembali mengalami surplus sebesar USD 2,44 miliar, surplus bulan ini lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 2,35 miliar. Ekspor naik 6,97% mom menjadi USD 14,00 miliar yang mengindikasikan adanya kenaikan permintaan global terutama sektor non-migas. Sementara itu impor juga naik sebesar 7,71% mom menjadi USD 11,57 miliar terutama impor bahan baku dan barang modal, hal ini menunjukkan bahwa sektor industri di Indonesia masih menunjukkan perbaikan di tengah rendahnya mobilitas masyarakat. RDG Bank Indonesia bulan Oktober 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 4,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25%, suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%. Keputusan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah inflasi yang diperkirakan rendah. Minggu III Oktober 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI, housing starts, building permits, initial jobless claim, existing-home sales Tiongkok: GDP growth Q3, industrial production, retail sales, unemployment rate, house price index Jepang: Trade balance, inflation rate, Jibun Bank Manufacturing PMI, Jibun Bank Services PMI EU: Current account, Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Manuel Cosentino on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Indeks Kepercayaan Konsumen dan Penjualan Ritel Turun
12 Oktober 2020Minggu I Oktober 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Pada tanggal 5 Oktober 2020 DPR mengesahkan Omnibus Law RUU Cipta Kerja menjadi undang – undang. Penyusunan Omnibus Law dilakukan dalam rangka menghilangkan tumpang tindih antar UU serta meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan pengembangan UMKM. Pada pembukaan perdagangan hari Selasa 2020 IHSG sempat menguat 1% ke level 5.012,39, pelaku pasar percaya bahwa Omnibus Law dapat meningkatkan investasi yang masuk ke Indonesia terutama di sektor manufaktur. Pemulihan ekonomi Indonesia melambat seiring dengan keputusan beberapa daerah untuk memberlakukan kembali pembatasan sosial untuk menekan penyebaran Covid-19. Hal ini terlihat pada penurunan indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel Indonesia. Indeks Kepercayaan Konsumen Danareksa Research Institute bulan September 2020 turun ke level 73,34 setelah di bulan sebelumnya mengalami kenaikan untuk pertama kalinya selama pandemi ke level 74,00. Dua komponen utama IKK bergerak mixed, Present Situation Index (PSI) naik 1,1% mom ke level 38,8 sedangkan Expectation Index (EI) turun 1,4% mom ke level 99,3. Penurunan IKK di bulan September 2020 dipicu oleh peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia terutama di DKI Jakarta dan sulitnya lapangan pekerjaan sebagai dampak dari PHK yang terjadi di berbagai daerah serta pembatasan sosial yang kembali diterapkan. Penjualan ritel di Indonesia turun 9,2% yoy pada bulan Agustus 2020 setelah di bulan sebelumnya turun 12,3% yoy. Penjualan ritel terus menunjukkan penurunan selama sembilan bulan berturut – turut meskipun dalam laju yang semakin melemah. Dampak berkepanjangan pandemi Covid-19 di Indonesia membuat mobilitas masyarakat berkurang sehingga daya beli dan permintaan melambat. Cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2020 turun USD 1,8 miliar menjadi USD 135,2 miliar setelah di bulan sebelumnya berada di posisi USD 137,0 miliar. Penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan uuntuk stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah masih tingginya ketidakpastian global. Posisi cadangan devisa September setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. PERGERAKAN PASAR GLOBAL Amerika Serikat Perbaikan ekonomi di AS melambat. Hal ini ditunjukkan oleh melebarnya defisit neraca perdagangan dan pasar sektor tenaga kerja yang terus melambat. Defisit neraca perdagangan AS melebar menjadi USD 67,1 miliar pada bulan Agustus 2020 dari sebelumnya sebesar USD 63,4 miliar. Defisit neraca perdagangan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2006 karena peningkatan impor hingga ke tingkat sebelum pandemi sementara itu ekspor naik meskipun lambat. Impor naik 3,2% mom menjadi USD 239 miliar yang didorong oleh pembelian produk farmasi, kendaraan, dan minyak mentah. Sementara itu, ekspor naik 2,2% mom menjadi USD 171,9 miliar yang didorong oleh meningkatnya penjualan emas dan kedelai. Dari sektor tenaga kerja, jumlah lowongan pekerjaan di AS turun 204 ribu dari bulan sebelumnya menjadi 6.493 juta. Penurunan terbesar lowongan pekerjaan terdapat pada sektor swasta (-242 ribu) terutama pada sektor konstruksi dan informasi. Perlambatan di pasar tenaga kerja AS masih terus berlanjut ditandai dengan peningkatan warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran sebanyak 840 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 3 Oktober 2020. Tiongkok Meskipun cadangan devisa Tiongkok turun namun perbaikan perekonomian Tiongkok terus tumbuh salah satunya yang terlihat dari peningkatan PMI di sektor jasa pada bulan September 2020. Caixin Sevices PMI Tiongkok pada bulan September 2020 naik menjadi 54,8 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 54,0. Ini merupakan pertumbuhan selama lima bulan secara berturut – turut sejalan dengan usaha pemerintah untuk memulihkan perekonomian Tiongkok setelah pandemi Covid-19. Pesanan baru terus meningkat yang didorong oleh naiknya permintaan domestik, sementara itu lapangan pekerjaan di sektor jasa juga terus tumbuh seiring dengan kembali pulihnya kegiatan manufaktur dan kegiatan bisnis di Tiongkok. Cadangan devisa Tiongkok turun menjadi USD 3.143 triliun pada September 2020 dari bulan sebelumnya sebesar USD 3.165 triliun. Penurunan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak Maret 2020 di tengah menguatnya dolar dan aliran modal masuk yang tinggi. Eropa Perekonomian kawasan Eropa menunjukkan peningkatan sebagaimana terlihat dari kenaikan perdagangan ritel di kawasan Eropa. Perdagangan ritel di kawasan Eropa naik 4,4% mom pada Agustus 2020 setelah di bulan sebelumnya turun 1,0% mom. Kenaikan pada perdagangan ritel di kawasan Eropa didorong oleh pelonggaran kegiatan ekonomi yang terus dilakukan oleh negara – negara anggota. Jepang Perekonomian Jepang belum memperlihatkan perbaikannya sejak awal pandemi Covid-19 melanda di negara tersebut. Ini tercermin dari penurunan cadangan devisa, penurunan surplus transaksi berjalan, dan penurunan pada pengeluaran rumah tangga yang mengindikasikan masih lemahnya daya beli warga Jepang. Cadangan devisa Jepang pada September 2020 turun menjadi USD 1.389,8 miliar dari USD 1.398,5 miliar di bulan sebelumya. Surplus neraca transaksi berjalan Jepang turun menjadi JPY 2.103 miliar pada bulan Agustus 2020 dari sebelumnya sebesar JPY 2.135 miliar. Pandemi Covid-19 masih menjadi faktor pendorong penurunan pada surplus neraca transaksi berjalan Jepang. Pengeluaran rumah tangga di Jepang turun 6,9% yoy pada bulan Agustus 2020 menyusul penurunan 7,6% yoy di bulan sebelumnya. Penurunan paling dalam terjadi pada pengeluaran untuk keperluan budaya dan rekreasi (-23,4% yoy) serta pengeluaran untuk pembelian pakaian (-12,5% yoy). Komoditas Harga komoditas dunia secara mingguan bergerak mixed dengan harga minyak dunia ditutup turun di akhir perdagangan minggu pertama bulan Oktober, sementara itu harga emas mengalami kenaikan mingguan sebesar 1,6%. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 9 Oktober ditutup turun 1,4% ke level USD 40,6/barel, secara mingguan WTI naik sebesar 9,6%. Harga minyak mentah turun akibat berakhirnya pemogokan pekerja minyak di Norwegia setelah terjadi kesepakatan upah antara perusahaan dengan pekerja. Hal ini meningkatkan kekhawatiran investor akan adanya potensi kenaikan produksi minyak mentah meski saat Badai Delta perusahaan – perusahaan energi AS memangkas produksinya. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 9 Oktober 2020 ditutup turun 1,1% ke level USD 42,85/barel. Secara mingguan minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 9,0%. Harga emas ditutup naik 1,9% ke level USD 1.929/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 9 Oktober 2020, secara mingguan harga emas naik sebesar 1,6%. Kenaikan harga emas secara mingguan didorong oleh melemahnya dollar di tengah opstimisme paket bantuan Covid-19 AS yang baru. Minggu II Oktober 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Inflation rate, PPI, initial jobless claims, retail sales, industrial production Tiongkok: Trade balance, inflation rate, PPI Jepang: PPI EU: Trade balance Indonesia: Interest rate decision, trade balance Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Clay Banks on Unsplash
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Oktober 2020: Adaptasi untuk Bangkit Kembali
09 Oktober 2020Danareksa Research Institute (DRI) kembali menghadirkan DRI’s Pulse Check edisi Oktober 2020 dengan judul “Adaptasi untuk Bangkit Kembali” yang berfokus pada upaya pelaku usaha untuk bertahan dan beradaptasi selama Pandemi COVID-19. Survei yang dilakukan oleh BPS terhadap pelaku usaha dari berbagai sektor menemukan bahwa sebesar 27% pelaku usaha telah mulai memaksimalkan pemanfaatan internet dan TI untuk pemasaran, sedangkan 15% mendiversifikasikan usahanya, dan 5% beralih ke sektor yang berbeda. DRI juga mengemukakan bahwa pertumbuhan kredit kembali melambat di Agustus 2020 karena: 1) lemahnya permintaan kredit baru, 2) peningkatan prinsip kehati-hatian bank yang sejalan dengan peningkatan risiko kredit. Sementara itu, penerbitan obligasi korporasi meningkat tajam di kuartal 3-2020 meskipun masih terbatas pada high grade corporation. Namun, di tengah pertumbuhan ekonomi yang melemah, sektor consumer diperkirakan akan bertahan dan tumbuh 9,8% lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya. Hal ini sejalan dengan adanya bantuan pemerintah sebesar Rp 204T yang telah terealisasi lebih dari 60% hingga September 2020. Selain itu, kali ini DRI turut membahas penyusunan UU Omnibus Law yang memberikan dampak pada hampir semua sektor terutama untuk meningkatkan lapangan kerja dan pengembangan UMKM. Simak juga diskusi DRI bersama CFO Club dari berbagai sektor, seperti otomotif, chemical, energi, layanan bisnis dan asuransi mengenai dampak pandemi COVID-19 terhadap berbagai bidang usaha di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan melihat pada dokumen terlampir atau mengunduh riset lengkap di bawah ini: Danareksa DRI"s Pulse Check - Adaptasi untuk Bangkit Kembali - Oktober 2020 Danareksa DRI’s Pulse Check – Adaptasi untuk Bangkit Kembali – Oktober 2020
SelengkapnyaDRI: Pemulihan Bergerak Melambat, Indonesia Kembali Alami Deflasi
06 Oktober 2020Minggu V September 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Pemulihan ekonomi Indonesia bergerak melambat akibat kenaikan kasus positif Covid-19 dan pemberlakukan kembali kebijakan pembatasan sosial berskala besar di beberapa daerah. Hal ini terlihat dari penurunan PMI bulan September dan deflasi yang masih terjadi selama tiga bulan berturut – turut. PMI Manufacturing Indonesia turun ke level 47,2 setelah di bulan sebelumnya berhasil tumbuh di level 50,8 (di atas level 50). Penurunan pada PMI Indonesia dipicu oleh pemberlakukan kembali pembatasan sosial di beberapa daerah terutama DKI Jakarta. Akibatnya perusahaan harus mengurangi kapasitas produksi dan biaya tambahan seiring dengan penurunan pada permintaan dan investasi. Indonesia kembali mengalami deflasi pada bulan September 2020 sebesar -0,05% mom (+1,42% yoy), setelah di bulan Juli dan Agustus 2020 terjadi deflasi masing – masing sebesar -0,10% mom dan -0,05% mom. Deflasi selama tiga bulan berturut – turut tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih rendah di tengah distribusi program perlindungan sosial yang dilakukan pemerintah. Deflasi September 2020 masih didorong oleh penurunan harga komponen bahan makanan, minuman dan tembakau (-0,37% mom) dan penurunan harga komponen transportasi terutama tarif angkuran udara (-0,33% mom). Dari sektor pariwisata, kedatangan turis asing ke Indonesia kembali turun sebesar 89,22% yoy menjadi 164.970 ribu pada bulan Agustus 2020. Hal ini didorong oleh beberapa negara yang masih menerapkan pembatasan perjalan ke luar negeri akibat penyebaran Covid-19 secara global yang masih masif. PERGERAKAN PASAR GLOBAL Pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait konfirmasi bahwa dirinya positif Covid-19 pada tanggal 2 September 2020 menjadi sentimen negatif untuk bursa saham global dan IHSG. Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,48% menjadi 27.683, indeks S&P 500 juga melemah 0,95% ke level 3.348 dan Nasdaq ditutup turun 2,22% ke 11.075. Dari bursa Asia, indeks Nikkei Jepang turun 0,66% menjadi 23.030 begitu juga dengan IHSG yang melemah 0,87% ke level 4.926,73. Amerika Serikat Perbaikan ekonomi di AS berlanjut meskipun lambat. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat, peningkatan penjualan rumah, dan penurunan tingkat pengangguran. Pengeluaran pribadi di AS naik 1% mom pada Agustus 2020 di tengah pendapatan pribadi yang turun pada bulan yang sama sebesar 2,7% mom. Peningkatan pengeluaran masyarakat terutama didominasi oleh pembelian makanan, akomodasi serta kesehatan. Sementara itu, penurunan pendapatan pribadi pada bulan Agustus 2020 merupakan penurunan pendapatan pribadi terbesar ketiga setelah April 2020 sebagai akibat penurunan tunjangan pengangguran yang dilakukan oleh pemerintah. Dari sektor perumahan, pending home sales (jumlah rumah yang terjual tetapi masih menunggu proses transaksi) naik 24,4% yoy pada bulan Agustus 2020 menyusul kenaikan 15,5% di bulan Juli 2020. Hal ini didorong oleh suku bunga yang rendah sebagai salah satu kebijakan pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi di AS. Dari sektor tenaga kerja, lapangan pekerjaan non pertanian di AS bertambah sebesar 661 ribu pekerjaan di bulan September 2020 yang didominasi oleh lapangan pekerjaan di sektor perhotelan dan perdagangan. Hal ini sejalan dengan penurunan tingkat pengangguran di AS menjadi 7,9% di bulan September 2020 dari sebelumnya sebesar 8,2%. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pasar tenaga kerja di AS mulai pulih meskipun lebih lambat dari yang diperkirakan. Lambatnya pemulihan pasar tenaga kerja didukung oleh peningkatan warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran sebanyak 837 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 26 September 2020. Penambahan claim ini juga sebagai akibat berkurangnya dukungan pemerintah dan peningkatan penyebaran Covid-19 pada gelombang kedua. Tiongkok Perekonomian Tiongkok terus menunjukkan pemulihan pasca pandemi Covid-19 terutama di sektor manufaktur. Sektor manufaktur Tiongkok terus tumbuh di atas level 50 yang ditandai dengan meningkatnya PMI Manufacturing hingga ke level 53,00 (versi Caixing Manufacturing PMI) pada bulan September 2020. Caixin Manufacturing PMI Tiongkok bulan September 2020 berada pada level di atas 50 yaitu sebesar 53,00, sedikit menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada pada level 53,10 yang menandakan aktivitas manufaktur di Tiongkok masih terus berjalan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pesanan baru dan ekspor yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan global. Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh data PMI dari NBS yang mencatat bahwa PMI Manufacturing Tiongkok bulan September 2020 yang berada pada level di atas 50 yaitu 51,5, sedikit meningkat setelah bulan sebelumnya berada di level 51. Pertumbuhan sektor manufaktur tercatat telah berlangsung selama tujuh bulan berturut – turut sejak Maret 2020. Eropa Perekonomian kawasan Eropa bergerak mixed, hal ini terlihat dari indikator sentimen ekonomi dan indikator sentimen industri yang bergerak naik namun dari sisi sektor tenaga kerja masih melambat yang ditandai dengan naiknya tingkat pengangguran. Indikator sentimen ekonomi kawasan Eropa naik 3,6 poin menjadi 91,1 di bulan September 2020 setelah pada beberapa bulan terakhir sempat berada di level terendahnya selama 11 tahun akibat pandemi Covid-19. Sementara itu, indikator sentimen industri kawasan Eropa juga naik 0,7 poin ke level -11,1 pada September 2020 namun tetap berada di bawah level sebelum adanya pandemi Covid-19. Industrial Producer Price (PPI) kawasan Eropa naik tipis 0,1% mom pada bulan Agustus 2020 terutama didorong oleh naiknya harga energi dan harga barang setengah jadi. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran di kawasan Eropa naik 8,1% pada bulan Agustus 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 8%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juli 2018. Jumlah pengangguran naik 215 ribu menjadi 13,188 juta orang pada Agustus 2020 yang didorong oleh beberapa negara masih memberlakukan kebijakan pembatasan untuk menekan penyebaran Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tenaga kerja di kawasan Eropa masih membutuhkan waktu untuk pulih di tengah adanya dukungan kebijakan pemerintah untuk sektor tenaga kerja. Jepang Perekonomian Jepang belum memperlihatkan perbaikannya sejak awal pandemi Covid-19 melanda di negara tersebut. Ini tercermin dari penurunan pada penjualan ritel, naiknya tingkat pengangguran, dan perlambatan di sektor perumahan yang masih berlangsung. Indeks keyakinan konsumen Jepang meningkat ke level 32,7 pada September 2020 dan menjadi level tertinggi sejak Februari 2020. Penjualan ritel Jepang pada Agustus 2020 turun 1,9% yoy menyusul penurunan 2,9% yoy pada bulan sebelumnya. Jepang mengalami dampak berkepanjangan krisis Covid-19 yang terlihat dari penurunan pada penjualan ritel selama enam bulan berturut – turut sejak Maret 2020. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran Jepang naik tipis sebesar 3,0% pada Agustus 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,9%. Sementara itu, job to applications ratio Jepang juga turun menjadi 1,04% pada bulan Agustus 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 1,08%. Dari sektor perumahan, housing start (jumlah rumah yang mulai dibangun) di Jepang turun 1,9% yoy pada bulan Agustus 2020. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perumahan Jepang masih terus tumbuh melambat akibat pandemi Covid-19. Komoditas Harga komoditas dunia secara mingguan bergerak mixed dengan harga minyak dunia kompak ditutup turun di akhir perdagangan minggu kelima bulan September, sementara itu harga emas mengalami kenaikan mingguan sebesar 2%. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 2 Oktober ditutup turun 4,5% ke level USD 37/barel yang dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap pemulihan permintaan bahan bakar akibat kembali terjadi lonjakan infeksi Covid-19 secara global sehingga membuat beberapa negara memberlakukan kembali pembatasan kegiatan. Selain itu kekhawatiran investor juga meningkat terkait dengan hasil pemilihan presiden AS setelah Donald Trump terkonfirmasi Covid-19. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 2 Oktober 2020 ditutup turun 4,5% ke level USD 39,1/barel. Secara mingguan minyak mentah Brent mengalami penurunan sebesar 6,8%. Penurunan harga Brent didorong kekhawatiran investor dengan hasil pemilihan presiden AS serta pemulihan permintaan bahan bakar. Harga emas ditutup turun ke level USD 1.900/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 2 Oktober 2020, meskipun di akhir perdagangan ditutup turun namun secara mingguan harga emas naik sebesar 2%. Kenaikan harga emas secara mingguan didorong oleh dollar yang menguat. Minggu I Oktober 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Trade balance, JOLTs job opening, initial jobless claim Tiongkok: Caixing Services PMI, Caixin Composite PMI, foreign exchange reserves Jepang: Foreign exchange reserves, leading economic index, current account, household spending EU: Retail sales Indonesia: consumer confidence index, foreign exchange reserves, retail sales Source: Danareksa Research Institute Photo by Samuele Errico Piccarini on Unsplash
SelengkapnyaPresident Donald Trump’s Health Could Impact Asset Prices in the Coming Week
05 Oktober 2020Investors are gauging how a potential deterioration in President Donald Trump’s health could impact asset prices in the coming week, as the U.S. leader remains hospitalized after being diagnosed with COVID-19. So far, markets have been comparatively sanguine: hopes of a breakthrough in talks among U.S. lawmakers on another stimulus package took the edge off a stock market selloff on Friday, with the S&P 500 losing less than 1% and so-called safe-haven assets seeing limited demand. (Reuters) The yield on the 10-year Indonesian Government bonds reached 6.92% on October 2, 2020, up only 1 bps from a week earlier. Meanwhile, the 5-year bond yield rose 12 bps to 5.78% on the same date. In addition, 5-year Indonesian CDS decreased by 6 bps from a week earlier to 113 bps on 2 October 2020. The Rupiah against the USD depreciated 0.05% from 25 September to Rp 14,685 per USD on 2 October 2020. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jung Ho Park on Unsplash
SelengkapnyaORI018 Targeted to Absorb Funds of up to Rp 5 Trillion
02 Oktober 2020The Directorate General of Financing and Risk Management (DJPRR) of the Ministry of Finance (Kemekeu) officially opened the offering period for the Retail State Bond (ORI) for series ORI018 online (e-SBN) to the public, Thursday (1/10). The bonds, which are specifically for domestic investors, are targeted to absorb funds of up to Rp 5 trillion. (Investor Daily) Demand for safe-haven Treasury Debt waned on Wednesday, driving yields up on some signs of progress in negotiations over a coronavirus stimulus bill, which is expected to be voted on in Congress later in the day. U.S. Treasury Secretary Steven Mnuchin on Wednesday said talks with House of Representatives Speaker Nany Pelosi on coronavirus relief legislation had made progress, though no deal was reached. The House is slated to vote on a new $2.2 trillion Democratic relief bill late on Wednesday. (Reuters) The Indonesia Stock Exchange (IDX) stated that eight companies will issue bonds and sukuk worth of Rp 10.95 trillion by the end of 2020. IDX Director of Corporate Valuation I Gede Nyoman Yetna said the bond issuance plan is based on the pipeline until 30 September 2020. From these eight issuers, there are companies that will issue more than one bond and sukuk. “So there are 10 emissions with a value of Rp 10.95 trillion,” he said. (Investor Daily) Source: Danareksa Sekuritas Debt Researchh Photo by Parker Coffman on Unsplash
SelengkapnyaNational Economic Liquidity in August 2020 Grew by 13.3%
01 Oktober 2020European Central Bank President Christine Lagarde said it’s worth examining a Federal Reserve-style strategy that allows inflation to temporarily rise above the institution’s target. A policy of committing to making up for low inflation after missing the goal for a while ”could be examined” as part of the institution’s strategic review, Lagarde said at a conference in Frankfurt on Wednesday. (Bloomberg) National economic liquidity in August 2020 grew by 13.3% on an annual basis (yoy), higher than 10.5% (yoy) in the previous month, according to Supply Money Analysis Report (August 2020) published by Bank Indonesia (BI). On the other hand, lending also continued to grow by 0.6% in August, slowing down compared to July’s 1.0%. (Investor Daily) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Sven D on Unsplash
SelengkapnyaThe World Bank Predicts Indonesia’s Economic Growth throughout 2020 could be Contracted Minus 1.6%-2%
30 September 2020The Government of Indonesia has conducted an SBSN auction on September 29, 2020. The total incoming bid amounted to Rp 19.8 trillion, slightly down from the previous incoming bids of Rp 20.8 trillion. The total awarded was Rp 6.4 trillion, also down from the previous auction of Rp 9.5 trillion. In addition, the Government will conduct an additional SBSN auction (Green Shoe Option) on Wednesday, September 30, 2020. The yield from Government bonds on September 29 reached 6.95%, an increase of 3 bps from the previous auction date (September 15). The World Bank predicts Indonesia’s economic growth throughout 2020 could be contracted to minus 1.6% to minus 2% (year on year). This projection is worse from the consensus issued in June 2020, which is 0%, or stagnant. (Kontan) To deal with the Covid-19 pandemic and encourage economic growth to the 5% level, the government of Indonesia and the Indonesian Parliament approved the 2021 State Budget expenditure of Rp 2,750 trillion. With a revenue target of Rp 1,742 trillion, the fiscal deficit will reach Rp 1,006 trillion or 5.7% of GDP. To cover the deficit and finance debt, the Government plans to issue debt securities of Rp 1,177 trillion. (Investor Daily) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by LOGAN WEAVER on Unsplash
SelengkapnyaIndonesian Government to Prepare Presidential Regulation Concerning COVID-19 Vaccination
29 September 2020The Government of Indonesia is currently preparing a draft presidential regulation (perpres) governing the procurement and distribution of the Covid-19 vaccine, a roadmap for vaccination, and a dashboard for tracing vaccine program. The total budget requirement for vaccines is IDR 37 trillion for the 2020-2022 period, with an estimated down payment of IDR 3.8 trillion in 2020. Meanwhile, the 2021 Draft State Budget has allocated 18 trillion for the vaccination program. (Investor Daily) Bank Indonesia has disbursed Quantitative Easing (QE) of IDR 662.1 trillion year to date and it is possible that this policy will be continued until 2021. Governor of Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo said, that QE in January-April 2020 that was disbursed by BI was IDR 419.9 trillion. The stimulus included the purchase of SBN from the secondary market of IDR 166.2 trillion, term of bank repos of IDR 160 trillion, FX swaps of IDR 40.8 trillion, and a reduction in Rupiah Statutory Reserves (GWM) of IDR 53 trillion. (Investor Daily) The government of Indonesia will hold an auction for Sovereign Sharia Securities (SBSN) or State Sukuk on Tuesday, September 29, 2020. The series to be auctioned are SPN-S 02032021 (reopening), PBS-026 (reopening), PBS-003 (reopening), PBS-025 (reopening), and PBS-028 (reopening). The indicative target of this auction is IDR 10 trillion. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Markus Winkler on Unsplash
SelengkapnyaSeptember 2020 Inflation Outlook: Volatile Foods Held Down Inflation
29 September 2020The realization of the government’s social protection program has not yet been able to significantly raise household consumption. Retail spending was weak and still contracting, while prices of basic goods continued to decline. In addition, growth in the money supply continued to weaken due to lower interest rates. The realization of the social protection program continued to accelerate. As of September 16, 2020, the realization of the social protection program had reached Rp134.45T, up by Rp21.51T compared to the previous month. In addition, the government added Rp38.11T to the budget, highlighting the importance of the social protection program as it has a direct impact on reducing the burden of household expenses. Public consumption has not reached the pre-pandemic level. Retail sales in August 2020 contracted by -10.13% yoy, slightly better performance than in the previous month when retail sales contracted by -12.28% yoy. The decline in retail spending was mainly on clothing and cultural & recreation goods which posted declines of -63.78% yoy and -35.55% yoy respectively. Basic food prices continued to decline. Significant declines were seen in the prices of Cayenne Peppers, Red Chillies, Eggs, and Chicken by -6.01% mom, -5.92% mom, -5.22% mom, and -4.25% mom, respectively. Meanwhile, the price of garlic increased sharply by 18.60% mom due to the decline in imports of garlic. Meanwhile, the price of cooking oil increased by 1.37% mom in line with the increase in CPO prices. The domestic financial market weakened amid weak household expenditure due to several factors such as the increasing number of new cases of Covid-19 and the reimposition of large scale social distancing measures. The USD/IDR exchange rate rose compared to the previous month. In September 2020 the average USD/IDR exchange rate stood at IDR 14,889/USD or up by 1.38% mom. Given this backdrop, we estimate that inflation will reach -0.01% (mom) or 1.42% (yoy) in September 2020. This estimate is lower than the general inflation target of 2% - 4% yoy. The low inflation mainly reflects declines in volatile foods and administered prices which contracted by -0.66% mom and -0.02% mom respectively, while core inflation grew by 0.30% mom. We believe that Bank Indonesia is unlikely to cut or increase the BI 7 Days Repo Rate, for several reasons: The domestic economy continues to improve at a slow pace. The exchange rate remains under control with a market mechanism that is running well, although it weakened slightly in September 2020. Credit growth remained weak and slowed down to 1.04% yoy in August 2020, lower than the previous month’s figure of 1.53% yoy. For more information, please contact cs@danareksa.co.id Source: Danareksa Research Institute Photo by David Izquierdo on Unsplash
SelengkapnyaIndonesian Government Bonds and The 5-Year CDS Increased
28 September 2020The yield on Indonesian Government Bonds showed an increase, where the 10-year yield reached 6.91% on 25 September 2020, an increase of 2 bps from 18 September 2020 which was 6.89%. Meanwhile, the 5-year yield rose 10 bps from a week earlier, to 5.66% on September 25. The 5-year CDS also increased by 26 bps on 25 September at IDR 14,873 per USD, weakening from IDR 14,735 per USD on 18 September 2020. New orders for key U.S.-made capital goods increased more than expected in August and demand for the prior month was stronger than previously estimated, suggesting a rebound in business spending on equipment was underway after a prolonged slump. The upbeat report from the Commerce Department on Friday, however, did not change views that the economy’s recovery from the COVID-19 recession was showing as government money to help businesses and tens of millions of unemployed Americans run out. New coronavirus cases are rising in some parts of the country. That could crimp consumer spending with retail sales already slowing. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Giacomo Buzzao on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Perekonomian AS Terus Menunjukkan Perbaikan
28 September 2020Minggu IV September 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN PASAR GLOBAL Perekonomian AS terus menunjukkan perbaikan terutama di sektor manufaktur dan sektor perumahan, namun demikian tingkat pengangguran diperkirakan meningkat. Indeks PMI AS terus meningkat di atas level 50 yang menunjukkan ekspansi sektor manufaktur AS setelah kebijakan lockdown di longgarkan. Selain itu sektor perumahan juga melanjutkan pemulihan yang ditandai dengan peningkatan penjualan dan permintaan rumah. IHS Markit Manufacturing PMI AS bulan September meningkat ke level 53,5 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 53,1. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi sejak Januari 2019 didorong oleh meningkatnya produksi dan pesanan baru sebagai dampak pulihnya aktivitas bisnis di AS. Sementara itu, IHS Services PMI AS turun ke level 54,6 pada bulan September 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 55,0. Meskipun PMI sektor jasa turun, namun pertumbuhan bisnis baru masih terus berlangsung disertai dengan peningkatan lapangan pekerjaan. Pesanan baru untuk barang tahan lama (durable goods) AS naik 0,4% mom pada Agustus 2020, namun masih berada di bawah kenaikan bulan Juli 2020 sebesar 11,7% mom. Pesanan barang tahan lama semakin membaik yang terlihat pada peningkatan pesanan selama empat bulan berturut – turut. Dari sektor perumahan, penjualan rumah (existing home sales) di AS naik 2,4% mom pada bulan Agustus 2020 menjadi 6 juta unit. Penjualan rumah di AS terus menunjukkan peningkatan setelah pandemi Covid-19 melanda negara tersebut. Sementara itu, penjualan rumah baru (new home sales) di AS juga mengalami peningkatan sebesar 4,8% mom pada bulan Agustus 2020 menjadi 1,011 unit. Ini merupakan angka peningkatan penjualan tertinggi sejak September 2006 yang menunjukkan sektor perumahan di AS terus pulih yang didorong oleh suku bunga yang rendah dan naiknya permintaan. Dari sektor tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran naik 870 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 19 September 2020. Ini menunjukkan pemulihan sektor tenaga kerja melambat akibat berkurangnya dukungan pemerintah dan peningkatan penyebaran Covid-19 pada gelombang kedua. Perekonomian kawasan Eropa bergerak mixed, hal ini terlihat dari indikator kepercayaan konsumen dan indeks PMI Manufaktur kawasan Eropa yang naik namun indeks PMI pada sektor jasa mengalami penurunan. Indikator kepercayaan konsumen di kawasan Eropa naik ke level -13.9 pada bulan September 2020 setelah sebelumnya berada pada level -14,7. Meskipun sudah mulai membaik, namun level tersebut masih jauh berada berada di bawah level sebelum adanya pandemi. IHS Markit Manufacturing kawasan Eropa naik ke level 53,7 pada bulan September 2020 dari sebelumnya yang berada pada level 51,7. Produksi sektor manufaktur di kawasan Eropa meningkat yang didorong oleh peningkatan pesanan baru. Sementara itu, IHS Markit Services PMI kawasan Eropa turun ke level 47,6 pada bulan September 2020 dari sebelumnya yang berada pada level 50,5. Hal ini menunjukkan masih lemahnya sektor jasa di tengah ancaman penyebaran Covid-19 gelombang kedua di kawasan Eropa. Industri manufaktur dan jasa di Jepang belum pulih seperti sebelum adanya pandemi, hal ini ditunjukkan oleh PMI Manufacture dan PMI Service yang masih berada di bawah level 50. Jibun Bank Manufacturing PMI Jepang tercatat sebesar 47,3 pada September 2020, sedikit menurun dari bulan sebelumnya sebesar 47,4. Data penghitungan awal masih menunjukkan adanya penurunan pada produksi dan pesanan baru. Sementara itu, Jibun Bank Services PMI Jepang meningkat 0,6 poin ke level 45,6 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 45,0. Meskipun meningkat namun masih jauh berada di level sebelum adanya pandemi. Penurunan produksi dan pesanan baru masih terus berlanjut sebagai akibat masih lemahnya permintaan global. Harga komoditas dunia mengalami penurunan secara mingguan dengan harga minyak dunia kompak ditutup turun di akhir perdagangan minggu ketiga bulan September begitu juga dengan harga emas. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 25 September ditutup turun 2,6% ke level USD 40,25/barel yang dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap pemulihan permintaan bahan bakar akibat kembali terjadi lonjakan infeksi Covid-19 secara global sehingga membuat beberapa negara seperti Prancis dan Inggris memberlakukan kembali pembatasan kegiatan. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 25 September 2020 ditutup pada level USD 41,86/barel. Secara mingguan minyak mentah Brent mengalami penurunan sebesar 3%. Harga emas turun 4,9% pada minggu ini ke level USD 1.866,3/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 25 September 2020, investor terus mengalami kekhawatiran terhadap prospek pemulihan ekonomi global dan masih masifnya penyebaran Covid-19 di beberapa negara. PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 diperkirakan akan mengalami resesi berdasarkan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 menjadi minus 2,9% – minus 1,1%, yang artinya perekonomian Indonesia akan berada di negative territory dalam dua kuartal berturut - turut. Kementerian Keuangan juga melakukan update proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 menjadi minus 1,7% - minus 0,6%. Pada tanggal 22 September 2020 Menteri Keuangan memaparkan defisit APBN 2020 hingga akhir Agustus 2020 sebesar Rp 500,5 triliun atau setara 3,5% PDB. Realisasi defisit APBN ini meningkat 152,9% yoy jika dibandingkan dengan Agustus 2019 yang hanya Rp 119 triliun. Penerimaan negara hingga Agustus 2020 mencapai Rp 1.034,1 triliun atau turun 13,1% yoy jika dibandingkan Agustus 2019 sebesar Rp 1.190,2 triliun, sedangkan belanja negara mencapai Rp 1.534,7 triliun atau naik 10,6% yoy jika dibandingkan akhir Agustus 2019. Minggu V September 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Personal spending, pending home sales, initial jobless claim, non-farm payrolls, unemployment rate China: NBS Manufacturing PMI, Caixin Manufacturing PMI Jepang: Retail sales, housing start, unemployment rate, jobs/applications ratio, consumer confidence EU: Economic sentiment, industrial sentiment, unemployment rate, PPI, inflation rate Indonesia: Markit Manufacturing PMI, inflation rate, tourist arrivals Sumber: Danareksa Research Institute Photo by rosario janza on Unsplash
SelengkapnyaTreasury Yields Fell as Latest Weekly Jobless Claims Data Came in Worse than Expected
25 September 2020Treasury yields fell slightly on Thursday after the latest weekly jobless claims data came in worse than expected. The yield on the benchmark 10-year Treasury note fell 1 basis point to 0.6651% and the yield on the 30-year Treasury bond slid to 1.4052%. First-time claims for state unemployment benefits totaled 870,000 for the week ending Sept. 19, higher than a Dow Jones estimate of 850,000. (CNBC) U.S. banks and credit unions reported skyrocketing levels of suspected business-loan fraud last month, a period that coincided with growing awareness of scams involving government small-business aid programs. Financial institutions filed 1,922 suspicious-activity reports involving business-loan fraud in August, data from the Treasury Department’s Financial Crimes Enforcement Network show. That’s about 14 times the monthly average for the six years beginning in 2014, the earliest date for which data is available. It’s the fourth consecutive monthly record. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Pau Casals on Unsplash
SelengkapnyaRe-Allocation of PEN Budget will be Directed to Social Protection Programs
24 September 2020The Government of Indonesia continues to strive so that the budget for the Covid-19 Handling Program and National Economic Recovery (PEN) can be realized fully, according to the stipulated ceiling of Rp 695.2 trillion. For this reason, reallocation will be made from slow absorption program budgets to programs with good absorption. Executive Secretary 1 of the Committee for Handling Covid-19 and National Economic Recovery (PC-PEN Committee) Raden Pardede said that budget reallocation will be directed to social protection programs that have proven to have a good implementation. The program budget was increased by Rp 38.11 trillion to Rp 242.01 trillion, from the previous budget of Rp 203.9 trillion. (Investor Daily) U.S. high-yield bond sales reached an annual record of $329.8 billion Wednesday as companies reap the benefits of the Federal Reserve’s liquidity-boosting policies and investors grasp for yield. The crush of debt offerings accelerated in April after the U.S. central bank began purchasing some high-yield bonds as part of its efforts to support the corporate credit markets. Since then, issuance has eclipsed the prior annual sales record of $329.6 billion set in 2012, according to data compiled by Bloomberg. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jordan Heath on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia Might go Through Recession as Economic Growth Projection in Q3 will Enter the Negative Zone
23 September 2020Minister of Finance Sri Mulyani Indrawati stated that there is a possibility that Indonesia will go through recession and projects that economic growth in the third quarter of 2020 will enter the negative zone -2.9% to -1.1%. Meanwhile, this year’s economic growth was revised to be -1.7% to -0.6%. If this projection is correct, Indonesia"s economy will officially going into recession, considering that in the second quarter, the national economy had contracted by 5.32%. Despite the recession, Sri Mulyani said there is still hope for an improvement in Indonesia’s economy. (Investor Daily) The results of the Government Debt Securities (SUN) auction on September 22, 2020 for series SPN03201223 (new issuance), SPN12210701 (reopening), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) and FR0076 (reopening) recorded the total incoming bids of Rp 46 trillion, with the total amount awarded of Rp 22 trillion. The total incoming bids in this auction are slightly lower than the previous SUN auction (September 8) which amounted to Rp 52 trillion. The yield of the 10-year Government Bonds increased by 3 bps on September 22 to 6.9%, from the previous auction date of 6.87% on September 8. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aron Visuals on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Pemulihan Ekonomi Domestik Didukung oleh Peningkatan Impor
22 September 2020Minggu III September 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar global dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: PERGERAKAN PASAR DOMESTIK Pemulihan ekonomi domestik masih berlanjut meskipun dibayangi oleh peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Pemulihan ini didukung oleh peningkatan impor, terutama impor bahan baku dan barang konsumsi. Namun demikian, neraca perdagangan masih mencatatkan surplus. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 4%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%. Keputusan ini diambil dengan tetap mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan perekonomian domestik yang mulai pulih, hal ini terlihat dari sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan prospek positif. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar USD 2,33 miliar pada bulan Agustus 2020, ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD 3,24 miliar. Surplus didorong oleh posisi nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor, meskipun secara bulanan ekspor Indonesia turun. Meskipun nilai ekspor turun secara bulanan namun kinerja ekspor Indonesia masih tertolong dengan harga komoditas global yang relatif membaik. Ekspor Indonesia bulan Agustus turun 4,62% mom menjadi USD 13,07 miliar yang mengindikasikan penurunan permintaan global di tengah kenaikan kinerja manufaktur negara mitra dagang. Sementara itu, impor secara bulanan naik sebesar 2,65% mom menjadi USD 10,74 miliar yang didominasi oleh impor bahan baku dan barang konsumsi yang mengindikasikan mulai pulihnya perekonomian domestik terutama pada ektor manufaktur. PERGERAKAN PASAR GLOBAL The Fed mempertahankan kebijakan moneternya dalam jangka waktu panjang untuk mendukung pemulihan ekonomi AS. Beberapa indikator ekonomi AS menunjukkan perbaikan terutama pada sektor industri, ritel dan perumahan namun belum kembali seperti semula. The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 0% – 0.25% untuk jangka waktu yang panjang (sampai tahun 2023), kebijakan ini diambil dalam rangka memulihkan perekonomian AS dari resesi akibat Covid-19. Selain itu, The Fed juga menargetkan inflasi sebesar 2% untuk jangka waktu yang lama. Total produksi industri di AS bulan Agustus 2020 naik 0.4% mom (-7.7% yoy). Kenaikan ini merupakan kenaikan bulanan keempat secara berturut – turut namun belum kembali pada level saat sebelum pandemi Covid-19. Penjualan ritel di AS naik 0,6% mom pada bulan Agustus 2020 menyusul kenaikan 0,9% mom di bulan sebelumnya. Laju pertumbuhan pada bulan Agustus tidak sebesar bulan seblumnya diakibatkan penurunan jumlah tunjangan pengangguran yang diberikan oleh pemerintah. Dari sektor tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran naik 860 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 12 September 2020. Ini menunjukkan pemulihan sektor tenaga kerja masih terganggu akibat adanya ancaman penyebaran Covid-19 gelombang kedua. Namun jumlah klaim tersebut mulai turun sejalan dengan mulai beroperasinya kegiatan bisnis setelah pelonggaran kebijakan lockdown. Dari sektor perumahan, indeks pasar perumahan (NAHB housing market index) naik 5 poin ke level 83 pada September 2020. Penurunan suku bunga hipotek meningkatkan permintaan perumahan di AS. Di sisi lain, jumlah pembangunan rumah baru (housing start) di AS naik 5.1% menjadi 1,416,000 pada bulan Agustus 2020. Sementara itu, ijin mendirikan bangunan (building permits) turun 0,9% menjadi 1,470 juta di bulan Agustus 2020. Perekonomian Tiongkok mulai pulih pasca pandemi Covid-19, beberapa indikator menunjukkan prospek positif, baik dari sisi konsumen maupun produsen yang ditunjukkan oleh kenaikan pada penjualan ritel dan produksi industri. Perdagangan ritel Tiongkok pada bulan Agustus tumbuh 0,5% yoy, ini merupakan peningkatan pertama pada perdagangan ritel sejak pandemi Covid-19 melanda negara tersebut di bulan Desember 2019. Konsumsi masyarakat mulai kembali pulih terutama setelah kebijakan lockdown dilonggarkan oleh pemerintah Tiongkok. Produksi industri Tiongkok naik 4,5% yoy pada bulan Agustus 2020, ini merupakan kenaikan terbesar sejak Desember 2019 yang mengindikasikan pulihnya perekonomian Tiongkok setelah pandemi Covid-19 melanda negara tersebut. Peningkatan tertinggi terdapat pada sektor manufaktur (+6% yoy), listrik (+5,8% yoy) dan pertambangan (+1,6% yoy). Dari sektor perumahan, harga rata – rata rumah baru di 70 wilayah Tiongkok naik 4,8% yoy pada bulan Agustus 2020 namun masih menjadi laju paling lambat sejak Mei 2018 akibat calon pembeli yang masih khawatir terhadap penyebaran Covid-19 sehingga menunda pembeliannya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perumahan di Tiongkok belum sepenuhnya pulih. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran di Tiongkok bulan Agustus 2020 turun menjadi 5,60% dari 5,70% di bulan Juli 2020. Hal ini sejalan dengan mulai pulihnya perekonomian Tiongkok terutama pada sektor manufaktur. Indikator ekonomi Eropa belum menunjukan tanda-tanda perbaikan, sebagaimana tercermin dari konsumsi maupun produksi yang masih rendah. Surplus perdagangan kawasan Eropa bulan Juli 2020 meningkat menjadi EUR 27,9 miliar jika dibandingkan pada bulan Juli 2019 sebesar EUR 23,2 miliar. Ekpor turun 10,4% yoy yang didorong oleh penurunan ekspor bahan bakar, sementara itu impor turun lebih dalam sebesar 14,3% yoy yang disebabkan penurunan pada impor bahan bakar. Surplus neraca transaksi berjalan kawasan Eropa menyempit tajam menjadi EUR 25,5 miliar pada bulan Juli 2020 dari posisi EUR 34,6 miliar di bulan sebelumnya. Produksi industri kawasan Eropa bulan Juli 2020 naik 4,1% mom menyusul kenaikan 9,5% mom di bulan sebelumnya yang didorong oleh pulihnya perekonomian negara – negara kawasan Eropa setelah pelonggaran kebijakan lockdown. Indeks harga konsumen kawasan Eropa bulan Agustus 2020 turun 0,40% mom (-0,2% yoy), ini merupakan penurunan pertama kalinya sejak Mei 2016. Hal ini menunjukkan rendahnya daya beli konsumen meskipun negara – negara di kawasan Eropa telah melonggarkan kebijakan lockdown. BoJ tetap mempertahankan kebijakan moneter longgar untuk mendukung pemulihan ekonomi Jepang, hingga saat ini perekonomian Jepang masih belum menunjukkan perbaikan yang terlihat dari lesunya kegiatan ekpor-impor dan rendahnya daya beli. BoJ mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran -0,1% serta imbal hasil obligasi tetap pada kisaran 0%. Kebijakan moneter longar ini tetap dipertahankan oleh BoJ untuk mendukung pemulihan ekonomi yang mengalami pertumbuhan negatif akibat krisis Covid-19. Disamping itu, BoJ juga akan tetap mempertahankan target inflasi sebesar 2% untuk mengakhiri deflasi berkepanjangan yang melanda perekonomian Jepang. Inflasi Jepang turun menjadi 0.2% yoy pada bulan Agustus 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 0.3% yoy. Inflasi bulan ini didorong oleh kenaikan harga pada makanan dan minuman (+2.9%). Jepang mencatatkan surplus perdagangan sebesar JPY 248,3 miliar pada bulan Agustus 2020, ini merupakan surplus kedua dalam lima bulan terakhir. Surplus neraca perdagangan Jepang disebabkan oleh impor yang turun dalam sebesar 20,8% yoy menjadi JPY 4,98 triliun, sementara itu ekpor juga mengalami penurunan sebesar 14,8% yoy menjadi JPY 5,23 triliun. Harga komoditas dunia bergerak naik dengan harga minyak dunia kompak mengalami kenaikan begitu juga dengan harga emas. Harga minyak mentah WTI pada akhir perdagangan tanggal 18 September ditutup pada level USD 41/barel yang dipengaruh oleh penurunan persediaan minyak AS dan prospek pertemuan luar biasa OPEC+ yang membuat Arab Saudi bersedia untuk melakukan pengurangan produksi minyak. Secara mingguan WTI naik sebesar 10%. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 18 September 2020 ditutup pada level USD 43/barel. Secara mingguan minyak mentah Brent mengalami kenaikan 8%. Harga emas naik5% ke level USD 1,950/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 18 September 2020, investor kembali beralih ke aset dengan resiko rendah seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap pandemi yang akan berlangsung panjang. Minggu IV September 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Durable goods, existing home sales, house price index, initial jobless claim, new home sales Jepang: Jibun Bank Manufacturing PMI, Jibun Bank Services PMI EU: Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI, consumer confidence Source: Danareksa Research Institute Photo by Mauro-Fabio Cilurzo on Unsplash
SelengkapnyaGlobal Banks Reported to Move Allegedly Illicit Funds over the Past Two Decades Despite Warnings from U.S. Officials
22 September 2020Financial stocks came under pressure on Monday amid a report that global banks moved allegedly illicit funds over the past two decades despite warnings from U.S. officials. The sell-off was triggered by a new investigation by BuzzFeed and the International Consortium of Investigative Journalists that said the banks’ internal compliance officers flagged a total of more than$2 trillion in transactions between 1999 and 2017 as possible money laundering or other criminal activity. The report cited confidential documents submitted by banks to the U.S. government. (CNBC) The Government of Indonesia will hold an auction for Government Securities (SUN) on September 22, 2020, consisting of series SPN03201223 (New Issuance), SPN12210701 (Reopening), FR0086 (Reopening), FR0087 (Reopening), FR0080 (Reopening), FR0083 (Reopening), and FR0076 (Reopening). The maximum target for this auction is IDR 40 trillion, while the indicative target is IDR 20 trillion. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Matt Thornhill on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia’s 10-Year CDS Shows an Upward Trend
21 September 2020The yield on 10-year Government Bonds has decreased by 6 bps from 6.96% on 11 September 2020 to 6.9% on 18 September 2020. Meanwhile, Indonesia"s 10-year CDS shows an upward trend, with a level of 159 bps on 18 September, from September 11 which amounted to 158 bps. In addition, the Rupiah exchange rate against the USD starts to show appreciation, with a level of IDR 14,735 per USD on 18 September 2020, strengthening 1%compared to 11 September which amounted to IDR 14,890 per USD. The U.S. current account deficit soared to its highest level in nearly 12 years in the second quarter as the COVID-19 pandemic weighed on the exports of goods and services. The Commerce Department said on Friday the current account deficit, which measures the flow of goods, services and investments into and out of the country, jumped 52.9% to $170.5 billion last quarter. That was the highest level since the third quarter of 2008. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by William Zhang on Unsplash
SelengkapnyaBI Affirms the Revision of Law by the DPR Legislative Body would Not Interfere with BI’s Independence
18 September 2020The number of Americans applying for jobless benefits resumed its decline, signaling a gradual improvement in the battered labor market. Jobless claims in regular state programs decreased by 33,000 to 860,000 in the week ended Sept. 12, which coincides with the reference period for the government’s monthly jobs report, according to Labor Department figures released Thursday. Continuing claims, the total number of Americans on state benefit rolls, fell by almost 1 million, to 12.6 million, in the week ended Sept. 5. (Bloomberg) The Governor of Bank Indonesia, Perry Warjiyo, emphasized that the revision of the Bank Indonesia Law by the DPR Legislative Body is believed not to interfere with BI"s independence. In fact, the Government has guaranteed that the monetary authority will remain independent. Perry stated that the revision of the BI Law was a form of the DPR"s initiative and until now there had not been any joint discussions with the Government. (Investor Daily) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Omar Elsharawy on Unsplash
SelengkapnyaTrade Update: Still in Surplus
16 September 2020The Trade Balance remained in surplus. Indonesia recorded a USD 2.33 bn trade surplus in August 2020, lower than in the previous month (a USD 3.24 bn surplus) but higher than August 2019’s USD 0.092 bn surplus. This figure is higher than the median consensus of a USD 2.13 bn surplus and our estimate of a USD 1.62 bn surplus. The trade surplus in August was driven by a higher exports performance than imports performance, although on a monthly basis the value of non-oil and gas exports fell. Exports in August 2020 declined to USD 13.07 bn (-4.62% mom, -8.36%yoy). By contrast, imports increased to USD 10.74 bn (+2.65% mom, -24.19% yoy). During January - August 2020, the trade surplus reached USD 11.05 bn. The fall in exports reflects lower trade volumes. On a monthly basis the value of Indonesian exports decreased. This indicates a decline in global demand amid improving manufacturing indicators in partner countries. The drop in exports reflects lower trade volume (-5.52% mom, -16.33% yoy), while the export average prices increased by +0.95% mom (+9.52% yoy). The decrease in Indonesia"s exports in August 2020 was driven by lower non-oil and gas exports of USD 12,457.7 mn (-4.35% mom, -7.16% yoy) and lower oil and gas exports of USD 611.5 mn (-9.94%mom, -27.45% yoy). By product type, the shipments of Indonesia"s top non-oil and gas exports decreased including exports of animal/ vegetable fats and oil (HS 15), mineral fuel (HS 27), precious metals (HS 71), and iron and steel (HS 72). By destination country, the value of Indonesia’s non-oil and gas exports to China and Japan fell by -2.44% mom and -6.77% mom, respectively. By contrast, exports to the US rose by 0.81% mom. Imports grew as domestic industry began to recover. Indonesia"s PMI - which rose to 50.8 - shows that domestic manufacturing activity has increased. In turn, this led to higher non-oil and gas imports, albeit still limited. The increase in monthly imports was driven by higher non-oil and gas imports of USD 9,792 mn (+3.01% mom, - 21.91% yoy). By contrast, oil and gas imports decreased to USD 949.8 mn (-0.88%mom, -41.75% yoy). The increase in imports reflects higher trade volume (+4.53%mom, -6.65% yoy), while import average prices decreased by -1.80% mom. By product type, higher non-oil and gas imports were seen in the categories of iron and steel (HS 72), precious metals (HS 71) and plastic and plastic goods (HS 39). By country of origin, imports of non-oil and gas products from China increased by 4.31%mom. By contrast, imports from Japan and Singapore decreased (-15.10% mom and -14.18% mom). In August 2020, the imports of consumption goods and raw materials increased (+7.31% mom and +5.00% mom, respectively). The higher imports of consumer goods reflects an increase in domestic demand. By contrast, imports of capital goods decreased by -8.81% mom. However, during January - August there was still a decline in imports of raw materials and capital goods when compared to the same period in the previous year, indicating that the industrial sector in Indonesia has not yet fully recovered. For the full report: Trade_Update_Sept"2020 Source: Danareksa Research Institute Photo by chuttersnap on Unsplash Trade_Update_Sept’2020chuttersnapUnsplash
SelengkapnyaU.S. Violated International Regulations by Imposing Tariffs on Chinese Exports
16 September 2020The results of the SBSN auction on September 15, 2020, showed a decline from the previous SBSN auction. Total incoming bids on September 15 reached IDR 20.9 trillion, with a total amount awarded of IDR 9.5 trillion. Meanwhile, at the previous SBSN auction on September 1, 2020, the total incoming bids was IDR 38.3 trillion, with a total amount awarded of IDR 9.5 trillion. The yield on Government bonds reached the level of 6.9% on September 15, up 5 bps from the previous SBSN auction date (September 1), which was 6.86%. The World Trade Organization’s ruling that the U.S. violated international regulations by imposing tariffs on more than $234 billion of Chinese exports failed to dissuade Washington of its ‘America First’ trade policy and will do little to alter the current trade environment. U.S. Trade Representative Robert Lighthizer said the WTO report released Tuesday “confirmed” President Donald Trump’s aggressive foreign policy that has sought to dismantle multilateral organizations like the Geneva-based trade body. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Toms Rīts on Unsplash
SelengkapnyaTreasury Yields held Steady as Equities Looked to Rebound from Sharp Losses
15 September 2020The Government will hold an auction for Sovereign Sharia Securities (SBSN) on Tuesday, September 15, 2020. The SBSN series to be offered are SPNS02032021 (Reopening), PBS027 (Reopening), PBS026 (Reopening), PBS025 (Reopening), PBS028 (Reopening). This auction has an indicative target of IDR 8 trillion. Treasury yields held steady on Monday as equities looked to rebound from sharp losses led by declines in high-flying technology shares. The yield on the benchmark 10-year Treasury note was flat at 0.6715%. The yield on the 30-year Treasury bond was also little changed at 1.4210%. (CNBC) President Jokowi is optimistic that the national economy will have sufficient time to recover quickly and avoid a recession. To that end, the Government will continue to optimize health care, increase people"s purchasing power, and encourage household consumption. The President also continues to spur the realization of the budget for goods and capital expenditures in ministries / agencies (K / L) and transfers of funds to the regions, particularly related to the National Economic Recovery (PEN) program.(Investor Daily) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Joshua Rondeau on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Penjualan Ritel Indonesia Turun ke-8 Kalinya Hingga 12,3%
14 September 2020Minggu II September 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Indonesia Dari domestik, posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan Agustus 2020 sebesar USD 137,0 miliar meningkat USD 1,9 miliar jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada ada posisi USD 135,1 miliar. Peningkatan cadangan devisa bulan Agustus dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah serta penerimaan pajak dan devisa migas. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Penjualan ritel Indonesia turun 12,3% yoy pada bulan Juli 2020 setelah di bulan sebelumnya juga turun sebesar 17,1% yoy. Ini merupakan penurunan ke delapan kalinya namun merupakan laju terlemah sejak Maret 2020. Pelonggaran kebijakan pembatasan berskala besar yang diambil pemerintah pada awal Juli lalu memberikan dampak positif pada penjualan ritel di Indonesia. Pada tanggal 9 September 2020 Gubernur DKI Jakarta mengumumkan untuk memberlakukan PSBB kembali untuk menekan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta yang jumlahnya kembali meningkat. Kebijakan tersebut menjadi sentimen negatif di pasar modal Indonesia, dimana IHSG turun 5,1% ke level 4.891 pada akhir perdagangan 10 September 2020. Hal ini mengakibatkan BEI sempat memberlakukan trading halt. Namun pada akhir perdagangan 11 September 2020 IHSG berhasil rebound 2,56% ke level 5.016. Sejalan dengan tekanan pada pasar modal menyusul pengumuman pemberlakuan PSBB DKI Jakarta, nilai tukar rupiah 10 September 2020 ditutup melemah 0,38% ke posisi Rp 14.855. Hingga akhir perdagangan 11 September 2020 nilai tukar rupiah masih kembali melemah 0,24% ke posisi 14.890. Secara umum nilai tukar rupiah pada minggu kedua September telah melemah 0,96%, sekaligus menjadi mata uang terlemah se-Asia. Komoditas Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI naik 0,1% ke level USD 37,33/barel pada akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 11 September 2020. Secara mingguan WTI turun sebesar 6,1% dan merupakan penurunan secara mingguan kedua yang tertinggi sejak awal Juni 2020 di tengah kekhawatiran pulihnya permintaan global dan peningkatan cadangan minyak AS. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 11 September 2020 ditutup turun 0,6% ke level USD 39,83/barel. Secara mingguan minyak mentah Brent mengalami penurunan 6,5%. Di sisi lain, harga emas turun 0,7% ke level USD 1.940/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 11 September 2020. Sepanjang tahun harga emas telah naik sebesar 28% yang didorong oleh kebijakan moneter yang longgar dan dampak penyebaran Covid-19 yang membuat investor beralih ke aset beresiko rendah. Amerika Serikat Dari ekonomi AS, tingkat inflasi di AS pada bulan Agustus 2020 naik menjadi 1,3% yoy setelah di bulan sebelumnya terjadi inflasi sebesar 1%. Ini merupakan inflasi tertinggi sejak bulan Maret 2020. Di sisi lain, industrial producer price (PPI) AS bulan Agustus 2020 naik 0,3% mom (-0,20% yoy) menyusul kenaikan 0,6% mom (-0,4% yoy) di bulan sebelumnya. Dari sektor tenaga kerja, jumlah lowongan pekerjaan di AS pada bulan Juli 2020 meningkat sebesar 617.000 lowongan menjadi 6,618 juta lowongan. Namun jumlah tersebut masih berada di bawah sebelum masa pandemi sebesar 7 juta lowongan pekerjaan. Sementara itu, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran stabil di angka 884 ribu klaim dalam pekan yag berakhir tanggal 5 September 2020. Ini pertama kalinya sejak bulan Maret 2020 selama dua minggu berturut – turut klaim tunjangan pengangguran berada di bawah 1 juta klaim meskipun jumlahnya masih terus meningkat. China Dari ekonomi China, surplus neraca perdagangan China bulan Agustus 2020 meningkat tajam menjadi USD 58,93 miliar jika dibandingkan bulan Agustus 2019 sebesar USD 34,72 miliar. Ekspor naik 9,5% yoy menjadi USD 235,3 miliar yang didorong oleh naiknya permintaan global akibat beberapa negara yang telah melonggarkan kebijakan lockdown. Sedangkan, secara tak terduga impor turun sebesar 2,1% yoy menjadi USD 176,3 miliar yang menunjukkan masih lemahnya konsumsi domestik di China. Sementara itu, surplus perdagangan dengan AS meningkat menjadi USD 34,24 miliar pada bulan Agustus 2020 dari sebelumnya sebesar USD 32,46 miliar di tengah kembali memanasnya perang dagang antara AS-China. Cadangan devisa China Agustus 2020 naik menjadi USD 3,165 triliun jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada posisi USD 3,154 triliun. Ini merupakan cadangan devisa tertinggi sejak bulan Desember 2016. Tingkat inflasi China turun menjadi 2,4% yoy pada bulan Agustus 2020, ini merupakan inflasi terendah sejak Mei 2020 yang didorong oleh penurunan harga komponen makanan (-11,2% vs 13,2% di bulan Juli 2020). Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat konsumsi masyarakat di tengah mulai pulihnya perekonomian negara tersebut dari krisis Covid-19. Sementara itu, industrial producer price (PPI) China turun 2% yoy pada bulan Agustus 2020 melanjutkan penurunan di bulan sebelumnya sebesar 2,4% yoy. Penurunan harga produsen terus terjadi selama tujuh bulan berturut – turut namun ini merupakan penurunan harga yang terkecil karena kembali beroperasinya kegiatan bisnis. Eropa Dari kawasan Eropa, ECB memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 0% dengan tetap memberlakukan suku bunga sebesar -0,5% pada simpanan bank komersial serta suku bunga sebesar 0,25% untuk refinancing bank komersial. Sementara itu ECB juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa akan terkontraksi sebesar 8,7% pada tahun 2020, kemudian membaik menjadi 5,2% di tahun 2021 dan pada tahun 2022 diperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,3%. Sementara itu untuk inflasi tahunan diperkirakan sebesar 0,3% pada 2020, 0,8% pada tahun 2021 dan 1,3% di tahun 2022. Jepang Dari ekonomi Jepang, pertumbuhan ekonomi Jepang direvisi terkontraksi sebesar -28,1% yoy pada kuartal II 2020 dari laporan awal -27,8% yoy. Ini adalah penurunan pertumbuhan ekonomi terbesar sepanjang sejarah perekonomian Jepang yang merupakan dampak krisis Covid-19. Cadangan devisa Jepang turun menjadi USD 1.398,5 miliar pada bulan Agustus 2020 dari sebelumnya sebesar USD 1.402,5 miliar di bulan Juli 2020. Sementara itu, surplus neraca pembayaran Jepang menyempit menjadi JPY 1.468,3 miliar pada bulan Juli 2020 dari sebelumnya sebesar JPY 2.023,3 miliar. Leading economic indicator Jepang pada bulan Juli 2020 naik ke level 86,9 setelah sebelumnya berada pada level 83,8. Ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2020 yang menunjukkan adanya pemulihan kondisi ekonomi di tengah kembali beroperasinya kegiatan bisnis. Industrial producer price (PPI) Jepang turun 0,5% yoy pada bulan Agustus 2020 mengikuti bulan sebelumnya yang juga mengalami penurunan sebesar 0,9% yoy. Pengeluaran rumah tangga di Jepang turun 7,6% yoy pada bulan Juli 2020 menyusul penurunan 1,2% yoy di bulan sebelumnya. Kontraksi paling tajam terjadi pada pengeluaran untuk rekreasi (-21%), pengeluaran untuk pakaian (-20,2%) dan transportasi (-19,6%). Minggu III September 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Fed interest rate decision, Industrial production, retail sales, NAHB housing market, housing start, building permits, initial jobless claim China: House price index, industrial production, retail sales, unemployment rate Jepang: BoJ interest rate decision, trade balance, inflation rate, industrial production EU: Trade balance, industrial production, economic sentiment, inflation rate, current account Indonesia: Trade balance, interest rate decision Sumber: Danareks Research Institute Photo by Hanny Naibaho on Unsplash
SelengkapnyaThe 10-year Govt Bond Yield has begun to Show an Increase
14 September 2020After the 10-year Govt bond yield reached its lowest level since Apr 2020, at 6.7% on Aug 25, the trend of the 10-year Govt bond yield has begun to show an increase, with the last level being 6.97% on Sep 11, 2020, growing by 4bps from Sep 4. This growth is in line with the 10-year Indonesian CDS, which increased by 5 bps from 4 Sep to 158 bps on 10 Sep 2020. The Rupiah exchange rate against the USD also weakened by 0.95% in the past week, to a level of Rp14,890 per USD on 11 Sep. Euro zone govts must keep spending heavily to aid the bloc"s recovery from its historic pandemic-induced recession, complementing already super-easy monetary policy, ECB President Christine Lagarde said on Sunday. With debt levels blowing past 100%of GDP this year, concerns are rising that politicians will struggle to push through more support and some subsidies, raising the risk that employment and income schemes could abruptly end. (Reuters) Markets are looking to the Fed to be a soothing force when it meets in the week ahead, but stocks could remain choppy if the central bank disappoints and as investors focus on the election and the economic recovery. The Fed"s two-day meeting is expected to end Wednesday with minor tweaks to its statement and some clarity on how it plans to use forward guidance. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Joshua Ness on Unsplash
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – September 2020: Meredam Dampak COVID-19
11 September 2020PT Danareksa (Persero) melalui Danareksa Research Institute (DRI) mengeluarkan riset terbarunya yang berfokus pada strategi pemerintah dalam meredam dampak COVID-19 dengan judul DRI’s Pulse Check edisi September: “Meredam Dampak COVID-19”. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi selama Semester 1-2020. Sementara pengembangan vaksin COVID-19 masih terus berlangsung, peran pemerintah untuk meredam dampak negatif pandemi dan untuk memulihkan perekonomian menjadi sangat penting. Dalam riset ini, rekan media dapat melihat seberapa besar Program Perlindungan Sosial berdampak pada beban masyarakat. Dalam riset ini, DRI memberikan informasi terkait kondisi ekonomi terkini yang menimbulkan reaksi negatif setelah pengumuman akan kembali diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). DRI juga menyajikan data terkait indikator-indikator ekonomi lainnya, seperti misalnya sektor apa saja yang memicu kontraksi PDB. Selain itu, Anda dapat turut melihat data CDS (Credit Default Swap) (per 5 September), di mana CDS Indonesia tertinggi di kelas rating BBB, sehingga ada peluang CDS Indonesia menurun mendekati rata-rata CDS di kelas rating BBB. Meskipun kini ekonomi tengah bergejolak, kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian (IKK) dan pemerintah mulai menunjukkan peningkatan. Di bulan Agustus 2020, IKK naik ke level 74 didorong oleh optimisme konsumen terhadap perbaikan ekonomi dan ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan. Sementara itu, indeks kepercayaan terhadap pemerintah kembali meningkat dan terjaga di atas level 100, sejalan dengan kebijakan yang diambil pemerintah untuk menangani pandemi COVID-19 serta stabilisasi harga. Sementara di sektor telekomunikasi, diyakini tetap menarik, dengan para operator diminta untuk membantu program subsidi Pemerintah, yang dapat menjadi peluang untuk mengakses pasar pelajar. Simak juga wawancara DRI dengan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, yang mengungkapkan strategi dan kesiapan hadirkan vaksin COVID-19 di Indonesia di tahun 2021. Download: Danareksa DRI"s Pulse Check - Meredam Dampak COVID-19 - September 2020 Danareksa DRI’s Pulse Check – Meredam Dampak COVID-19 – September 2020
SelengkapnyaJakarta to Impose Large-Scale Social Restrictions (PSBB) on September 14
10 September 2020DKI Jakarta Governor Anies Baswedan decided to impose Large-Scale Social Restrictions (PSBB). This policy will take effect on September 14, 2020, and office activities will be eliminated. This is due to the high numbers of Jakarta’s Covid-19 cases and limited hospital facilities, which is considered an emergency. (CNBC Indonesia) U.S. job openings increased for a third straight month in July, consistent with a steady improvement in the labor market as the nation grinds its way forward from a pandemic-induced recession. The number of available positions rose to 6.62 million during the month from a revised 6 million in June, according to the Labor Department’s Job Openings and Labor Turnover Survey, or JOLTS, released Wednesday. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Lei Jiang on Unsplash
SelengkapnyaThe Federal Reserve’s Main Street Lending Program, Aimed at Supporting Small to Mid-Size Businesses
09 September 2020The results of the SUN auction on September 8, 2020 for series SPN03201209 (new issuance), SPN12210909 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) and FR0076 (reopening) show the total incoming bids of Rp 52 trillion, with a total nominal of Rp 22 trillion won. The total incoming bids were lower than the previous SUN auction (25 August 2020) which amounted to Rp 78 trillion, and the SUN auction on 11 August 2020 which amounted to Rp 106 trillion. The yield of Government Bonds on 8 September reached 6.87%, an increase of 17 bps from the previous SUN auction date of 6.7% in 25 August. The Federal Reserve’s Main Street Lending Program, aimed at supporting small to mid-size businesses through the coronavirus pandemic, has mostly made loans in the millions of dollars, according to data disclosed by the central bank Tuesday. Of the 118 loans bought by the Fed’s program through the end of August, only 11 were under $1 million. Only one, at $265,000 was close to the $250,000 minimum loan size. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Artem Gavrysh on Unsplash
SelengkapnyaKemenkeu Expands the Maximum Limit of the Budget Deficit for Next Year
08 September 2020The Ministry of Finance (Kemenkeu) expands the maximum limit of the budget deficit (APBD) for the next year cumulatively as well as for each region by 0.34% of the 2021 GDP projection. This APBD deficit limit is higher than in 2020 which was only 0.28% of the projection of GDP. The policy is stipulated in PMK Number 121 / PMK.07 / 2020 concerning the Maximum Cumulative Limits for Regional Income and Expenditure Budget Deficits, Maximum Limits for Regional Income and Expenditure Budgets, and Maximum Cumulative Limits on Regional Loans for Fiscal Year 2021.(Investor Daily) The Indonesian government will hold an auction for Government Securities (SUN) on September 8, 2020, consisting of series SPN03201209 (New Issuance), SPN12210909 (New Issuance), FR0086 (Reopening), FR0087 (Reopening), FR0080 (Reopening), FR0083 (Reopening), and FR0076 (Reopening). The maximum target for this auction is IDR 40 trillion while the indicative target is IDR 20 trillion. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by JJ Ying on Unsplash
SelengkapnyaThe Fed to Look at Reviving a Great Recession-era Promise to Keep Interest Rates Low
07 September 2020The yield on the 10-year Indonesian Government Bond increased 4 bps from 28 August 2020 to 6.94% on 4 September 2020. However, the 10-year Indonesian CDS showed a slight decline, closing at 88 bps on 3 September 2020, down 9 bps from a week ago, August 28th. In addition, the Rupiah exchange rate against the USD depreciated by 0.81%, with a value of IDR 14,750 per USD on 4 September 2020, from IDR 14,632 as of 28 August 2020. Federal Reserve policymakers are looking at reviving a Great Recession-era promise to keep interest rates low until certain conditions are met, in a bid to deliver a more rapid recovery from the recession triggered by the coronavirus pandemic. The policymakers "generally indicated support" for tying rate-setting policy to specific economic outcomes, minutes from the U.S. central bank"s June 9-10 policy meeting showed on Wednesday. "A number" favored a promise to leave rates low until inflation meets or even modestly exceeds the Fed"s 2% goal. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Matt Thomason on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Indeks Kepercayaan Konsumen DRI Naik 3,7% ke Level 74.0
07 September 2020Minggu I September 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Indonesia Dari domestik, pada bulan Agustus 2020 indeks harga konsumen (IHK) mencatatkan deflasi lagi sebesar -0.05% mom setelah bulan sebelumnya terjadi deflasi sebesar -0,10% mom. Deflasi bulan ini didorong oleh penurunan harga pada kelompok barang harga bergejolak (makanan, minuman dan tembakau). Deflasi yang terjadi selama dua bulan berturut – turut mengindikasikan daya beli masyarakat yang masih rendah di tengah pelonggaran kebijakan pembatasan sosial dan realisasi stimulus pemerintah untuk peningkatakan konsumsi rumah tangga. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Danareksa Research Institute naik 3.7% ke level 74.0 setelah selama empat bulan berturut – turut turun akibat pandemi Covid-19 di Indonesia. Dua komponen dalam IKK yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (Present Situation Index) dan Indeks Perkiraan Ekonomi (Expectation Idex) 6 bulan mendatang mengalami peningkatan masing – masing ke level 38.36 dan 100.71. Konsumen memandang lebih optimis pada ketersediaan lapangan pekerjaan dan pendapatan keluarganya selama enam bulan ke depan seiring dengan beroperasinya kembali kegiatan bisnis setelah pelonggaran kebijakan pembatasan dan realisasi stimulus pemerintah untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. IHS Markit Manufacturing Indonesia naik ke level 50.8 pada bulan Agustus 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 46.9. Kondisi sektor manufaktur di Indonesia membaik dan kembali ke level positifnya untuk pertama kali sejak penurunan pada bulan Februari 2020. Perbaikan aktivitas menufaktur didorong oleh peningkatan produksi dan pesanan baru terutama permintaan domestik, peningkatan operasi bisnis dan pelonggaran pembatasan sosial yang dilakukan oleh pemerintah mulai bulan Juli 2020. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendapatkan anggaran tambahan dari dana cadangan APBN 2020 sebesar Rp 8,3 triliun untuk memberikan subsidi kuota internet dan membayar tunjangan dosen dan guru. Total anggaran untuk memberikan subsidi kuota sebesar Rp 7,21 triliun yang terdiri dari anggaran tambahan sebesar Rp 5,72 triliun dan relokasi anggaran Kemendikbud sebesar Rp 492,8 miliar. Kuota internet diberikan selama empat bulan untuk siswa sekolah (35 GB/bulan), mahasiswa (50 GB/bulan), guru (42 GB/bulan), dan dosen (50 GB/bulan). Kedatangan turis asing ke Indonesia masih terus menurun, data bulan Juli 2020 menunjukkan penurunan sebesar 89.12% yoy. Hal ini masih disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang mengakibatkan beberapa negara masih melakukan pembatasan perjalanan ke luar negaranya. Komoditas Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI turun sebesar 3.8% ke level USD 39.77/ barel pada akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 4 September 2020 di tengah menguatnya dollar AS dan laporan data sektor pekerjaan AS yang membaik. Penurunan harga minyak mentah WTI didorong oleh penurunan permintaan dan kelebihan pasokan yang meningkatkan kekhawatiran investor. Secara mingguan WTI turun sebesar 7.4%. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 4 September 2020 ditutup turun 3.2%ke level USD 42.66/barel. Secara mingguan minyak mentah Brent mengalami penurunan 7%. Di sisi lain, harga emas naik 0.4% ke level USD 1,937/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 4 September 2020, setelah dalam satu minggu terakhir sempat menyentuh level terendahnya. Amerika Serikat Dari ekonomi AS, defisit neraca perdagangan AS bulan Juli 2020 melebar menjadi USD 63,6 miliar jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD 53.5 miliar. Ini merupakan defisit neraca perdagangan tertinggi sejak Juli 2008. Meskipun ada kenaikan pada ekspor – impor namun tetap lebih rendah jika dibandingkan sebelum adanya pandemi, hal ini disebabkan aktivitas bisnis yang sudah mulai berjalan namun dengan kapasitas yang terbatas. Ekspor naik 8.1% menjadi USD 168,1 miliar sedangkan impor naik 10.9% menjadi USD 231.7 miliar. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran di AS bulan Agustus 2020 turun menjadi 8.4% jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 10.2%. Jumlah penganguran turun sebesar 2,8 juta menjadi 13,6 juta karena bisnis mulai beroperasi dan mempekerjakan kembali karyawannya. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun 886 ribu klaim dalam pekan terakhir tanggal 29 Agustus 2020. Ini merupakan level terendah klaim tunjangan pengangguran sejak awal pandemi terjadi di AS. Ini menunjukkan bahwa sektor tenaga kerja mulai pulih kembali secara perlahan di tengah ancaman penyebaran Covid-19 gelombang kedua. Sementara itu, non farm pay-roll AS (jumlah pekerjaan di luar sektor pertanian, pekerja rumah tangga, wirausaha, militer dan agensi intelejen di AS) sebesar 1,371 juta pekerjaan pada bulan Agustus 2020, menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,734 juta pekerjaan. China Dari ekonomi China, Caixin Manufacturing PMI China naik ke level 53.1 pada bulan Agustus 2020 dari level 52.8 di bulan Juli 2020 seiring dengan kembali pulihnya negara tersebut dari pandemi Covid-19 secara perlahan. Industri manufaktur China menunjukkan peningkatan terutama di sektor kesehatan yang meningkat untuk pertama kalinya sejak Januari 2011. Sementara itu, Caixin Services PMI China bulan Agustus 2020 turun tipis ke level 54.0 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 54.1. Ini menandakan masih adanya pemulihan aktivitas bisnis di tengah membaiknya permintaan global dan upaya pemerintah untuk memulihkan perekonomia pasca pandemi Covid-19. Eropa Dari kawasan Eropa, perdagangan ritel kawasan Eropa turun 1.3% mom pada bulan Juli 2020 setelah di bulan sebelumnya sempat mengalami kenaikan sebesar 5.3% mom. Negara – negara di dunia berusaha untuk melakukan kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan, namun permintaan global masih mengalami hambatan seiring dengan adanya ancaman penyebaran Covid-19 gelombang kedua. Industrial Producer Price (PPI) kawasan Eropa naik 0.6% mom (-3.3% yoy) pada bulan Juli 2020 menyusul kenaikan sebesar 0.7% di bulan sebelumnya. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran di kawasan Eropa naik menjadi 7.9% pada bulan Juli 2020 setelah di bulan sebelumnya turun menjadi 7.7%. Ini merupakan tingkat pengangguran tertinggi sejak November 2018 akibat kebijakan lockdown pemerintah yang berdampak pada penutupan kegiatan ekonomi dan bisnis. Jumlah pengangguran meningkat sebesar 344 ribu menjadi 12,793 juta orang, meskipun pemerintah telah memberikan program dukungan pada sektor tenaga kerja. Jepang Dari ekonomi Jepang, perdagangan ritel Jepang turun 3.3% mom pada bulan Juli 2020 setelah di bulan sebelumnya naik 13.1% mom. Ini merupakan penurunan pertama perdagangan ritel sejak bulan April 2020 akibat penyebaran Covid-19 gelombang kedua di Jepang. Indeks kepercayaan konsumen di Jepang turun ke level 29.3 pada bulan Agustus 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 29.5. Dari sektor perumahan, pembangunan rumah baru (housing start) di Jepang turun ke 11.4% yoy pada bulan Juli 2020 meneruskan penurunan di bulan sebelumnya sebesar 12.8% yoy. Hal ini menunjukkan akibat penyebaran Covid-19 sektor perumahan belum pulih secara keseluruhan. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran Jepang bulan Juli 2020 naik menjadi 2.9% jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2.8%. Namun ini masih menjadi tingkat pengangguran tertinggi sejak bulan Mei 2017 sebagai akibat kebijakan pembatasan yang diberlakukan pemerintah Jepang untuk menekan penyebaran Covid-19. Sejalan dengan tingginya tingkat pengangguran di Jepang rasio ketersediaan lapangan pekerjaan di Jepang juga turun 1.08% di bulan Juli 2020. Minggu II September 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: USA: Inflation rate, PPI, JOLTs job openings, initial jobless claim China: Trade balance, inflation rate, PPI, foreign exchanges reserves Jepang: Household spending, PPI, foreign exchanges reserves, current account EU: ECB interest rate decision Indonesia: retail sales, foreign exchanges reserves Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Blake Wisz on Unsplash
SelengkapnyaThe Government of Indonesia Prepares a Fiscal Buffer of Rp 60 Trillion in 2021 RAPBN
04 September 2020The Government of Indonesia prepares a fiscal buffer of Rp 60 trillion in the 2021 State Revenue and Expenditure Budget Draft (RAPBN). The budget is increased by Rp 50 trillion from this year"s fiscal reserve budget of only Rp 10 trillion. Minister of Finance (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati stated that next year"s fiscal reserves will be used to anticipate the uncertainty of the Covid-19 pandemic, which has yet to show signs of ending. (Investor Daily) The U.S. trade deficit swelled to the widest in 12 years in July, with the surplus on services plunging to the lowest since 2012, pointing to a bumpy economic recovery ahead. The overall gap of goods and services expanded to $63.6 billion in July from a revised $53.5 billion in June, according to Commerce Department data released Thursday. Exports increased from the prior month by 8.1% to $168.1 billion, while imports gained 10.9% to $231.7 billion, the department said. Together, the value of U.S. exports and imports rose to $399.8 billion, still well below pre-pandemic levels. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Shawn Ang on Unsplash
SelengkapnyaFuture Demand for Credit will Increase Significantly as the Economy Recovers
03 September 2020The Financial Services Authority (OJK) is optimistic that future demand for credit will increase significantly as the economy recovers. Signs of improving demand for credit are reflected in credit disbursement in July 2020, which grew 1.53% on an annual basis (year on year / yoy), higher than the previous month"s, 1.49% (yoy). Credit has grown in almost all regions of Indonesia. (Investor Daily) Treasury yields turned lower on Wednesday after investors digested fresh employment data. The yield on the benchmark 10-year Treasury note fell 2 basis points to 0.64% while the yield on the 30-year Treasury bond dipped 5 basis points to 1.37%. Data on Wednesday showed private payrolls increased by 428,000 in August, about double that of July but well below Dow Jones estimates of 1.17 million, according to the latest count from ADP. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Tobias Tullius on Unsplash
SelengkapnyaThe Government of Indonesia has Held another Auction for SBSN
02 September 2020The Government of Indonesia has held an auction of SBSN or Sovereign Sharia Securities on September 1, 2020 for series SPNS02032021 (new issuance), PBS027 (reopening), PBS026 (reopening), PBS025 (reopening) and PBS028 (reopening). The total incoming bids were Rp 38.3 trillion, lower than the previous SBSN auction on August 18, 2020 which amounted to Rp 49.4 trillion. Meanwhile, the total amount awarded was the same as the previous SBSN auction, namely Rp 9.5 trillion. The yield on Government Bonds on September 1 was 6.86%, growing by 12 bps from August 18, 2020 which was 6.74%. Minister of Finance Sri Mulyani explained that there are four supporting factors in order to achieve the 2021 economic growth target of 4.5% - 5.5%. These four factors include handling the Covid-19 pandemic successfully, including vaccine research efforts. Second, the recovery in global economic performance. Third, structural reform efforts to increase business convenience and attract investment. Last, counter cyclical fiscal policy support, including the continued national economic recovery program (PEN). (Investor Daily) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Cristiano Firmani on Unsplash
SelengkapnyaThe Yield on the 10-Year Government Bonds has Increased by 18 bps to 6.9%
31 Agustus 2020The yield on the 10-year Government Bonds has increased by 18 bps to 6.9% as of August 28, 2020 compared to previous week"s close. However, this increase is not in line with Indonesia"s 10-year CDS which tends to decline by 9 bps from 20 August 2020 to 164 bps on 27 August 2020. In addition, the Rupiah against USD showed an appreciation of 0.95%, from IDR 14,771 per USD on 21 August to IDR 14,632 per USD on 28 August 2020. The Federal Reserve’s move to an extended era of low interest rates offers an opportunity for emerging economy central banks to do the same. While the impact will vary by country, lower for longer U.S. interest rates and a weaker dollar will boost emerging market assets and take pressure off monetary authorities to raise interest rates in order to protect their currencies or to attract foreign capital. Yet with several economies still saddled with high inflation and volatile currencies, there’s limited scope for developing markets to be as accommodative as the Fed. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jaromír Kavan on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia’s BOP in the Second Quarter of 2020 Recorded a Surplus of US $ 9.2 Billion
19 Agustus 2020The Government has held an SBSN auction on August 18, 2020 for series SPNS05022021 (reopening), PBS027 (reopening), PBS026 (reopening), PBS025 (reopening) and PBS028 (reopening). The incoming bid was Rp 49.4 trillion, higher than the incoming bid from the previous SBSN auction (August 4, 2020), which was Rp 39.8 trillion. However, the total won at the August 18’s SBSN auction was Rp 9.5 trillion, less than the previous SBSN auction, which was Rp 11 trillion. Meanwhile, the yield of 10-year Government bonds on August 18, 2020 reached 6.75%, down 9 bps from August 4, 6.84%. Indonesia"s Balance of Payments (BOP) in the second quarter of 2020 recorded a surplus of US $ 9.2 billion, after experiencing a deficit of US $ 8.5 billion in the previous quarter. The improvement in BOP’s performance is supported by a decrease in the current account deficit (CAD) which reached US $ 2.9 billion in the second quarter of 2020 as well as a large capital and financial account surplus. In line with the BOP’s surplus, the position of foreign exchange reserves at the end of June 2020 increased to US $ 131.7 billion. (Bank Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Agustus 2020: Sejauh Mana COVID-19 mengubah ekonomi masyarakat
06 Agustus 2020PT Danareksa (Persero) melalui Danareksa Research Institute (DRI) hari ini meluncurkan “DRI’s Pulse Check – Agustus 2020: Sejauh mana COVID-19 mengubah ekonomi masyarakat.” Edisi ini merupakan edisi yang pertama di mana melalui #DRI"sPulseCheck, DRI berkomitmen untuk selalu memberikan perkembangan ekonomi terkini keadaan ekonomi Indonesia kepada seluruh masyarakat luas melalui tinjauan dari berbagai indikator ekonomi yang disajikan dalam laporan ini. Adapun di edisi ini, DRI memberikan informasi mengenai perkembangan COVID-19, kondisi ekonomi makro, dan kekuatan sistem keuangan. Selain itu, DRI juga membahas sektor riil dan menjelaskan pola konsumsi masyarakat yang berubah selama pandemik berlangsung serta apa yang UMKM lakukan untuk menyesuaikan strategi bisnis karena pandemi. DRI juga mengungkapkan sentimen kepercayaan konsumen yang menurun di kuartal 2-2020 dan semakin banyaknya masyarakat yang berpikir pendapatan mereka akan turun dalam 6 bulan ke depan. Untuk melihat secara lengkap DRI"s Pulse Check edisi Agustus 2020 ini, silakan mengunduh laporan tersebut dengan meng-klik tautan bawah ini. DRI"s Pulse Check-Agustus 2020
SelengkapnyaThe Fed Maintained Interest Rate Near Zero
30 Juli 2020The Federal Reserve held interest rates steady in a decision announced Wednesday that came along with a tepid outlook on the coronavirus-plagued economy. In a move widely expected, the central bank kept its benchmark overnight lending rate anchored near zero, where it has been since March 15 in the early days of the pandemic. Along with keeping rates low, the Federal Open Market Committee, which sets monetary policy, expressed its commitment to maintaining its bond purchases and the array of lending and liquidity programs also associated with the virus response. (CNBC) The Government guarantees working capital loans provided by banks to private corporations with a credit ceiling of Rp10 billion to Rp1 trillion. Until next year, working capital loans given by banks through the program are targeted to reach Rp100 trillion. Under this program, the government will guarantee 60% of working capital loans (the remaining 40% will be guaranteed by banks) for corporations in the non-priority sector. Meanwhile, priority sectors will get 80% guarantee from the government, while the other 20% will be guaranteed by the banking sector. (Investor ID) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Scott Webb on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Realisasi Investasi Asing di Indonesia Telah Menyumbang 48.5% dari Total Realisasi Investasi Indonesia
29 Juli 2020Minggu IV Juli 2020 Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, baik domestik maupun regional dalam satu minggu terakhir, sebagai berikut:: Indonesia Dari domestik, pada tanggal 20 Juli 2020 Kementerian keuangan memaparkan realisasi APBN semester I 2020 dimana defisit APBN mencapai 1.57% dari PDB (Rp 257,8 triliun). Secara rinci realisasi penerimaan negara sebesar Rp 811,2 triliun atau terkontraksi 9.8% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 899,6 triliun. Sementara itu realisasi belanja negara mencapai 1,068.9 triliun atau tumbuh 3.3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp 1,034.7 triliun. Foreign Direct Invetment (FDI) Indonesia turun 6.9% yoy menjadi Rp 97,6 triliun pada kuartal II 2020. Penurunan tersebut sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebar hampir di seluruh negara di dunia. Secara umum, realisasi investasi asing di Indonesia pada bulan Januari – Juni 2020 telah menyumbang 48.5% dari total realisasi investasi Indonesia senilai Rp 402,6 triliun, sisanya berasal dari penanaman modal dalam negeri. Jepang Dari ekonomi Jepang, neraca perdagangan Jepang defisit JPY 268,8 miliar pada bulan Juni 2020 dari surplus JPY 588,1 miliar pada bulan yang sama di tahun sebelumnya. Ekspor turun 26.2% yoy menjadi JPY 4,86 miliar, ketergantungan Jepang terhadap ekspor untuk pertumbuhan ekonomi membuat prospek pemulihan ekonomi secara keseluruhan tidak pasti. Sementara itu impor juga turun dalam sebesar 14.4% yoy menjadi JPY 5,13 miliar. Selama Januari – Juni 2020 neraca perdagangan Jepang defisit sebesar JPY 2,24 triliun dari JPY 895,9 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan perekonomian global dapat terjadi terus – menerus terutama setelah adanya peningkatan kasus di AS dan beberapa negara lainnya setelah upaya reopening perekonomian Inflasi Jepang bulan Juni 2020 sebesar 0.1% yoy, ini merupakan level terendah selama tiga tahun terakhir akibat penyebaran Covid-19 yang terus menghambat konsumsi masyarakat. Penurunan harga terjadi pada seluruh komponen, paling tajam terjadi pada komponen pendidikan (-10.5% yoy). Jibun Bank Japan Manufacturing PMI bulan Juli naik ke level 42.6 dari bulan sebelumnya yang berada di level 40.1. Selama lima belas bulan berturut – turut sektor manufakturing Jepang telah mengalami kontraksi yang diperparah dengan adanya pandemi Covid-19. Output, pesanan baru dan lapangan pekerjaan terus mengalami penurunan meskipun melambat jika dibandingkan dengan bulan Juni 2020. Hal ini menandakan adanya pemulihan di sektor manufaktur meskipun belum optimal. Sementara itu, Jibun Bank Japan Services PMI naik tipis menjadi 45.2 di bulan Juli 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level 45.0. Pandemi Covid-19 mengakibatkan kontraksi selama enam bulan terakhir, kebijakan lockdown pemerintah memukul sisi permintaan. Eropa Dari Ekonomi Eropa, neraca transaksi berjalan kawasan Eropa mencatatkan defisit di bulan Mei 2020 sebesar EUR 10,5 miliar jika dibandingkan bulan Mei 2019 yang mencatatkan surplus sebesar EUR 14,5 miliar. Ini merupakan defisit terbesar sejak bulan Mei 2011. IHS Markit Manufacturing kawasan Eropa naik ke level 15.1 di bulan Juli 2020 dari bulan sebelumnya yang berada di level 47.4. Ini merupakan peningkatan aktivitas manufaktur pertama sejak Januari 2019. Kenaikan PMI kawasan Eropa ke level di atas 50 menunjukkan mulai membaiknya sektor manufaktur yang ditandai dengan peningkatan produksi pabrik – pabrik setelah kebijakan lockdown Output produksi dan pesanan baru meningkat pesat, peningkatan tajam pesanan baru terjadi pertama kali sejak Sepetember 2018. Sementara itu, IHS Markit Services PMI kawasan Eropa bulan Juli 2020 juga mengalami peningkatan ke level 55.1 setelah pada bulan sebelumnya berada di level 48.3. Kegiatan bisnis mulai tumbuh setelah pencabutan kebijakan lockdown namun untuk permintaan ekspor masih terus mengalami penurunan. Di sisi lain, Indeks Kepercayaan Konsumen di kawasan Eropa turun 0.3 poin menjadi -15.0 pada Juli 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level -14.7. AS Dari ekonomi AS, IHS Markit Manufacturing PMI AS naik ke level 51.3 pada bulan Juli 2020 dari 49.8 di bulan sebelumnya. Peningkatan PMI didorong oleh peningkatan total produksi dan pesanan baru dalam lima bulan terakhir, hal ini sebagai dampak pembukaan kegiatan ekonomi dan bisnis di AS. Sementara itu, IHS Markit Services AS PMI bulan Juli 2020 juga naik ke level 49.6 dari bulan sebelumnya yang berada di level 47.9. Namun, kontraksi masih tetap berlanjut selama enam bulan berturut – turut. Dari sektor perumahan, existing home sales AS Juni 2020 naik 20.7% mom menjadi 4,27 juta unit dari 3,91 juta unit di bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar penjualan rumah sejak 1968 sebagai dampak pembukaan kembali perekonomian di AS setelah kebijakan lockdown Sementara itu, new home sales di AS naik 13.8% mom menjadi 776 ribu unitpada bulan Juni 2020 dan merupakan peningkatan tertinggi sejak 2007. Sektor perumahan di AS perlahan pulih setelah penyebaran Covid-19 di tengah ancaman penyebaran gelombang kedua. Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran stabil di angka 1,42 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 18 Juli 2020, meningkat pertama kalinya sejak empat bulan terakhir. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 52,7 juta klaim. Kekhawatiran akan adanya penyebaran Covid-19 gelombang kedua membuat beberapa negara bagian di AS melakukan kebijakan lockdown kembali dan menutup kegiatan ekonomi dan bisnis. Komoditas Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI naik 0.3% menjadi USD 41,29/ barel di akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2020 yang didorong oleh pulihnya permintaan global setelah beberapa negara melaporkan kenaikan pada data PMI Markit Manufacturing. Secara mingguan WTI naik sebesar 1.7%. Sementara itu, harga Brent pada akhir perdagangan tanggal 24 Juli 2020 ditutup pada level USD 43.34/barel. Secara mingguan, harga Brent naik tipis sebesar 0.5%. Di sisi lain, harga emas tetap berada di level USD 1,897.5/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 14 Juli 2020 setelah kenaikan selama enam hari berturut – turut mendekati level tertingginya USD 1,920/ ons pada September 2011. Kenaikan harga emas masih didorong oleh peningkatan perbaikan perekonomian global dan kekhawatiran investor terhadap ketegangan hubungan antara China-AS. Secara mingguan harga emas naik 4.8%. Minggu V Juli 2020 Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: Indonesia: Loan growth, Danareksa consumer confident survey USA: GDP growth rate Q2, The Fed interest rate decision, durable goods orders, pending home sales, initial jobless claim, personal spending, personal income Jepang: Leading economic index retail sales, unemployment rate, jobs applications ratio, industrial production, consumer confidence, housing start EU: GDP growth rate Q2, Unemployment rate, economic sentiment, inflation rate China: NBS Manufacturing PMI Source: Danareksa Research Institute Photo by Josh Couch on Unsplash
SelengkapnyaRealization of State Expenditures Reached 39.02% of the APBN
21 Juli 2020Based on Press Conference in July 2020, the realization of state expenditures at the end of June 2020 is Rp1,068.94 trillion or around 39.02% of the APBN Perpres 72/2020’s plan, growing 3.3% (yoy). The increase in the realization of the Govt Expenditure is driven by the realization of social funding aid which reached Rp99.43 trillion or grew 41.04% (yoy). Meanwhile, the realization of the state budget deficit in June 2020 reached Rp257.76 trillion, or around 1.57% of GDP. The realization of budget financing in June 2020 reached Rp416.18 trillion (40.05% of the APBN-Perpres 72/2020’s plan). It is driven by debt financing of Rp421.55 trillion, which consists of the realization of SBN (net) of Rp430.40 trillion and loan realization (net) amounted to negative Rp8.85 trillion. (MoF) EU leaders meeting in Brussels for a second day were inching closer to a deal for a 750 billion-euro ($860 billion) stimulus package after the Dutch government indicated support for the direction of the negotiations. A new proposal unveiled on Saturday, which would keep the overall size of the fund the same but reduce the amount distributed as grants by 50 billion euros. The new plan would see 450 billion euros disbursed as grants and an EU official said it was garnering considerable support around the room. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Bogomil Mihaylov on Unsplash
SelengkapnyaBank Indonesia Cut BI7DRR by 25 bps to 4.0%
17 Juli 2020The Bank Indonesia Board of Governors" Meeting (RDG) on 15-16 July 2020 decided to reduce the BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) by 25 bps to 4.00%, the Deposit Facility interest rate by 25 bps to 3.25%, and Lending Facility interest rate of 25 bps to 4.75%. This decision is consistent with low inflation forecast, maintained external stability, and as a further step to encourage economic recovery in the COVID-19 pandemic. (Bank Indonesia) The Chinese economy returned to growth in the second quarter, marking an important milestone in the global struggle to climb out of the slump brought about by the coronavirus. Gross domestic product expanded 3.2% in the three months to June from a year ago, reversing a 6.8% decline in the first quarter and beating the median forecast of 2.4%. However, the economy is still 1.6% smaller than at the end of the first half in 2019. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Huper by Joshua Earle on Unsplash
SelengkapnyaThe Government of Indonesia to Hold Another SUN Auctions
14 Juli 2020Government of Indonesia will hold auctions of Government Debt Securities (SUN) on Tuesday, July 14, 2020 consisting of SPN03201015 (New Issuance), SPN12210429 (Reopening), FR0081 (Reopening), FR0082 (Reopening), FR0080 (Reopening), FR0083 (Reopening), FR0076 (Reopening). This auction target is the same as the earlier auction, which is an indicative target of IDR 20 trillion, and a maximum target of IDR 40 trillion. At the earlier SUN auction on June 30, 2020, the total incoming bids were IDR 72 trillion, of which the nominal won was IDR 20.5 trillion. The yields of 10-year Government Bonds reached 7.07% on Monday July 13, 2020, down 13 bps compared to the previous 2 weeks, which was 7.21% on June 30, 2020. Likewise, 5-year Government Bonds also decreased by 19 bps to 6.35% in the same period. The Government plans to issue one more foreign currency SBN in the second semester of this year, namely Samurai Bond denominated in Japanese Yen. If realized, the issuance of the Samurai Bond will be the second issuance by the Government this year. Previously in July, the Government has issued a Samurai Bond of JPY 100 billion consisting of 5 series. (Kontan)
SelengkapnyaDRI: Penerbitan Sukuk Global Pemerintah Pengaruhi Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia
13 Juli 2020Minggu II Juli 2020 Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, baik domestik maupun regional dalam satu minggu terakhir, sebagai berikut: Indonesia Pada tanggal 6 Juli 2020 Bank Indonesia dan Kementrian Keuangan menyepakati skema burden sharing atau berbagi beban dalam hal program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Burden sharing tersebut dilakukan BI melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah lewat private placement dengen referensi suku bunga reverse repo rate. Terdapat tiga kategori dalam skema burden sharing yaitu sebagai berikut: Belanja public goods (kesehatan, perlindungan sosial, sektoral K/L dan Pemerintah Daerah) sebesar Rp 397,56 triliun pemerintah akan menerbitkan SBN kepada BI secara private placement dengan suku bunga acuan reverse repo rate dan keseluruhan bunga ditanggung BI. 2. Belanja non public goods (UMKM dan Korporasi non UMKM) sebesar Rp 177,03 triliun pemerintah melakukan penerbitan SBN melalui mekanisme pasar dengan BI. Pemerintah menanggung bunga sebesar BI reverse repo rate dikurangi 1% dan sisanya ditanggung oleh BI. 3. Belanja non public goods (lainnya) sebesar Rp 328,87 triliun pemerintah melakukan pembiayaan melalui penerbitan SBN di pasar dengan seluruh bunga ditanggung pemerintah. Pemerintah melalui kolaborasi dengan beberapa Kementerian pada tanggal 7 Juli 2020 meluncurkan penjaminan kredit modal kerja bagi UMKM dalam rangka mempercepat program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Penjaminan UMKM dilakukan untuk menurunkan resiko kredit demi meningkatkan minat perbankan dalam penyaluran pinjaman. Pemerintah sebelumnya telah mengalokasikan biaya penanganan UMKM sebesar Rp 123,46 triliun untuk membantu UMKM. Pemerintah juga telah menyiapkan Rp 2,4 triliun untuk insentif pajak UMKM yang ditanggung oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah juga menempatkan dana Rp 30 triliun sebagai tahap awal dari total Rp 78 triliun dengan suku bunga sekitar 80% dari repo yaitu 3.3% agar bisa dicampur dengan dana perbankan untuk memberikan kredit modal kerja yang berbunga relatif rendah. Dari domestik, cadangan devisa Indonesia pada bulan Juni 2020 meningkat menjadi USD 131,7 miliar jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 130,5 miliar. Peningkatan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah Penjualan ritel di Indonesia bulan Mei 2020 turun 20.6% yoy mengikuti penurunan pada bulan sebelumya sebesar 16.9% yoy. Ini merupakan penurunan ke enam kalinya dan merupakan yang terdalam sejak Oktober 2008 yang didorong oleh lemahnya daya beli masyarakat akibat pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Penurunan penjualan tertinggi terdapat pada kategori pakaian (-74 %), barang budaya dan rekreasi (-53.7%) dan otomotif (-46.9%). Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI naik 2.4% menjadi USD 40,6/ barel di akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2020 yang didorong oleh optimisme pasar terhadap penemuan antivirus Covid-19 dan optimisme peningkatan permintaan minyak setelah beberapa negara melakukan pelonggaran kebijakan lockdown. Sementara itu, harga Brent turun 1% menjadi USD 41.8/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 10 Juli 2020, secara mingguan harga minyak mentah Brent turun 3%. Di sisi lain, harga emas turun 0.3% menjadi USD 1,798/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 10 Juli 2020, penurunan harga emas didorong oleh kekhawatiran investor terhadap penyebaran Covid-19 gelombang kedua. Secara mingguan harga emas naik 1.4%. Jepang Dari ekonomi Jepang, surplus transaksi berjalan Jepang pada bulan Mei 2020 menyempit menjadi JPY 1176,8 miliar jika dibandingkan dengan Mei 2019 sebesar JPY 1631,1 miliar. PPI Jepang turun 1.6% yoy pada bulan Juni 2020 setelah penurunan 2.7% yoy di bulan sebelumnya. Penurunan harga tertinggi terjadi pada harga minyak dan batu bara (-25.9% yoy) dan bahan kimia (-5.9% yoy). Sedangkan untuk harga komponen makanan dan minuman naik 0.8% yoy setelah pada bulan sebelumnya meningkat 0.9% yoy. Pengeluaran rumah tangga Jepang turun 16.2% yoy pada bulan Mei 2020 menyusul penurunan 11.1% yoy pada bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan ke delapan kalinya sejak akhir tahun 2019 karena konsumen mengurangi konsumsinya sebagai respon negatif terhadap dampak pandemi Covid-19. Tingginya angka pengangguran mengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat yang berakibat pada rendahnya daya beli. Eropa Dari Ekonomi Eropa, perdagangan ritel kawasan Eropa pada bulan Mei 2020 naik 17.8% mom setelah dua bulan berturut – turut turun tajam. Hal ini didorong oleh beberapa negara di kawasan Eropa yang mulai membuka kembali aktivitas ekonomi negaranya. Peningkatan terlihat pada penjualan produk non-makanan (+35% mom) dan bahan bakar (+38.4% mom). China Dari ekonomi China, cadangan devisa China bulan Juni 2020 naik menjadi USD 3,112 triliun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD 3,102 triliun. Kenaikan cadangan devisa China didorong oleh penguatan yuan dan kenaikan harga aset global. Aliran modal asing yang masuk ke China meningkat seiring perekonomian di negara tersebut yang kembali pulih pasca pandemi Covid-19. Tingkat inflasi China naik menjadi 2.5% yoy pada bulan Juni 2020 dari 2.4% yoy di bulan sebelumnya. Inflasi tertinggi terjadi pada bahan makanan (+11.1% yoy) sedangkan untuk komponen non-makanan melambat 0.3% yoy. Peningkatan inflasi di China mengindikasikan naiknya konsumsi masyarakat secara perlahan setelah kebijakan lockdown dicabut oleh pemerintah. Sementara itu, PPI China turun 3.0% yoy pada Juni 2020 setelah penurunan 3.7% yoy di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan kelima kalinya secara berturut – turut untuk harga produsen akibat krisis Covid-19. AS Dari ekonomi AS, PPI AS turun 0.2% mom pada bulan Juni 2020 setelah di bulan sebelumnya naik 0.4% mom. Jika dibandingkan dengan bulan Juni 2019 PPI AS turun 0.8% yoy. Penurunan harga tertinggi terjadi pada komponen jasa (-3% mom) sedangkan kenaikan harga terjadi pada komponen harga barang pokok (0.2% mom). Dari sektor tenaga kerja, jumlah lowongan pekerjaan di AS meningkat sebesar 401,000 menjadi 5,397 juta lowongan pada bulan Mei 2020 setelah bulan sebelumnya menyentuh level terendah akibat pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan perekonomian AS mulai bangkit perlahan setelah negara tersebut melakukan pelonggaran kebijakan pembatasan. Peningkatan lowongan pekerjaan tertinggi terjadi pada sektor makanan (+196,000) dan perdagangan ritel (+147,000). Jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 1,3 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 4 Juli 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 50,0 juta klaim. Kekhawatiran akan adanya penyebaran Covid-19 gelombang kedua membuat beberapa negara bagian di AS melakukan kebijakan lockdown kembali dan menutup kegiatan ekonomi dan bisnis. Minggu III Juli 2020 Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain sebagai berikut: Indonesia: Trade balance, business confidence, interest rate decision USA: Inflation rate, indutrial production, retail sales, initial jobless claim, NAHB housing market, housing start, building permits Jepang: Industrial production, BoJ interest rate decision EU: Indutrial production, trade balance, ECB interest rate decision, inflation rate China: Trade balance, house price index, GDP growth Q2, unemployment rate, industrial production, retail sales Sumber: Danareksa Research Institute
SelengkapnyaIndonesia’s 5-Year CDS and Rupiah Strengthened, whilst Government Yields Declined over the Past Week
13 Juli 2020Indonesian Government yields have declined over the past week. On July 10, 2020, the 10-year yield was recorded at the level of 7.08%, decreasing by 14 bps compared to July 3, 2020. Meanwhile, Indonesia"s 5-year CDS on July 10, 2020 increased by 4 bps to 126 bps compared to the previous week’s close. At the same time, the USD IDR exchange rate slightly strengthened to Rp14,435 per USD compared to Rp14,523 per USD on July 3, 2020 The U.S. Federal Reserve’s holdings of bonds and other assets shrank for a fourth straight week, sliding below $7 trillion, and use of one key emergency liquidity measure dropped to zero in the latest sign that financial stresses that erupted early in the coronavirus pandemic have eased. The Fed’s total balance sheet size declined by about $88 billion to $6.97 trillion as of July 8 versus $7.06 trillion a week earlier, data released on Thursday by the central bank showed. The main driver was the balance of outstanding repurchase agreements - or repos - which fell to zero from $61.2 billion a week earlier. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaJune 2020 Inflation Update: Slight Increase
10 Juli 2020Forecast for 2020 Inflation (%) : 3.70 – 4.10 7D Reverse Repo (%) : 4.00 – 4.50 June’s headline inflation rate reached 0.18% mom, higher than in the previous month (+0.07% mom in May), and higher than the median market consensus (+0.08% mom) and our estimate of +0.03% mom. Inflation in June 2020 was driven by rising prices in the foodstuffs component (+0.12% mom) and in the transportation component (+0.05% mom). However, the inflation in June 2020 is lower than it was in June 2018 (0.59% mom) and in June 2019 (0.55% mom). The low inflation in June 2020 reflects the people’s weak purchasing power even though the government relaxed its policy of large-scale social restrictions. On an annual basis, the consumer price index in June 2020 (+1.96% yoy) showed a lower increase than in the same period in 2019 (+3.28% yoy). In more detail, prices in the core component, the administered goods component and the volatile goods component all increased (+0.02% mom, +0.22% mom, +0.77% mom). Core inflation weakened 2.65% yoy. We suspect this reflects the impact of the implementation of large-scale social restrictions that have led to higher unemployment and therefore weaker purchasing power. Compared to May, inflation in June was driven by the food, beverages and tobacco component (+0.47% mom) with a share of 0.12%. The increase in the food, beverages and tobacco component reflects price increases of chicken and eggs. The new normal policy which took effect in early June meant that many businesses were able to reopen so that domestic demand increased – especially for foodstuffs. By contrast, the prices of garlic, red chilies, small chillies, sugar, and cooking oil decreased. Meanwhile, the other component that pushed up inflation in June was the transportation component (+0.41%) with a share of 0.05%. The government"s policy to allow businesses to reopen and 70% passenger quota restrictions lifted prices in the transportation component. Prices in some other CPI components rose at a slower pace including the food and beverages component (+0.28%) and the recreation component (+0.13%). Source: Danareksa Research Institute Photo by Jason Leung on Unsplash
SelengkapnyaThe European Central Bank will Keep Policy Unchanged after Massive Emergency Stimulus Helped Calmed Markets
09 Juli 2020A surge in coronavirus cases that threatens to pinch consumer spending and job gains just as some stimulus programs are due to expire has Federal Reserve policymakers worried, with at least one pledging more support ahead from the U.S. central bank. “We have a lot of accommodation in place; there’s more that we can do, there’s more that we will do,” Fed Vice Chair Richard Clarida told CNN International on Tuesday. There is “no limit” to the amount of bond buying the Fed can do, he said, adding that the Fed could also ease policy further with forwarding guidance and will keep its lending backstops in place as long as needed. (Reuters) Christine Lagarde signaled the European Central Bank will keep policy unchanged at its next meeting after its massive emergency stimulus helped calmed markets. Speaking in an interview with Financial Times published on Wednesday, the ECB president said that measures unleashed in the wake of the pandemic have “demonstrated their efficiency, their effectiveness.” The Governing Council’s next decision is in just over a week, its first since it almost doubled the size of its pandemic purchase program to 1.35 trillion euros ($1.52 trillion). (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by David Levêque on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Indonesia Resmi Menjadi Negara Berpenghasilan Menengah ke Atas
06 Juli 2020Minggu I Juli 2020 Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, baik domestik maupun regional dalam satu minggu terakhir, sebagai berikut: Indonesia Bank Dunia resmi menaikkan kelas Indonesia dari negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower-middle income group) ke negara berpenghasilan menengah ke atas (upper-middle income group) mulai bulan Juli 2020 dengan GNI perkapita antara USD 4,045 – USD 12,535 per tahun. Peningkatan ini diharapkan membawa sentimen positif bagi investor untuk meningkatkan investasinya di Indonesia, memperbaiki current account, mendorong daya saing ekonomi dan memperkuat dukungan pembiayaan. Namun, dampak negatif akan tetap membayangi Indonesia terutama dalam mendapatkan fasilitas – fasilitas perdagangan seperti pembebasan tarif barang – barang ekspor ke AS melalui skema Generalized System of Preference (GSP). Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 investor cenderung memilih negara berpenghasilan menengah ke bawah sehingga belum ada jaminan investor akan menanamkan modalnya di Indonesia. Nilai tukar rupiah pada minggu pertama bulan Juli 2020 turun 2.12% menjadi Rp 14,450 ini merupakan penurunan mingguan terbesar sejak bulan Maret 2020. Jika dibandingkan dengan mata uang lainnya di Asia, rupiah menjadi yang terlemah pada minggu pertama bulan Juli 2020. Sentimen negatif datang dari rencana Bank Indonesia yang akan melakukan kebijakan Debt Monetization dengan membeli SBN di pasar perdana dengan suku bunga 0%. Bank Indonesia menyetujui untuk sharing the pain dengan Kementrian Keuangan dengan mendanai tagihan penanganan Covid-19 Indonesia senilai USD 40 miliar. Investor khawatir akan adanya kenaikan inflasi setelah kebijakan tersebut diambil, kenaikan inflasi akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi sebab real return yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Selain itu, tren laju kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia juga menjadi sentimen negatif lainnya pelemahan nilai tukar rupiah pada minggu I Juli 2020. Sementara itu IHSG pada penutupan perdagangan tanggal 3 Juli 2020 naik 7.01 poin (0.14%) menjadi 4,973.79, IHSG menghijau bersamaan dengan pasar saham global yang menghijau. Sentimen positif datang dari membaiknya data PMI beberapa negara yang mengindikasikan aktivitas ekonomi terutama di sektor manufaktur kembali pulih. Selain itu uji coba vaksin dari dua perusahaan farmasi AS yang menciptakan antibodi penetralisir Covid-19 menjadi tenaga tambahan bagi kenaikan indeks IHSG. Dari domestik, optimisme konsumen kembali melemah cukup dalam dari bulan sebelumnya. Survey dari Danareksa Research Institute menunjukkan indeks kepercayaan konsumen turun sebesar 3.6% mom ke level 72.6 di bulan Juni 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 75.3. Penurunan terjadi pada dua indikator utama yaitu indeks kondisi saat ini yang turun 10.7% menjadi 36.8 dan indeks ekspektasi konsumen yang turun 1.4% menjadi 99.5. Hal ini menunjukkan konsumen yang semakin pesimis terhadap kondisi perekonomian akibat dampak Covid-19. Pembatasan sosial berskala besar berpengaruh terhadap turunnya optimisme konsumen terutama dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan, ini merupakan respon dari maraknya pemutusan hubungan kerja di tengah pelonggaran pembatasan sosial berskala besar yang dilakukan pemerintah. Inflasi di Indonesia pada bulan Juni 2020 meningkat 0,18% mom (1.96% yoy) lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0.07% mom (2.19% yoy). Krisis Covid-19 mengakibatkan tren inflasi di Indonesia berbeda dari tahun – tahun sebelumnya. Inflasi bulan Juni didorong oleh kenaikan harga pada komponen bahan makanan (+0.47%) dan komponen transportasi (+0.41%). Rendahnya inflasi bulan Juni jika dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan daya beli masyarakat yang masih rendah di tengah pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar oleh pemerintah. Maraknya pemutusan hubungan kerja mengurangi pendapatan masyarakat yang berakibat pada turunnya konsumsi, hal ini tercermin dari rendahnya inflasi inti (+2.65% yoy). IHS Markit Manufacturing PMI Indonesia bulan Juni naik menjadi 39.1 setelah sebelumnya berada di level terendahnya sebesar 28.6. Pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang diberlakukan pemerintah membuat industri manufaktur dalam negeri mulai menunjukkan peningkatan perlahan. Pesanan baru, ekspor dan produksi masih turun namun tidak sebesar bulan sebelumnya. Perusahaan juga masih melakukan pengurangan tenaga kerja dan pembelian secara besar – besaran hal ini sebagai dampak turunnya permintaan baik dari domestik maupun global. Nilai DRIM DRI Ringkasan Mingguan M1-Juli 2020 DRIM PMI Indonesia yang masih di bawah 50 memberikan indikasi bahwa sektor manufaktur masih mengalami perlambatan akibat krisis Covid-19. Dari sisi pariwisata, kedatangan turis asing ke Indonesia turun 86.90% yoy menjadi 160 ribu pada bulan Mei 2020. Penurunan tersebut diakibatkan penyebaran Covid-19 di dunia yang membuat banyak negara mengambil kebijakan pembatasan perjalanan. Penurunan terjadi di berbagai wilayah terutama Bali, Jakarta dan Batam. Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI naik 1% menjadi USD 40,1/ barel di akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 3 Juli 2020 di tengah kekhawatiran kan kenaikan permintaan minyak mentah. Secara mingguan harga minyak mentah WTI naik sebeasr 4%. Sementara itu, harga Brent turun sebesar 1% menjadi USD 42.6/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 3 Juli 2020, secara mingguan harga minyak mentah Brent naik 4%. Di sisi lain, harga emas stabil pada harga USD 1,770/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 3 Juli 2020, investor tetap berhati – hati di tengah lonjakan kasus Covid-19 di AS. Jepang Dari ekonomi Jepang, indeks keyakinan konsumen di Jepang bulan Juni 2020 meningkat menjadi 28.4 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 24. Konsumen mulai sedikit optimis setelah pemerintah Jepang membuka kembali aktivitas perekonomian, hal ini tercermin dari peningkatan pada keseluruhan sub indeks. Penjualan ritel Jepang bulan Mei 2020 turun 12.3% yoy setelah bulan sebelumnya juga turun sebesar 13.9% yoy. Ini merupakan penurunan ketiga kalinya perdagangan ritel selama masa pandemi Covid-19 menyebar di negara tersebut dan mengakibatkan turunnya permintaan. Penjualan turun untuk seluruh barang, penurunan terbesar terjadi pada penjualan kendaraan bermotor (-35.2% vs -23.7% di bulan sebelumnya). Namun secara bulanan penjualan ritel Jepang naik 2.1% mom di bulan Mei setelah pada bulan sebelumya turun 9.9% mom, ini merupakan kenaikan bulanan pertama dalam tga bulan terakhir. Produksi industri Jepang bulan Mei 2020 turun 8.4% 8.4% mom mengikuti penurunan 8.9% mom di bulan sebelumnya. Output industri turun dalam empat bulan berturut – turut, hal ini disebabkan oleh perusahaan menghentikan produksi mereka selama kebijakan lockdown diberlakukan untuk menekan penyebaran Covid-19. Dari sektor perumahan, housing start di Jepang Mei 2020 turun 12.3% yoy menyusul penurunan pada April 2020 sebesar 12.9% yoy. Ini merupakan penurunan selama sebelas bulan berturut – turut sejak adanya kenaikan pajak, bencana angin topan dan krisis Covid-19 yang melanda Jepang. Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran di Jepang bulan Mei 2020 naik menjadi 2.9% yoy jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2.6% yoy. Ini merupakan tingkat pengangguran tertinggi sejak Mei 2017 sebagai akibat dari terganggunya aktivitas ekonomi karena pandemi Covid-19. Sementara itu, job to applications ratio turun menjadi 1.20 dari sebelumnya berada di level 1.32. Rendahnya job to applications ratio dan tingginya pengangguran menunjukkan krisis Covid-19 memukul perekonomian Jepang dari sisi ketenagakerjaan. Eropa Dari Ekonomi Eropa, indikator sentimen ekonomi kawasan Eropa naik 8.2 poin dari bulan sebelumnya menjadi 75.7 pada Juni 2020, setelah dalam dua bulan terakhir berada di level terendahnya selama 11 tahun terakhir. Naiknya sentimen tersebut artinya ada optimisme bangkitnya perekonomian setelah pelonggaran kebijakan lockdown di kawasan Eropa seperti Jerman, Italia, Spanyol dan Belanda. Hampir semua sektor mengalami kenaikan terutama di sektor ritel dan jasa. Industrial Producen Prices (PPI) di kawasan Eropa turun 0.6% mom pada bulan Mei 2020 setelah penurunan 2.0% di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan dalam empat bulan terakhir, penurunan harga tertinggi terdapat pada sektor energi (-1.4% mom) dan barang tidak tahan lama (-0.6% mom). Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran kawasan Eropa naik 7.4% pada bulan Mei 2020 menyusul peningkatan 7.3% di bulan sebelumnya. Dengan begitu pengangguran kawasan Eropa meningkat 159 ribu menjadi 12,146 juta di tengah upaya pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan melakukan pembatasan kegiatan. Pengangguran tertinggi tercatat di Spanyol (14.5%) dan Prancis (8.1%) dan Italia (7.8%) sedangkan tingkat pengangguran terendah ada di negara Jerman (3.9%). China NBS Manufacturing PMI China naik ke level 50.9 pada Juni 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada di level 50.6. PMI sektor manufaktur China naik dalam empat bulan berturut – turut setelah pemerintah mencabut kebijakan lockdown. Ini artinya perekonomian China mulai pulih perlahan setelah dilanda krisis Covid-19 sejak bulan Desember 2019. Peningkatan sektor manufaktur didorong oleh naiknya permintaan domestik sedangkan untuk ekspor masih mengalami penurunan. Caixin Services Manufacturing naik ke level 58.4 pada bulan Juni 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level 55.0. Kenaikan tersebut menunjukkan pertumbuhan sektor jasa sejak bulan April 2020. Pesanan baru meningkat yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan permintaan global. AS Defisit neraca perdagangan AS melebar ke USD 54,6 miliar pada Mei 2020 dari USD 49,8 miliar di bulan sebelumnya. Ini merupakan defisit perdagangan terbesar sejak Desember 2018 akibat turunnya ekspor dan impor karena krisis Covid-19. Eskpor turun 4.4% menjadi USD 144,5 miliar yang merupakan terendah sejak November 2009 sementara itu impor turun sebesar 0.9% menjadi USD 199.1 miliar menuju level terendahnya sejak Juli 2010. Defisit perdagangan antara AS dan China melebar dari USD 1.9 miliar menjadi USD 27.9 miliar. Dari sektor perumahan, pending home sales di AS turun 5.1% yoy pada bulan Mei 2020. Namun secara bulanan pending home sales di AS naik 44.3% mom jika dibandingkan penurunan 33.8% mom di bulan April 2020. Dari sektor tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 1,427 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 27 Juni 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 48,7 juta klaim. Tingkat pengangguran AS turun 11.1% pada Juni 2020. Ini mengindikasikan perekonomian AS mulai kembali pulih meskipun perlahan setelah pamerintah mengambil kebijakan untuk membuka lagi kegiatan ekonomi dan bisnis. Bisnis kembali dibuka sehingga banyak orang yang kembali bekerja setelah penerapan lockdown selama beberapa bulan. Jumlah pengangguran turun 3,2 juta menjadi 17,8 juta dan lapangan pekerjaan naik 4,9 juta menjadi 142,2 juta. Minggu II Juli Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain: Indonesia: Foreign exchange reserves, retail sales USA: JOLTs job opening, initial jobless claim, PPI Jepang: Household spending, leading economic index, current account, machinery orders, PPI EU: Retail sales China: Foreign exchange reserves, inflation rate, PPI Source: Danareksa Research Institute Photo by Rival Sitorus on Unsplash
SelengkapnyaThe Issuance of Government Securities (SBN) in the First Half of 2020 Reached Rp 630.5 trillion.
03 Juli 2020The Directorate General of Financing and Risk Management (DJPPR) of the Ministry of Finance (Kemenkeu) recorded the realization of the issuance of Government Securities (SBN) in the first half of 2020 reached Rp 630.5 trillion. The realization of the country"s debt reached Rp 1,530.8 trillion, or equal to 41.2% of the total gross SBN target in 2020. The debt achievement from January to June 2020 came from auctions purchased by the domestic market, retail SBN, and foreign currency SBN. Director of Strategy and Portfolios of Financing DJPPR at the Ministry of Finance Riko Amir said that the realization of SBN can be seen from the results of the issuance of global bonds amounting to the US $ 4.3 billion. (Kontan) U.S. yields fell on Thursday, reversing an earlier uptick, as more traders began to doubt the longevity of nonfarm payroll gains amid persistent unemployment claims and a spike in coronavirus cases. The yield on the benchmark 10-year Treasury note slipped to 0.669% and the yield on the 30- year Treasury bond ticked lower to 1.429%. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Evgeny Nelmin on Unsplash
SelengkapnyaAsia’s Economy will Likely Contract by 1.6% this Year
02 Juli 2020Asia"s economy is expected to shrink this year "for the first time in living memory," the International Monetary Fund said, warning that the region could take several years to recover. The fund said in a blog post published Tuesday that Asia"s economy will likely contract by 1.6% this year — a downgrade from its previous forecast of no growth in April. (CNBC) Federal Reserve officials showed no readiness at their June meeting to commit to yield-curve control but did reveal an eagerness to provide more guidance in the coming months on the future path of interest rates and asset purchases. “Many participants remarked that, as long as the committee’s forward guidance remained credible on its own, it was not clear that there would be a need for the committee to reinforce its forward guidance with the adoption of a YCT policy,” minutes published Wednesday of the June 9-10 Federal Open Market Committee meeting showed. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jason Cooper on Unsplash
SelengkapnyaThe Indonesian Government Officially Widened the 2020 State Budget Deficit to 6.34% of GDP
01 Juli 2020As an effort to deal with the economic impact of the Covid-19 pandemic, the Government issued Presidential Regulation (Perpres) Number 72 of 2020 replacing Presidential Regulation Number 54 of 2020. Through the Presidential Regulation, the Government officially widened the 2020 State Budget deficit to 6.34% of GDP or nominally, equivalent to Rp 1,039.2 trillion. This is due to an increase in the budget for handling the impact of Covid-19 in the country, which reached Rp 695.2 trillion. The government continues to make efforts to carry out economic stimulus, even though there are consequences such as an increase in deficits and debt burden. However, these efforts are needed to maintain the sustainability of the Indonesian economy, especially during this pandemic. The Federal Reserve is preparing for the possibility of an economically debilitating second wave of coronavirus infections even as it’s hoping that can be avoided. In launching the Main Street and corporate lending facilities this month and starting to buy corporate bonds, the central bank has laid the groundwork for stepped-up support for the economy and financial markets should they be undermined by fresh outbreaks of the virus. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ivana Cajina on Unsplash
SelengkapnyaThe Government Accelerates the Reduction of Income Tax Rates
29 Juni 2020The Government accelerates the reduction of income tax rates (PPh) for taxpayers (WP) in the form of a public company. The policy is listed in PP No 30 of 2020 which is a derivative of UU No. 2 of 2020 and has been applicable since June 19. "This PP is a general stipulation that tariffs are 3% lower than normal rates for WP issuers who meet the requirements," said Director of Counseling, Services and Public Relations of the Directorate General of Tax, Hestu Yoga Saksama, Friday (26/6). (Kontan) The U.S. Federal Reserve added $428 million in bonds of individual companies through mid-June, making investments in familiar household names like Walmart and AT&T as well as a utility subsidiary of billionaire Warren Buffett’s Berkshire Hathaway holding company. The bond purchases are the first direct moves by the Fed to buy the bonds of individual companies under new programs set up to nurse the economy through the coronavirus pandemic. The Fed also added $5.3 billion corporate bond exchange-traded funds. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ryan Kwok on Unsplash
SelengkapnyaJCI Rose with New Regulation Concerning The Placement of State Money in Commercial Banks
25 Juni 2020JCI on Wednesday (6/24/20) rose by 1.75% to 4,964.73. This positive sentiment came from the new regulation issued by the Ministry of Finance or PMK No 70/PMK.05/2020 concerning The Placement of State Money in Commercial Banks in the context of Accelerating National Economic Recovery. Through this regulation, four state-owned banks or Himbara officially gained funds from the government of Rp 30 trillion. (CNBC Indonesia) The U.S. is weighing new tariffs on $3.1 billion of exports from France, Germany, Spain, and the U.K., adding to an arsenal the Trump administration is threatening to use against Europe that could spiral into a wider transatlantic trade fight later this summer. The U.S. Trade Representative wants to impose new tariffs on European exports like olives, beer, gin, and trucks, while increasing duties on products including aircraft, cheese, and yogurt, according to a notice published late Tuesday evening. The statement lays out a month-long public comment period ending July 26. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Mitchell Luo on Unsplash
SelengkapnyaTotal Incoming Bids for Tuesday’s SBSN Reached IDR 38.8 Trillion
24 Juni 2020The government has conducted an auction for Government Sukuk (SBSN) on Tuesday, June 23, 2020, for series SPNS24122020 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS026 (reopening), PBS023 (reopening), PBS022 (reopening) and PBS005 (reopening). Total incoming bids are IDR 38.8 trillion, exceeding the incoming bid in the previous SBSN auction on 9 June 2020 of IDR 28.6 trillion. Compared to other series, PBS002, which will mature on 15 January 2022, received the highest incoming bids of IDR17.3 trillion with awarded amount of IDR4.2 trillion. The total amount awarded from the six series offered is IDR9.5 trillion, the same amount as the previous SBSN auction. U.S. business activity shrank in June at the slowest pace in four months, indicating further improvement for the economy as it attempts to break out of a steep recession. The IHS Markit preliminary composite index of purchasing managers at manufacturers and service providers rose 9.8 points to a pre-pandemic high of 46.8 after a 10-point upturn in May, the company reported Tuesday. The data for the world’s largest economy mirror progress in Germany, France, the U.K., and Australia. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Kenny Febrian on Unsplash
SelengkapnyaThe Government and The House of Representatives Agreed on The RAPBN Macro Assumptions
23 Juni 2020The Government and the House of Representatives Commission XI agreed on the basic macroeconomic assumptions and development targets in the Macroeconomic Framework and Fiscal Policy Principles (KEM PPKF) RAPBN 2021. The basic assumptions include economic growth of 4.5-5.5 percent, the level inflation of 2-4 percent, the exchange rate of the rupiah against the US dollar in the range of IDR13,700-IDR14,900, and interest rates for 10-year SBN 6.29- 8.29 percent. The development targets include the open unemployment rate of 7.7-9.1 percent, poverty 9.2-9.7 percent, the gini ratio index of 0.377-0.379, and the human development index of 72.78-72.95. (Antaranews) The Federal Reserve’s balance sheet is exploding, growing by about $3 trillion since mid-March and now totaling more than $7 trillion. It could conceivably exceed $10 trillion by yearend, as the central bank buys corporate bonds, municipal securities and makes loans to medium-sized businesses while purchasing $80 billion of Treasuries and $40 billion of agency mortgage-backed securities (MBS) each month. This would be more than double the peak that the Fed"s balance sheet reached after the 2008-09 financial crisis. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Mohamed Noval on Unsplash
SelengkapnyaA record of US$2 trillion Surges in Cash Hit the Deposit Accounts of U.S. Banks
22 Juni 2020A record of $2 trillion surges in cash hit the deposit accounts of U.S. banks since the coronavirus first struck the U.S. in January, according to FDIC data. In April alone, deposits grew by $865 billion, more than the previous record for an entire year. The gains were all driven by the response to the pandemic: The Govt unleashed hundreds of billions of dollars to bolster small businesses and individuals via stimulus checks and unemployment benefits. The Fed began a barrage of efforts to support financial markets, including an unlimited bond-buying program. (CNBC) As central banks pump trillions into the world economy, investors are setting their sights on what could be the next big thing in global monetary policy: yield curve control. The strategy, which involves using bond purchases to pin down yields on certain maturities to a specific target, was once deemed an extreme and unusual measure, only deployed by the Bank of Japan four years ago after it became clear that a two-decade deflationary spiral wasn’t going away. No longer. This year, the Reserve Bank of Australia adopted its own version. And despite officials’ attempts to cool it, speculation is rife that the U.S. Federal Reserve and Bank of England will follow later this year. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Antonio Gabola on Unsplash
SelengkapnyaBI Decided to Cut the BI-7 Day Reverse Repo Rate by 25bps
19 Juni 2020The Bank Indonesia Board of Governors" Meeting (RDG) on 17-18 June 2020 decided to cut the BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) by 25 bps to 4.25%, the Deposit Facility interest rate by 25 bps to 3.50%, and Lending Facility interest rate of 25 bps to 5.00%. (Bank Indonesia) Applications for unemployment benefits in the U.S. fell less than forecast last week, showing only gradual improvement from the worst of the pandemic related layoffs even as states reopen more of their economies. Initial jobless claims for regular state programs totaled 1.51 million in the week ended June 13, down slightly from an upwardly revised 1.57 million in the prior period, Labor Department figures showed Thursday. The 58,000 weekly drop was the smallest since claims began to retreat in early April. (Bloomberg) Sumber: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Chase Rief on Unsplash
SelengkapnyaThe Fed to Start Buying Individual Corporate Bonds
16 Juni 2020The Federal Reserve is expanding its foray into corporate credit to now buy individual corporate bonds, on top of the exchange-traded funds it already is purchasing, the central bank announced Monday. As part of a continuing effort to support market functioning and ease credit conditions, the Fed added functions to its Secondary Market Corporate Credit Facility. The program has the ability to buy up to $750 billion worth of corporate credit. (CNBC) The European Union fired a warning shot at China over its global trade ambitions with an unprecedented tariff decision to counter Chinese subsidies to exporters. For the first time, the EU on Monday took aim at alleged market-distorting aid granted by a country to exporters located in another state. To date, such European duties have focused only on subsidies provided by the country where the exporters are based. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Eric Ward on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Cadangan Devisa Indonesia Meningkat Menjadi USD 130,5 Miliar
16 Juni 2020Minggu II Juni 2020 Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, baik domestik maupun regional dalam satu minggu terakhir, sebagai berikut: Indonesia Dari domestik, Cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2020 meningkat menjadi USD 130,5 miliar dari bulan sebelumnya sebesar 127,9 miliar. Peningkatan pada cadangan devisa ini dipengaruhi utang luar negeri pemerintah dan penempatan valas perbankan. Komoditas Dari harga komoditas, sepanjang bulan Juni 2020 harga minyak mentah WTI di akhir pecan perdagangan hari Jumat tanggal 12 Juni 2020 ditutup pada level USD 36,3/barel, ini merupakan penurunan mingguan pertama sebesar 8% sejak bulan April 2020. Penurunan harga tersebut didorong oleh kekhawatiran adanya penyebaran Covid-10 gelombang kedua di beberapa negara bagian AS serta adanya peningkatan ketersediaan minyak mentah AS. Sementara itu, harga Brent ditutup pada USD 38,7/barel di akhir perdagangan hari Jumat tanggal 12 Juni 2020, secara mingguan harga minyak mentah Brent naik 8%. Di sisi lain, harga emas naik menjadi USD 1,730/ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 12 Juni 2020, ini merupakan kenaikan mingguan pertama dalam empat minggu ke belakang. Penurunan tersebut didorong investor yang kembali memilih safe haven assets karena kekhawatirazn penyebaran Covid-19 gelombang kedua di AS. Secara mingguan harga emas mengalami kenaikan sebesar 2,7%. Jepang Pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami kontraksi 0,6% pada kuartal I 2020 yang membuat Jepang masuk ke dalam resesi. Angka tersebut mengkonfirmasi pertumbuhan ekonomi Jepang yang kontraksi dalam dua kuartal berturut – turut, kuartal sebelumnya pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi akibat kenaikan pajak dan bencana topan kemudian diperparah dengan krisis Covid-19 pada kuartal I 2020. Sementara itu, surplus neraca berjalan Jepang bulan April 2020 menyempit menjadi JPY USD 262,6 miliar dari JPY 1661,3 miliar di bulan April 2019. Harga produsen di Jepang turun 2,7% YoY pada bulan Mei 2020, ini merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2016. Penurunan tertinggi terdapat pada harga batu bara dan minyak (-36,7% vs -30,01% pada bulan April 2020). Sementara itu, kenaikan harga terjadi pada makanan dan minuman (1% vs 0,7% di bulan April 2020). Produksi industry di Jepang turun 9,8% MoM pada bulan April 2020 setelah pada bulan sebelumnya turun sebesar 3,7% MoM. Ini merupakan penurunan palin gtajak sejak Maret 2013 akibat sektor bisnis yang terhenti di tengah kebijakan pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Eropa Produksi sektor industri di kawasan Eropa turun 17,1% MoM pada bulan april 2020 menyusul penurunan sebsar 11,9% MoM di bulan sebelumnya. Ini merupakan penururnan terbesar dari sektor industry sejak penurunan 3-4% di akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 akibat krisis keuangan. China Tingkat inflasi China turun menjadi 2,4% YoY pada bulan Mei 2020. Ini merupakan inflasi terendah sejak bulan Maret 2019 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 2,7% YoY. Di tengah upaya pengendalian Covid-19, inflasi makanan turun ke level terendahnya selama sembilan bulan, yaitu sebesar 10,6%, sedangkan inflasi non makanan tetap berada pada level 0,4%. Sementara itu, Producer Price Index (PPI) China turun 3,7% YoY pada bulan Mei 2020, tertinggi sejak Maret 2016. AS Tingkat inflasi AS turun menjadi 1,2% YoY pada bulan Mei 2020 dari 1,4% di bulan sebelumnya. Tingkat inflasi AS bulan Mei merupakan yang terendah sejak Maret 2011 di tengah upaya pemerintah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Sementara itu, defisig anggaran AS melebar menjadi USD 399 miliar pada Mei 2020. Defisit pada anggaran AS tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan bulan Mei 2019 sebesar USD 208 muliar. Pengeluaran naik 30% menjadi USD 534 miliar sedangkan penerimaan negara turun sebesar 25% menjadi USD 174 miliar yang didorong oleh penurunan pajak perorangan sebesar 16% dan pajak penghasilan sebesar 62%. Producer Price Index (PPI) AS meningkat 0,4% MoM pada bulan Mei 2020 menyusul rekor penurunan terendah pada bulan April sebsar 0,3% MoM. Harga barang naik sebesar 1,6% sementara itu harga jasa turun sebesar 0,2%. The Fed akan melakukan pembaharuan fasilitas kredit korporasi pasar sekunder dengan membeli obligasi korporasi individual dengan jangka waktu lima tahun. Selain itu, The Fed tetap mempertahankan suku bunganya di level 0%-0,25% pada tanggal 10 Juni 2020. Dari sektor tenaga kerja, jumlah lowongan pekerjaan di AS menurun sebesar 965.000 menjadi 5,046 juta pada bulan April 2020 yang merupakan level terendah sejak Desember 2014. Penurunan lowongan pekerjaan terbesar ada di sektor industry, diantaranya pada layanan professional dan bisnis (-309.000), perawatan kesehatan dan bantuan social (-115.000), serta perdagangan ritel (-113.000). Di sisi lain, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 1,542 juta klaim dalam pecan terakhir tanggal 6 Juni 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 44,2 juta klaim. Minggu III Juni 2020 Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain: Indonesia: Trade balance, retail sales, interest rate decision AS: Retail sales, industrial production, NAHB housing price index, housing starts, building permits, initial jobless claim Jepang: BOJ interest rate decision, trade balance, the inflation rate EU: Trade balance, inflation rate, current account China: House price index, industrial production, retail sales, the unemployment rate Source: Danareksa Research Institute Photo by Sulthan Auliya on Unsplash
SelengkapnyaStock Futures Fell as Signs of Second Wave Corona Virus Cases Rise
15 Juni 2020Stock futures fell in overnight trading on Sunday, pointing to more losses ahead, as investors grapple with signs of a second wave of coronavirus cases amid the reopening economy. Futures on the Dow Jones Industrial Average dropped about 350 points. The S&P 500 and Nasdaq 100 futures were also down 1.5% and 1.2%, respectively. The overnight action in futures markets followed a big pullback last week triggered by rising fears of a resurgence in the virus as well as investors’ profit-taking after the massive comeback. (CNBC) The U.S. Treasury is sitting on a near-record $1.5 trillion pile of cash, and what it does with it has become the biggest wild card for funding markets as quarter-end approaches. The dept’s initiative to ensure it always has enough money on hand to pay its bills is once again making it harder for the Fed to gauge how reserves in the banking system will unfold at a crucial juncture. That’s because swings in the govt’s cash on deposit at the Fed have a direct impact on the level of reserves -- effectively draining bank reserves as the amount climbs. And the sheer size and volatility of the Treasury’s buffer have increased along with fed deficits that are swelling because of pandemic-triggered stimulus spending. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Roberto Júnior on Unsplash
SelengkapnyaUS Stock Market Suffered Big as Traders Grew Concerned Over Increased Corona Virus Cases
12 Juni 2020US stock market suffered their biggest one-day pull-back in three months on Thursday as traders grew concerned about the number of coronavirus cases increasing in some states that are reopening up from lockdowns. Shares that have surged recently on hopes for a smooth reopening of the economy led the declines. The Dow Jones Industrial Average plunged 1,861.82 points, or 6.9%, to close at 25,128.17. The S&P 500 slid 5.9% to 3,002.10 while the Nasdaq Composite dropped 5.3%. to end the day at 9,492.73. The major averages posted their worst day since March 16, when they all dropped more than 11%. (CNBC) President Donald Trump says the U.S. economy will be back and better than ever next year. Federal Reserve Chairman Jerome Powell begs to differ. In an almost hour-long virtual press conference Wednesday after the Fed left interest rates pinned near zero, Powell repeatedly played down the surprise, welcome news of a pick-up in jobs growth in May that Trump hailed last week as the “greatest comeback in American history.” Instead, the Fed chairman spotlighted the many millions of American still out of work and suggested it would take years for a return to anything like the strong labor market that the U.S. enjoyed before the coronavirus pandemic. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Alejandro Barba on Unsplash
SelengkapnyaThe Global Economy to Contract the Most since World War II
10 Juni 2020The global economy will contract the most since World War II this year and emerging nations’ output will shrink for the first time in at least six decades due to the Covid-19 pandemic, reducing incomes and sending millions of people into poverty, the World Bank said. Global gross domestic product will probably shrink 5.2% in 2020, the Washington-based development organization said in its semi-annual Global Economic Prospects report Monday. Emerging and developing economies will shrink 2.5%, their worst performance in data that starts in 1960, it said. (Bloomberg) Treasury yields fell on Tuesday as the massive stock rally hit a pause. Investors also awaited the Federal Reserve"s monetary policy decision. The yield on the benchmark 10-year Treasury note dropped 7 basis points to 0.81% and the yield on the 30-year bond was down 9 basis points at 1.56%. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Kevin Ianeselli on Unsplash
SelengkapnyaIndonesian Government Plan on SBSN Series and The Positive Improvement of US Economy
09 Juni 2020Today (9 June 2020), The Government of Indonesia plans to auction the SBSN series. The indicative amount tendered is IDR7 trillion to help fulfil the financing target for the 2020 state budget. Meanwhile in the US, after a surprising growth in May’s employment data, investors view towards the US economy began to show positive improvement. They also look forward to Federal Open Market Committee meeting on Tuesday, 9 June 2020. In the meeting, The Fed will likely discuss the possibility to implement yield curve control, while The Fed’s Chairman, Jerome Powell, will be expected to reassure markets with his upcoming policy in order to drive US economy in the midst of recession. The optimistic view is indicated by the yield of 10 Yr US Treasury yield, which reached 0,88% on 8 June 2020 compared to its position at the end of May at 0.65%. Indicating less demand for safe haven. Since March 2020, the spread between 2 Yr10 Yr US Treasury started to widen, closing at 66 bps on 8 June 2020. However, the 2 Yr US Treasury yield stood at 0,22%, showing a stable trend since March 2020. The US stocks also reflect the growing optimism, as the S&P 500 rose by 1.2% during Monday session on 8 June 2020, erasing all of this year’s losses. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Leon Liu on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Tingkat Inflasi Indonesia Berada di Level Terendah
09 Juni 2020Minggu I Juni 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. Danareksa Research Institue (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Indonesia Inflasi di Indonesia pada bulan Mei 2020 meningkat 0,07% mom (2.19% yoy) namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0.08% mom (2.21% yoy). Ini merupakan tingkat inflasi terendah sejak bulan Juni 2000 karena pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang membuat masyarakat tetap di rumah sehingga berakibat pada penurunan permintaan barang dan jasa. Inflasi bulan Mei didorong oleh inflasi pada komponen transportasi (+0.87%) akibat adanya kenaikan tiket pesawat dan kereta api di tengah larangan mudik dari pemerintah. IHS Markit Manufacturing PMI Indonesia bulan Mei naik menjadi 28.6 setelah sebelumnya berada di level terendahnya sebesar 27.5. Ini masih merupakan level terendah kedua sepanjang catatan sebagai akibat dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang diambil pemerintah untuk memutus penyebaran Covid-19. Penurunan pada pesanan baru, produksi dan permintaan impor sedikit berkurang walaupun masih merupakan yang terdalam sepanjang pencatatan. Dari sisi pariwisata, kedatangan turis asing ke Indonesia turun 87.44% yoy menjadi 160 ribu pada bulan April 2020. Penurunan tersebut diakibatkan penyebaran Covid-19 di dunia yang membuat banyak negara mengambil kebijakan pembatasan perjalanan. Dari harga komoditas, sepanjang bulan Mei 2020 harga minyak mentah WTI naik 5% menjadi USD 39, 55/ barel di akhir perdagangan pada hari Jumat tanggal 5 Juni 2020, ini merupakan penguatan tertinggi sejak tanggal 6 Maret 2020. Kenaikan harga WTI dipengaruhi oleh pencapaian kesepakatan antara OPEC+ dengan Irak mengenai kepatuhan terhadap aturan pengurangan kuota produksi. Sementara itu, harga Brent naik menjadi USD 42/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 5 Juni 2020, secara mingguan harga minyak mentah Brent naik 16%. Di sisi lain, harga emas turun lebih dari 1.0% menjadi USD 1,685/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 5 Juni 2020, ini merupakan level terendahnya sejak 30 April 2020. Penurunan tersebut didorong investor yang melepas safe haven assest dan beralih ke aset beresiko di tengah harapan pemulihan ekonomi global. Secara mingguan harga emas mengalami penurunan sebesar 2.4%. Jepang Dari ekonomi Jepang, cadangan devisa Jepang meningkat menjadi USD 1,378,200 juta pada bulan Mei 2020 dari USD 1,368,600 juta di bulan sebelumnya. Leading economic indicators Jepang turun menjadi 76.2 pada bulan April 2020 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 85.1, ini merupakan level terendah sejak Maret 2009 yang megindikasikan dampak ekonomi akibat pandemic Covid-19. Jibun Bank Japan Manufacturing PMI terkonfirmasi berada pada level 38.4 di bulan Mei 2020, ini merupakan kontrakasi terdalam yang dialami sektor manufaktur Jepang sejak Maret 2009 sebagai dampak krisis Covid-19. Sementara itu Jibun Bank Japan Services PMI pada bulan Mei meningkat ke level 26.5 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 21.5. Pengeluaran rumah tangga di Jepang turun 11.1% yoy pada bulan April 2020 menyusul penurunan 6% yoy di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan ke tujuh kalinya karena konsumen mengurangi konsumsi sebagai salah satu dampak dari penyebaran Covid-19. Eropa Dari ekonomi Eropa, ECB kembali memperluas kebijakan Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) dari €600 miliar menjadi € 1,35 triliun pada pertemuan bulan Juni 2020, jumlah tersebut lebih dari yag diharapkan, yaitu sebesar € 500 miliar. Kebijakan PEPP tersebut akan diimpelemntasikan sampai akhir tahun 2022, langkah ini diambil untuk mengurangi dampak Covid-19 dan memberikan ruang gerak fiskal bagi pemerintah untuk mendukung ekonomi negara di kawasan Eropa. Sementara itu ECB tetap mempertahankan suku bunganya pada pada kisaran 0%. IHS Markit Manufacturing PMI kawasan Eropa pada bulan Mei 2020 berada di level 39.4 meningkat jika dibandingkan bulan April sebesar 33.4. Di sisi lain, IHS Markit Services PMI kawasan Eropa pada bulan Mei 2020 meningkat menjadi 30.5 setelah bulan sebelumnya berada di level 28.7. Perdagagan ritel di Eropa turun 11.7% mom pada bulan April 2020, ini merupakan penurunan paling tajam sejak tahun 1995 akibat kebijakan yang diambil negara – negara kawasan Eropa untuk menekan penyebaran Covid-19 berdampak pada turunnya permintaan. Penurunan harga ritel paling besar terjadi pada kategori bahan bakar (-27.7%), produk nonmakanan (-17.0%) dan produk makanan, minuman dan tembakau (-5.5%). Industrial Producen Prices (PPI) di kawasan Eropa turun 2.0% mom pada bulan Mei 2020 setelah penurunan 1.5% di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan harga produsen paling tajam sejak November 2008, penurunan harga tertinggi terdapat pada sektor energi (-7.5% mom) dan sektor barang setengah jadi (-0.7% mom). Dari sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran kawasan Eropa naik 7.3% pada bulan April 2020 menyusul peningkatan 7.1% di bulan sebelumnya. Dengan begitu pengangguran kawasan Eropa meningkat 211 ribu menjadi 11,919 juta di bulan kedua kebijakan lockdown yang dilakukan pemerintah di kawasan Eropa untuk menekan penyebaran Covid-19. Pengangguran tertinggi tercatat di Spanyol (14.8%) dan Prancis (8.7%) sedangkan tingkat pengangguran terendah ada di negara Jerman(3.5%) dan Italia (6.3%). China Dari ekonomi China, cadangan devisa China naik USD 10,23 miliar pada bulan Mei 2020 menjadi USD 3,102 triliun. Ini merupakan jumlah terbesar sejak bulan Februari 2020 di tengah ketegangan yang terjadi antara China dan AS. Sementara itu, surplus neraca perdagangan China melebar menjadi USD 62,93 miliar pada bulan Mei 2020 dari sebelumnya sebesar USD 41,20 miliar. Ekspor turun 3.3% yoy menjadi USD 206,81 miliar setelah naik 3.5% pada bulan sebelumnya, sementara itu impor turun 16.7% yoy menjadi USD 143,89 miliar menyusul penurunan sebesar 14,2% di bulan sebelumnya. Surplus perdagangan dengan AS mencapai USD 27,89 miliar di bulan Mei 2020. Caixin Manufacturing PMI China bulan Mei naik ke level 50.7 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 49.4. Ini merupakan kenaikan tertinggi sejak bulan Januari 2020. Output produksi meningkat namun pesanan baru dan ekspor tetap lemah karena permintaan global yang turun akibat pandemi Covid-19. Sementara itu, Caixin Services PMI China naik ke level 55.0 pada bulan Mei 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level 44.0. Pesanan baru naik yang didorong oleh tingginya permintaan domestik sementara itu untuk ekspor turun tajam akibat pembatasan yang dilakukan oleh negara lain untuk menekan penyebaran Covid-19. AS Dari ekonomi AS, defisit neraca perdagangan AS melebar ke USD 194 miliar pada April 2020 dari USD 43,3 miliar di bulan sebelumnya. Ini merupakan defisit perdagangan terbesar sejak delapan bulan terakhir akibat kebijakan pembatasan di berbagai negara. Eskpor turun 20.5% menjadi USD 151,3 miliar yang merupakan terendah sejak 10 tahun terakhir sementara itu impor turun sebesar 13.7% menjadi USD 200.7 miliar menuju level terendahnya sejak Juli 2010. Sementara itu defisit perdagangan antara AS dan China melebar dari USD 9 miliar menjadi USD 26 miliar. IHS Markit Manufacturing AS pada bulan Mei 2020 berada pada level 39.8 setelah di bulan sebelumnya berada di level terendahnya sebesar 36.1. Namun ini masih merupakan level terendah kedua sejak bulan April 2020 yang didorong oleh lemahnya permintaan dan turunnya pesanan baru. Sementara itu, ISM Manufacturing PMI AS juga mencatatkan kenaikan ke level 43.1 di bulan Mei 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level 41.5. Di sisi lain, IHS Markit Services PMI AS direvisi lebih tinggi menjadi 37.5 pada bulan Mei 2020 setelah di bulan sebelumnya berada pada level terendahnya yaitu 26.7. Dari sektor tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 1,877 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 30 Mei 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan. total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 21 Maret 2020 menjadi 42,6 juta klaim. Tingkat pengangguran di AS turun 13.3% pada bulan Mei 2020 dari 14.7% di bulan sebelumnya, hal ini didorong oleh mulai pulihnya kegiatan perekonomian di AS. Di sisi lain, terdapat tambahan lapangan pekerjaan sebanyak 2,5 juta di AS pada bulan Mei 2020, tambahan lapangan pekerjaan paling besar di sektor layanan pendidikan, konstruksi, perhotelan, kesehatan dan perdagangan ritel sedangkan di sektor pemerintahan mengalami penurunan. Sementara itu, payroll non-firm untuk bulan Maret 2020 turun sebesar 492,000 menjadi -1.4 juta dan untuk April turun sebesar 150,000 menjadi -20.7 juta. Selain itu, DRI juga menjabarkan beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan, antara lain: Indonesia: Foreign exchange reserves, retail sales, consumer confidence USA: JOLTs Job opening, inflation rate, Fed Interest rate decision, initial jobless claim, PPI Jepang: GDP growth Q1, current account, PPI, industrial production EU: Industrial production China: Infllation rate, PPI Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Michael Weidemann on Unsplash
SelengkapnyaThe 2020 State Budget Deficit Exceeds Original Estimation with 6.34% of GDP
08 Juni 2020The Government of Indonesia needs large funds to finance the 2020 state budget. This year"s budget deficit will be wider than originally estimated. Based on the latest update, the Government estimates that this year"s budget deficit will reach 6.34% of GDP. This figure is wider than the initial target in Perpres Number 54 of 2020 which is at 5.07% of GDP. Nominally, the outlook for this year"s budget deficit reached Rp 1,039.2 trillion, higher than in Perpres Number 54 of 2020 which amounted to Rp852.9 trillion. (Kontan) Investors appetite for Indonesia"s debt instrument continue its improvement. The 5yr Credit Default Swap went below 150bps last week, reaching 118bps on 8 June 2020. In the last twelve months, the 5yr CDS recorded its peak on 23 March 2020 at 290bps. Earlier this year, the 5yr CDS recorded its historical lowest level on 20 Feb 2020 at 58bps. The 10yr CDS also exhibit similar pattern, closing last week at 182bps. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Dias on Unsplash
SelengkapnyaThe European Central Bank to Increase its Emergency Bond-Buying Program
08 Juni 2020The European Central Bank intensified its response to the “unprecedented contraction” facing the euro area with a bigger-than-anticipated increase to its emergency bond-buying program. President Christine Lagarde and her colleagues decided to expand purchases by 600 billion euros ($675 billion) to 1.35 trillion euros, and extended them until at least the end of June 2021. Italian bonds rallied, with the yield on 10-year debt compared with the German equivalent set to narrow the most since mid-May. The euro reversed losses. (Bloomberg) When the Federal Reserve first unveiled its backstop for the $3.9 trillion municipal-bond market in early April, it drew swift backlash for setting arbitrary population cutoffs that excluded many crucial U.S. cities. Within about a month, the central bank significantly lowered its thresholds. On Wednesday, it went even further, allowing all 50 states to have at least two cities or counties eligible to directly issue notes to the Fed’s Municipal Liquidity Facility, regardless of their size. Apparently, Fed are trying to make sure that these funds can reach the smaller and poorer communities that need them the most. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by BENCE BOROS on Unsplash
Selengkapnya2020 State Budget Deficit Widen to Rp 1,039 Trillion
05 Juni 2020The 2020 State Budget (APBN) has changed completely due to the addition of spending funds for handling the economy and health due to the Covid-19 pandemic. Initially, Covid-19"s handling funds were valued at Rp 405.1 trillion. In the latest draft, the value has risen to Rp 677.2 trillion. According to Sri Mulyani, the additional budget caused the 2020 State Budget deficit to widen to Rp 1,039 trillion or 6.34% of GDP. To cover the deficit, the government will rely on the issuance of Government Securities (SUN). (Kontan) The Federal Reserve is expanding a $500 billion emergency lending program for state and local governments to include smaller borrowers, following concern that some needy communities might miss out. The municipal facility, which is backed by funds from the U.S. Treasury Department and can support up to $500 billion in credit, is one of nine Fed emergency lending programs aimed at mitigating the economic impact of the coronavirus pandemic. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Sven Scheuermeier on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Indeks Kepercayaan Konsumen Berada di Level Terendah Sejak 2008
04 Juni 2020Minggu IV Mei 2020 Danareksa Research Institue (DRI) menganalisa sejumlah peristiwa ekonomi yang mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang diyakini mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Indonesia Indeks Kepercayaan Konsumen Danareksa Research Institute bulan Mei 2020 turun 6.1% ke level 75.3 setelah pada bulan sebelumnya turun tajam sebesar 20.5 ke level 80.2. Ini merupakan penurunan IKK yang kedua kalinya sejak Covid-19 menyebar di Indonesia dan merupakan level yang terendah sejak Juli 2008. Penurunan optimisme konsumen dipengaruhi oleh menurunnya Present Situations Index (PSI) sebesar 24.4% menjadi 41.2 sementara itu untuk Expectation Index (EI) naik sebesar 1.4% ke level 100.9. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengeluarkan paket kebijakan lanjutan stimulus Covid-19, kebijakan lanjutan ini berupa relaksasi ketentuan di sektor perbankan sehingga stabilitas sektor keuangan tetap terjaga. Kebijakan tersebut berupa relaksasi pelaporan atas kredit atau pembiayaan yang direstrukturisasi, pemberian relaksasi penyesuaian implementasi beberapa ketentuan perbankan, dan penundaan implementasi Basel III. Minyak Brent dan Emas Dari harga komoditas, sepanjang bulan Mei 2020 harga minyak mentah WTI menguat sebesar 88% , ini merupakan penguatan bulanan tertinggi sepanjang sejarah setelah WTI sempat berada di level negatif untuk pertama kalinya. Sementara itu, harga Brent turun 3.0% menjadi USD 35/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 29 Mei 2020 akibat ketegangan antara China dan AS serta permintaan bahan bakar yang melambat. Di sisi lain, harga emas naik 0.4% menjadi USD 1,724.7/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 29 Mei 2020 setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak bulan November 2012 sebesar USD 1,751.25/ ons. Kenaikan tersebut didorong oleh kembali meningkatnya ketegangan antara AS dan China sehingga investor beralih ke safe haven assest. Namun, secara mingguan harga emas mengalami penurunan sebesar 0.2%. Jepang Indeks kepercayaan konsumen di Jepang meningkat ke level 24 pada bulan Mei 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 21.6. Penjualan ritel Jepang turun tajam sebesar 13.7 % yoy pada April 2020 menyusul penurunan pada bulan sebelumnya sebesar 4.7% yoy. Beberapa faktor pendorongnya yaitu menurunnya penjualan barang umum (-42.9% vs -20.9% di bulan Maret 2020) dan penjualan kain (-53.6% vs -22.7% di bulan Maret 2020). Dari sisi tenaga kerja, tingkat pengangguran di Jepang naik tipis menjadi 2.6% pada April 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2.5%, ini merupakan jumlah pengangguran tertinggi sejak Desember 2017. Sementara itu job to applications ratio Jepang turun menjadi 1.32 pada April dari bulan sebelumnya di level 1.39. Dari sisi perumahan, jumlah proyek pembangunan perumahan baru (housing start) Jepang turun tajam sebesar 12.9% yoy pada bulan April 2020 menyusul penurunan sebesar 7.6% yoy di bulan Maret 2020. Ini merupakan penurunan selama sepuluh kali berturut – turut dan menjadi penurunan paling tajam sejak Januari 2018. Eropa Dari ekonomi Eropa, tingkat inflasi di kawasan Eropa diperkirakan turun menjadi 0.01% yoy di bulan Mei 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 0.3% yoy. Ini akan menjadi tingkat inflasi terendah sejak bulan Juni 2016 karena adanya langkah–langkah yang diambil untuk mencegah penyebaran Covid-19. Indeks iklim bisnis kawasan Eropa turun ke level -2.34 pada bulan Mei 2020 dari bulan sebelumnya yang berada pada level -1.99, ini merupakan level terendah sejak bulan September 2009 akibat sentimen negatif dari penyebaran Covid19. Sementara itu indikator sentimen ekonomi naik menjadi 67.5 pada Mei 2020 setelah bulan sebelumnya turun ke level 64.9. Di sisi lain, indikator sentimen industri di kawasan Eropa untuk bulan Mei 2020 meningkat ke level -27.50 dari level -32.50 di bulan sebelumnya. China Dari ekonomi China, PMI Manufaktur NBS China bulan Mei naik ke level 50.6 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 50.8. Ini merupakan kenaikan ketiga kalinya semenjak pemerintah mengakhiri masa lockdown sehingga perusahaan kembali beroperasi. Pesanan baru dan output produksi meningkat sedangkan tingkat pembelian serta penjualan ekspor masih mengalami penurunan. Amerika Serikat Dari ekonomi Amerika Serikat (AS), pesanan baru untuk barang – barang tahan lama (durable godos) produksi AS turun 17.2% mom pada April 2020 menyusul penurunan sebesar 16.6% mom di bulan Maret, ini merupakan penurunan pesanan baru yang paling dalam sejak Agustus 2014. The Fed mengatakan bahwa akan tetap mempertahankan suku bunga mendekati 0 sampai perekonomian benar – benar pulih, adanya penyebaran virus Covid-19 menimbulkan ketidakpastian ekonomi yang beresiko besar bagi perekonomian AS. Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di AS dapat menyebabkan resesi yang meningkatkan pengangguran dan tekanan inflasi. Dari sektor perumahan, penjualan rumah (single family home) di AS naik 0.6% mom menjadi 632 ribu unit pada bulan April 2020. Sementara itu harga rumah (single family home) dengan hipotek yang dijamin oleh Fannie Mae and Freddie Mac juga naik 0.1% mom pada bulan Maret 2020 menyusul kenaikan 0,8% mom di bulan sebelumnya. Sementara itu penjualan rumah dengan kontrak yang sudah ditandatangani namun transaksi belum diselesaikan (pending home sales) turun 33.8% yoy pada April 2020 menyusul penurunan 16.3% di bulan sebelumya. Pendapatan pribadi warga AS naik 10.5% mom di bulan April 2020 setelah pada bulan sebelumnya turun 2.2% mom. Namun, rata – rata pengeluaran pribadi warga AS justru turun 13.6% mom di bulan April 2020 menyusul penurunan 6.9% mom di bulan Maret 2020. Pengeluaran riil menurun 13.2% dengan penurunan terbesar pada makanan dan minuman dan layanan kesehatan. Dari sektor tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 2,123 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 23 Mei 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai 16 Mei 2020 menjadi 40,7 juta klaim. Adapun beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain: USA: Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI, trade balance, initial jobless claim, non farm payroll, unemployment rate Jepang: Jibun Bank Manufacturing PMI, Jibun Bank Services PMI, household spending, foreign exchange reserve, leading economic index EU: Markit Manufacturing PMI, Markit Services PMI, unemployment rate, PPI, retail sales, ECB interest rate decision China: Caixin Manufacturing PMI, Caixin Services PMI, trade balance, foreign exchange reserve Indonesia: Markit Manufacturing PMI, Inflation rate Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Sacha Styles on Unsplash
SelengkapnyaDemand for Indonesia’s SUN Hikes, while CDS Trend Decreases
03 Juni 2020Demand for government securities (SUN) at an auction on Tuesday, June 2, increased. Incoming bids reached Rp 105.27 trillion. However, the Government only absorbed IDR 24.35 trillion, 23% of the incoming bids. Investors are seeking SUNs of 5 and 10 years. In the 10-year tenor, the total incoming bids reached Rp 44 trillion, but the Government only absorbed Rp 8 trillion. (Kontan) Credit Default Swap (CDS) 5 year Indonesia was in a decreasing trend since May 2020 after being reached 290bps at March 2020. As of 2 June 2020, CDS 5 year Indonesia stood at 146bps. This in line with 10-year yields of Indonesian Govt bonds that dropped to 7.14% in 2 June 2002 from 8.38% in March, the highest yield in 2020. This shows that the risk appetite of investors started to improve. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Rizknas on Unsplash
SelengkapnyaThe U.S. states’ job market is starting to rebound as businesses reopen
29 Mei 2020U.S. states’ jobless rolls shrank for the first time during the coronavirus pandemic in a sign people are starting to return to work, even as millions more Americans filed for unemployment benefits. Continuing claims, which tally Americans’ ongoing benefit claims in state programs, fell to 21.1 million for the week ended May 16, Labor Department figures showed Thursday. Those data are reported with a one-week lag. That suggests the job market is starting to rebound as businesses reopen. (Bloomberg) With Donald Trump and Xi Jinping both focused on ramping up domestic support in the wake of the pandemic, the bottom is rapidly falling out of U.S.- China relations. And few in either Washington or Beijing seem in the mood to stop it. U.S. lawmakers are pushing the president to hit China with sanctions or other measures for its increasing grip on Hong Kong and human rights abuses toward minority Muslims in Xinjiang. China, meanwhile, has vowed to punch back at the U.S. while moving ahead with national security legislation over Hong Kong, which prompted Secretary of State Michael Pompeo to declare the city was no longer sufficiently autonomous. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Patrick Tomasso on Unsplash
SelengkapnyaConfidence in the Indonesian bond market continues to show improvement
27 Mei 2020Confidence in the Indonesian bond market continues to show improvement. This was driven by the 5-year CDS decline in Indonesia, which on May 18, 2020 was below 200bps. In addition, foreign investors also appear to have begun to enter the Indonesian bond market, which is reflected in an increase in foreign ownership by IDR 12 trillion to IDR 929 trillion on May 20, 2020 from its lowest level at IDR 917 trillion on May 12, 2020. Since May 12, Government bond yields decreased by 64bps and 62bps for 5-year and 10-year bond yields to 6.75% and 7.33% on May 26, 2020. The Federal Reserve has already unleashed a barrage of new policies to keep the economy out of depression. Investors reckon it’s lining up another one. The Fed’s version of the strategy known as yield-curve control is expected to involve capping yields on government bonds of a chosen maturity -– by buying however much it takes. For central banks that already cut short-term interest rates to zero, it’s a way to signal that they’ll stay low for an extended period while helping pin down longer-term borrowing costs too. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Marvin Meyer on Unsplash
SelengkapnyaDRI: ECB > pertumbuhan ekonomi Eropa di 2020 dapat terkontraksi 5 – 12%
26 Mei 2020Minggu III Mei 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Ekonomi Indonesia. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan (BI7DRR) sebesar 4.5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3.75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 5.25%. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian keuangan global, walaupun Bank Indonesia memandang masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga seiring rendahnya inflasi dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Defisit transaksi berjalan Indonesia turun menjadi USD 3,92 miliar (1.4% dari PDB) pada kuartal I 2020, jauh lebih rendah jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai USD 8,1 miliar (2.8% dari PDB). Penurunan defisit transaksi berjalan didorong oleh penurunan impor yang sejalan dengan melambatnya permintaan domestik. Pada tanggal 18 Mei 2020 Kementrian Keuangan melakukan konferensi pers terkait Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyusul diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 (PP 23/2020) mengenai pelaksanaan program PEN. Total dana yang yang disediakan pemerintah untuk program tersebut mencapai Rp 641,17 triliun. Sesuai PP 23/2020 PEN dapat dilakukan melalui mekanisme penempatan dana, penyertaan modal negara (PNM) dan investasi pemerintah serta belanja negara. Saat ini Kementrian Keuangan telah merampungkan dua program PEN yaitu fasilitas subsidi bunga untuk debitur perbankan serta program pemberian dukungan restrukturisasi melalui penempatan dana pada perbankan. Dari harga komoditas, harga minyak mentah AS (WTI) turun 2.0% menjadi USD 33,25/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 22 Mei 2020 karena adanya kekhawatiran pemulihan ekonomi setelah krisis Covid-19 di tengah kenaikan permintaan dari China. Namun, secara mingguan harga minyak mentah WTI naik 13% karena adanya optimisme terhadap kelanjutan vaksin Covid-19 dan beberapa negara yang akan mengakhiri lockdown. Sementara itu, harga Brent turun 2.6% menjadi USD 35,13/barel pada akhir perdagangan hari Jumat tanggal 22 Mei 2020, dalam minggu ini harga Brent naik 8%. Di sisi lain, harga emas naik 0.6% menjadi USD 1,735/ ons pada penutupan perdagangan hari Jumat tanggal 22 Mei 2020 setelah sempat menyentuh level tertingginya sejak bulan November 2012 sebesar USD 1,751.25/ ons. Namun, secara mingguan harga emas mengalami penurunan sebesar 0.3%. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, pertumbuhan ekonomi Jepang terkontraksi -0.9% pada kuartal I 2020 setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi -1.9% qoq. Konsumen membatasi konsumsinya sementara perusahaan memangkas investasi, tenaga kerja dan produksi untuk tetap bertahan di tengah krisis Covid-19. Neraca perdagangan Jepang mengalami defisit sebesar JPY 930 miliar pada bulan April 2020 setelah pada bulan yang sama tahun sebelumnya surplus sebesar JPY 59 miliar. Ekspor turun 21.9% yoy menjadi JPY 5,20 triliun sementara impor turun 7.2% menjadi JPY 6,13 triliun. Tingkat inflasi Jepang turun menjadi 0.1% yoy pada bulan April 2020 dan merupakan level terendahnya sejak bulan November 2016 akibat pandemi Covid-19 yang menurunkan konsumsi masyarakat. Kenaikan harga terjadi pada komponen bahan makanan (+2.1% yoy) dan komponen pakaian dan alas kaki (+1.4% yoy). Sementara itu penurunan harga terjadi pada komponen transportasi (-1.2% yoy) akibat penurunan harga minyak dunia. BoJ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga jangka pendeknya pada level -0.1% pada pertemuan tanggal 21 Mei 2020. BoJ juga mempertahankan untuk tetap melakukan pembelian ETFs dan J-REIT. Produksi sektor industri di Jepang turun 3.7% mom pada bulan Maret 2020, ini merupakan penurunan paling tajam dalam output sektor industri sejak Oktober 2019 akibat penyebaran Covid-19. Kontribusi terbesar pada penurunan produksi terdapat pada kendaraan bermotor (-5.1%), mesin produksi (-10%) dan bahan kimia anorganik dan organik (-10.9%). Jibun Bank Japan Manufacturing PMI turun ke level 38.4 pada Mei 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level 41.9, ini merupakan kontraksi paling tajam sektor manufaktur sejak bulan Maret 2009 akibat krisis Covid-19. Sementara itu, Jibun Bank Japan Services PMI naik ke level 25.3 pada bulan Mei 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 21.5. Ekonomi Eropa Surplus neraca berjalan di kawasan Eropa melebar menjadi EUR 40,66 miliar pada bulan Maret 2020 dari EUR 38,1 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Surplus neraca perdagangan barang meningkat EUR 39,68 miliar dan defisit neraca pendapatan sekunder turun menjadi EUR 10,34 miliar. Sementara itu surplus neraca jasa menyempit menjadi EUR 3,25 miliar dan surplus pendapatan primer turun menjadi EUR 8,07 miliar. Tingkat inflasi kawasan Eropa direvisi sedikit lebih rendah menjadi 0.3% yoy pada bulan April 2020, ini merupakan inflasi terendah sejak bulan Agustus 2016. Rendahnya inflasi kawasan Eropa didorong oleh turunnya harga energi sebesar 9.7% akibat pandemi Covid-19 dan perang harga antara Rusia dan Arab Saudi. Indeks kepercayaan konsumen di kawasan Eropa naik 3.2 poin ke level -18.8 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level terendah selama 11 tahun yaitu -22. IHS Markit Manufacturing PMI kawasan Eropa naik ke level 39.5 pada bulan Mei 2020 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 33.4. Sementara itu, IHS Markit Services PMI kawasan Eropa naik ke level 28.7 di bulan Mei 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 12. Namun angka tersebut masih merupakan kontraksi tertajam ketiga yang tercatat sejak bulan Juni 1997 akibat kebijakan lockdown pemerintah yang menghentikan kegiatan bisnis terutama di sektor pariwisata. ECB mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa pada tahun 2020 dapat terkontraksi antara 5 – 12%, walaupun langkah – langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih berlangsung. ECB sepenuhnya siap untuk menyesuaikan kebijakannya guna mendukung perekonomian di kawasan Eropa termasuk meningkatkan ukuran PEPP (Pandemic Emergency Purchase Programme). Dari sektor perumahan, harga rata – rata rumah baru di China naik 5.1% yoy pada bulan April 2020. Ini merupakan laju pertumbuhan harga perumahan yang terendah sejak Juni 2018 akibat penyebaran Covid- 19 yang membuat konsumen tetap berada di rumah dan tidak melakukan transaksi apapun. Ekonomi Amerika Serikat (AS) IHS Markit Manufacturing AS meningkat menjadi 39.8 pada bulan Mei 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 36.1. Peningkatan tersebut didorong oleh kegiatan bisnis yang perlahan – lahan mulai berjalan di AS di tengah masih berlangsungnya pandemi Covid-19. Sementara itu, IHS Markit Services PMI AS juga meningkat ke level 36.9 pada bulan Mei 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level terendah sepanjang masa pencatatan yaitu 26.7. Dari sektor perumahan, NAHB housing price index di AS pada bulan Mei 2020 naik ke level 37 setelah bulan sebelumnya berada di level 30 yang merupakan level terendah sejak Juni 2012. Penjualan rumah (existing home sales) di AS turun sebesar 17.8% menjadi 4,33 juta unit pada bulan April 2020 dengan rata – rata harga rumah naik 2.2% menjadi USD 286,800. Ini merupakan angka penjualan rumah terandah sejak September 2009 dan merupakan penurunan tertajam sejak Juli 2010. Sementara itu, jumlah proyek pembangunan rumah baru (housing start) di AS turun 30.2% mom menjadi 0,891 juta pada bulan April 2020. Di sisi lain, izin mendirikan bangunan di AS pada bulan April 2020 juga turun 20% mom menjadi 1,074 juta dan merupakan level terendah sejak Januari 2015. Dari sektor tenaga kerja, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran turun menjadi 2,438 juta klaim dalam pekan terakhir tanggal 16 Mei 2020, ini menjadi level terendah sejak krisis Covid-19 melanda AS. Secara keseluruhan total klaim tunjangan pengangguran yang diajukan sejak tanggal 23 Maret 2020 sampai 16 Mei 2020 menjadi 38,6 juta klaim. Minggu IV Mei 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: New home sales, house price index, durable goods orders, initial jobless claim, pending home sales, personal spending, personal income Jepang: Leading economic index, unemployment rate, jobs/ applications ratio, retail sales, industrial production, consumer confidence, housing start EU: Business confidence, economic sentiment, industrial sentiment, inflation rate China: NBS manufacturing PMI Indonesia: Danareksa Consumer Confidence Index Sumber: Danareksa Research Institue Photo by Alex Vasey on Unsplash
SelengkapnyaOil traded near $33 a barrel as an escalating war of words between the U.S. and China added
26 Mei 2020Oil traded near $33 a barrel as an escalating war of words between the U.S. and China added to caution over the prospects for a global recovery in demand. China warned on Sunday that some in the U.S. was pushing the countries toward a new Cold War, stoking concerns that deteriorating relations between Beijing and Washington could complicate the market’s recovery from a historic demand crash. Futures edged higher in New York after falling earlier, with trading volumes thin due to holidays in the U.S., U.K., and Singapore. (Bloomberg) The impact of the spread of the coronavirus (Covid-19) will certainly give pressure on the growth of bank credit this year. After being predicted to be able to grow in double digits, the Financial Services Authority (OJK) even predicts that credit will likely grow to a maximum of 2%. Furthermore, Chairman of the OJK Board of Commissioners Wimboh Santoso in an article published by Kontan.co.i d (30/4) then mentioned that there is a possibility that credit will grow stagnant this year. Not only OJK, but Bank Indonesia (BI) also estimates that loans will only grow to a maximum of 6% -8%, far from the previous projection which is estimated to be around 9% -11% this year. (Kontan) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Nik Owens on Unsplash
SelengkapnyaThe room for Bank Indonesia monetary easing is still open
20 Mei 2020The room for Bank Indonesia"s monetary easing is still open. However, the central bank chose not to take advantage of this opportunity this month. Tuesday (5/19) yesterday, BI announced it would keep the reference price, aka BI 7-Day Reverse Repo Rate, at 4.5%. Thus, the lending facility interest rate is 5.25%. "This decision considers the need to maintain exchange rate stability amid the uncertainty of global financial markets. Although BI sees room for a decline related to the need to encourage economic growth this year, "BI Governor Perry Warjiyo said on Tuesday (5/19). (Kontan) US stocks fell for the first time in four sessions after reports circulated that Moderna Inc.’s vaccine study, which was credited in Monday’s rally, didn’t produce enough critical data to assess its success. Crude oil and Treasuries gained. The S&P 500 and Nasdaq Composite turned negative in the last hour of trading, while the Dow Jones Industrial Average extended its losses. Crude oil rose for the fourth day. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaU.S. stocks jumped on Monday, and the S&P 500 closed at a 10-week high
19 Mei 2020U.S. stocks jumped on Monday, and the S&P 500 closed at a 10-week high, on encouraging early-stage data for a potential coronavirus vaccine and on the promise of more stimulus to lift an economy beaten down by the pandemic. Drugmaker Moderna Inc (MRNA.O) surged 19.96% after the company said its experimental COVID-19 vaccine showed promising results in a small early-stage trial. (Reuters) The government is expanding the budget for the National Economic Recovery Program (PEN) to address the negative impact of the Covid-19 coronavirus pandemic on the economy. As a result, the budget deficit swelled from the initial plan in Presidential Regulation (Perpres) No 54/2020. Finance Minister Sri Mulyani Indrawati said, the total budget for this program reached Rp 641.17 trillion, double the Ministry of Finance"s initial proposal of Rp 318.09 trillion during a working meeting with the House Commission XI. Therefore, this year"s budget deficit is estimated to reach 6.27% of GDP or equivalent to Rp 1,028.5 trillion. (Kontan) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaThe New Normal is expected can gradually resolve the fundamental challenges in Indonesia.
15 Mei 2020Millions of Americans are relying on unemployment benefits for their livelihoods after losing their jobs to the coronavirus crisis. Another 3 million people filed initial unemployment claims last week on a seasonally adjusted basis, according to the Department of Labor. That brings the total number of first-time claimants to 36.5 million since mid-March. That represents 22.4% of the March labor force. America"s labor force shrank in April, as the crisis worsened. (CNN) In the presentation of the Macroeconomic Framework and Fiscal Policy Highlights in 2021 (KEM-PPKF) it is hoped that it becomes the momentum of transition to normal after the COVID-19 pandemic and can gradually resolve the fundamental challenges in Indonesia. The direction of the state expenditure policy of 2021 is as follows: Improving the quality of health, social safety nets, the business, and MSMEs. In addition, state expenditure is also focused on budget reforms, sharpening goods expenditures, strengthening capital expenditure and maintaining it for BMN, capital expenditure to support projects that are delayed by 2020 and accommodating new initiative policies and priority activities in 2021, and increasing the effectiveness of social recovery programs. (Kontan) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaMOF: the economic growth is assumed to range between 4.5% – 5.5% with an inflation rate of 2.0% -4.0%
14 Mei 2020The coronavirus that causes COVID-19 could become endemic like HIV, the World Health Organization said on Wednesday, warning against any attempt to predict how long it would keep circulating and calling for a "massive effort" to counter it. "It is important to put this on the table: this virus may become just another endemic virus in our communities, and this virus may never go away," WHO emergencies expert Mike Ryan told an online briefing. (Reuters) Minister of Finance Sri Mulyani Indrawati conveyed the Macro-Economic Framework and Fiscal Policy Principles (KEM PPKF) in 2021 to the House of Representatives (DPR RI) Tuesday (12/5). The Government proposes the magnitude of macroeconomic indicators used as the basis for the preparation of APBN 2021 as follows: the economic growth is assumed to range between 4.5% - 5.5% with an inflation rate of 2.0% -4.0%. Then, the 10-year SBN interest rate is between 6.67% and 9.5%. (Kontan) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaU.S. Congress allocated $454 billion to backstop Fed lending
13 Mei 2020The Federal Reserve will disclose more details from two more of its emergency lending programs on a monthly basis, responding to congressional pressure for greater transparency. The Fed will release names of participants, lending amounts and the interest rates for the Paycheck Protection Program Liquidity Facility and the Term Asset-Backed Securities Loan Facility, the central bank said in a statement Tuesday. Congress allocated $454 billion to backstop Fed lending that could expand to as much as ten times that amount in the $2.2 trillion virus relief bill signed into law by President Donald Trump in March. (Bloomberg) President Joko Widodo (Jokowi) has just issued a Government Regulation (PP) on National Economic Recovery (PEN) after the Covid-19 epidemic. In this economic rescue program, various businesses will get support from the Government. (CNBC Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaThe Federal Reserve isn’t anticipating the use of negative rates that have been tried in Europe and Japan
12 Mei 2020The Federal Reserve, which cut its primary interest rate to near zero March 15 in the face of the economic crisis prompted by the coronavirus, isn’t anticipating the use of negative rates that have been tried in Europe and Japan, two Fed presidents said Monday. Traders in fed funds futures markets last week were pricing in the possibility that the central bank will cut its policy rate below zero, which dragged the two-year Treasury yield to a record low. Fed Chairman Jerome Powell has consistently pushed back against the idea of taking interest rates negative, and that message has been echoed by a wide range of U.S. central bankers in recent years. (Bloomberg) The Federal Reserve further slowed the pace at which it plans to buy Treasuries under the unlimited program that began in March. The U.S. central bank, which has bought more than $1.5 trillion of Treasuries in daily operations over eight weeks in an effort to restore smooth market functioning during the coronavirus pandemic, on Friday said it would buy securities at a pace of about $7 billion a day May 11-15. It bought at a pace of around $8 billion a day this week. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaDRI: Cadangan devisa Indonesia bulan April 2020 naik menjadi USD 127,880 miliar
11 Mei 2020Minggu I Mei 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 2020 turun menjadi 2.97% yoy, lebih rendah jika dibandingkan dengan Q1 2019 yang mampu tumbuh sebesar 5.07% yoy. Pertumbuhan ekonomi pada Q1 2020 merupakan pertumbuhan ekonomi terendah sejak Q1 2001. Secara kuartalan pada Q1 2020 pertumbuhan ekonomi terkontraksi sebesar -2.41% qoq. Hal ini terjadi karena dimulainya penerapan kebijakan PSBB pada pertengahan April sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi sudah terasa. Cadangan devisa Indonesia bulan April 2020 naik menjadi USD 127,880 miliar dari bulan sebelumnya sebesar USD 120,968.88 miliar. Peningkatan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Inflasi bulan April naik tipis 0.08% mom (+2.67% yoy), inflasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan Ramadhan tahun sebelumnya. Perubahan pola konsumsi terjadi pada Ramadhan tahun ini akibat penerapan kebijakan PSBB dari pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia. Rendahnya inflasi pada bulan ini juga mengindikasikan adanya penurunan permintaan pada barang dan jasa yang berakibat pada rendahnya daya beli masyarakat. IHS Markit Manufacturing PMI Indonesia turun ke level 27.5 pada bulan April 2020 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 45.3. Hal ini terjadi karena adanya kebijakan PSBB yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang berdampak pada tutupnya pabrik – pabrik dan penurunan permintaan. Kedatangan turis mancanegara ke Indonesia pada bulan Maret turun tajam sebesar 64.11% yoy menjadi 470,9 ribu menuju level terendahnya sepanjang pencatatan. Hal ini terjadi akibat pembatasan akses yang dilakukan negara – negara di dunia akibat penyebaran Covid-19. Dari harga komoditas, minyak mentah AS (WTI) mengalami kenaikan harga sebesar 5% pada perdagangan hari Jumat 8 Mei 2020 menjadi USD 24,74/ barel, sementara itu untuk harga minyak mentah Brent ditutup naik 5.1% ke level USD 30,97/ barel. Hal ini terjadi karena produsen minyak AS memotong produksi dengan penurunan jumlah rig pengeboran hingga jatuh ke rekor terendahnya. Harga emas turun 0.5% pada akhir perdagangan di hari Jumat tanggl 8 Mei 2020 menjadi USD 1,700/ ons setelah mencapai level tertingginya pada tanggal 27 April 2020. Ekonomi Jepang Pengeluaran rumah tangga Jepang turun 6% yoy pada bulan Maret 2020 menyusul penurunan sebesar 0.3% yoy pada bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan keenam secara berturut – turut akibat konsumen mengurangi konsumsinya sebagai respon terhadap dampak penyebaran Covid- 19. Jibun Bank Japan Composite PMI turun ke level 25.8 pada bulan April 2020 setelah bulan sebelumnya berada pada level 36.2. Sementara itu, Jibun Bank Japan Services PMI berada pada level 21.5 pada bulan April 2020 setelah bulan sebelumnya sebesar 33.8. Ekonomi Eropa Perdagangan ritel kawasan Eropa turun 9.2% yoy pada bulan Maret 2020, ini merupakan penurunan terbesar sejak pencatatan yang dimulai pada tahun 1996. Producer Price Index (PPI) kawasan Eropa pada bulan Maret 2020 turun 1.5% mom setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0.7% mom. Ini merupakan penurunan harga produsen paling tajam sejak November 2008. Ekonomi China Surplus neraca perdagangan China melebar menjadi USD 45,34 miliar pada bulan April 2020 dari bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 13,02 miliar. Sementara itu untuk surplus perdagangan dengan AS juga melebar menjadi USD 22,9 miliar dari bulan sebelumnya sebesar 15,3 miliar. Ekspor meningkat sebesar 3.5% yoy menjadi USD 200, 28 miliar pada bulan April 2020 sementara itu untuk impor turun 14.2% yoy menjadi 154,94 miliar, ini merupakan penurunan impor terbesar sejak bulan Januari 2016. Cadangan devisa China naik menjadi USD 3,091 triliun pada bulan April 2020 dari sebelumnya sebesar USD 3,06 triliun, di atas ekspektasi pasar sebesar USD 3,05 triliun. Pada bulan sebelumnya cadangan devisa China jatuh ke level terendahnya sejak bulan Oktober 2018 namun mulai berangsur naik setelah pemerintah mencabut kebijakan lock down di negara tersebut. Indicator Caixin China General PMI naik menjadi 47.6 pada bulan April 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 47.6. Sementara itu, Caixin China General Services naik ke level 44.4 pada bulan April 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 43.0. Ekonomi Amerika Serikat Defisit neraca perdagangan AS melebar menjadi USD 44,4 miliar pada bulan Maret 2020 dari bulan sebelumnya sebesar USD 39,8 miliar. Ekspor turun 9.6% menjadi USD 187,7 miliar sementara itu untuk impor turun 6.2% menjadi USD 232,2 miliar. Defisit neraca perdagangan dengan China menyempit menjadi USD 11,83 miliar dari sebelumnya sebesar USD 16 miliar. Penurunan pada ekspor – impor merupakan yang terendah sejak November 2016, hal ini terjadi akibat adanya penyebaran Covid-19 yang membuat beberapa negara melakukan pembatasan akses. Kredit konsumen di AS turun sebesar USD 12,1 miliar pada bulan Maret 2020 setelah bulan sebelumnya naik sebesar USD 20 miliar, ini merupakan penurunan pertama sejak bulan Agustus 2011. Data tenaga kerja AS, pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahaan di AS meningkat menjadi 671,129 pada bulan April 2020 dan merupakan jumlah tertinggi sejak pertama kali pencatatan pada Januari 1993. Jumlah total pemutusan hubungan kerja pada bulan April jauh lebih tinggi sebesar 202% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 222,288. Jumlah tersebut 15 kali lebih tinggi dari pemutusan hubungan kerja pada bulan April 2019 sebesar 40,023 kasus. Sebagian PHK dilakukan oleh perusahaan di sektor hiburan dan jasa. Sementara itu, jumlah warga AS yang mengisi tunjangan pengangguran pada minggu terakhir tanggal 2 Mei 2020 sebesar 3,169 klaim. Tingkat pengangguran di AS meningkat 14.7% pada bulan April 2020, krisis akibat Covid-19 yang melanda AS membuat banyak warga AS kehilangan pekerjaan. Jumlah orang yang menganggur naik dari 15,9 juta menjadi 23,1 juta. Sumber: Danareksa Research Institute
SelengkapnyaThe Fed: negative rates are unlikely and undesirable – and for good reason
11 Mei 2020Having surprised markets with extraordinary credit easing, the Federal Reserve was hoping for a quieter period in which reduced financial volatility would allow for more of the heavy lifting to be shifted to other policymakers and markets. Instead, in a repeat of a too-familiar pattern, the markets are asking for more. Forward-looking indicators have been flirting with the possibility of negative interest rates by the end of this year or the beginning of next year. This is happening despite repeated statements by Fed officials that negative rates are unlikely and undesirable – and for good reason. (Bloomberg) Indonesia"s foreign exchange reserves at the end of April 2020 amounted to 127.9 billion US dollars, higher than the reserves at the end of March 2020 of 121.0 billion US dollars. The foreign exchange reserves are equivalent to 7.8 months of imports or 7.5 months of imports and servicing of official external debt and are above the international adequacy standard of around 3 months of imports. (Bank Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaQ2-2020: US Treasury expects to borrow $2,999 billion in privately-held net marketable debt
08 Mei 2020During the April – June 2020 quarter, US Treasury expects to borrow $2,999 billion in privately-held net marketable debt, assuming an end-of-June cash balance of $800 billion. The borrowing estimate is $3,055 billion higher than announced in February 2020. The increase in privately-held net marketable borrowing is primarily driven by the impact of the COVID-19 outbreak, including expenditures from new legislation to assist individuals and businesses, changes to tax receipts including the deferral of individual and business taxes from April – June until July, and an increase in the assumed end-of-June Treasury cash balance. (US Dept. of treasury) The Federal Reserve is about ready to fire up its promised corporate debt-buying program, and the market is starting to get excited. Following through on an announcement it made nearly a month ago, the central bank said Monday it will start its Secondary Market Corporate Credit Facility "in early May." The Primary Market Credit Facility will begin "soon thereafter." The announcement sparked a move higher in funds that track high-yield debt and anticipation over how such an unprecedented effort would be carried out. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaDRI: Akhir April 2020, Rupiah menjadi nilai tukar dengan penguatan tertinggi di Asia
06 Mei 2020Minggu V April 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar sebagai berikut: Pada tanggal 30 April 2020, nilai tukar rupiah ditutup menguat sebesar 2.70% ke level Rp 14,882 setelah pada perdagangan sebelumnya berada pada level Rp 15,295. Rupiah menjadi nilai tukar dengan penguatan tertinggi di kawasan Asia. Selain itu IHSG juga ditutup menguat 3.26% ke level 4,716.403 pada tanggal 30 April 2020 dengan total nilai transaksi menyentuh Rp 10,8 triliun. Sentimen datang dari kontraksi pada pertumbuhan ekonomi AS sebesar -4.8% pada Q1 2020. Ekonomi Indonesia Indeks kepercayaan konsumen Danareksa turun ke level 80.22 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 101, pada dua indikator IKK juga mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi pada Present Situations Index sebesar 36.9% menjadi 54.5 sementara itu untuk Expectation Index turun sebesar 11.1% menjadi 99.5. Pada bulan April konsumen mulai khawatir terhadap adanya ancaman PHK, wabah penyakit (penyebaran Covid-19) dan penurunan produksi. Dari harga komoditas harga minyak mentah pada akhir perdagangan tanggal 30 April 2020 menguat menjadi USD 17,44/ barel setelah mencatatkan harga negative pada perdagangan minggu lalu. Sementara itu, untuk minyak Brent juga menguat menjadi USD 25,33/ barel. Harga emas pada akhir perdagangan tanggal 30 April 2020 meningkat menjadi USD 1,715.48 karena tetap menjadi safe haven asset yang dipilih oleh investor di tengah ketidakpastian perekonomian global akibat Covid-19. Tingkat pengangguran di Jepang bulan Maret 2020 naik 2.5% menjadi 1,72 jiwa, ini merupakan jumlah tertinggi dalam kurun waktu satu tahun. Sementara itu, jumlah pekerjaan turun 0.2% menjadi 67,32 juta jiwa dengan penurunan pada jobs-to applicants sebesar 1.39% dan merupakan yang terendah sejak tiga tahun terakhir. Penjualan ritel Jepang turun 4.6% yoy pada bulan Maret 2020, ini merupakan penurunan ke lima kalinya dalam enam bulan terakhir. Penurunan penjualan terjadi pada barang – barang umum, kain, peralatan mesin, dan bahan bakar. Sementara itu penjualan untuk obat – obatan dan perlengkapan mandi mengalami peningkatan. Di sisi lain, produksi industri Jepang juga mengalami penurunan tajam sebesar 3.7% mom pada bulan Maret 2020 setelah pada bulan sebelumnya penurunan hanya berkisar 0.3% mom. Ini merupakan kontraksi kedua pada sektor produksi sejak November 2019, penurunan terjadi akibat penyebaran Covid-19 sehingga mengganggu rantai produksi dan perdagangan internasional. Indeks kepercayaan konsumen di Jepang turun menjadi 21.6 pada bulan April 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 30.9, ini merupakan level terendah sejak tahun 1982. Jumlah pembangunan rumah baru (housing starts) turun 7.6% yoy di bulan Maret 2020. Sementara itu, untuk pesanan sektor konstruksi Jepang turun 14.30% yoy pada bulan Maret 2020 dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya. BoJ mengambil kebijakan untuk tetap mempertahankan suku bunga sebesar -0.1%, pada pertemuan bulan April tersebut BoJ juga mengambil kebijakan untuk menghapus pembatasan pembelian obligasi pemerintah sehingga imbal hasil 10Y akan tetap 0% serta meningkatkan pembelian hutang perusahaan menjadi JPY 20 triliun dari sebelumnya sebesar JPY 7 triliun. Ekonomi China NBS Manufacturing PMI China turun menjadi 50.8 pada bulan April 2020 dari sebelumnya yang berada pada level 52.0. Sementara itu, untuk NBS Non manufacturing PMI meningkat menjadi 53.2 pada bulan April 2020 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 52.3. Hal ini terjadi karena pemerintah China mulai membuka kembali aktivitas ekonomi setelah pemberlakuan lock down berakhir. Ekonomi Eropa Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa turun 3.8% qoq di Q1 2020. Ini merupakan kontraksi paling tajam sejak tahun 1995 yang diakibatkan penyebaran Covid-19 sehingga pemerintah mengambil kebijakan untuk lock down yang menghentikan aktivitas bisnis dan perekonomian di kawasan Eropa. Tingkat inflasi kawasan Eropa melambat menjadi 0.4% yoy pada bulan April 2020 dari bulan sebelumnya yang berada pada level 0.7% yoy. Ini merupakan tingkat inflasi terendah sejak September 2016, melambatnya inflasi di Eropa didorong oleh penyabaran Covid-19 dan turunnya harga minyak dunia akibat perang harga antara Arab Saudi dan Rusia. Indikator sentimen ekonomi kawasan Eropa turun 27.2 poin menjadi 67.0 pada bulan April 2020, ini merupakan level terendah sejak Maret 2009. Sementara itu, indikator sentimen industri pada bulan April juga mengalami penurunan sebesar 19.2 poin menjadi -30.4, ini juga merupakan level terendahnya sejak bulan Maret 2009. Indikator sentimen di bidang jasa juga mengalami penurunan sebesar 32.7 poin menjadi -35.0 pada bulan April 2020, di bawah ekspektasi pasar sebesar -27.0. Penyebaran Covid-19 menjadi penyebab utama penurunan pada beberapa indikator tersebut yang memukul perekonimian kawasan Eropa. Tingkat penganguran meningkat menjadi 7.4% pada bulan Maret 2020 dari 7.3% di bulan sebelumnya, sehingga jumlah pengangguran meningkat 197 ribu menjadi 12, 156 juta orang. Jumlah klaim tunjangan pengangguran juga mengalami peningkatan akibat ditutupnya bisnis dan berhentinya kegiatan ekonomi di tengah penyebaran Covid-19. ECB mengambil kebijakan untuk mempertahankan suku bunga acuannya namun menurunkan suku bunga pada program pinjaman darurat untuk bank (TLTRO II) dan menawarkan serangkaian operasi refinancing jangka panjang (PELTRO) untuk menambah likuiditas perbankan. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari ekonomi AS, pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi menjadi -4.8% yoy pada Q1 2020, ini merupakan kontraksi paling dalam sejak Q4 2008. Penyebaran Covid-19 yang masif di AS menbuat negara tersebut menerapkan kebijkan lock down sehingga perekonomian terganggu. Pengangguran meningkat tajam, konsumsi rumah tangga turun hingga mencapai kondisi terburuknya di tahun 1980, penurunan tajam pada ekspor – impor serta kontraksi tajam pada investasi. Pada tanggal 29 April The Fed mengambil kebijakan untuk tetap mempertahankan suku bunga pada kisaran 0 – 0.25% dan menegaskan kembali komitmennya untuk membuat kebijakan ekonomi sebagai alat untuk mengurangi dampak penyebaran Covid-19. Sementara itu pada tanggal 30 April The Fed mengambil kebijakan untuk memperluas jangkauan pemberian pinjaman (Main Street Lending Program) bagi usaha kecil dan menengah di AS yang terdampak Covid-19 salah satunya dengan menurunkan pinjaman mínimum menjadi USD 500,000. Penjualan rumah (pending home sales) di AS turun 16.3% yoy di bulan Maret 2020 setelah pada bulan sebelumnya naik 9.3% yoy. Ini merupakan penurunan secara tahunan terbesar sejak April 2011 di tengah krisis akibat Covid-19. Pendapatan personal di AS turun 2.0% pada bulan Maret 2020 setalh mencatatkan kenaikan sebesar 6.0% di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan pendapatan terbesar sejak Januari 2013 efek dari penyebaran Cobid-19 yang masif di AS. Sementara itu, pengeluaran personal turun 7.5% pada bulan Maret 2020 setelah pada bulan sebelumnya naik 0.2%. Rata – rata klaim tunjangan pengangguran empat mingguan AS turuh menjadi 5,033 juta pada tanggal 25 April 2020 dari sebelumnya yang mencapai 5,790 juta klaim. Sumber: Danareksa Research Institute
SelengkapnyaIndonesia’s economic growth was recorded at 2.97% (Q1 2020)
06 Mei 2020The COVID-19 pandemic, which began in early 2020 in China and spread to various countries, affected Indonesia"s economic growth in the first quarter of 2020. Indonesia"s economic growth was recorded at 2.97% (YoY) in the first quarter of 2020, slowing compared to the level in the previous quarter of 4.97% (YoY). (BI) Banks reported tightening standards on loans to companies and households in the first quarter amid mounting concerns over the impact of the coronavirus on the U.S. economy, a Federal Reserve survey showed. Lenders tightened standards and terms on commercial and industrial loans to firms of all sizes, according to the April Senior Loan Officer Opinion Survey on Bank Lending Practices, released Monday. (Bloomberg) The Government of Indonesia held SBSN auction on 5 May 2020, for series SPNS06112020 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS026 (reopening), PBS007 (reopening), and PBS005 (reopening). The total incoming bid was IDR 18.1 trillion, slightly less than the previous SBSN auction of 18.8 trillion. The Government also plans to hold an additional SBSN auction (Green Shoe Option) for series PBS002 and PBS026 on 6 May 2020. (Ministry of Finance/ MOF) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Macau Photo Agency on Unsplash
SelengkapnyaWorldwide fuel demand fell by an estimated 30% in April
05 Mei 2020Oil prices were mixed on Monday as countries started to ease coronavirus lockdowns, though a fresh spat between the United States and China over the origin of the virus weighed on prices. Worldwide fuel demand fell by an estimated 30% in April, and weak consumption is expected to overhang the crude market for months, even as major world oil-producing nations and companies quickly reduce output. However, analysts have said that swift action by those parties could help reduce the supply glut more quickly. (Reuters) Consumer Price Index (CPI) inflation in April 2020 remains low and under control. CPI inflation in April 2020 was recorded at 0.08% (mtm), lower than the previous month"s inflation of 0.10% (mtm). This was influenced by slowing core inflation, as well as volatile foods and administered prices which again recorded deflation. (Bank Indonesia) Finance Minister Sri Mulyani highlighted the drop in the Indonesian Manufacturing Purchasing Managers" Index (PMI) to a level of 27.5 in April 2020. This figure is the worst since 2011. For the record, last March, the Indonesian Manufacturing PMI was still at the 45.3 level. (CNN Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Deva Darshan on Unsplash
SelengkapnyaThe FDA has granted emergency use authorization for remdesivir
04 Mei 2020The Food and Drug Administration has granted emergency use authorization for Gilead Sciences" remdesivir drug to treat Covid-19, Trump announced. The EUA means that remdesivir has not undergone the same level of review as an FDA approved treatment. However, doctors will be allowed to use the drug on patients hospitalized with the disease even though the drug has not been formally approved by the agency. (CNBC) Steven Mnuchin is likely to boost the govt’s quarterly round of debt auctions to unprecedented levels this week to finance a deficit that’s set to surpass estimates of $4 trillion for this year as lawmakers discuss additional economic stimulus. (Bloomberg) BI is committed to preparing cash needs (outflow), which is predicted to reach Rp157.96 trillion in the Eid period this year, down by 17.7% (YoY) compared to last year"s period. These needs have taken into account the anticipated needs during the month of Ramadan, the Eid holiday and the Government"s policies and stimuli to the public during the period of handling the impact of the COVID-19 pandemic, including the implementation of the PSBB. (BI) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by freestocks on Unsplash
SelengkapnyaThe record-long U.S. economic expansion is over
30 April 2020The record-long U.S. economic expansion is over. Gross domestic product contracted at a 4.8% annualized rate in the January-March period, the largest drop since 2008, according to Commerce Department data released Wednesday. The median projection in a Bloomberg survey of economists had called for a 4% drop. (Bloomberg) Bank Indonesia Governor Perry Warjiyo said that the quantitative easing conducted by BI to banks will only have an impact on the economy if the fiscal stimulus by the Ministry of Finance is also being conducted faster in the real sector. The total of quantitative easing released by BI from January- April 2020 was Rp386 trillion from a total of Rp503.8 trillion. The Rp503.8 trillion figure is the amount of quantitative easing from January to April, Rp386 trillion plus a reduction in the Statutory Reserves (GWM) of Rp117.8 trillion as of May 2020. (Ministry of Finance) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: Atlanta, United States Photo by Stephen Cook on Unsplash
SelengkapnyaThe Ministry of Finance (MoF) expands tax incentive recipients to 18 sectors
29 April 2020The Ministry of Finance (MoF) expands tax incentive recipients to 18 sectors. Expansion of recipients of this incentive in order to respond to the impact of the coronavirus or COVID-19 on an increasingly widespread economy. Sri Mulyani Indrawati said the 18 sectors will get tax incentives in the form of Income Tax (PPh) Article 21 borne by the Government, Income Tax Article 22 is released for six months, 30% PPh discount is as much as 30%, and Additional Tax refunds Accelerated Value (VAT). (Kontan) The Federal Reserve is widely expected on Wednesday to lift the interest rates that influence its fed funds target, a technical move that could keep interbank lending running smoothly and help prevent financial market disruption should the benchmark rate fall below zero. The effective fed funds rate dropped as low as 0.04% twice in the past week. That matched the level set in December 2011, two years after the economy emerged from the last recession, heightening concerns among some investors that it could go negative for the first time in the wake of the Fed’s aggressive moves to limit market damage from the coronavirus outbreak. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: Walakiri Beach, Watumbaka, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara, Indonesia. Photo by Febiyan on Unsplash
SelengkapnyaThe Federal Reserve expanded the scope and duration of the Municipal Liquidity Facility
28 April 2020The Federal Reserve expanded the scope and duration of the Municipal Liquidity Facility, a $500 billion emergency lending program aimed at providing short-term credit to state and local governments as they endure the economic fallout from the coronavirus pandemic. The U.S. central bank lowered the population thresholds under which counties and cities would be eligible to sell the short-term debt to the facility. The new levels are at least 500,000 for counties and 250,000 for cities, down from 2 million and 1 million. (Bloomberg) The Trump administration faces significant hurdles in getting the Federal Reserve to help rescue an oil industry squeezed by plunging crude prices given the central bank’s aversion to helping specific industries and its lack of authority to help businesses that are insolvent. The Fed regards loan programs aimed at a specific industry as credit allocation -- something Chairman Jerome Powell specifically rejected in an April 9 speech. But Treasury Secretary Steven Mnuchin told Bloomberg News Thursday that the administration was looking to help battered oil companies by “providing a lending facility for the industry.” (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ragnar Vorel on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Harga minyak mentah dunia (WTI) kontrak Mei USD -40,32/ barel, terendah sejak NYMEX dibuka di 1983.
27 April 2020Minggu IV April 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Dari harga komoditas, harga minyak mentah dunia (WTI) kontrak Mei menyentuh level dibawah USD 0 pada akhir perdagangan di tanggal 21 April 2020 yaitu sebesar USD -40,32/ barel, ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah dan merupakan titik terendah sejak NYMEX melakukan perdagangan pertama tahun 1983. Hal ini disebabkan pasokan yang melimpah namun permintaan global turun akibat pandemi Covid-19. Namun pada akhir perdagangan tanggal 24 April 2020 harga minyak mentah dunia untuk WTI meningkat hampir 3% menjadi USD 16,94/ barel sedangkan Brent meningkat 0.5% menjadi USD 21,44/ barel, hal ini terkait dengan negara – negara penghasil minyak yang akan mulai melakukan pengurangan produksi. Sementara itu, harga emas turun 0.3% pada akhir perdagangan tanggal 24 April 2020 menjadi USD 1,726, setelah berada pada harga tertingginya USD 1,838 pada tanggal 23 April 2020. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, surplus neraca perdagangan Jepang turun menjadi JPY 4,95 miliar pada bulan Maret 2020 dari JPY 517,29 miliar di bulan sebelumnya. Eskpor turun 11.7% yoy menjadi JPY 6,36 triliun sementara impor turun 5% yoy menjadi JPY 6,35 triliun. Indikator dini manufaktur Jepang (Jibun Bank Japan Manufacturing PMI) bulan April turun ke level 43.7 setelah bulan sebelumnya berada pada level 44.8. Kontraksi tajam di sektor manufaktur Jepang merupakan yang tertinggi sejak April 2009, hal ini disebabkan oleh penyebaran Covid-19 yang semakin luas di Jepang sehingga mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan lockdown. Sementara itu, Jibun Bank Japan Services PMI bulan April turun ke level terendahnya yaitu 22.8 setelah bulan sebelumnya berada pada level 33.8. Penurunan terjadi melebihi saat krisis keuangan dan Tsunami pada tahun 2011. Secara tahunan, inflasi Jepang bulan Maret 2020 stabil pada level 0,4% yoy, ini merupakan inflasi terendah sejak Oktober 2009 akibat Covid-19 yang terus menghambat konsumsi. Penurunan harga tertinggi berada pada komponen transportasi dan komunikasi (0.7%) sebagai efek dari turunnya harga minyak dunia sedangkan peningkatan terjadi pada komponen makanan (1.4%). Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, surplus neraca perdagangan kawasan Eropa melebar menjadi € 23 miliar dari bulan sebelumnya sebesar € 18,5 miliar, hal ini terjadi karena adanya kenaikan ekspor sebesar 1.6% sedangkan impor turun 1.0%. Selain itu, surplus perdagangan dengan AS juga meningkat menjadi € 10.3 miliar dari bulan sebelumnya sebesar € 8.9 miliar, sementara itu defisit neraca perdagangan dengan China menyempit menjadi € 8,3 miliar dari € 9,7 miliar. Indikator sentimen ekonomi yang dirilis oleh Zew Institute untuk kawasan Eropa menunjukkan peningkatan sebesar 74.7 poin menjadi 25.2 di bulan April 2020. Dari hasil survei menunjukkan 53.8% analis memperkirakan adanya peningkatan ekonomi Eropa. Sementara itu indikator kepercayaan konsumen kawasan Eropa turun 11.1 poin menjadi -22.7 pada bulan April 2020 dan merupakan yang terendah sejak bulan Maret 2009. Pimpinan kawasan Eropa pada tanggal 23 April 2020 menyepakati untuk mengubah anggaran jangka panjang dan mempersiapkan dana pemulihan dampak ekonomi penyebaran Covid-19. Besaran tambahan dana pemulihan yang akan dipersiapkan sekitar € 1 – 1,5 triliun, sebelumnya EU telah mengucurkan dana sebesar € 3,3 triliun untuk membiaya bidang kesehatan, usaha kecil dan tunjangan bagi masyarakat yang terdampak Covid-19. IHS Markit Manufacturing di kawasan Eropa bulan April 2020 turun menjadi 33.6 setelah pada bulan sebelumnya berada di level 44.5. Penurunan di sektor manufaktur tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2009, hal ini disebabkan kebijakan yang diambil pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 yang berakibat pada penutupan sementara sektor bisnis dan pembatasan kegiatan masyarakat. Sementara itu, IHS Markit Eurozone Services PMI bulan Maret turun ke level 11.7 setelah pada bulan sebelumnya berada di level 23.8, ini merupakan kontraksi tertajam sektor jasa sejak dua dekade terakhir. Ekonomi Amerika Serikat (AS) IHS Markit Manufacturing PMI AS bulan April turun menjadi 36.9 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level 48.5. Hal ini menunjukkan adanya kontraksi tajam pada sektor manufaktur AS dalam sebelas tahun terakhir yang didorong oleh adanya pembatalan dan penundaan permintaan domestik akibat penyebaran Covid-19. IHS Markit Composite PMI juga menunjukkan penurunan di bulan April 2020 ke level 27.4 setelah sebelumnya berada pada level 40.9, hal ini menandakan penurunan paling tajam kegiatan di sektor swasta sejak akhir 2009. Sementara itu, IHS Markit US Services PMI bulan April 2020 turun dari 39.8 menjadi 27.0, ini merupakan penurunan di sektor jasa paling tajam sejak Oktober 2009. Hal ini disebabkan adanya kebijakan lockdown yang diambil oleh pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 sehingga sektor bisnis sementara ditutup. Pesanan barang tahan lama (durable goods orders) yang diterima pabrikan bulan Maret 2020 turun sebesar 14.4% mom setelah pada bulan sebelumnya meningkat sebesar 1.1% mom, ini merupakan penurunan tertajam sejak Agustus 2014. Penurunan pada pesanan barang taham lama AS disebabkan oleh penyebaran Covid-19 yang berakibat pada penutupan sektor bisnis dan pertokoan. Penurunan paling tinggi berasal dari peralatan transportasi sebesar 41% terutama pesanan pesawat terbang dan suku cadangnya yang turun 296%. Penjualan rumah (existing home sales) di AS turun 8.5% mom di bulan Maret 2020 menjadi 5,27 juta unit, ini merupakan penurunan terbesar sejak November 2015 dan berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 5,3 juta unit. Penjualan turun hampir di semua wilayah AS akibat penyebaran Covid-19 yang mempengaruhi perekonomian masyarakat. Sementara itu penjualan rumah baru (new home sales) bulan Maret turun 15.4% menjadi 627 ribu unit jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 741 ribu unit. Ini merupakan angka penjualan terendah sejak bulan Mei 2019 dan peenurunan terbesar sektor perumahan sejak bulan Juli 2013. Sementara itu harga rata – rata rumah baru naik dari USD 321,400 menjadi USD 310,600. Klaim tunjangan pengangguran pada akhir minggu lalu tepatnya tanggal 18 April 2020 sebesar 4,427 juta sehingga dalam lima minggu terakhir total klaim tunjangan pengangguram sebesar 26 juta atau setara dengan 16% total angkatan kerja di AS. Ini berarti sebanyak 22 juta lapangan pekerjaan yang tersedia sejak bulan September 2010 hilang begitu saja dalam waktu tiga bulan akibat penyebaran Covid-19. Minggu V April 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: S&P home prices, consumer confidence, GDP Q1 2020, pending home sales, Fed interest rate decision, personal income, personal spending, initial jobless claim, employment cost Jepang: BoJ interest rate decision, unemployment rate, retail sales yoy, industrial production yoy, consumer confidence, housing starts China: NBS Manufacturing PM EU: business confidence, economic sentiment, GDP Q1 2020, inflation rate, unemployment rate, ECB interest rate decision Indonesia: Danareksa Consumer Confidence Sumber: Danareksa Research Institute Image: this gas station was somewhere in Neskaupstadur in Iceland Photo by Mahkeo on Unsplash
SelengkapnyaThe Small Business Administration (SBA) will impose a maximum dollar amount for individual lenders
27 April 2020The U.S. government notified lenders on Sunday that it will cap how much each bank can lend under the emergency loan program designed to keep workers on payrolls amid the coronavirus pandemic, hours ahead of the reopening of the lending program. The Small Business Administration (SBA) will impose a maximum dollar amount for individual lenders at 10% of Paycheck Protection Program funding, or $60 billion per lender, and pace the applications filed, according to SBA guidance on Sunday to lenders that have received a significant number of applications. U.S. banks were girding over the weekend for another frantic race to grab $310 billion in fresh small-business aid due to being released by the government. (Reuters) Treasury Secretary Steven Mnuchin said that “overtime” the U.S. will need to look into the sharply rising budget deficits created by the multi-trillion-dollar coronavirus support packages. The good news, Mnuchin said, is that “interest rates are extremely low and we’re locking in long-term rates” at those levels. As Treasury and the Small Business Administration prepare to roll out a second tranche of the Paycheck Protection Program, Mnuchin said he was confident that the average loan size would be smaller than in the first round. (Bloomberg) Source: Danarekas Sekuritas Debt Research Image: Chicago, United States Photo by Josh Wilburne on Unsplash
SelengkapnyaJunk bonds still outside the ECB’s quantitative easing universe
24 April 2020Junk bonds will remain outside the European Central Bank’s quantitative easing universe for now, even after changes to rating criteria that make recently downgraded bonds eligible as collateral for liquidity operations. Wednesday’s decision applies only to lending operations, an ECB spokesman said. The central bank said Wednesday it would accept debt ranked as low as BB, two steps below the investment-grade threshold, as collateral for its loans to banks, as long as they held an investment-grade rating on April 7. (Bloomberg) The Federal Reserve will disclose the names of borrowers from its emergency lending facilities backed by U.S. taxpayer money from the $2.2 trillion coronavirus rescue bill, following congressional pressure for transparency. The Fed will publish the names and details of participants in its facilities set up in the CARES Act, as well as the amounts that were borrowed and the interest rate charged on its website at least every 30 days. It will also report the overall costs, revenues, and fees of each of the facilities. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Karol Kaczorek on Unsplash
SelengkapnyaOil jumped 40% at the high on Wednesday
23 April 2020Oil jumped 40% at the high on Wednesday, recovering from early losses in a volatile overnight trading session that saw international benchmark Brent crude fall to its lowest level in more than 20 years. West Texas Intermediate for June delivery rose $2.21, or 19.1%, to settle at $13.78 per barrel. Earlier in the session, WTI, the U.S. benchmark, had traded as low as $10.26, before jumping more than 40% to hit a session high of $16.20. Brent crude settled $1.04, or 5.38%, higher at $20.37, after previously breaking below $16. (CNBC) The Senate on Tuesday passed a $484 billion package to bolster small businesses and hospitals ravaged by the coronavirus pandemic and expand testing for COVID-19. After the unanimous Senate vote, the bill heads to the House, which aims to approve it by Thursday. The measure injects another $310 billion into a key loan program designed to keep employees on small company payrolls. The bill passed Tuesday allocates $60 billion for small lenders as part of the small business aid program. It puts another $60 billion toward Small Business Administration disaster assistance loans and grants. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: North Sea, Castlerock Strand, Castlerock, Northern Ireland Photo by K. Mitch Hodge on Unsplash
SelengkapnyaThe oil market is facing uncharted territory as the drop-off in demand
22 April 2020The oil market is facing uncharted territory as the drop-off in demand, caused by the coronavirus pandemic, combined with rapidly filling storage, sent prices plunging into negative territory for the first time in history. West Texas Intermediate crude for May delivery fell Monday more than 100% to settle at negative $37.63 per barrel, meaning sellers would effectively pay to have the oil taken off their hands. The contract expires on Tuesday, fueling the wild swing to the downside as traders scrambled to get out of their positions. (CNBC) Treasury yields fell on Tuesday as a stunning drop in oil prices raised concern about the global economy. The U.S. 10-year rate fell to 0.55%, hitting its lowest level since March. The 2-year yield traded at 0.189% while the 30-year bond yielded 1.129%. Tuesday"s decline in yields comes after U.S. oil prices tumbled below zero for the first time on record, with crude storage facilities filling rapidly and as the coronavirus crisis ravages demand. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: Moscow, Russia. Photo by Alexander Popov on Unsplash
SelengkapnyaU.S. oil prices tumbled to their lowest level in history on Monday
21 April 2020US Senate Democrats and Republicans are nearing a deal Sunday that could inject roughly $370 billion into loan programs for small businesses, a person familiar with the negotiations told CNBC. The talks come after the $349 billion Paycheck Protection Program, which offers forgivable loans to small businesses, ran out of money on Thursday. (CNBC) The yield on the benchmark 10-year Treasury note dipped about 3 basis points to 0.63%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at 1.24%. U.S. oil prices tumbled to their lowest level in history on Monday, with crude storage facilities filling rapidly as the coronavirus pandemic continues to crush demand. The May contract for West Texas Intermediate, which expires on Tuesday, plunged more than 100% to settle at negative $37.63 per barrel on weak demand outlook and storage capacity issues. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: Washington, DC., United States Photo by Joshua Earle on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Neraca perdagangan Indonesia surplus USD 0,74 miliar pada Maret 2020
21 April 2020Minggu III April 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Ekonomi Indonesia Dari perekonomian Indonesia, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 0,74 miliar pada bulan Maret 2020 lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami surplus sebesar USD 2,34 miliar. Surplus di bulan Maret didorong oleh kenaikan kinerja ekspor (USD 14,09 miliar) yang lebih besar dibandingkan kinerja impor (USD 13,35 miliar). Bank Indonesia dalam RDG tanggal 13 – 14 April 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga BI7DRR sebesar 4.50%, suku bunga deposit facility sebesar 3.75% dan suku bunga lending facility sebesar 5.25%. Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan pentingnya menjaga stabilitas eksternal dan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian perekonomia global. Bank Indonesia juga mengambil kebijakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah masing – masing 200 bps untuk Bank Umum Konvensional dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah sebagai salah satu instrumen kuantitas (quantitative easing) dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional dari dampak Covid-19. Selain itu BI menaikkan Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 200 bps untuk Bank Umum Konvensional dan 50 bps untuk Bank Umum Syariah yang mulai berlaku pada 1 Mei 2020. Pada tanggal 17 April 2020, Menteri Keuangan menyampaikan rincian APBN 2020 sampai akhir Maret mengalami defisit sebesar Rp 76, 4 triliun atau 0.45% dari PDB. Namun, angka realisasi defisit tersebut jauh di bawah target awal APBN 2020 sebesar 1.76%. Defisit terjadi karena realisasi pendapatan negara (Rp 375,9 triliun) lebih rendah dibandingkan belanja negara (Rp 452,4 triliun). Dari harga komoditas, harga minyak mentah WTI turun hampir 30% ke level terendahnya USD 13,01/barel pada perdagangan tanggal 20 April 2020, ini merupakan level terendah sejak Maret 1999 (dalam 21 tahun terakhir). Penurunan ini terjadi akibat kekhawatiran investor terhadap kecukupan kapasitas penyimpanan AS di tengah penurunan permintaan global akibat penyebaran Covid-19. Sementara itu harga minyak Brent turun sebesar 2% menjadi USD 27,4/barel. Kesepakatan OPEC+ untuk melakukan pemangkasan produksi minyak sebesar 9,7 juta barel/hari belum menunjukkan efek terhadap harga minyak mentah. Harga emas turun menjadi 0.5% menjadi USD 1,675/ons pada akhir perdagangan tanggal 20 April 2020 setelah Presiden AS berencana untuk membuka kembali ekonomi AS secara bertahap. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, produksi sektor industri Jepang turun 0.3% mom pada Februari 2020 setelah pada bulan sebelumnya naik 1.9% mom. Ini merupakan kontraksi pertama kali sejak bulan November 2019, penurunan tersebut disebabkan oleh penyebaran Covid-19 di beberapa negara sehingga mengganggu perekonomian global. Produksi turun pada peralatan transportasi(-5%) serta makanan dan tembakau (- 0.8%). Sementara itu kenaikan produksi yang tinggi terjadi pada bahan kimia organik dan anorganik (6.2%). Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, produksi industri kawasan Eropa turun 0.1% di bulan Februari menyusul pertumbuhan 2.3% di bulan Januari 2020. Sementara itu, tingkat inflasi kawasan Eropa secara tahunan pada Maret 2020 naik sebesar 0.7%, terendah sejak Oktober 2019. Hal ini disebabkan wabah Covid-19 dan perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia. Ekonomi China Dari ekonomi China, pertumbuhan ekonomi China kuartal I 2020 terkontraksi 6.8% yoy, setelah tumbuh 6% pada tiga bulan terakhir tahun 2019. Ini merupakan kontraksi pertama sejak China mencatat pertumbuhan ekonomi secara yoy pada tahun 1992, kontraksi pada pertumbuhan ekonomi tersebut memperlihatkan perlambatan ekonomi China akibat penyebaran Covid-19 yang membuat kegiatan perekonomian dihentikan selama dua bulan. Penurunan terjadi disemua sektor yaitu sektor industri turun 9.6%, sektor jasa turun 5.2% dan sektor primer turun 3.2%. Surplus neraca perdagangan China bulan Maret 2020 menyempit tajam menjadi USD 19,9 miliar dari USD 31,5 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, penurunan ekspor dan impor yang terjadi berada di bawah perkiraan pasar karena kembali beroperasinya pabrik – pabrik di China efek dicabutnya kebijakan lockdown. Selama tiga bulan pertama tahun 2020 total surplus perdagangan China sebesar USD 12,8 miliar. Investasi langsung (FDI) ke China turun 10.8% (yoy) menjadi CNY 216,19 miliar (USD 31,2 miliar) pada kuartal I tahun 2020 akibat wabah Covid-19. Kenaikan investasi hanya terjadi pada dua sektor yaitu sektor informasi dan teknologi (15.5%) serta sektor akuntasi pada industri pelayanan (29,9%). Penjualan ritel China turun 15.8% yoy di bulan Maret 2020, menyusul penurunan tajam 20.5% yoy pada bulan Januari – Februari 2020. Hal ini disebabkan konsumen yang tetap berhati – hati terhadap dampak Covid-19 walaupun pemerintah China sudah mencabut kebijakan lockdown. Produksi sektor industri China turun sebesar 1.1% yoy pada bulan Maret 2020, setelah sepanjang Januari – Februari turun tajam sebesar 13.5%. Ini merupakan efek dicabutnya kebijakan lockdown oleh pemerintah China karena mulai berakhirnya wabah Covid-19 sehingga kegiatan perekonomian mulai bangkit kembali. Dari sektor perumahan, harga rata – rata rumah baru di China meningkat 5.3% yoy pada bulan Maret 2020, ini merupakan yang terendah sejak bulan Juli 2018. Penurunan harga tersebut disebabkan adanya penyebaran Covid-19, dimana konsumen tidak ada yang melakukan aktivitas di luar rumah dan aktivitas transaksi. Ekonomi Amerika Serikat Harga komoditas impor AS turun sebesar 2.3% mom di bulan Maret 2020 menyusul penurunan sebesar 3.2% mom di bulan sebelumnya. Ini merupakan penurunan harga impor terbesar sejak Januari 2015, penurunan harga bahan bakar sebesar 26.8% menjadi faktor pendorong. Sementara itu, harga komoditas ekspor turun 1.6% mom di bulan Maret menyusul penurunan 1.1% mom di bulan sebelumnya. Penjualan ritel AS menurun 8.7% mom di bulan Maret 2020 setelah pada bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0.4% mom di bulan Februari 2020. Penurunan yang terjadi merupakan yang tertinggi dalam catatan perekonomian AS, hal ini terjadi karena konsumen mengurangi pembeliannya pada kendaraan dan suku cadangnya, furniture, elektronik, bahan bangunan, produk kesehatan dan pakaian. Sementara itu kenaikan tercatat pada pembelian makanan dan minuman serta perawatan kesehatan lainnya. Total produksi sektor industri di AS turun 5.4% mom di bulan Maret 2020, ini merupakan penurunan terbesar sejak Januari 1946. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan pada output manufaktur sebesar 6.3% sebagai dampak penyebaran Covid-19 yang menyebabkan pabrik – pabrik berhenti beroperasi. Dari sektor perumahan AS, indikator sentimen pengembang perumahan- NAHB Housing Market Index turun ke level 30 di bulan April 2020 dari level 72 di bulan Maret. Penurunan ini merupakan yang terendah sejak bulan Juni 2012. Optimisme pengembang AS sedikit tergerus seiring ekspektasi penjualan rumah yang melemah dalam 6 bulan mendatang hal ini dilihat dari sub indeksnya yang mengalami penurunan menjadi 36 dari 75 di bulan Maret. Di sisi lain, izin mendirikan bangunan turun 6,8% mom menjadi 1,353 juta unit (SA annual rate) pada bulan Maret 2020, merupakan penurunan paling tajam sejak bulan Juli 2015. Penyebaran Covid-19 yang masif di AS mengakibatkan pengaruh yang besar pada sektor konstruksi. Sementara itu pembangunan perumahan baru di AS turun 22.3% mom menjadi 1,216 juta pada bulan Maret 2020 dan merupakan yang terendah sejak Juli 2019, penjualan untuk single-family yang menjadi segmen terbesar turun 17.5% menjadi 0,856 juta sedangkan segmen untuk multi-family turun tajam sebesar 31.1% menjadi 0,347 juta. Dari sektor tenaga kerja, klaim tunjangan pengangguran meningkat sebesar 5,245 juta pekan terakhir ditanggal pada 11 April 2020, turun dari pekan sebelumnya sebesar 6,615 juta. Total dalam satu bulan (11 Maret – 11 April 2020) terdapat 22 juta klaim tunjangan pengangguran di AS. Minggu IV April 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: existing home sales, initial jobless, Markit Manufacturing PMI, new home sales, durable goods * Jepang: trade balance, Jibun Bank PMI (Manufacturing & Services), inflation rate (yoy) * EU: consumer confidence, Markit Manufacturing PMI Sumber: Danareksa Research Institute Gambar: Walakiri Beach, Watumbaka, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara, Indonesia Photo by Febiyan on Unsplash
SelengkapnyaThe Fed would buy securities at a pace of about $15 billion a day between April 20- 24
20 April 2020The Federal Reserve further dialed back the pace at which it plans to buy Treasuries under its unlimited quantitative easing program. The U.S. central bank, which has been aggressively purchasing Treasuries in a bid to offset the economic and market fallout from the coronavirus pandemic, on Friday said that it would buy securities at a pace of about $15 billion a day April 20- 24. It bought around $30 billion a day this week following several earlier reductions. (Bloomberg) The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, rose 4 basis points to 0.64%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at 1.24%. The central bank said Friday that it would buy securities at a pace of about $15 billion a day, slower than around $30 billion a day this week. The Fed launched an unlimited quantitative easing program, aggressively purchasing Treasuries to cushion the economic blow from the coronavirus pandemic. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Harley-Davidson on Unsplash
SelengkapnyaTwenty-two million Americans filed for unemployment benefits since the coronavirus pandemic started
17 April 2020The Fed Paycheck Protection Program Liquidity Facility is up and running and ready to lend to banks participating in the federal govt’s small-business rescue efforts, the central bank said Thursday. the Fed has announced 9 emergency lending programs to help keep credit flowing as the U.S. economy went into lockdown to limit the spread of the coronavirus. The Paycheck program is the fourth to become operational, following facilities that support money-market funds, primary dealers and the commercial paper market. (Bloomberg) More than 5 million Americans filed for unemployment benefits last week, bringing the total in the month since the coronavirus pandemic throttled the U.S. economy to 22 million and effectively erasing a decade worth of job creation. Initial jobless claims of 5.25 million in the week ended April 11 followed 6.62 million the prior week, according to Labor Department figures Thursday. (Bloomberg) Half of the world"s countries have approached IMF for emergency loans to weather the financial crisis sparked by the global coronavirus pandemic, IMF"s managing director told. She said the IMF is ready to use its "full toolbox and $1 trillion firepower" of lending capacity, noting that 10 countries have so far received emergency funding, and half of the remaining countries should receive their requested financial lifelines by the end of April. (CNN) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: Article in the newspaper detailing the layoffs that continue to happen around the world. Photo by James Yarema on Unsplash
SelengkapnyaBonds that were the cheapest-to-deliver into a Treasury futures contract were the most heavily bought
16 April 2020The Federal Reserve’s highly anticipated commercial paper facility is open, but it’s unclear how much more the program will do from here to get much-needed funding flowing to companies. The yield premium over the risk-free rate that investors demand to hold asset-backed commercial paper has steadied. It shrank when the facility was announced a month ago, but the actual start to the program this week has seen it level out roughly in line with the rate offered by the Fed. And the AA-rated financial commercial paper market is now in its third straight week without any long-dated issuance, based on Fed data. (Bloomberg) Two of the four operations from the Fed"s daily Treasury purchase shows bonds that were the cheapest-to-deliver into a Treasury futures contract were the most heavily bought. The Fed’s purchase program began in mid-March with the aim of restoring liquidity in the Treasury market, which had eroded in particular for securities lacking any sort of distinction, such as being the most recently issued, otherwise known as “on the run,” or being cheapest-to-deliver. The Fed will taper the size of its purchases to an average of $30 billion a day this week from $50 billion a day last week and a peak of $75 billion a day until April 1. Its purchases from March 13 to date total more than $1.25 trillion. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Image: Harlem, New York, United States Photo by Rachel Martin on Unsplash
SelengkapnyaThe BI 7- Day Reverse Repo Rate is held at 4.50%
15 April 2020The BI Board of Governors agreed on 13th and 14th April 2020 to hold the BI 7- Day Reverse Repo Rate at 4.50%, while also maintaining the Deposit Facility (DF) and Lending Facility (LF) rates at 3.75% and 5.25%. The decision considers the need to maintain external stability amidst heightened global financial market uncertainty, while Bank Indonesia perceives adequate space to lower the policy rate due to mild inflationary pressures and the urgent need to stimulate economic growth. (Bank Indonesia) To support national economic recovery efforts from the deleterious COVID-19 impact, Bank Indonesia will increase monetary easing through quantitative easing. First, expand monetary operations by providing banks and corporations a term-repo mechanism with SUN/SBSN underlying transactions of tenors up to one year. Second, lower the rupiah reserve requirement ratios by 200bps for conventional commercial banks and by 50bps for Islamic banks/Islamic business units, effective from 1st May 2020. Third, relax the additional demand deposit obligations to meet the Macroprudential Intermediation Ratio (MIR) for conventional commercial banks as well as Islamic banks/Islamic business units for a period of one year, effective from 1st May 2020. (Bank Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaDRI: OPEC+ setuju kurangi produksi minyak 9,7 juta barel/ hari selama Mei – Juni 2020
14 April 2020Minggu II April 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: OPEC+ melakukan pertemuan darurat pada hari Minggu (12 April 2020), pada pertemuan tersebut OPEC+ menyetujui untuk mengurangi produksi minyak sebesar 9,7 juta barel/ hari selama Mei – Juni 2020, hal ini dilakukan sebagai tanggapan pengurangan permintaan global akibat pandemi Covid-19. Harga minyak dunia sedikit meningkat setelah pada tanggal 18 Maret berada pada titik terendahnya, harga minyak Brent naik ke USD 32,25 dan WTI naik ke USD 26,08. Nilai tukar rupiah bergerak stabil pada perdagangan tanggal 9 Maret 2020, rupiah ditutup pada level Rp 15, 930 di akhir perdagangan 9 April 2020. Beberapa hal yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah tersebut yaitu adanya intervensi dari Bank Indonesia yang membuahkan hasil. Selain itu sentimen poisitif pasar datang dari penerbitan sovereign bond Indonesia dengan tenor paling lama 50 tahun dan kerjasama yang disepakati oleh Bank Indonesia berupa repurchase agreement (repo line) dengan The Fed AS. Ekonomi Indonesia Dari domestik, posisi cadangan devisa Indonesia bulan Maret 2020 sebesar USD 121,0 miliar, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD 130,4 miliar. Penurunan cadangan devisa bulan Maret dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah kepanikan pasar global akibat penyebaran Covid-19 yang masif di seluruh dunia. Kepanikan yang terjadi di pasar global telah menyebabkan aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan pada rupiah terutama di minggu kedua dan ketiga bulan Maret. Bank Indonesia melakukan kerja sama repurchase agreement (repo line) dengan The Fed AS senilai USD 60 miliar, kerja sama telah siap jika sewaktu – waktu digunakan untuk menambah kebutuhan likuiditas dólar AS meskipun tidak menambah cadangan devisa. Indonesia menerbitkan sovereign bond sebesar USD 4,3 miliar dalam 3 bentuk Surat Berharga Negara (SBN) yaitu seri RI1030 (tenor 10,5Y), RI1050 (tenor 30,5Y), dan RI0470 (tenor 50Y). Seri ketiga (RI0470) merupakan surat hutang dengan tenor terpanjang yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Sepanjang bulan Februari – Maret Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang mengeluarkan global bond di tengah pandemi Cobid-19, penerbitan global bond pemerintah dilakukan untuk menjaga pembiayaan agar tetap aman dan menambah cadangan devisa. Ekonomi Jepang Surplus neraca transaksi berjalan Jepang melebar menjadi JPY 3,17 triliun pada bulan Februari jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya yang mengalami surplus sebesar JPY 2,61 triliun. Ekonomi China Indeks harga konsumen China pada bulan Maret 2020 turun 1.20% mom jika dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 0.8% mom. Penurunan terjadi pertama kali sejak bulan Juni 2019. Ekonomi Amerika Serikat (AS) PPI (Producer Price Index) di AS bulan Maret turun 0.2 % setelah pada bulan sebelumya mengalami penurunan sebesar 0.6%. Penurunan tertinggi berasal dari harga barang sebesar 1 % dan merupakan penurunan tertinggi sejak September 2015. Sedangkan kenaikan terjadi pada harga jasa (0.2%) dan harga produsen (0.2%). Defisit anggaran AS menyempit menjadi USD 119,1 miliar pada Maret 2020 dari 146,9 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Pengeluaran turun 5.3 % menjadi USD 355,1 sedangkan penerimaan naik 3.5% menjadi USD 236,8 miliar. Indeks harga konsumen bulan Maret di AS turun 0.4% mom setelah pada bulan sebelumnya meningkat 0.1% mom. Ini merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Januari 2015, penurunan terbesar berasal dari harga bensin (-10.5& mom) sedangkan kenaikan harga terjadi pada bahan makanan dan perawatan medis. Indeks optimisme ekonomi IBD/TIPP AS turun 6.2 poin dari bulan sebelumnya menjadi 48.7 pada bulan April 2020, ini merupakan penurunan pertama kalinya sejak September 2016. Hal ini didorong oleh upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 yang menyebabkan lebih dari 10 juta orang kehilangan pekerjaan. The Fed mengumumkan paket stimulus baru pada tanggal 9 April 2020 sebesar USD 2,3 triliun dan akan diberikan dalam bentuk pinjaman. Tujuan dari stimulus terbaru dari The Fed untuk mendukung perekonomian bagi rumah tangga dan perusahaan terdampak Covid-19 serta meningkatkan kemampuan pemerintah di negara bagian selama masa pandemi berlangsung. Data tenaga kerja AS menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan menurun 130 ribu menjadi 6,882 juta pada bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tersedia lowongan pekerjaan sebanyak 7,012 juta. Sementara itu, jumlah klaim pengangguran pada minggu keempat bulan Maret turun menjadi 6,606 juta dari rekor tertinggi sebelumnya sebesar 6,867 juta. Namun jika dilihat dari rata – rata pergerakan 4 mingguan masih ada peningkatan dalam klaim tunjangan pengangguran AS sebesar 4, 266 juta. Minggu III April 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: export – import (yoy), export – import prices, retail sales, industrial production, housing market index, initial jobless claim, housing start, building permits * Jepang: industrial production, balance of trade * China: trade balance, export – import (yoy), FDI (ytd), retail sales, industrial production, GDP growth Q1 * EU: industrial production, balance of trade * Indonesia: Trade Balance, interest rate decision Sumber: Danareksa Research Institute Photo by said alamri on Unsplash
SelengkapnyaThe Open Market Trading Desk has released the schedule of large-scale overnight and term repo operations
14 April 2020The Open Market Trading Desk at the Fed Bank of New York has released the schedule of large-scale overnight and term repurchase agreement (repo) operations for the monthly period from April 14, 2020 - May 13, 2020. The Desk intends to reduce the frequency of some repo operations during this monthly period in light of more stable repo market conditions. Beginning on Monday, May 4, 2020, the Desk intends to return to regularly conducting one overnight repo operation per day in the morning and to remove the afternoon overnight repo operation. In addition, the frequency of three-month repo operations will be reduced to once every two weeks from once a week. The Desk will continue to conduct one-month repo operations once per week. (New York Fed) Indonesia’s central bank is expected to lower borrowing costs for a third straight month as policymakers take unprecedented steps to bolster the economy amid the coronavirus pandemic. BI will cut its benchmark rate by 25 bps Tuesday to 4.25%, according to 18 of 28 economists surveyed by Bloomberg. One economist predicted a 50 basis-point cut, while nine expect no change. The central bank has reduced the key rate by a cumulative 1.5 percentage points since last year and has said it still sees room for additional easing. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Luke Stackpoole on Unsplash
SelengkapnyaUS: Americans filed more than 6.6 million new unemployment insurance
03 April 2020The torrent of Americans filing for unemployment insurance skyrocketed last week as more than 6.6 million new claims were filed, the Labor Department reported Thursday. That brings to 10 million the total Americans who filed over the past two weeks. Economists surveyed by Dow Jones had expected 3.1 million for last week, one week after 3.3 million filings in the first wave of what has been a record-shattering swelling of the jobless ranks. The previous week’s total was revised higher by 24,000. (CNBC) Bank Indonesia (BI) states that it does not necessarily provide Bank Indonesia Liquidity Assistance (BLBI) or bailout funds to systemic banks as happened in the 1998 crisis. Even though, the government allows the central bank to buy debt securities on the primary market. BI Governor Perry Warjiyo ensures that the purchase of SBN and SBSN by the central bank will occur as the last step if the market was unable to absorb, or when bond yields went too high that it burdens the state finances. (CNN Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by mostafa meraji on Unsplash
SelengkapnyaUS: job losses were mounting before the coronavirus shutdown began.
02 April 2020The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, dropped 7 basis points to 0.61%, while the yield on the 30-year Treasury bond was down at 1.26%. Data on Wednesday showed job losses were mounting before the coronavirus shutdown began. A report from ADP and Moody"s Analytics said companies reduced payrolls by 27,000 in early March. Actual losses for the month were far worse as indicated by the millions of people who already have filed unemployment claims. (CNBC) Treasury Secretary Steven Mnuchin said Wednesday that he will ask Congress for more money to sustain U.S. small businesses during the coronavirus pandemic if the White House doles out all of a new $350 billion loan pool. As businesses across the country shut down to limit the outbreak"s spread, Congress passed the small business funding last week as part of an unprecedented $2 trillion package to try to prevent economic calamity. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Nate Johnston on Unsplash
SelengkapnyaPresident to add an additional expenditure and financing of Rp 405.1 trillion for COVID-19 management
01 April 2020President Joko Widodo (Jokowi) announced to add an additional expenditure and financing in the 2020 state budget with the amount of Rp 405.1 trillion for COVID-19 management. The funds will be used for Rp 75 trillion in health funds, Rp101 trillion for social safety nets (SSN), Rp70.1 trillion for tax incentives and stimulus for micro-business, and Rp 150 trillion for national economic recovery. (CNBC) President Donald Trump has signed off on a plan to defer U.S. tariffs for most favored nations for three months, according to a source familiar with the decision. The plan would not apply to tariffs on Chinese and European goods subject to Section 301 tariffs or to steel and aluminum subject to Section 232 tariffs. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaDRI: Harga minyak telah turun sekitar 60% sejak awal tahun 2020
31 Maret 2020Minggu IV Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Harga emas mengalami kenaikan tajam pada minggu ke empat bulan Maret sebesar 8%, kenaikan tersebut yang tertinggi sejak Desember 2008. Pada perdagangan tanggal 27 Maret harga emas menyentuh kisaran USD 1,624 per ons, hal ini disebabkan oleh perilaku investor yang memilih asset safe heaven akibat sentimen negatif terhadap Covid-19. Harga minyak mentah Brent pada perdagangan 27 Maret 2020 ditutup turun 5.4% menjadi USD 24,9/ barel, penurunan harga yang terjadi hampir menyentuh level terendahnya sejak 17 tahun terakhir yaitu USD 24,5/ barel. Sementara itu harga minyak mentah WTI turun tajam menjadi USD 21,5/ barel, harga minyak telah turun sekitar 60% sejak awal tahun 2020 yang disebabkan oleh penurunan permintaan akibat penyebaran Covid-19 dan adanya kelebihan pasokan akibat Arab Saudi memutuskan memberikan diskon harga minyak mentah produksinya. Sidang G20 pada tanggal 26 Maret 2020 mempunyai pembahasan utama yaitu bagaimana mengatasi wabah Covid-19 yang telah melanda negara - negara di dunia, beberapa kesepakatan dari sidang tersebut yaitu meningkatkan pencegahan dan penanganan dari sisi kesehatan, koordinasi dari sisi fiskal, moneter dan sektor keuangan dilakukan bersama sesuai dengan tatanan global, memaksimalkan peran IMF dalam hal pendanaan, dan joint collective action untuk mengatasi dampak Covid-19. Dari perekonomian Indonesia, Menteri Keuangan telah merelaksasi APBN 2020 dari asumsi awal 1.76% terhadap PDB atau Rp 307,2 triliun menjadi 2.5% dari PDB atau sekitar Rp 432,2 triliun dengan begitu proyeksi defisit pada anggaran mencapai Rp 125 triliun. Hal ini dilakukan oleh Kementerian Keuangan untuk mengakomodir pembengkakan anggaran akibat penanganan Covid-19 di Indonesia. Data per tanggal 27 Maret 2020 jumlah kasus di Indonesia masih menunjukkan lonjakan, kasus masyarakat yang terinfeksi Covid-19 meningkat dari 893 menjadi 1,046 yang tersebar di beberapa daerah dengan daerah paling tinggi kasus berada di DKI Jakarta (598 kasus). Ekonomi Jepang Indikator dini Jibun Bank Flash Japan Manufacturing PMI turun ke level 44.8 pada bulan Maret 2020. Kontraksi tajam di sektor manufaktur Jepang merupakan yang terbesar sejak April 2009, hal ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran terhadap resesi ekonomi akibat wabah Covid-19. Penurunan tajam terjadi pada output produksi dan tertinggi sejak Tsunami tahun 2011, sementara itu permintaan barang dari dalam dan luar negeri juga mengalami penurunan tertinggi dalam 11 tahun terakhir. Lapangan pekerjaan juga mengalami penurunan setelah pada bulan Februari sempat mengalami peningkatan. Jibun Bank Services PMI Flash bulan Maret menurun ke level 32.7, hal ini juga menunjukkan kontraksi tajam pada sektor jasa sejak September 2007. Hal ini disebabkan turunnya kinerja sektor pariwisata akibat penyebaran Covid- 19 sehingga banyak acara besar yang dibatalkan. Output pesanan baru, pesanan untuk ekspor turun dan lapangan pekerjaan mengalami penurunan tajam sejak Oktober 2015. BoJ mempertahankan suku bunganya sebesar -0.1% dalam pertemuan tanggal 16 Maret 2020, namun memutuskan untuk meningkatkan laju pertumbuhan pembelian ETF dari JPY 6 triliun ke JPY 12 triliun dan pembelian asset beresiko lainnya untuk mengatasi perlambatan ekonomi akibat penyebaran Covid-19. Selain itu BoJ juga memberikan fasilitas pinjaman kepada perusahaan dengan jangka waktu 1 tahun dan tingkat bunga 0%. Ekonomi Eropa Indeks kepercayaan bisnis di Eropa meningkat ke level -0.04 di bulan Februari 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada pada level -0.19. Sementara itu, indikator kepercayaan konsumen di kawasan Eropa turun ke level -11.6 pada bulan Maret 2020, ini merupakan level terendah sejak November 2014. IHS Markit Manufacturing PMI kawasan Euro turun menjadi 44.8 pada buIan Maret 2020 setelah sebelumnya berada pada level 49.2 di bulan Januari 2020. Penurunan tersebut mengindikasikan adanya kontraksi tajam pada sektor manufaktur Kawasan Eropa sejak Juli 2012, dimana output produksi turun tajam sejak April 2009. Penurunan ini terjadi di tengah wabah Covid-19 yang mengakibatkan terganggunya aktivitas bisnis. Sementara itu pada sektor jasa, IHS Markit PMI untuk kawasan Euro turun ke level terdalam sebesar 28.4 di bulan Maret 2020 setelah pada bulan sebelumnya berada di posisi 52.6. Penyebaran wabah Covid-19 membuat sektor jasa terkontraksi terutama pada industri pariwisata, restoran dan agen perjalanan. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Perekonomian AS pada kuartal empat tahun 2019 tumbuh stabil sebesar 2.1% angka tersebut sama dengan pertumbuhan di kuartal ketiga tahun 2019. Sementara itu, pesanan barang tahan lama (durable goods orders) yang diterima pabrikan bulan Februari 2020 meningkat sebesar 1.2% mom setelah pada bulan sebelumnya meningkat sebesar 0.1% mom. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan alat transportasi sebesar USD 3.8 milliar sekitar 4.6% menjadi USD 87.0 milliar, sedangkan untuk pesanan barang tahan lama lainnya mengalami penurunan sebesar 0.6%. Pendapatan personal bulan Februari 2020 di AS meningkat sebesar 0.6%, peningkatan ini sama dengan bulan Januari 2020 dan berada berada di atas konsensus pasar 0.4%. Pertumbuhan pada pendapatan personal di AS didorong oleh peningkatan kompensasi pekerja dan pendapatan pemilik lahan pertanian. Sementara itu rata - rata belanja personal bulan Februari naik sebesar 0.2%, masih sama seperti kenaikan di bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar 0.3%. lndeks harga pengeluran konsumsi personal (PCE Price Index) di AS meningkat 0.1% mom di bulan Februari 2020, kenaikan tersebut sama seperti bulan sebelumnya. The Fed pada tanggal 23 Maret mengumumkan langkah - langkah untuk mendorong pertumbuhan perkonomian di AS yang terancam akibat penyebaran Covid-19 dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Beberapa langkah yang diambil The Fed yaitu memberikan pinjaman pembiayaan hingga USD 300 miliar kepada pengusaha, konsumen, dan sektor bisnis. Selain itu The Fed juga melakukan pembelian surat berharga untuk menjaga keberlangsungan pasar keuangan, memberikan fasilitas kredit pada pengusaha besar, serta memberikan fasilitas aliran kredit ke kota. IHS Markit US Manufacturing PMI turun ke level 49.2 pada bulan Maret 2020 dari sebelumnya berada pada level 50.7 di bulan Februari 2020. Kontraksi tajam terjadi pada pesanan baru dan output produksi, kepercayaan bisnis di AS berada pada level terendah akibat wabah Covid-19. Sementara itu, dari sektor jasa, IHS Markit US Services PMI turun tajam ke level 39.1 di buIan Maret 2020, ini merupakan penurunan paling tajam sejak 10 tahun yang lalu. Permintaan dari dalam negeri dan luar negeri melemah akibat penyebaran Covid-19 selain itu ketersediaan lapangan pekerjaan juga mengalami juga mengalami penurunan yang paling tajam sejak Oktober 2019. Dari sektor perumahan, penjualan rumah baru di AS turun 4.4% menjadi 765 ribu unit di bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8000 ribu unit. Rata - rata harga rumah baru naik dari USD 320,800 menjadi USD 345,900, sedangkan ketersediaan rumah baru di pasaran sebesar 319 ribu unit. Jumlah masyarakat yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran di AS meningkat sebesar 3.2 juta pada tanggal 21 Maret 2020, ini merupakan jumlah tertinggi sejak tahun 1967 dan di atas ekspektasi pasar sebesar 1 juta klaim. Klaim tertinggi berasal dari sektor jasa dan makanan, selain itu sektor lainnya seperti kesehatan, hiburan, transportasi dan manufaktur juga tercatat mengalami peningkatan pengangguran. PHK dan pengangguran menjadi salah satu dampak ekonomi penyebaran Covid-19 di AS karena banyaknya sektor bisnis yang pada akhirnya tutup. Minggu I April 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: pending house sales, trade balance, non-farms payroll, initial jobless claim, unemployment rate, Jepang: unemployment rate, industrial production, retail sales, housing start China: NBS manufacturing PMI, Caixin manufacturing PMI, Caixin Service PMI EU: economic sentiment, consumer confidence, business confidence, inflation rate, unemployment rate, retail sales Indonesia: Danareksa cosumer confidence, inflasi Sumber: Danareksa Research Institute Photo by WORKSITE Ltd. on Unsplash
SelengkapnyaOil was slammed by the prospect of further disruption to the US economy
31 Maret 2020Oil was slammed by the prospect of further disruption to the US economy and with Saudi Arabia apparently determined to pursue a price war with Russia and American producers to regain market share. Prices are also suffering as demand collapses and the price war between Saudi Arabia and Russia drags on. Brent crude futures, the global oil benchmark, were down 8.6%, last trading at $22.79 per barrel. US oil is trading at $20.27 per barrel, down 5.8%. It fell as low at $19.92 a barrel this morning. (CNN) Long-maturity Treasury yields fell on Monday as fears mount that worldwide shutdowns resulting from the coronavirus pandemic could continue for months. The yield on the benchmark 10-year Treasury note dropped 6 basis points to around 0.66% while the yield on the 30-year Treasury bond was down at 1.24%. President Donald Trump on Sunday extended nationwide social distancing guidelines until April 30, reversing previous claims that the U.S. open for business by Easter. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Musab Al Rawahi on Unsplash
SelengkapnyaThe Federal Reserve’s asset portfolio has reached levels never seen before
30 Maret 2020The Federal Reserve will slow the pace at which it buys Treasuries under its unlimited quantitative easing program. The U.S. central bank, which has been aggressively purchasing Treasuries for the past two weeks in a bid to offset the economic and market fallout from the coronavirus pandemic, on Friday said that it would dial back the daily pace of buying to $60 billion next Thursday and Friday. It will continue purchasing at the existing pace of $75 billion a day for the first three days of next week. (Bloomberg) Though the Federal Reserve’s efforts to keep markets running and boost the economy are just getting into gear, its asset portfolio has reached levels never seen before. The central bank’s balance sheet, which consists largely of bonds and other assets it has purchased over the years, ballooned to $5.3 trillion for the week ending Wednesday. That’s well above the $4.52 trillion peak it hit in mid-May 2016 before the Fed started rolling off the bonds it had acquired during and after the Great Recession. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ross Sokolovski on Unsplash
SelengkapnyaThe US$2 trillion is the biggest stimulus in US history
26 Maret 2020The White House and US Senate leaders struck a major deal on March 25, 2020, early morning - over a $2 trillion package. This stimulus provides a jolt to an economy struggling, over the coronavirus pandemic. The deal was done after capping days of marathon negotiations that produced the most expensive and far-reaching measures that Congress has ever considered. (Source: CNN) Bank Indonesia coordinates with the Ministry of Finance and the Financial Services Authority (OJK) to stimulate the economy, as part of the efforts to overcome the impact of coronavirus. Previously, the Central Bank attended meetings with representations of the G-20 countries and international institutions, including the “joint economy and fiscal efforts on prevention of Covid-19 from the human aspects”. The Bank Indonesia (BI) Governor mentioned that the above actions have been followed by easing the Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) policies, SBN purchases from the secondary market - which today amounted to Rp168.2 trillion. In the meantime, the capital outflows from foreigners had reached Rp125.2 trillion, liquidity injection of Rp300 trillion, Repo purchases of Rp55 trillion and other non-cash payment appeals. BI added that the Rupiah exchange rate is stable, inflation tends to be low and liquidity is sufficient. (Live Streaming Bank Indonesia, 25 March 2020) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Luke Stackpoole on Unsplash
SelengkapnyaTreasury yields plunged after the Federal Reserve pledged no limit asset purchases
24 Maret 2020Treasury yields plunged on Monday after the Federal Reserve pledged asset purchases with no limit to support the markets amid the coronavirus pandemic.The yield on the benchmark 10-year Treasury note dropped 25 basis points to 0.692% following the Fed announcement. The rate last traded at 0.82%. The yield on the 30-year Treasury bond fell 20 basis points to 1.34%. The Fed said Monday it will continue its asset purchasing program including Treasurys and commercial mortgage-back securities “in the amounts needed to support smooth market functioning and effective transmission of monetary policy” (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jonathan Riley on Unsplash
SelengkapnyaDRI: IHSG rebound 2% dan menjadi kenaikan pertama dalam lima hari perdagangan
23 Maret 2020Minggu III Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Per tanggal 20 Maret 2020 nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 15,960 per dólar AS, ini merupakan posisi paling lemah nilai tukar rupiah sejak tahun 1998. Pada minggu ketiga bulan Maret nilai tukar rupiah melemah sebesar 8 % jika dibandingkan dengan minggu sebelumya yang berada pada posisi Rp 14,788 per dólar AS. Selain itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu ketiga Maret menyentuh level 4.194,94 dengan penurunan tajam 14.52%. Pada penutupan tanggal 20 Maret 2020 IHSG rebound sebesar 2% dan menjadi kenaikan pertama dalam lima hari perdagangan. Sentimen negatif pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan tajam pada IHSG terkait dengan penyebaran Covid-19 di seluruh dunia bahkan Indonesia. Penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan data Kementrian Kesehatan per tanggal 20 Maret 2020 sebanyak 309 kasus positif yang tersebar di beberapa daerah, dengan kasus terbanyak berada di DKI Jakarta. Ekonomi Indonesia Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 2,34 miliar pada bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar USD 0,86 miliar. Surplus pada bulan Februari merupakan surplus pertama kali sejak bulan Oktober 2019 dan merupakan yang terbesar sejak 2011. Surplus di bulan Februari didorong oleh kenaikan pada ekspor (+2.24% mom) dan penurunan tajam pada impor (-18.7% mom). Penyebaran Covid-19 di China mengakibatkan impor dari China turun sebesar 17.75% di bulan Januari – Februari 2020. Bank Indonesia menetapkan untuk memangkas suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 4.50%, setelah pada bulan sebelumnya Bank Indonesia memangkas BI7DRR sebesar 25 bps ke level 4.75%. Selain itu Bank Indonesia juga menurunakan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing – masing sebesar 25 bps menjadi 3.75% dan 5.25%. Penurunan suku bunga ini terjadi di tengah penurunan nilai tukar rupiah akibat wabah Covid-19. Penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengantisipasi resiko perlambatan perekonomian global dan perlambatan ekonomi nasional di tengah semakin merebaknya wabah Covid-19. Pada tanggal 20 Maret 2020 OJK mulai menerapkan kebijakan pemberian stimulus bagi perekonomian melalui terbitnya POJK No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Desease 2019. Stimulus tersebut ditujukan bagi debitur pada sektor UMKM maupun Non-UMKM yang terdampak Covid-19. Ekonomi Jepang Surplus perdagangan Jepang melebar ke JPY 1,11 triliun pada Februari 2020, lebih tinggi jika dibandingkan Februari 2019 sebesar JPY 0,33 triliun. Surplus perdagangan ini merupakan yang pertama kali sejak bulan Oktober 2019. Bank Sentral Jepang (BoJ) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga di level -0.1% pada pertemuan darurat bulan Maret 2020, namun meningkatkan laju tahunan pembelian EFT sebesar JPY 12 triliun dari sebelumnya sebesar 6 triliun untuk mengatasi perlambatan ekonomi akibat penyebaran Covid- 19. Secara tahunan, inflasi Jepang bulan Februari 2020 secara tak terduga turun menjadi 0.4% yoy dari 0.7% yoy pada bulan sebelumnya, ini merupakan inflasi terendah sejak bulan Oktober 2019. Produksi sektor industri Jepang bulan Januari 2020 meningkat sebesar 1.0% mom namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan peningkatan bulan sebelumnya yang mencapai 1.2% mom. Peningkatan terjadi pada produksi kendaraan bermotor (5.6%), makanan dan tembakau (4.3%), dan manufaktur (1.8%). Sedangkan penurunan tajam terjadi pada mesin produksi (-3.5%) dan mesin listrik (-3%). Ekonomi Eropa Neraca perdagangan kawasan Eropa mengalami surplus sebesar EUR 1,3 miliar pada Januari 2020 dari bulan sebelumnya sebesar EUR 0,6 miliar. Surplus didorong oleh kenaikan ekspor sebesar 0,2% menjadi EUR 184 miliar sedangkan impor mengalami penurunan sebesar 0,2% menjadi EUR 182,7 miliar. Tingkat inflasi kawasan Eropa secara tahunan turun sebesar 1.2% yoy jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1.4% yoy, penurunan terhadi pada harga energi sebesar 0.3% sedangkan kenaikan harga terjadi pada komponen non energi (0.5%) dan pelayanan (1.6%). Ekonomi China PBoC mempertahankan suku bunga dasar kredit (Loan Prime Rate) stabil pada level 4.05% di bulan Maret 2020, hal ini berbeda dengan konsensus pasar yang memprediksi akan ada penurunan kembali suku bunga pinjaman untuk menyuntik sektor bisnis efek penyebaran Covid-19. Langkah yang diambil PBoC berbeda dengan bank sentral lainnya yang secara besar – besaran melakukan pemangkasan suku bunga acuan untuk menghadapi perlambatan ekonomi akibat Covid-19. Penjualan ritel China turun tajam sebesar 20.5% yoy pada bulan Januari – Februari 2020, penurunan tertajam sejak survey dimulai pada tahun 1993. Penurunan terjadi pada hampir seluruh komponen dengan penurunan terbesar pada perhiasan (-41.1%), mobil (-37%), furniture (-33.5%), garmen (-30.9%), bahan bangunan (-30.5%), dan peralatan rumah tangga (-30%). Hal ini disebabkan oleh konsumen yang takut untuk pergi ke tempat – tempat keramaian akibat penyebaran Covid-19. Produksi sektor industri China mengalami terkontraksi tajam sebesar 13.5% yoy pada bulan Januari – Februari 2020, ini merupakan penurunan pertama output industri sejak tahun 1990 akibat penyebaran Covid-19 yang menyebabkan gangguan bisnis dan adanya pembatasan transportasi. Penurunan terjadi pada semua industri, penurunan tertinggi pada industri peralatan transportasi (-28.2%), peralatan umum (- 28.2%), tekstil (-27.2%) dan mesin (-24.7%). Ekonomi Amerika Serikat (AS) Produksi sektor industri AS mengalami peningkatan 0.6% mom pada bulan Februari 2020 setelah pada bulan sebelumnya menurun sebesar 0.5% mom. Peningkatan tertinggi terjadi pada utilities output sebesar 7.1%, sementara itu peningkatan pada aktivitas manufaktur sebesar 0.1% didorong oleh peningkatan produksi pada kendaraan bermotor dan suku cadangnya sementara itu untuk produksi pesawat sipil turun tajam. Sedangkan untuk produk hasil pertambangan mengalami penurunan sebesar 1.5%. Penjualan ritel AS menurun 0.5% mom di bulan Februari 2020 setelah pada bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0.6% mom di bulan Januari 2020. Penurunan yang terjadi merupakan yang tertinggi sejak bulan Desember 2018, hal ini terjadi karena konsumen mengurangi pembeliannya pada kendaraan dan suku cadangnya, furniture, elektronik, bahan bangunan, produk kesehatan dan pakaian. Dari sektor perumahan AS, indikator sentimen pengembang perumahan- NAHB Housing Market Index turun ke level 72 di bulan Maret 2020 dari level 74 di bulan Januari. Optimisme pengembang AS sedikit tergerus seiring ekspektasi penjualan rumah yang melemah dalam 6 bulan mendatang hal ini dilihat dari sub indeksnya yang mengalami penurunan menjadi 75 dari 79. Di sisi lain, izin mendirikan bangunan turun 5,5% mom menjadi 1,464 juta unit (SA annual rate) pada bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan Januari 2020 yang mencapai 1,550 juta unit dan menjadi tertinggi selama 13 tahun terakhir. Sementara itu pembangunan perumahan baru di AS turun 1.5% mom menjadi 1,599 juta pada bulan Februari 2020, penjualan untuk single-family yang menjadi segmen terbesar meningkat 6.07% menjadi 1,072 juta sedangkan segmen untuk multi-family turun tajam sebesar 17% menjadi 0,508 juta. Penjualan rumah di AS meningkat 6.5% mom di bulan Februari 2020 menjadi 5,77 juta unit, ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2007 dan berada di atas ekspektasi pasar sebesar 5,5 juta. Dari sektor tenaga kerja jumlah lapangan pekerjaan AS naik 411,000 menjadi 6,963 juta pada bulan Januari 2020, peningkatan terbesar terjadi di bidang keuangan dan asuransi (+65,000), bidang pemerintahan (+38,000), dan bidang pertambangan (+8,000). Peningkatan terjadi paling tinggi di AS bagian selatan. Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran meningkat sebesar 70 ribu menjadui 281 ribu pada 14 Maret 2020, ini merupakan level tertinggi sejak 22 September 2017 yang mencapai 299 ribu. Faktor pendorong peningkatan pada klaim tunjangan pengangguran yaitu adanya wabah Covid-19 di AS. Minggu IV Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: Markit Composite PMI Flash, Markit Service PMI Flash, new home sales, durable & non durable goods orders, GDP growth Q4, personal spending, personal income * Jepang: Jibun Bank PMI Flash, Jibun Bank Service PMI, BoJ meeting * EU: Markit Manufacturing PMI Flash, consumer confidence, business confidence * Indonesia: Danareksa Consumer Confidence Survey Sumber: Daranareksa Research Institute (DRI). Photo by Uray Zulfikar on Unsplash
SelengkapnyaU.S. Treasury yields fell on Friday, capping off a wild week for the bond market
23 Maret 2020Treasury yields fell on Friday, capping off a wild week for the bond market, as the coronavirus pandemic continues to keep investors on edge. The yield on the benchmark 10-year Treasury note fell 18 basis points to about 0.93%, while the yield on the 30-year Treasury bond dropped 24 basis points to 1.52%. (CNBC) The Federal Reserve and other U.S. agencies are giving banks more leeway to ease debt burdens for borrowers hit hard by coronavirus without triggering rules that can put problem loans in a regulatory penalty box. (Bloomberg) Senate Democrats blocked Majority Leader Mitch McConnell’s attempt to advance a coronavirus economic rescue package Sunday after leaders in both chambers disagreed on how to spend nearly $2 trillion. The 47-47 vote, with 60 needed to advance the measure, puts in question McConnell’s plan for the Senate to pass the bill Monday. Republicans and Democrats alike want an immediate and extensive rescue for an economy ravaged by the coronavirus. But they continue to differ on key sections. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Trent Szmolnik on Unsplash
SelengkapnyaCentral banks in the Asia Pacific pledged to spend billions of dollars
20 Maret 2020Based on the Board of Governors" Meeting (RDG), BI will reduce the BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) by 25 bps to 4.50%, the Deposit Facility interest rate by 25 bps to 3.75%, and the Lending Facility interest rate by 25 bps to 5.25%. BI will encourage economic growth with 7 steps, namely triple intervention, extend the SBN Repo tenor to 12 months and provide daily auctions, increase the frequency of FX swap auctions, strengthen foreign currency Term Deposit instruments, accelerate the use of domestic Rupiah accounts (Vostro) for foreign investors, expanding the policy of easing daily reserve requirement in Rupiah by 50bps, and encouraging non-cash financing. (Bank Indonesia) Central banks in the Asia Pacific pledged to spend billions of dollars and implemented new policy steps to stem a bond market rout on Thursday. The Bank of Japan and Bank of Korea offered to buy bonds worth a total of $13.1 billion, while Japan’s authority said it would supply another 4 trillion yen ($36.7 billion) of funds. Australia’s central bank, one of the last major holdouts against quantitative easing, said it would buy government debt across the curve, while targeting a yield of 0.25%for the three-year bond. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Zetong Li on Unsplash
SelengkapnyaThe European Central Bank launched an extra emergency bond-buying program
19 Maret 2020The Senate cleared these cond major bill responding to the coronavirus pandemic, with lawmakers rushing to follow up with an additional economic rescue package that President Donald Trump"s administration estimates will cost $1.3 trillion. (Bloomberg) The European Central Bank launched an extra emergency bond-buying program worth 750 billion euros ($820billion) in the latest attempt to calm markets and protect a euro-area economy struggling to cope with the coronavirus epidemic. (Bloomberg) The swift hit to the U.S. economy from efforts to stop the spread of the coronavirus has created a crunch in credit markets. Companies have rushed to raise cash by drawing down credit lines and other borrowings. The ripple effect has been a whammy to credit markets, sending many spreads wider across the markets and even stalling out the commercial paper market, where the highest rated companies go for cash. The Fed on Tuesday said it would provide help to companies getting short-term funding. (CNBC) Fitch has revised the sector and Rating Outlook for its portfolio of U.S. banks to negative from stable. The revision on 18 March 2020 is due to concerns over the impact of the coronavirus, which continues to spread globally. Over the near term, Fitch expects that U.S. banks will face profitability challenges as the Fed has brought its targeted Fed Funds rate down between 0.00% and 0.25%. (Fitch) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Alex Vasey on Unsplash
SelengkapnyaThe Indonesian rupiah dropped to its weakest since the emerging market rout of 2018
18 Maret 2020The Indonesian rupiah dropped to its weakest since the emerging market rout of 2018, as a sell-off in the nation’s bonds and stocks show little signs of abating with a worsening coronavirus pandemic. The currency slipped as much as 1.5% to 15,160 per dollar on Tuesday, the lowest since November 2018. The benchmark 10-year bond yield surged 17 basis points, while nation’s stock index tumbled over 5%, triggering a trading halt for the third time in a week. (Bloomberg) The benchmark 10-year Treasury yield popped above 1% on news the White House is weighing a fiscal stimulus package of more than $1 trillion to offset the negative economic impact from the coronavirus outbreak. The yield on the benchmark 10-year Treasury note jumped nearly 30 basis points to 1.038%, its highest level since March 5, as investors bet this stimulus would give a jolt to the economy dealing with a likely recession because of the coronavirus impact. The yield on the 30-year Treasury bond also climbed a similar amount to 1.62%. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Faizal Sem on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal kedua untuk mengantisipasi efek Covid-19
17 Maret 2020Minggu II Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Pada Kamis, 12 Maret 2020 WHO telah mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi yaitu penyakit menular yang telah menyebar di wilayah lebih luas bahkan hampir seluruh dunia. Pengumuman dari WHO tersebut mengakibatkan bursa di kawasan US, Eropa dan Asia memerah tak terkecuali IHSG yang terkoreksi tajam. Covid-19 per tanggal 12 Maret 2010 telah menyebar ke hampir negara di seluruh dunia dimana negara yang terparah terkena dampaknya setelah China adalah Italia (12.462 kasus), Iran (10.075 kasus) dan Korea Selatan (7.869 kasus). Pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal kedua untuk mengantisipasi efek Covid-19 pada perekonomian dengan 4 relaksasi pajak. Pertama, relaksasi PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP) sebesar 100% atas penghasilan dari pekerja dengan besaran sampai dengan Rp 200 juta khusus untuk sektor industri pengolahan selama 6 bulan (April – September 2020). Kebijakan pertama diambil agar pekerja sektor industri memperoleh tambahan penghasilan sehingga dapat mempertahankan daya belinya. Kedua, relaksasi Pajak Penghasilan pasal 22 impor (PPh Pasal 22 Impor) kepada 19 sektor tertentu sebesar Rp 8.15 triliun. Kebijakan ini diambil untuk mempertahankan cashflow bagi industri sebagai akibat switching cost (biaya perubahan negara tujuan asal impor dan tujuan ekspor). Ketiga, relaksasi pajak penghasilan pasal 25 (PPh Pasal 25) yang diberikan melalui skema pengurangan PPh Pasal 25 sebesar 30% kepada 19 sektor tertentu dengan total kurang lebih Rp 4.2 triliun. Keempat, relaksasi restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) bagi 19 sektor tertentu dengan perkiraan total sebesar Rp 1.97 triliun. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, pesanan mesin (machinery orders) meningkat sebesar 2.9% mom di bulan Januari 2020 setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 11.9% mom. Peningkatan terjadi pada pesanan manufaktur sementara untuk pesanan non manufaktur mengalami penurunan. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, pertumbuhan ekonomi kuartal empat Eropa sebesar 0.1%, terendah sejak kontraksi yang terjadi pada awal 2013. Perlambatan terjadi pada konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, dan permintaan eksternal, sementara itu untuk investasi mengalami peningkatan. Produksi industri Eropa meningkat 2.3% mom jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar 1.8%, ini merupakan aktivitas tertinggi sektor industri di Eropa sejak November 2017. Peningkatan produksi di sektor industri tersebut didorong oleh peningkatan produksi pada barang setengah jadi, barang tahan lama, barang tidak tahan lama dan barang modal. ECB tetap mempertahankan suku bunga 0 % pada pertemuan di bulan Maret 2020 dengan marginal lending facility tetap berada pada level 0.25% dan depocit facility sebesar -0.50%. Selain itu ECB juga mengumumkan paket stimulus berupa suntikan dana bagi pengusaha kecil dan menengah. Ekonomi China Dari ekonomi China, tingkat inflasi China turun ke level 5.2% yoy di bulan Februari 2020 dari sebelumnya yang berada pada level 5.4% yoy di bulan Januari. Sementara itu untuk tingkat inflasi bulanan melambat 0.8% mom dari bulan sebelumnya 1.4% mom. Peningkatan harga terjadi pada bahan makanan sebesar 21.9% tertinggi sejak bulan April 2018, hal ini disumbang oleh peningkatan harga daging babi sebesar 135.2% dari sebelumnya 116.2% akibat merebaknya flu babi Afrika dan pembatasan akses transportasi akibat Covid-19. Sementara itu komponen lainnya yang mengalami penurunan harga adalah komponen pakaian, perlengkapan rumah tangga, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Foreign Direct Investment (FDI) China turun tajam sebesar 8.6% yoy menjadi USD 19.26 bilion, secara bulanan FDI China turun sebesar 25.6% mom akibat perpanjangan libur Imlek dan penyebaran Covid-19. Producer Price Index (PPI) China turun sebesar 0.4% yoy pada bulan Februari 2020 setelah bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 0.1% yoy. Hal ini terjadi karena merebaknya Covid-19 di negara tersebut dan melumpuhkan aktivitas bisnis. Rata – rata harga rumah baru (new homes prices) di China melambat 5.8% yoy pada Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6.3% yoy, perlambatan ini merupakan yang terendah sejak bulan Juli 2018 di tengah penyebaran Covid-19. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari ekonomi AS, The Fed dalam rapat daruratnya di tanggal 15 Maret 2020 memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 100 bps menjadi 0% – 0.25% dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif sebesar USD 700 miliar untuk melindungi perekonomian AS dari dampak Covid-19. Selain itu The Fed juga memangkas suku bunga untuk pinjaman darurat perbankan sebesar 125 bps menjadi 0.25% serta memperpanjang waktu pinjaman menjadi 90 hari. Inflasi AS stabil di tingkat 0.1% mom pada bulan Februari 2020. Secara tahunan inflasi AS berada pada level 2.3% yoy lebih rendah dibandingkan dengan bulan Januari yang berada pada level 2.5% dan merupakan level tertinggi sejak Oktober 2018. Penjualan ritel AS meningkat 0.3% mom di bulan Januari 2020, sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 0.2% mom. Peningkatan penjualan terjadi pada penjualan kendaraan bermotor dan bagiannya, furniture, serta penjualan ritel lainnya. Di sisi lain penjualan elektronik dan pakaian mengalami penurunan yang tinggi sejak Maret 2009. Harga barang impor (Import prices) AS turun 0.5% mom jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami kenaikan 0.1%, ini merupakan penurunan terbesar sejak bulan Agustus 2019. Sementara itu harga barang ekspor (export prices) turun tajam 1.1% mom di bulan Februari 2020 setelah bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 0.6% mom. Penurunan yang terjadi merupakan tertinggi sejak bulan Desenber 2015. Minggu III Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: retail sales, NAHB housing market index, industrial production, housing start, initial jobless Jepang: interest rate, balance of trade, inflation rate (yoy) China: house price index, retail sales, industrial production, loan prime rate EU: balance of trade, inflation (yoy) Indonesia: Trade Balance, interest rate Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaTreasury yields fell on Monday after the Federal Reserve cut interest rates to near zero
17 Maret 2020Treasury yields fell on Monday after the Federal Reserve cut interest rates to near zero and vowed to boost its bond holdings aggressively to save the U.S. economy from the coronavirus fallout. The yield on the benchmark 10-year Treasury note dropped 18 basis points to 0.76%, while the yield on the 30- year Treasury bond fell 13 basis points to 1.38%. (CNBC) The International Monetary Fund is ready to mobilize its $1 trillion lending capacity to help nations counter the coronavirus outbreak, with Managing Director Kristalina Georgieva calling for global coordination on monetary, fiscal and regulatory support. Georgieva reiterated in a blog post-Monday that the fund has $50 billion in flexible and rapid-disbursing emergency funds for developing nations, with as much as $10 billion available at zero interest rates. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaIndonesia’s Government may issue more sovereign bonds than targeted this year
16 Maret 2020Indonesia’s government may issue more sovereign bonds than targeted this year. The budget deficit is forecast to increase to 2.5% of GDP. “The government has room to issue more bonds to finance the deficit.”, according to Suahasil Nazara. The net bond issuance target is set at 389.32 trillion rupiah ($26.34 billion) in 2020, with 14%-18%to come from foreign-denominated securities. (Bloomberg) The Fed cut interest rates to essentially zero on Sunday and launched a massive $700 billion quantitative easing program to shelter the economy from the effects of the virus. The new fed funds rate will now be targeted at 0% - 0.25% down from a previous target range of 1% - 1.25%. Facing highly disrupted financial markets, the Fed also slashed the rate of emergency lending at the discount window for banks by 125bps to 0.25% and lengthened the term of loans to 90 days. (CNBC) In coordinated statements on Sunday, the Fed, BOJ, ECB, Swiss National Bank, Bank of Canada and BOE said they would use swap lines to support the international supply of the world’s reserve currency. Meanwhile, Asian central banks moved aggressively to counter the market carnage on Friday. The People’s BOC injected $79 billion into the economy through a reduction in reserve ratios for banks. The BOK is considering a special meeting to tackle wild swings in the foreign exchange market, and Japan offered to provide as much as 2.2 trillion yen ($20.8 billion) of liquidity in three different operations. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaIndonesia is set to unveil details of a second stimulus package
13 Maret 2020Stock trading on the Indonesia Stock Exchange (IDX) was suspended (halt trading) after the Jakarta Composite Index (JCI) dropped 5.01% to 4,895.75. The decrease occurred at 15.33 WIB. The Financial Services Authority (OJK) has issued a policy as an anticipatory measure in reducing sharp fluctuations in the capital market. The policy is to order the Indonesia Stock Exchange (IDX) to stop trading for 30 minutes if the Jakarta Composite Index (JCI) falls 5%or more. This was revealed in the OJK letter to the Indonesia Stock Exchange (IDX). (CNBC Indonesia) Indonesia is set to unveil details of a second stimulus package that will provide a string of tax breaks aimed at countering the economic impact of the coronavirus crisis. “We are still selecting the sectors eligible for the planned tax breaks: income tax, import tax and corporate tax,” Susiwijono Moegiarso, secretary of the Coordinating Ministry of Economic Affairs, said by phone Thursday. “The purpose is to curb the impact of the coronavirus outbreak and we are still looking at the sectors that are most affected,” he said. The details of the emergency stimulus will be announced at 10 a.m. local time on Friday, the ministry said. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaIndonesia will allow companies to delay corporate tax payments for six months
12 Maret 2020Indonesia will waive income tax for individuals and allow companies to delay corporate tax payments for six months as part of a second economic stimulus package aimed at countering the impact of the coronavirus. The tax incentives will be effective from April 1, Finance Minister Sri Mulyani Indrawati told reporters in Jakarta Wednesday. The government will ease import rules for more than 750 goods and defer the income tax liability on certain importers for a six-month period, she said. The tax breaks are in addition to the first stimulus package worth $745 million announced last month as policymakers in Southeast Asia’s biggest economy seek to counter the epidemic that’s already rattled markets and undermined growth prospects. (Bloomberg) President Donald Trump said he will significantly restrict travel from Europe to the U.S. for the next 30 days, the most far-reaching measure yet in the administration’s efforts to combat the spread of coronavirus. Trump, speaking Wednesday evening from the Oval Office, said the restrictions, which won’t apply to the U.K., will go into effect Friday at midnight. He blamed the European Union for not curbing travel from China in the early days of the outbreak and credited his own measures with having limited the number of cases in the U.S. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaThe Financial Services Authority (OJK) issued an anticipatory measure in reducing sharp fluctuations in the capital market
11 Maret 2020The Financial Services Authority (OJK) issued a policy as an anticipatory measure in reducing sharp fluctuations in the capital market. The OJK orders Indonesia Stock Exchange (IDX) to stop trading for 30 minutes if the Jakarta Composite Index (IHSG) falls 5% or more. This was revealed in the OJK"s letter to the Indonesia Stock Exchange (IDX) regarding the Orders to Halt Trading on the IDX under Capital Market Conditions. (CNBC Indonesia) China’s economy is beginning to revive, as the government signals progress in battling the coronavirus outbreak that has killed more than 3,100 people and sickened tens of thousands at home. Government controls and the fear of going outside have curtailed consumer spending, and many factories are still not working at full capacity due to clogged logistics systems, a lack of staff, or limited supplies and raw materials. The economy was likely running at 70% to 80% capacity last week, according to a Bloomberg Economics report, while China International Capital Corp estimated it was at about 76% as of March 8. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by AbsolutVision on Unsplash
SelengkapnyaA stimulus package to fight the economic impact of coronavirus and the “drastic drop” in oil prices, has been announced
10 Maret 2020Indonesia’s budget deficit will likely widen to within a range of 2.2%-2.5% of GDP in 2020, compared with the Govt’s initial plan to keep it around 1.8%, Sri Mulyani Indrawati said. The new deficit forecast had taken into account the impact of the global spread of coronavirus and the “drastic drop” in oil prices. The Govt has announced a 10.3 trillion rupiah ($716 million) stimulus package to fight the economic impact of the virus outbreak. Indrawati said a second policy package with more tax breaks was being designed. ($1 = 14,385 rupiah) (Reuters) The Fed is under intensifying pressure to tackle the increasing risk of a worldwide credit crunch as falling commodity prices combined with the spreading virus to hammer financial markets. Less than a week since the U.S. central bank executed an emergency interest-rate cut, there is growing fear among investors that a liquidity crunch is emerging in money markets as stocks and bond yields continue their recent plunge. A key gauge of banking-sector risk, known as the FRA/OIS spread, soared to its highest level since 2011, while dollar-swap spreads widened, suggesting stresses in U.S. markets are becoming increasingly severe. (Bloomberg) On 9 Mar 20, the 10-year Indonesia CDS jumped by 95bps to 288bps compared to 6 Mar 20. Meanwhile, the 5-year Indonesia CDS also climbed significantly by 71bps to 180 bps on 9 Mar 20, when on 6 Mar 20 the level was 109bps. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo bu Aditya Indrajaya
SelengkapnyaIndonesian authorities urged its top banks to lower interest rates and boost lending
09 Maret 2020Indonesian authorities urged its top banks to lower interest rates and boost lending to sectors hit by the coronavirus as Southeast Asia’s largest economy steps up efforts to mitigate the economic fallout from the epidemic. Banks have been asked to pass on the benefits of recent cuts in benchmark interest rates and reserve requirements to borrowers, especially small and medium-sized enterprises, Coordinating Minister for Economic Affairs Airlangga Hartarto said after a meeting with chief executives of lenders including PT Bank Mandiri and PT Bank Rakyat Indonesia. (Bloomberg) Treasury 30-year yield dropped to a new record low, leading another rally in bonds as traders hedge against the spread of the coronavirus in the U.S. Yields on the 30-year debt fell as much as five basis points to 1.49%, while the benchmark 10-year dropped three basis points. The U.S. is reporting more cases throughout its states on a daily basis, with investors increasingly concerned about the impact of the virus on the world’s biggest economy. Federal Reserve Bank of Dallas President Robert Kaplan said the virus spread would be weighed by policymakers when they meet later this month. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaDRI: Arab Saudi diskon besar – besaran harga jual resmi minyak
09 Maret 2020Minggu I Maret 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap mempengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: OPEC+ (negara anggota OPEC, Rusia, Meksiko, Azerbaijan dan Kazakhtan) gagal mencapai kesepakatan pemangkasan produksi minyak mentah untuk menstabilkan harga minyak yang turun akibat menyebarnya wabah Covid-19 di beberapa negara dunia. Arab Saudi mengumumkan diskon besar - besaran harga jual resmi minyak yang diproduksi serta adanya peningkatan produksi dari 9.7 juta barrel/hari menjadi 10 juta barrel/hari. Harga minyak mentah berjangka turun tajam sebesar 30% di awal perdagangan tanggal 9 Maret 2020 dan sejak awal tahun 2020 turun lebih dari 28.63 USD/BBL atau lebih dari 45% sejak awal tahun 2020. Harga minyak Brent turun tajam sebesar 31% ke level USD 31.02 per barrel pada awal perdagangan tanggal 9 Maret 2020, ini merupakan penurunan terbesar sejak bulan Februari 2016. Di sisi lain harga emas meningkat sebesar 1.6% ke level USD 1,698 pada perdagangan tanggal 9 Maret 2020, investor beralih ke investasi yang memiliki tingkat resiko rendah (asset safe haven) akibat anjloknya harga minyak mentah. Ekonomi Indonesia Selain stimulus moneter yang dikeluarkan pemerintah melalui pemangkasan Bl7DRR sebesar 25 bps pemerintah juga mengeluarkan stimulus fiskal berupa enam insentif senilai Rp. 10,3 triliun untuk mencegah perlambatan ekonomi domestik akibat penyebaran Covid-19. Stimulus diluncurkan pada beberapa sektor industri yang terdampak Covid-19 seperti sektor pariwisata, transportasi, perumahan dan properti. lnflasi bulan Februari 2020 berada pada level 0.28% mom (+2.98% yoy) lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0.39% mom (+2.68% yoy). lnflasi bulan Februari didorong oleh adanya kenaikan harga pada komponen makanan, minuman dan tembakau. Ekonomi Jepang Pertumbuhan ekonomi Jepang terkontraksi sebesar 1.8% qoq pada kuartal IV Desember 2019, ini merupakan kontraksi tertajam sejak kuartal II tahun 2014. Penurunan terjadi pada konsumsi swasta sebesar 2.8% akibat adanya kenaikan pajak penjualan yang diberlakukan pada bulan Oktober, penurunan tajam juga terjadi pada pengeluaran bisnis sebesar 4.6% merupakan yang tersebesar sejak Q1 tahun 2009. lndeks kepercayaan konsumen Jepang turun sebesar 38.4 bps di buIan Februari 2020. Penurunan terjadi di setiap indikator yaitu persepsi ketenagakerjaan, pertumbuhan pendapatan, kemampuan pembalian barang tahan lama (durable goods) dan indikator mata pencarian. Jibun Bank Japan Services PMI turun pada level 46.9 di bulan Februari 2020 dari bulan sebelumnya sebesar 51.0, penurunan paling tajam yang tercatat sejak bulan April 2014. Ekonomi Eropa IHS Markit Manufacturing PMI Eropa di Euro Area meningkat pada level 49.2 di bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 47.9. Hal ini merupakan peningkatan pertama sejak 13 tahun mengalami kontraksi pada aktivitas sektor manufaktur. Sementara itu, IHS Markit Eurozone Services PMI bulan Februari 2020 sedikit menguat pada level 52.6 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang berada pada level 52.5. Penjualan ritel di wilayah Eropa naik 0.6% pada bulan Januari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang turun sebesar -1.1%. Peningkatan terjadi pada penjualan produk makanan, minuman dan tembakau (0.7% vs -1.2%), produk non makanan (0.2% vs -1.1%) serta penjualan bahan bakar otomotif (1.9% vs -0.1%). Ekonomi China Indicator Caixin Manufacturing PMI terkontraksi tajam ke level 40.3 di bulan Februari setelah bulan sebelumnya berada pada level 51.1, ini merupakan level terendah sejak April 2004. Melambatnya sektor manufaktur China didorong oleh penurunan tajam pada permintaan order baru, output hasil produksi dan jumlah tenaga kerja akibat perusahana memperpanjang penutupan pabrik sebagai dampak penyebaran Covid-19. Sementara itu, Caixin China General Services PMI bulan Februari 2020 terkontraksi ke level 26.5 di bulan Februari 2020 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang masih berada pada level 51.8. Penutupan pabrik dan pembatasan perjalanan dari dan ke China akibat wabah Covid-19 menjadi penyebab utama. China mencatat deficit pada neraca perdagangannya sebesar USD 7.09 miliar di bulan Januari - Februari 2020. lni merupakan defisit Neraca perdagangan pertama sejak bulan Maret 2018 dan juga mencerminkan dampak buruk Covid-19 terhadap perekonomian China. Nilai ekspor turun 17.2 % (yoy) menjadi USD 292.49 miliar sedangkan impor menyusut sebesar 4% (yoy) menjadi USD 25.37 miliar. Di sisi lain surplus perdagangan AS dan China menurun dibandingkan menjadi USD 25.37 miliar, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar USD 42.16 miliar. Ekonomi Amerika Serikat (AS) The Fed dalam rapat daruratnya di tanggal 3 Maret 2020 memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 50 bps menjadi 1% -1.25%, salah satu pertimbangannya adalah terus menyebarnya Covid-19 yang berakibat pada penurunan kegiatan ekonomi. Kebijakan moneter yang diambil The Fed merupakan kebijakan darurat pertama kali sejak krisis keuangan tahun 2008. Selain itu The Fed juga memangkas IOER (Interest on Excess Reserves Rate) sebesar 50 bps menjadi 1.1% setelah pada bulan sebelumnya meningkat 5 bps. Nilai ekspor (-0.4%) dan impor (-1.6%) AS mengalami penurunan pada bulan Januari 2020. Penurunan ekspor AS dipicu oleh penurunan penjualan barang modal (capital goods) dan bahan industri dan kenaikan ekspor terjadi pada kendaraan bermotor dan bagiannya. Penurunan impor yang lebih besar membuat defisit neraca perdagangan menyempit menjadi USD 45.3 miliar pada Januari 2020 dari sebelumnya sebesar USD 48.6 miliar. IHS Markit Manufaktur PMI sedikit menurun ke level 50.7 di bulan Februari 2020 jika dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 50.8. Sementara itu, ISM Manufacturing PMI Februari turun ke level 50.1 dari sebelumnya berada pada level 50.9 di bulan Januari 2020. Data tenaga kerja AS menunjukkan serapan tenaga kerja non pertanian (nonfarm payrolls) meningkat 273 ribu posisi di bulan Februari 2020, terbesar sejak Mei 2018. Kenaikan terbesar datang dari sektor jasa kesehatan, jasa makanan dan minuman, pemerintahan, konstruksi, profesional dan kegiatan keuangan. Sementara itu, tingkat pengangguran di AS turun dari 3.6% menjadi 3.5% pada bulan Februari 2020, jumlah pengangguran menurun 105 ribu menjadi 5.79 juta sementara pekerjaan meningkat sebesar 45 ribu menjadi 158.76 juta. Minggu II Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: Laju inflasi, export-import prices * Jepang: GDP Q4, machinery orders * China: Laju inflasi, FDI (yoy), house price index, retail sales * EU: GDP Q4, ECB Interest Rate Decision, * Indonesia: Trade Balance Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Ziad Al Halabi on Unsplash
SelengkapnyaUS Treasury 30-year yield dropped to a new record low
06 Maret 2020Treasury 30-year yield dropped to a new record low, leading another rally in bonds as traders hedge against the spread of the coronavirus in the U.S. Yields on the 30-year debt fell as much as five basis points to 1.49%, while the benchmark 10-year dropped three basis points. The U.S. is reporting more cases throughout its states on a daily basis, with investors increasingly concerned about the impact of the virus on the world’s biggest economy. Federal Reserve Bank of Dallas President Robert Kaplan said the virus spread would be weighed by policymakers when they meet later this month. (Bloomberg) Indonesian authorities urged its top banks to lower interest rates and boost lending to sectors hit by the coronavirus as Southeast Asia’s largest economy steps up efforts to mitigate the economic fallout from the epidemic. Banks have been asked to pass on the benefits of recent cuts in benchmark interest rates and reserve requirements to borrowers, especially small and medium-sized enterprises, Coordinating Minister for Economic Affairs Airlangga Hartarto said after a meeting with chief executives of lenders including PT Bank Mandiri and PT Bank Rakyat Indonesia. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Girma Nigusse on Unsplash
SelengkapnyaCanada cut yield on its 10-year notes down to an all-time low of 0.86%
05 Maret 2020Coronavirus fear gripped bond markets around the globe, sending yields to record lows from Toronto to London and Sydney a day after U.S. Treasuries reached the unprecedented territory. The Bank of Canada joined the Federal Reserve with its own half-point cut on Wednesday, driving the yield on Canadian 10-year notes down to an all-time low of 0.86%. U.K. rates dropped as traders bet the Bank of England will also ease this month. Yields for short-term debt in Australia and South Korea dropped almost 10 basis points as markets priced in more central-bank reductions. Markets were responding to a volatile mix of anxiety over the virus and a rush for higher returns after yields on the 10-year U.S. Treasury, a benchmark for lending globally, got below 1% for the first time ever on Tuesday. (Bloomberg) The yield on the benchmark 10-year Treasury note, sank more than 11 basis points to an all-time low of 0.906% on Tuesday in the wake of an emergency rate cut by the Federal Reserve to combat the economic effects of the COVID-19 outbreak. It was the first time the 10-year Treasury yield ever broke below 1%. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ezra Jeffrey-Comeau on Unsplash
SelengkapnyaThe Fed slashed interest rates by half a percentage point in the first such emergency move since the 2008 financial crisis
04 Maret 2020The Federal Reserve slashed interest rates by half a percentage point in the first such emergency move since the 2008 financial crisis, amid mounting concern that the coronavirus outbreak threatens to stall the record U.S. economic expansion. The rate cut, which came between the central bank’s regularly scheduled meetings, was announced hours after Group of Seven finance chiefs held a rare teleconference to pledge they’d do all they can to combat the fast-moving health crisis. (Bloomberg) Indonesia’s central bank has vowed to strengthen its policy mix to head off the risk of further fallout from the impact of the coronavirus crisis. Bank Indonesia welcomed the move by the Federal Reserve to deliver an emergency rate cut of 50 basis points as the virus epidemic continues to roil markets and rattle investor confidence around the globe. Indonesian policymakers do not have a plan to hold an emergency meeting of their own at this stage, officials said. “We see Fed’s rate cut as a pre-emptive move and the right one at a time like now,” Bank Indonesia Senior Deputy Governor Destry Damayanti said on Wednesday, “We don’t want to see huge swings, we want to smooth the movement,” she said. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Alex Shutin on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Indeks kepercayaan konsumen Danareksa Feb 2020 stabil di 102.5 %
03 Maret 2020Minggu IV Februari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Sentimen negatif datang dari pergerakan pasar minggu lalu, Bursa Asia berkontraksi akibat kekhawatiran pelaku pasar terkait penyebaran Covid-19. Selain itu nilai tukar rupiah melemah pada level Rp 14.319 per USD pada akhir perdagangan tanggal 28 Februari 2020, kepanikan pasar terkait Covid-19 masih menjadi pemicu melemahnya rupiah terhadap dollar AS. Sejumlah kasus baru terjadi di luar China dan tersebar di 35 negara, secara keseluruhan total 2.490 orang di luar dataran China telah terinfeksi Covid-19. Beberapa negara dengan lonjakan infeksi Covid-19 yaitu Korea Selatan menemukan 893 kasus positif corona, Italia 229 kasus dan Iran 61 kasus. Ekonomi Indonesia Dari domestik, indeks kepercayaan konsumen Danareksa bulan Februari 2020 stabil pada level 102.5 %. Penilaian konsumen terhadap kondisi ekonomi, bisnis dan lapangan pekerjaan saat ini mengalami peningkatan, sementara itu perkiraan kondisi ekonomi, bisnis dan pendapatan keluarga untuk 6 bulan kedepan mengalami penurunan. Konsumen mengkhawatirkan naiknya inflasi menyusul naiknya sejumlah komponen seperti harga pangan, iuran BPJS dan rokok. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, bank sentral Jepang (Bank of Japan) mengumumkan untuk tetap mempertahankan suku bunga jangka pendek sebesar -0.1% dan mempertahankan target imbal hasil obligasi pemerintah (10-year Japanese goverment bond yield) di kisaran 0% pada pertemuan bulan Januari. BoJ juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang dari 0.7% menjadi 0.9% untuk tahun fiskal 2019. Dari sisi tenaga kerja, pengangguran di Jepang bulan Januari meningkat 2.4% mom jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2.2% mom. Sementara itu, jobs-to-applications ratio Jepang turun tajam pada level 1.49% yang merupakan level terendah sejak Mei 2017. Penjualan ritel Jepang menyusut 0.4% yoy di bulan Januari 2020, menyusul penurunan yang terjadi pada bulan Desember 2019 sebesar 2.6% yoy. Penjualan turun untuk barang - barang umum, pakaian dan aksesoris, kendaraan bermotor, mesin dan peralatan. Di sisi lain peningkatan penjualan terjadi pada makanan dan minuman, bahan bakar dan perlengkapan toilet. Dari sekor perumahan, jumlah proyek pembangunan perumahan baru (housing start) di Jepang turun sebesar - 10.1% yoy di buIan Januari 2020 setelah pada buIan sebelumnya mengalami penurunan sebesar -7.9% yoy. Bagi Jepang ini merupakan penurunan ketujuh kali semenjak bulan Juli 2019. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, indeks kepercayaan bisnis di Eropa tetap berada pada level -0.04 di bulan Februari 2020. Selain itu, Economic Sentiment Indicator (ESI) meningkat 0.9 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi 103.5. Level tersebut tertinggi sejak bulan Mei 2019 dan berada di atas konsensus pasar sebesar 102.8. Keyakinan meningkat di antara produsen, penyedia layanan, dan konsumen, sementara itu penurunan keyakinan terjadi pada kontraktor dan pengecer. Ekonomi China Dari ekonomi China, Caixin PMI turun ke level 40.3 pada bulan Februari dari sebelumnya berada pada level 51.1. Hal ini merupakan kontraksi pertama yang paling dalam bagi China setelah bulan Juli 2019. Wabah Covid-19 melumpuhkan rantai pasokan China, nilai ekspor menurun tajam akibat pembatasan barang - barang dari China ke negara tujuan ekspor. Selain itu nilai output, permintaan baru, dan lapangan pekerjaan mengalami penurunan tajam yang tercatat sejak 16 tahun lalu. Ekonomi Amerika Serikat Pendapatan personal buIan Januari 2020 di AS meningkat 0.6% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0.1%, pertumbuhan pendapatan personal tersebut berada di atas konsensus pasar 0.3%. Pertumbuhan pada pendapatan personal di AS didorong oleh peningkatan kompensasi pekerja dan pembayaran tunjangan jaminan sosial serta tunjangan pemerintah lainnya. Sementara itu rata - rata belanja personal bulan Januari naik sebesar 0.2% lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya 0.4% dan konsensus pasar 0.3%. Konsumsi barang tidak tahan lama (non-durable goods) turun 0.2% dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 0.6%. Di sisi lain, pengeluaran barang barang tahan lama (durable goods) meningkat 0.6% dibandingkan bulan sebelumnya yang melambat -0.4%, peningkatan terjadi didorong oleh pembelian kendaraan bermotor. Belanja personal riil bulan Januari naik 0,1% (USD 12.9 miliar), kenaikan tersebut sama seperti bulan sebelumnya 0.1%. Pesanan barang tahan lama (durable goods orders) yang diterima pabrikan bulan Januari 2020 turun 0.2% mom jika dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat 2.9% mom. Hal ini didorong oleh menurunnya permintaan alat transportasi karena adanya penurunan pesanan kendaraan bermotor dan suku cadangnya serta penurunan pada pesanan pesawat militer dan bagiannya. Sementara itu pesanan pesawat komersil mengalami peningkatan pesanan jika dibandingkan bulan sebelumnya yang pesanannya menurun. Dari sektor perumahan AS, harga rata - rata rumah (single family house) yang dijamin dengan hipotek di Amerika meningkat 0,6% mom dari bulan Desember 2019. Penjualan rumah (single family house) bulan Januari meningkat 7.9% dibandingkan bulan sebelumnya, rata - rata penjualan sebesar 764 ribu berada di atas konsensus pasar sebesar 710 ribu unit. Rata - rata harga rumah baru naik menjadi USD 348.200 dari sebelumnya USD 305.400 pada tahun lalu. Penjualan rumah baru di AS dari tahun ke tahun meningkat sebesar 18.6%. Selain itu kontrak kepemilikan rumah (pending home sales) tumbuh 5.7% yoy di bulan Januari 2020, lebih tinggi jika dibandingkan dengan buIan Desember 2019 sebesar 4.1% yoy. Kontrak penjualan rumah cenderung meningkat di seluruh wilayah AS. Minggu I Maret 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Markit manufacturing, ISM manufacturing, factory orders, trade balance, unemployment rate Jepang: Jibun Bank PMI, indeks kepercayaan konsumen, China: Caixin PMI, Manufacturing PMI EU: Markit manufacturing PMI, laju inflasi, unemployment rate, retail sales Indonesia: Laju inflasi Source: Danareksa Research Institute Photo by Kolar.io on Unsplash
SelengkapnyaBank Indonesia lowered banks’ reserve requirement ratios
03 Maret 2020Bank Indonesia lowered banks’ reserve requirement ratios, seeking to shore up liquidity after concerns over the economic impact of coronavirus triggered a selloff in the nation’s stocks, bonds, and currency. The foreign-exchange reserve requirement ratio for banks will be cut to 4%, from 8% previously, Bank Indonesia Governor Perry Warjiyo told reporters Monday. The cut, which is expected to add $3.2 billion in additional liquidity, is effective from March 16, he said. Reserve requirement ratios for banks engaged in trade financing will be lowered by 50 basis points from April 1, for a period of nine months, Warjiyo said. The move is aimed at lowering costs for banks engaged in imports and exports. (Bloomberg) The 10-year Indonesia Credit Default Swap fell 13 bps to 169 bps on 2 March 2020. Previously, the 10yr-CDS climbed to 181bps on 28 February 2020 amid concerns over the impact of coronavirus to the global economy. The 5-year Indonesia CDS also fell to 92 bps from 101 bps at the end of last week. Last month, the 5yr CDS recorded the lowest level of 58bps on 19 Feb 2020. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaThe central bank bought bonds worth 100 trillion rupiah since the start of the year to stabilize the market
02 Maret 2020Bank Indonesia will remain in the market to stabilize the nation’s currency and bonds as investor concerns over the impact of coronavirus outbreak trigger a selloff, according to Governor Perry Warjiyo. The central bank bought bonds worth 100 trillion rupiah since the start of the year to stabilize the market, Warjiyo tells reporters in Jakarta on Friday. Bond purchases since the end of January, when the market worsened, amounted to 78 trillion rupiah. BI to continue with its triple market intervention of stepping into the spot currency market, non-deliverable forwards and bond purchase from foreign investors. (Bloomberg) The 10-year U.S. Treasury yield plunged to a fresh record low on Friday as investors dumped riskier assets and searched for safer options amid the coronavirus outbreak. The benchmark rate traded at 1.116%, marking the first time ever it traded below 1.2%. The 2-year rate slid to 0.874%, its lowest level since Nov. 2016. Yields are rising as purchases surge. The 10-year yield has tumbled more than 30 basis points this week alone as the massive sell-off in stocks intensified. (A basis point is 0.01%.) (CNBC) The Federal Reserve is now prepared to reduce interest rates this month even though it recognizes monetary policy cannot completely shelter a U.S. economy increasingly threatened by the coronavirus. Fed Chairman Jerome Powell opened the door to a rate cut at the Fed’s March 17-18 meeting by issuing a rare statement Friday pledging to “act as appropriate” to support the economy. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaConcerns over the impact of the coronavirus dogged financial markets worldwide
28 Februari 2020The yield on the benchmark 10-year Treasury note is trading near its record low on Thursday as concerns over the impact of the coronavirus dogged financial markets around the globe. The 10-year Treasury yield fell three basis points to 1.28% after dropping to below 1.25% for the first time earlier in the session. The 30-year Treasury yield dipped two basis points to 1.77%. The benchmark 10-year rate has fallen 20 basis points since Monday is a reflection of global demand for the relative safety and positive yield U.S. debt offers. The move lower in yields also reflects traders" expectations the Federal Reserve will step in at some point and cut rates. (CNBC) China’s corporate debt binge is topping records even as the coronavirus outbreak freezes bond sales elsewhere in the world. Chinese firms ranging from property developers to financial companies have issued a record 51 billion dollar bonds so far this year, up over 30% from a previous peak recorded for the same period a year ago. The surge in issuance mirrors resilience across China’s financial markets, which are buoyant despite the near shutdown of the economy due to the virus. The CSI 300 Index of stocks has recouped its initial plunge spurred by the epidemic, while a gauge of small-cap equities is near its highest level since 2016. The yuan is approaching its strongest versus a basket of global peers since August. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Austin Distel on Unsplash
SelengkapnyaCrude oil slumped back below $49 a barrel in New York
27 Februari 2020Treasuries extended their weeklong advance during U.S. afternoon following a report that health officials in Nassau County, a New York City suburb, are monitoring 83 people who have visited mainland China or may have come in contact with the coronavirus. Earlier gains were fueled by the German health minister’s comment predicting an epidemic in the country. Yields across the curve declined for a fifth straight day led by front-end, steepening 2s10s by 4bp; 10-year yields declined as much as 5.3bp to record low 1.299% before stabilizing near 1.33%. (Bloomberg) Stocks in Asia looked set for a cautious start on Thursday after a rocky session on Wall Street that saw Treasury yields hit new all-time lows and declines in U.S. shares. The S&P 500 Index slipped, bringing its five-day retreat to 8%, as concern mounts that the spread of coronavirus into the world’s largest economy could curb growth. Microsoft Corp. fell in after-hours trading after saying the virus continues to impact its supply chain in China. The Australian dollar tumbled to a fresh 11-year low. Elsewhere, traders will be watching the Bank of Korea’s policy decision Thursday. Meantime, industrial metals and minerals mostly dropped, including copper and iron ore. Crude oil slumped back below $49 a barrel in New York. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Waldemar Brandt on Unsplash
SelengkapnyaGovernment held some SBSN (reopening) auction
26 Februari 2020The Government of Indonesia just held SBSN auction on 25 February 2020 that consists of series SPNS12082020 (reopening), PBS002 (reopening), PBS026 (reopening), PBS005 (reopening). The total incoming bid reached IDR 60.5 trillion. While the previous SBSN auction recorded the total incoming bid of IDR 69.6 trillion. Meanwhile, the total bid won from the yesterday’s auction is IDR 7 trillion, lower than the previous SBSN auction, which is IDR 8 trillion. PBS026 received the highest incoming bid of IDR 21 trillion. (Ministry of Finance) U.S. President Donald Trump touted “tremendous progress” on a trade deal with India as he sought to strengthen ties with a country key to American efforts to blunt China’s influence in Asia. Officials have tried to hammer out a modest trade deal opening up India to U.S. agricultural products and medical devices in return for the restoration of preferential export status that Trump stripped from India last year. There was an expectation that a mini-deal would be unveiled before the U.S. president’s visit, but Trump has since said he’s in no hurry to finalize it. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Artem Beliaikin on Unsplash
SelengkapnyaChina signaled they will increase fiscal and monetary stimulus this year
25 Februari 2020China’s top leaders signaled they will increase fiscal and monetary stimulus this year, as the coronavirus outbreak hammers the world’s second-biggest economy. At a Friday meeting chaired by President Xi Jinping, officials pledged to be more “proactive” in using fiscal policy and exercise “more flexibility” in monetary easing. The wording indicates a greater easing bias compared with the stance that was endorsed at a top-level economic meeting in December, where the Communist Party leadership laid out stimulus plans for 2020. (Bloomberg) The U.S. will sign military deals worth more than $3 billion with India on Tuesday, President Donald Trump said at the start of a two-day state visit to the South Asian nation. “We make the greatest weapons ever made. Airplanes. Missiles. Rockets. Ships. We make the best and we’re dealing now with India. But this includes advanced air-defense systems and armed and unarmed aerial vehicles,” Trump told a cheering crowd at the western Indian city of Ahmedabad on Monday as he shared the stage with India’s Prime Minister Narendra Modi. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Annie Spratt on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Harga minyak menurun seiring kekhawatiran rendahnya permintaan global
25 Februari 2020Minggu III Februari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Harga minyak menurun di tengah meningkatnya kekhawatiran akan rendahnya permintaan global setelah adanya resiko penyebaran Covid-19. Minyak mentah AS turun 0,5% menjadi USD 53,59 per barel sementara itu Brent turun 0,1% menjadi USD 59,02 per barel. Harga emas naik 0,5% di tengah kekhawatiran dampak ekonomi global akibat Covid-19, kenaikan tersebut tertinggi sejak Februari 2013 (dalam 7 tahun). Komisi kesehatan China melaporkan data terkini kasus epidemi Corona per tanggal 21 Februari 2020 mencapai 76.288 kasus, dengan korban jiwa mencapai 2.345 orang. Ekonomi Indonesia Dari domestik, RDG Bank Indonesia bulan Februari 2020 memutuskan menurunkan suku bunga acuan 7DRR sebesar 25 bps menjadi 4,75% dengan suku bunga deposit facility dan lending facility turun masing - masing ke level 4,00% dan 5,50%. Kebijakan moneter yang akomodatif diambil dengan mempertimbangkan prospek inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang aman, serta sebagai langkah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah merebaknya resiko stagnansi ekonomi global akibat Covid-19. Nilai perdagangan luar negeri Indonesia secara bulanan menurun. Ekspor bulan Januari menurun sebesar -7,2% mom menjadi USD 13,4 miliar, sementara impor menurun sebesar -1,6% mom menjadi USD 14,3 miliar. Hal ini menyebabkan defisit neraca perdagangan melebar dari USD 61,7 juta menjadi USD 864,2 juta. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, ekonomi Jepang menurun 1,6% qoq pada Q4 tahun 2019, menyusul pertumbuhan 0,1% qoq di kuartal sebelumnya. Konsumsi rumah tangga tercatat menurun pasca kenaikan pajak penjualan, sementara itu investasi masih lemah. Di sektor manufaktur, output industri tumbuh 1,2% mom di buIan Desember 2019 setelah sebelumnya turun sebesar 1,0% mom. Kenaikan output terjadi pada mesin, mesin umum, dan suku cadang elektronik. Nilai ekspor Jepang turun 2,6% yoy menjadi JPY 5,43 triliun di bulan Januari 2020, sementara impor melemah 3,6% yoy menjadi JPY 6,74 triliun. Penurunan ekspor terjadi pada produk perlengkapan transportasi, mesin generator, mesin elektrik dan barang manufaktur. Perkembangan ini membawa defisit neraca perdagangan luar negri Jepang menyempit menjadi JPY 1,31 triliun dari JPY 1,42 trilliun pada Januari 2019. Laju inflasi Jepang pada Januari 2020 cenderung tetap setelah bulan sebelumnya naik 0,1% mom. Secara tahunan tingkat inflasi melambat dari 0,8% yoy menjadi 0,7% yoy. Harga komponen makanan masih mencatatkan kenaikan yang signifikan (+1,2% yoy). lndikator dini manufaktur Jibun Bank Flash Japan Manufacturing PMI turun ke level 47.6 pada bulan Februari 2020 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada level 48.8. Kontraksi tajam di sektor manufaktur Jepang merupakan yang tertinggi sejak Desember 2012 di tengah merebaknya Covid-19 dan tekanan kenaikan pajak penjualan pada bulan Oktober lalu. Order baru, ekspor dan backlogs turun tajam sedangkan pertumbuhan lapangan pekerjaan melambat. Indikator belanja modal-core machinery orders menurun 12,5% mom di bulan Desember 2019, pasca tumbuh 18% mom di bulan sebelumnya. Belanja modal perusahaan Jepang melandai seiring kenaikan pajak dan ketidakpastian ekonomi global. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, indeks harga konsumen kawasan Eropa turun ke level 105.44 (-0.7% mom) setelah pada buIan sebelumnya berada pada level 106.14 (0.3% mom). Harga komponen makanan naik sementara transportasi mengalami penurunan. Di sisi lain indeks kepercayaan konsumen kawasan Eropa meningkat ke level -5.90 poin dari bulan sebelumnya yang berada pada level -7 poin. Ekonomi China Dari ekonomi China, otoritas moneter China-PBoC kembali menurunkan bunga dasar kredit acuan 1 tahun (1Y loan prime rate) sebesar 10 bps menjadi 4,05%, dan tenor 5 tahun (SY LPR) sebesar 5 bps menjadi 4,75%. Kebijakan moneter longgar ini diambil menyusul pemangkasan bunga untuk kredit jangka menengah. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari sisi ekonomi AS, notulensi FOMC Januari 2020 mengindikasikan bahwa The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya saat ini. Bunga acuan FFR dalam waktu dekat diperkirakan masih akan bertahan di level 1,50 - 1, 75%. Meski ketegangan ekonomi mereda pasca kesepakatan damai perang dagang antara China dan AS namun merebaknya Covid-19 menjadi salah satu epidemi baru yang perlu diwaspadai menjadi resiko baru pertumbuhan ekonomi global. Dari sektor tenaga kerja, klaim tunjangan pengangguran mingguan AS (per 15 Feb 2020) meningkat 4 ribu aplikasi menjadi 210 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya meningkat seribu aplikasi menjadi 206 ribu aplikasi. Dari sektor perumahan AS, indikator sentimen pengembang perumahan- NAHB Housing Market Index turun ke level 74 di bulan Februari 2020 dari level 75 di bulan Januari. Optimisme pengembang AS sedikit tergerus seiring ekspektasi penjualan rumah yang melemah dalam 6 bulan mendatang. Di sisi lain, izin mendirikan bangunan meningkat 9,2% mom menjadi 1,551 juta unit (SA annual rate) pada bulan Januari 2020 atau melebihi ekspektasi pasar sebesar 1,45 juta unit. Persetujuan atas pembangunan rumah tapak dan apartemen mencatat kenaikan tertinggi sejak September 2012. Sedangkan untuk pembangunan rumah baru di bulan yang sama mengalami penurunan 3,6% mom menjadi 1,567 juta unit (SA annual rate), penurunan terjadi pada pembangunan rumah tapak yang merupakan pangsa pasar terbesar perumahan AS. The Conference Board menerbitkan lndikator ekonomi saat ini-CEI dan prospek ekonomi-LEI AS bulan Januari 2020 masing - masing meningkat sebesar 0,1% dan 0,8% menjadi 107,2 dan 112,1. Prospek ekonomi AS menunjukkan kenaikan seiring penurunan klaim tunjangan pengangguran, naiknya izin mendirikan bangunan dan keyakinan konsumen terhadap ekonomi. Minggu IV Februari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain : * USA: GDP annualized, durable goods orders, new home sales, pending home sales, house price index, personal income, personal spending. * Jepang: leading economic index, pengangguran, retail sales, housing starts, Jibun Bank PMI * China: Caixin PMI, Manufacturing PMI * EU: Business Confidence, Markit Manufacturing PMI * Indonesia: Danareksa Consumer Confidence Index, Markit Manufacturing PMI Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Nathan Forbes on Unsplash
SelengkapnyaGovernments are starting to use more fiscal firepower to boost economies
24 Februari 2020U.S. Treasury yields were down on Friday as mounting concerns about the economic impact of the coronavirus epidemic drove investors into safe-haven assets. The benchmark 10-year yield was down 6.4 basis points in the morning trade at 1.4611%. It was the first time the note yielded less than 1.5% since early September. The 30-year bond was down 7.1 basis points at 1.9012%. The session low was 1.892%, an all-time low. Analysts said investors were buying government debt, sending prices higher and yields lower, on worries about cases of the virus mounting beyond China, including in South Korea and Japan. (Reuters) Governments across the world are starting to use more fiscal firepower to boost economies, though the shift may not be happening fast enough to appease central bankers who say they’re sick of carrying the burden of stimulus alone. Asian economies like China and South Korea are using fiscal policy to counter the menace of the coronavirus, which has shut down swaths of industry and devastated supply chains, while governments in the U.K. and Russia have ditched long-held commitments to austerity. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Marcela Laskoski on Unsplash
SelengkapnyaSouth Korea’s won slumped more than 1%
21 Februari 2020The Board of Governors" Meeting (RDG) held by Bank Indonesia on 19-20 February 2020 announced to reduce the BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) by 25 bps to 4.75%, the Deposit Facility interest rate by 25 bps to 4.00%, and Lending Facility interest rate of 25 bps to 5.50%. BI Governor Perry Warjiyo stated that monetary policy remains accommodative and consistent amidst the prospects of global economic recovery in connection with the occurrence of Covid-19 (CNBC) South Korea’s won slumped more than 1% and the Singapore dollar slid to the lowest in almost three years as traders dumped riskier assets amid growing concern about the spread of the coronavirus. No Asian currency was spared in the rout which was triggered by a spike in confirmed virus cases in South Korea and two fatalities in Japan. The yuan retreated and the Australian dollar, which is seen as a proxy to the Chinese currency, slid to an 11-year low. The Thai baht tumbled to an eight-month low while the Indonesian rupiah and Malaysia’s ringgit depreciated at least 0.5%. The offshore yuan extended a decline past 7 per dollar to trade at its weakest since December. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Janis Rozenfelds on Unsplash
SelengkapnyaReuters: Bank Indonesia (BI), is expected to resume its easing cycle to cushion the economic impact of the outbreak
20 Februari 2020Treasury yields pared gains on Wednesday after Federal Reserve officials highlighted the risks from the deadly coronavirus in the minutes of their last policy meeting. The yield the benchmark 10-year Treasury note, turned lower at about 1.5619%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also flat at around 2.0031%. The yield was higher earlier in the session after the Bureau of Labor Statistics said producer price inflation in January came in above projections. Headline inflation rose 0.5% month over month, marking the highest since Oct. 2018. (CNBC) According to the latest Reuters poll of economists, Bank Indonesia (BI), the Indonesian central bank is expected to cut the benchmark interest rate at its policy review meeting this Thursday, resuming its easing cycle to cushion the negative economic impact of the coronavirus outbreak. Sixteen of 28 economists in the Reuters survey expected BI to cut the benchmark 7-day reverse repurchase rate by 25 basis points (bps) to 4.75% at a two-day policy meeting that ends on Thursday. The other 12 predict BI will hold the rate at 5.00%. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by dapiki project on Unsplash
SelengkapnyaNew and re-opening Gov’t of Indonesia’s SUNs actioned on Feb 18, 2020
19 Februari 2020The Government of Indonesia just held sovereign bonds or Surat Utang Negara (SUN) auction on 18 February 2020 that consists of series SPN03200519 (new issuance), SPN12210205 (reopening), FR0081 (reopening), FR0082 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening), and FR0076 (reopening). The total incoming bid reached IDR 127.1 trillion, the highest level in history. While the previous SUN auction recorded the total incoming bid of IDR 96.9 trillion. Meanwhile, the total bid won from the auction is IDR 18.5 trillion, lower than the previous SUN auction, which is IDR 21 trillion. FR0081 received the highest incoming bid, which is IDR 37.2 trillion. (Ministry of Finance) China will start accepting applications for tariff waivers on a wide range of American commodities as it seeks to show commitment to keeping its side of the trade deal with the Trump administration. China’s Ministry of Finance on Tuesday published a list of 696 American products including soybeans, pork, beef, corn, wheat, crude oil and liquefied natural gas that will be eligible for relief from the retaliatory duties imposed by Beijing in its tit-for-tat trade war with Washington. It’s an initial step by China in meeting its pledge to buy $200 billion of additional goods and services from the U.S. over the next two years as part of the phase one trade deal reached in January, including $95 billion worth of U.S. commodities. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaExports slumped in January as the coronavirus began spreading
18 Februari 2020The Chinese yuan climbed after China cut rates and added medium-term funding to banks to cushion the impact of a virus outbreak. The People’s Bank of China offered 200 billion yuan ($29 billion) of one-year medium-term loans on Monday. The rate was lowered by 10 basis points to 3.15%. China said the number of coronavirus cases climbed above 70,000. The head of a Wuhan hospital said a turning point has been reached in the epicenter of the outbreak as new cases fell over the weekend, but the outlook was more cautionary outside of China. (Bloomberg) Indonesia’s exports slumped in January just as the coronavirus began spreading, with Finance Minister Sri Mulyani Indrawati warning of a hit to global trade. Exports fell 3.7% from a year ago versus a median estimate for a surplus of 1.2% in a Bloomberg survey of economists, the statistics office said Monday. Imports declined 4.8%, resulting in a trade deficit of $864 million, more than twice the $375 million shortfall forecast in the survey. While Indonesia is yet to record a single case of the deadly virus, the government is sounding alarms bells over a potential hit to Southeast Asia’s biggest economy. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by chuttersnap on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Tekanan jual masih menyelimuti kinerja pasar regional
17 Februari 2020Minggu II Februari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Tekanan jual masih menyelimuti kinerja pasar regional. Terus bertambahnya jumlah korban jiwa virus Corona (COVID-19) dan terganggunya rantai pasokan barang bagi sektor manufaktur di banyak negara menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Laporan yang dirilis oleh Komisi Kesehatan Nasional China mengindikasikan bahwa 80 persen korban jiwa Corona berumur diatas 60 tahun, dan 75 persen pasien telah mengalami riwayat penyakit sebelumnya seperti sakit jantung dan diabetes. Studi sederhana lain yang dipublikasi pada jurnal medis The Lancet menunjukkan bahwa rerata umur pasian Corona mendekati 55,5 tahun. Penelitian ini dilakukan terhadap 99 pasien RS Jinyintan Wuhan periode 1-20 Januari 2020. OPEC menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2020 menjadi 0,99 juta bpd, atau lebih rendah 0,23 juta bpd dari proyeksi sebelumnya. Dampak Corona terhadap ekonomi China menambah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dunia. Revisi proyeksi ini diperkirakan mendorong OPEC dan negara non OPEC memangkas lebih banyak produksi lebih cepat dalam waktu dekat. Ekonomi Indonesia Dari domestik, defisit neraca transaksi berjalan pada Q4 2019 tercatat sebesar USD 8,1 miliar (2,84% dari PDB), ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat. Meningkatnya surplus neraca perdagangan nonmigas terutama dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas di tengah kinerja ekspor nonmigas yang belum kuat. Selanjutnya, surplus transaksi modal dan finansial Q4 2019 tercatat sebesar USD 12,4 miliar, lebih tinggi dari surplus Q3 2019 sebesar USD 7,4 miliar. Besarnya surplus tersebut terutama didorong oleh tingginya arus masuk investasi portofolio yang bersumber dari penerbitan obligasi global baik pemerintah maupun korporasi. Dengan perkembangan tersebut, neraca pembayaran Indonesia-NP! Q4 2019 mencatat surplus sebesar USD 4,3 miliar, membaik dibandingkan defisit Q3 2019 sebesar USD 46 juta. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, harga barang dan jasa di tingkat produsen Jepang meningkat 1,7% yoy di buIan Januari 2020, menyusul kenaikan 0,9% yoy di bulan Desember 2019. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak November 2018 di dorong oleh meningkatnya harga minyak, makanan dan minuman, mesin produksi dan komponen elektronik. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, GDP Eropa tumbuh melambat 0,1% pada Q4 2019, pasca ekspansi 0,3% di kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang paling rendah sejak kontraksi 0,4% pada Q1 2013. Output industri Eropa menurun 2,1% mom (eksp:-1,6% mom) di bulan Desember 2019, menyusul kondisi flat di bulan sebelumnya. Penurunan terjadi pada produksi barang modal, barang penolong, konsumsi, dan energi. lndikator sentimen investor Eropa-Sentix Economic Index bulan Februari 2020 turun ke level 5,2 dari level 7,6. Optimisme investor menurun menyusul penyebaran virus Corona yang meningkatkan ketidakpastian pemulihan ekonomi global. Ekonomi China Dari ekonomi China, laju inflasi China di bulan Januari mencapai 1,4% mom, atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,4% mom. Secara tahunan, harga barang dan jasa di tingkat konsumen dari 4,5% menjadi 5,4% yoy tertinggi dalam 8 tahun, didorong naiknya harga komponen makanan (+20,6% yoy) dan komponen non makanan (+1,6% yoy). Sedangkan harga di tingkat produsen meningkat 0,1% yoy, setelah turun 0,5% yoy di bulan sebelumnya, tertinggi sejak Mei 2019. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari sisi ekonomi AS, indikator NFIB Small Business Optimism Index buIan Januari 2020 naik ke level 104,3 dari 102,7 di buIan sebelumnya. Optimisme pebisnis usaha kecil AS membaik seiring ekspektasi penjualan dan trend laba yang membaik dalam beberapa tahun mendatang. Laju inflasi bulanan AS mencapai 0,1% mom di bulan Januari 2020, melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,2% mom. Secara tahunan, tingkat inflasi menanjak dari 2,3% yoy menjadi 2,5% yoy (eksp:+2,4% yoy), atau tertinggi sejak Oktober 2018. Perkembangan ini didorong naiknya harga BBM, dan komponen perumahan. Kenaikan harga komponen makanan cenderung stabil. Klaim tunjangan pengangguran mingguan AS (per 8 Feb 2020) naik 2 ribu aplikasi menjadi 205 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya cenderung stabil pada level 212 ribu aplikasi dibandingkan minggu sebelumnya. Penjualan retail AS bulan Januari 2020 meningkat 0,3% mom, lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya 0,2% mom, atau sejalan dengan ekspektasi pasar. Kenaikan penjualan tercatat terjadi pada kelompok produk kendaraan bermotor dan suku cadangnya, serta furniture. Output industri AS turun 0,3% mom di bulan Januari 2020, menyusul penurunan serupa di bulan Desember 0,4% mom. Output sektor manufaktur melemah seiring kontraksi produksi barang tahan lama seperti mesin dan pesawat terbang. Minggu III Februari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: NAHB Housing market index, housing starts, building permits, klaim tunjangan pengangguran mingguan Jepang: GDP Q4 2019, output industri, neraca perdagangan, core machinery orders China: Uang beredar, 1Y/ SY loan prime rate EU: Laju inflasi, indeks kepercayaan konsumen Indonesia: Neraca perdagangan, Bl 7DRR Sumber: Danareksa Research Institute (DRI) Photo by Micheile Henderson on Unsplash
SelengkapnyaThe U.S. Core Retail Sales Rose 0.2%
17 Februari 2020U.S. government debt yields slipped on Friday after the U.S. Government said that last month"s clothing sales represented the largest month-over-month decrease since March 2009. The yield on the 10-year Treasury note slipping to 1.58%. The yield on the 30-year Treasury bond fell to 2.034% while the 2-year yield receded to 1.426%. (CNBC) U.S. consumer spending appears to have slowed further in January, with sales at clothing stores declining by the most since 2009. The Commerce Department said on Friday retail sales excluding automobiles, gasoline, building materials and food services were unchanged last month. Data for December was revised down to show the so-called core retail sales rising 0.2% instead of jumping 0.5% as previously reported. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Artificial Photography on Unsplash
SelengkapnyaIndonesian authorities pledged to maintain retail inflation
14 Februari 2020Indonesian authorities pledged to maintain retail inflation in a range of 2%-4% this year as they seek to foster household consumption and purchasing power to support growth in Southeast Asia’s largest economy. The government will seek to frontload budget spending and ensure speedy disbursement of funds to local governments and agencies to maintain economic growth momentum, Iskandar Simorangkir, a deputy for macroeconomics and financial coordination at the Finance Ministry tells reporters in Jakarta Thursday. (Bloomberg) Treasury yields fell on Thursday, following a sharp rise in the reported number of new coronavirus deaths. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, was lower at around 1.5763%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at around 2.0449%. Market focus is largely attuned to China"s fast-spreading coronavirus. China confirmed 15,152 new cases of the flu-like virus on Thursday, with 254 additional deaths. That brings the country"s total death toll to 1,367 as the number of people infected hit 59,804, according to the government. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Thomas Le on Unsplash
SelengkapnyaPresident Donald Trump is hoping to sign another trade deal, this could be with India
13 Februari 2020Treasury yields climbed for a second day on Wednesday as investors shrugged off the potential economic impact of China"s fast-spreading coronavirus. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, rose five basis points to around 1.634%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.093%. The benchmark 10-year yield plunged about 40 basis points in January as the Chinese epidemic drove investors to safe assets. (CNBC) President Donald Trump is hoping to sign another trade deal before the 2020 election. It could be with India if he and Prime Minister Narendra Modi can come to terms during Trump"s official trip to the country in less than two weeks. Despite multiple attempts, the two countries" trade teams have struggled to see eye to eye in countless meetings in Washington, New Delhi and New York held over the last 18 months yielding no results. India was preparing to buy U.S. military helicopters from Lockheed Martin for $2.6 billion ahead of Trump"s visit. Since Modi was elected, the country has been steadily increasing its purchases of U.S. defense equipment. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash
SelengkapnyaMoody’s maintains Indonesia’s long-term debt rating
12 Februari 2020Government of Indonesia held SBSN auction on Tuesday, 11 February 2020 for series PNS12082020 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS026 (reopening) and PBS005 (reopening). The total offer received is IDR 69.57 trillion, the highest since the beginning of 2020. The total offer received in the previous SBSN auction is IDR 46.91 trillion. The amount of offer won from the total incoming bids are IDR 8 trillion, the same amount as the previous SBSN auction. (Ministry of Finance) Moody"s Investors Service, maintains Indonesia"s long-term debt rating at Baa2 level, with a stable outlook. The rating is given by Moody"s for long-term debt instruments denominated in rupiah and foreign currencies. At the same time, Moody"s also maintained the MTN ranking of Baa2. (CNN Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Dikaseva on Unsplash
SelengkapnyaTreasury yields fell as investors remain cautious about coronavirus
11 Februari 2020Indonesia’s current account deficit widened to 2.84% of the gross domestic product in the fourth quarter, increasing pressure on policymakers as they seek to spur growth in Southeast Asia’s biggest economy. The current account deficit, the broadest measure of trade in goods and services, was $8.1 billion and in line with economists’ expectations, according to data released by Bank Indonesia on Monday. While the deficit widened compared to a revised 2.6% in the third quarter, the full-year figure narrowed to 2.7% of GDP compared to a revised 2.9% in 2018. (Bloomberg) Treasury yields fell on Monday as investors remain cautious about the deadly coronavirus. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, dipped three basis points to around 1.543%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at around 2.015%. Part of the so-called yield curve inverted again on Monday, with the 10-year yield falling below the three-month Treasury rate of 1.558%, sending a recession signal. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Christian Wiediger on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia Foreign Reserves jumped to $131.70b in January, highest since January 2018
10 Februari 2020Indonesia Foreign Reserves jumped to $131.70b in January, highest since January 2018, driven by inflows from govt’s global bonds sale, according to Bank Indonesia. Inflows also supported by forex earnings from the oil and gas sector and others. Reserves increased from $129.18b in December. Bank Indonesia sees reserves at a sufficient level and able to support external sector stability and maintain macroeconomic and financial system stability. (Bloomberg) U.S. President Donald Trump and Chinese President Xi Jinping reaffirmed their commitment to implementing the phase-one trade deal signed between the two countries last month. China announced Thursday that it would cut tariffs on U.S. goods, with the rate on some goods dropping to 5% from 10%, and the others to2.5% from 5%. However, the virus outbreak has raised concerns that China might not be able to make the purchases it promised and fulfill the terms of the deal. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Austin Neill on Unsplash
SelengkapnyaKasus baru infeksi virus Corona di China masih menghantui kinerja bursa regional
10 Februari 2020Minggu I Februari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Kasus baru infeksi virus Corona di China masih menghantui kinerja bursa regional. Bursa saham China bahkan anjlok lebih dari 7 persen pada perdagangan hari pertama pasca perpanjangan libur Tahun Baru lmlek. Terkait wabah Corona, hingga 9 Februari 2020 Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan kasus infeksi menjadi 40.171 kasus, dengan korban meninggal dunia sebanyak 908 jiwa. Rencana beroperasinya kembali pabrikan di sejumlah wilayah China pada 10 Februari 2020, kemungkinan kembali ditunda hingga 1 Maret mendatang dan harus mendapatkan izin pemerintah lokal. Pemulihan sementara pasar terlihat pasca upaya agresif pemerintah dan otoritas moneter China mengatasi masalah kesehatan dan menopang ekonomi domestik. Pemerintah China memangkas bea masuk ratusan barang impor dari AS. Kebijakan ini terkait implementasi kesepakatan dagang fase pertama dan upaya pemulihan domestik dari dampak virus Corona. Bea masuk impor produk 10% diturunkan menjadi 5% dan tarif 5% menjadi 2,5% untuk impor barang dari AS senilai USD 75 miliar mulai 14 Februari 2020. Sementara itu, People"s Bank of China (PBoC) memangkas bunga 7D-reverse repo menjadi 2.4% dari 2.5% dan tenor 14D dari 2.65% menjadi 2,55%. PBOC juga menyuntik likuiditas ke pasar uang hingga CNY 1,2 triliun. Bank sentral regional masih mempertahankan kebijakan akomodatif, seperti Reserve Bank of Australia mempertahankan bunga acuan-cash rate pada level 0,75 persen pada pertemuan Januari 2020. Reserve Bank of India mempertahankan bunga acuan repo rate pada level 5,15 persen pada pertemuan Februari 2020. Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan capaian target inflasi. Bank sentral Filipina menurunkan tingkat bunga acuan-reverse repo sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen pada pertemuan 6 Februari 2020, atau sejalan dengan prediksi pasar. Bank of Thailand memangkas bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 1 persen, atau level terendah sejak Mei 2000. Ekonomi Indonesia Dari domestik, BPS merilis laju inflasi Januari 2020, dengan menggunakan tahun dasar baru 2018. Tingkat inflasi bulanan mencapai 0,39% mom atau 2,68% yoy secara tahunan. Kenaikan harga utamanya digerakkan oleh kombinasi meningkatnya harga kelompok makanan (+1,62% mom), serta biaya transportasi yang menurun (- 0,89% mom). Ekonomi Indonesia Q4 2019 tumbuh 4,97% yoy, melambat dibandingkan Q4 2018 (+5,18% yoy) dan Q3 2019 (+5,02% yoy). Dari sisi pengeluaran, semua komponen GDP melambat dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Belanja rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah masing-masing tumbuh 4,97%, 4,06%, dan 0,48%, sementara ekspor (-0,39%) dan impor (-8,05%) berkontraksi. Lebih detil pada kinerja 5 sektor terbesar dalam ekonomi, sektor manufaktur (+3,66% yoy), perdagangan (+4,24% yoy), dan pertambangan (+0,94% yoy) tumbuh melambat, sedangkan sektor pertanian (+4,26% yoy) dan konstruksi (+5,79% yoy) berakselerasi. Untuk FY 2019, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02%, melambat dibandingkan tahun 2018 sebesar 5,17%, atau terendah dalam 3 tahun terakhir. Cadangan devisa Indonesia per Januari 2020 mencapai USD 131,7 miliar, meningkat dari buIan Desember sebesar USD 129,2 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Kenaikan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh penerbitan global bond pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valas lainnya. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, indikator IHS Markit Manufacturing PMI Januari 2020 naik ke level 47,9 dari level 46,3 di bulan Desember 2019. Level penanda kontraksi manufaktur Eropa ini telah berlangsung selama 12 bulan. Pesanan baru, produksi dan pembelian menurun pada tingkat yang lebih lambat. Penjualan retail kawasan Eropa bulan Desember 2019 tercatat menurun 1,6% mom, dari sebelumnya yang mampu tumbuh 0,8% mom. Secara tahunan, belanja retail konsumen melambat dari 2,3% yoy menjadi 1,3% yoy. Penjualan menurun pada produk makanan, minuman, serta BBM. Ekonomi China Dari ekonomi China, indikator manufaktur-Caixin Manufacturing PMI turun ke level 51,1 di bulan Januari 2020 dari level 51,5 di bulan sebelumnya. Melambatnya sektor manufaktur China didorong pertumbuhan output dan order baru yang melambat, sementara penjualan ekspor menurun. Sementara itu, Caixin China General Services PMI bulan Januari 2020 turun ke level 51,8 dari bulan sebelumnya 52,5. Ekspansi sektor jasa China bergerak melambat seiring lesunya permintaan domestik, sementara serapan tenaga kerja cenderung stagnan. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari sisi ekonomi AS, indikator ISM Manufacturing PMI bulan Januari 2020 naik ke level 50,9 dari level Desember 47,8, dan melebihi eskpektasi pasar di level 48,5. Perkembangan ini menunjukkan sinyal ekspansi manufaktur pertama dalam 6 bulan terakhir, didorong meningkatnya order baru, pesanan ekspor, dan produksi pabrikan. Nilai ekspor (+0,8%) dan impor (+2,7%} AS bulan Desember 2019 meningkat masing-masing mencapai USD 209,6 miliar dan USD 258,5 miliar. Melesatnya impor diatas ekspor membuat defisit perdagangan melebar menjadi USD 48,9 miliar dari USD 43,7 miliar. Pesanan baru yang diterima pabrikan AS meningkat 1,8% mom (Eksp:+1,2% mom) di buIan Desember 2019, menyusul penurunan 1,2% mom di bulan sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2018, didorong permintaan perlengkapan transportasi, pesawat terbang militer, kendaraan bermotor dan suku cadangnya. Di sektor ketenagakerjaan AS, ADP National Employment Report bulan Januari 2020 menunjukkan serapan tenaga kerja swasta non pertanian AS mencapai 291 ribu posisi dari 199 ribu posisi di bulan Desember 2019. Serapan tenaga kerja ini merupakan yang terbesar sejak bulan Mei 2015. Bisnis skala menengah mencatat serapan tenaga kerja tertinggi (+128 ribu) diikuti usaha kecil (+94 ribu) dan usaha skala besar (+69 ribu). Sektor industri dan jasa masing masing menyerap 54 ribu dan 237 ribu posisi tenaga kerja. Data tenaga kerja terbitan U.S. Bureau of Labor Statistics menunjukkan serapan tenaga kerja non pertanian (nonfarm payrolls) meningkat 225 ribu posisi (Eksp:+160 ribu) di bulan Januari 2020, dari 147 ribu posisi di bulan Desember 2019. Kenaikan terbesar datang dari sektor konstruksi, jasa kesehatan, transportasi, dan pergudangan. Pada periode yang sama, rerata pendapatan perjam yang diperoleh tenaga kerja tumbuh 0,2% mom dari 0,1% mom di bullan sebelumnya. Tingkat pengangguran AS bulan Januari 2020 sedikit naik dari 3,5% menjadi 3,6%. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 1 Februari 2020) turun 15 ribu aplikasi menjadi 202 ribu aplikasi, atau level terendah sejak April 2019. Rerata 4 mingguannya ikut lungsur 3 ribu aplikasi menjadi 211.750 aplikasi, yang mengindikasikan pasar tenaga kerja yang makin solid. Minggu II Februari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Laju inflasi, klaim tunjangan pengangguran mingguan, penjualan retail, output industri Jepang: GDP Q4 2019, output industri China: Laju inflasi, tingkat harga produsen EU: Output industri, neraca perdagangan, GDP Q4 2019 Indonesia: Neraca perdagangan, penjualan otomotif Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Jérémy Stenuit on Unsplash
SelengkapnyaIndia’s central bank left interest rates unchanged
07 Februari 2020At 2:30 a.m. ET, the benchmark 10-year Treasury note, was higher at around 1.6612%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.1364%. China"s Ministry of Finance said Thursday that U.S. goods with a tariff rate of 10% would be reduced to 5%, while products that have a tariff rate of 5% would fall to 2.5%. The move, which is set to take effect from Feb. 14, was made in order to "advance the healthy and stable development" of trade between the world"s two largest economies, according to a statement on the ministry website. (CNBC) India’s central bank left interest rates unchanged, constrained by a recent spike in inflation while taking steps to spur credit growth in an economy on course for its weakest expansion since 2009. While The Philippine central bank resumed monetary easing, becoming the latest in Southeast Asia to cut its benchmark interest rate to stem the economic blow from the coronavirus scare. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Saksham Gangwar on Unsplash
SelengkapnyaSoutheast Asian central banks signaled strong policy action
06 Februari 2020The U.S. Senate voted to acquit President Donald Trump on charges he abused his power and obstructed Congress, ending a historic, bitterly partisan fight and leaving the final judgment on his actions up to voters in November. Trump became the third U.S. president to escape removal from office after being impeached by the House in December. Utah Senator Mitt Romney was the only Republican on Wednesday to break with his party and find Trump guilty of seeking a political favor from the Ukrainian government. He voted to clear the president of the obstruction charge. (Bloomberg) Southeast Asian central banks signaled strong policy action Wednesday to counter a hit to their economies from the new coronavirus. The Bank of Thailand cut its benchmark interest rate to a record-low 1%. Singapore policymakers indicated there was room for further easing in the currency, sending the local dollar to its weakest level in four months. The Philippines underscored its willingness to ease policy, with Governor Benjamin Diokno saying in an interview that it was better to cut rates sooner rather than later to curb the virus impact. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Florian Wehde on Unsplash
SelengkapnyaTreasury yields jumped on Tuesday as investors returned to risk assets
05 Februari 2020Treasury yields jumped on Tuesday as investors returned to risk assets after a deep sell-off last week triggered by the deadly coronavirus. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, jumped six basis points to around 1.5829%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.0607%. (CNBC) Government of Indonesia held a SUN auction in Tuesday, 4 February 2020 for series SPN12200508 (reopening), SPN12210205 (new issuance), FR0081 (reopening), FR0082 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) and FR0076 (reopening). The total offer received is IDR 96.9 trillion. This offer outnumbered the total of SUN auction received on 21 January 2020, which is IDR 95 trillion. The amount won from the total incoming bids is IDR 21 trillion, slightly higher than the previous auction, which is IDR 20 trillion. (Ministry of Finance) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaChina’s central bank ensure ample liquidity during the special period of virus control
04 Februari 2020China’s central bank took its first concrete steps to cushion the economy and plunging markets from the blow of a spreading new virus, providing short-term funding to banks and cutting the interest rate it charges for the money. The People’s Bank of China added a net 150 billion yuan ($21.4 billion) of funds on Monday using 7-day and 14-day reverse repurchase agreements. The rate for both was cut by 10 basis points, driving down the cost of the money to “ensure ample liquidity during the special period of virus control,” it said in a statement. (Bloomberg) Indonesia’s statistics office releases inflation data in Jakarta. January consumer prices rise 0.39% M/m; est. +0.46%. Prices of foodstuff and tobacco rose on a monthly basis, rising 1.62%, accounting for 0.41% of monthly CPI. Prices of personal care and other services increased as well as +0.46%. Prices of transportation fell by 0.89% as airfares declined due to the end of the holiday season in December. January core consumer prices rise 2.88% Y/y; est. +3.00%. (Bloomberg) Treasury yields rose for the first time in four sessions on Monday as stronger-than-expected manufacturing data boosted investor sentiment. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, jumped 5 basis points to 1.554%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.041%. The 10-year yield has fallen about 30 basis points in the past two weeks. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by JJ Ying on Unsplash
SelengkapnyaMemburuknya epidemi virus Corona berdampak negatif pada kinerja pasar global
03 Februari 2020Minggu V Januari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Memburuknya epidemi virus Corona berdampak negatif pada kinerja pasar global. Pelaku pasar mengkhawatirkan dampak besar akibat penyebaran virus yang cepat dan masif. WHO bahkan mengumumkan wabah virus ini menjadi situasi darurat global sebagai "peristiwa luar biasa". China mengonfirmasi kenaikan kasus menjadi 11.791, dengan korban sebanyak 259 jiwa pada akhir pekan lalu. Jumlah kasus infeksi Corona saat ini telah melebihi jumlah kasus SARS China pada 2002-2003 lalu, dengan kecepatan yang lebih tinggi. Data WHO menunjukkan bahwa wabah SARS di China mencapai 5.327 kasus dalam kurun waktu 6 bulan (1 Nov 2002 - 31 Juli 2003). Ekonomi Indonesia Dari domestik, indeks kepercayaan konsumen Danareksa buIan Januari 2020 turun ke level 102,4 dari level Desember 104,9. Penilaian konsumen terhadap kondisi ekonomi, bisnis, dan pendapatan keluarga saat ini dan prospeknya mengalami penurunan. Konsumen mengkhawatirkan naiknya inflasi menyusul naiknya sejumlah komponen seperti harga pangan, iuran BPJS, rokok, dan tarif tol. Ekonomi Jepang Japan Credit Rating Agency (JCR) menaikkan rating utang Indonesia dari BBB (outlook positif) menjadi BBB+(outlook stabil). JCR menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didorong konsumsi domestik, dengan defisit APBN dan utang pemerintah pusat masih terjaga. Indonesia dianggap tahan gejolak eksternal karena kebijakan moneter fleksibel dan mendukung stabilitas nilai tukar. Dari ekonomi Jepang, indeks kepercayaan konsumen Jepang bulan Januari 2020 stabil di level 39,1 seperti buIan sebelumnya. Penilaian rumah tangga Jepang terhadap kondisi lingkungan dan pertumbuhan pendapatan cenderung menurun dari survei sebelumnya, sedangkan persepsi terhadap lapangan kerja dan rencana pembelian barang tahan lama mencatat kenaikan. Output industri Jepang tumbuh 1,3% mom di bulan Desember 2019 (vs eksp:+0,7% mom), setelah sempat menurun 1% mom di buIan sebelumnya. Meningkatnya produksi terjadi pada industri mesin, dan suku cadang elektronik. Meski secara bulanan membaik, output produksi industri Jepang turun 3 persen secara tahunan, atau dibawah ekspektasi pasar yaitu minus 2,4% yoy. Penjualan retail Jepang bulan Desember 2019 tumbuh melambat menjadi 0,2% mom dari 4,5% mom di bulan sebelumnya. Secara tahunan, belanja retail masih menurun 2,6% yoy, terutama untuk produk pakaian, kendaraan bermotor, mesin dan perlengkapannya, serta BBM. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, lnggris akhirnya secara resmi meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari 2020. Proses Brexit selama 3,5 tahun telah menyebabkan guncangan politik, ketidakpastian ekonomi, dan eskalasi hubungan lnggris dengan Uni Eropa. Selanjutnya lnggris akan memasuki masa transisi, yang memposisikan lnggris tetap menjadi anggota pasar dan pabean tunggal Uni Eropa hingga akhir 2020, seiring berjalannya proses negosiasi dagang dengan Eropa. Ekonomi China Dari ekonomi China, indikator manufaktur-PMI terbitan pemerintah China bulan Januari 2020 turun ke level 50,0 dari level Desember 50,2. Order baru dan output produksi mencatat kenaikan, sedangkan permintaan ekspor dan serapan tenaga kerja menurun. Aktivitas manufaktur China terancam kontraksi, seiring dampak merebaknya virus Corona. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari sisi ekonomi AS, The Fed mempertahankan target bunga acuan FFR di level 1,50%-1, 75% pada pertemuan Januari 2020, atau sejalan dengan ekspektasi pasar. Kebijakan moneter saat ini diambil dengan pertimbangan aktivitas ekonomi AS yang tumbuh moderat, kondisi pasar tenaga kerja yang solid, serta target inflasi sebesar 2 persen. The Fed juga menetapkan bunga atas tingkat excess reserve (IOER) dinaikkan sebesar 5 bps menjadi 1,6%, untuk mendorong tingkat bunga dipasar uang (Fed funds market) tetap berada di rentang target FOMC. Estimasi awal Bureau of Economic Analysis memperlihatkan bahwa ekonomi AS Q4 2019 tumbuh 2,3% yoy (vs Q3 2019: 2,1% & Q4 2018: 2,5%). Dibandingkan Q4 2018, belanja rumah tangga stabil pada level 2,6% yoy, ekspor tumbuh melambat 0,2% yoy, investasi dan impor masing-masing berkontraksi -1,9% yoy dan -2,2% yoy. Sedangkan belanja pemerintah tumbuh ekspansif 3,0% yoy. Di sektor perumahan AS, kontrak kepemilikan rumah (pending home sales) tumbuh 4,6% yoy di bulan Desember 2019, lebih lambat dari pertumbuhan bulan November sebesar 7,9% yoy. Kontrak penjualan cenderung menurun disemua wilayah AS pada penutupan akhir tahun lalu. Penjualan rumah tapak baru (new home sales) bulan Desember menurun 0,4% mom (Eksp:+1,5% mom) menjadi 694 ribu (SA annual rate), menyusul penurunan 1,1% di bulan sebelumnya. Meski terus melemah dalam 3 bulan terakhir, dalam periode Jan-Des 2019 penjualan rumah tumbuh 10,3% sebanyak 681 ribu unit, atau level tertinggi sejak tahun 2006. Pesanan barang tahan lama (durable goods orders) yang diterima pabrikan tumbuh 2,4% mom (eksp:+0,4% mom) di bulan Desember 2019, setelah di bulan sebelumnya turun 3,1% mom. Hal ini didorong melesatnya pesanan militer setelah Kongres AS menyetujui rencana belanja militer AS. Kenaikan pesanan pada produk hankam mengimbangi penurunan permintaan produk pesawat komersil, kendaraan bermotor, dan suku cadang. lndeks kepercayaan konsumen terbitan The Conference Board bulan Januari 2020 naik dari level 128,2 ke level 131,6. Optimisme rumah tangga AS ditopang penilaian positif terhadap pasar tenaga kerja saat ini dan prospek lapangan kerja ke depan. Pendapatan dan belanja personal masyarakat bulan Desember tumbuh melambat masing-masing menjadi 0,2% mom dan 0,3% mom dari 0,4% mom di bulan sebelumnya. Personal consumption expenditure (PCE) price index meningkat 0,3% mom di buIan Desember 2019, pasca naik 0,1% mom di buIan sebelumnya. Secara tahunan, PCE price index meningkat dari 1,4% yoy menjadi 1,6% yoy. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 25 Januari 2020) menurun 7 ribu aplikasi menjadi 216 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 214.500 aplikasi atau lebih rendah 1.750 aplikasi dari minggu sebelumnya. Minggu 1 Februari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Markit US PMI, ISM Manufacturing Index, factory orders, ADP employment change, neraca perdagangan, klaim tunjangan pengangguran, tingkat pengangguran, average hourly earnings Jepang: Neraca perdagangan CEI, LEI China: Caixin PMI, neraca perdagangan, laju inflasi EU: Markit manufacturing PMI, PPI, penjualan retail, Sentix investor confidence Indonesia: Laju inflasi Januari 2020, GDP Q4 2019, cadangan devisa Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Macau Photo Agency on Unsplash
SelengkapnyaThe heart of the EU is waving goodbye to one of its most influential members
03 Februari 2020Indonesia’s foreign currency long-term issuer was upgraded by Japan Credit Rating Agency’s to BBB+ from BBB. Local currency long-term issuer was also upgraded to A- from BBB+. Outlook for both was revised to stable from positive. Higher ratings reflect Indonesia’s solid domestic consumption-led economic growth and restrained budget deficit and public debt. (Bloomberg) The heart of the EU is waving goodbye to one of its most influential members. The U.K. voted in June 2016 to leave the EU. After more than three years of tough negotiations between British and European officials, its departure from the EU is finally taking place Friday at 11 p.m. London time. Seventy-three of its 751 members end their political careers in Brussels on Friday. (CNBC) The benchmark 10-year Treasury yield was on track to post its biggest monthly drop since August as the deadly coronavirus fanned recession fears. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, fell slightly to 1.548% Friday. The yield has tumbled nearly 40 basis points in January, on pace for its biggest monthly decline in five months. The 10-year yield also dipped below the three-month Treasury rate of 1.552%, inverting a key part of the yield curve. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Mike Benna on Unsplash
SelengkapnyaBank Indonesia to stabilize financial markets as spreading coronavirus trigger outflows
31 Januari 2020The bond market sent a recession signal on Thursday as China"s fast-spreading coronavirus reignited fears of an economic downturn. The yield on the benchmark 10-year Treasury note dipped four basis points to 1.546%, falling below the three month Treasury rate briefly, inverting part of the yield curve that the Federal Reserve watches closely. (CNBC) The central bank stands ready to intervene in bonds, forex, and domestic non-deliverable forwards markets, according to Nanang Hendarsah, executive director of monetary management. Outflows at $563.7 million in bonds week-to-date as of Jan. 29, set for biggest weekly outflows since Aug. 2019, (Bloomberg) Bank Indonesia is trying to stabilize financial markets as “unprecedented fears” over the spreading coronavirus trigger outflows, Governor Perry Warjiyo said. “So far what we have felt, and also other central banks are also feeling, is the impact of the coronavirus through the financial markets,” Warjiyo told Warjiyo said authorities are working to minimize the spread of the virus in Indonesia, including its main tourist spot of Bali. The effect on the real economy is so far limited, he said. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by MHRS on Unsplash
SelengkapnyaThe Federal Reserve kept its key interest rate unchanged
30 Januari 2020Danareksa Research Institute foresees inflation of 0.48% MoM in January 2020. This translates into a YoY inflation rate of 2.88%. The planting season along with increases in administered prices of goods and services are expected to raise inflationary pressures in January. Nonetheless, we still expect the annual headline inflation rate to remain stable. (DRI) The yield on the 10-year U.S. Treasury note dropped to its lowest closing level in over three months Wednesday after the spreading coronavirus caused airlines to cancel flights to China and the Federal Reserve did little to change investors" expectations that it could cut interest rates later in the year. The 10-year yield settled at 1.593%, its lowest since Oct. 9, compared with 1.642% Tuesday. (Bloomberg) The Federal Reserve kept its key interest rate unchanged and continued to signal policy would stay on hold for the time being, while stressing the importance of lifting inflation to officials’ target. The central bank also made a technical adjustment to the rate it pays on reserve balances and said it would extend at least through April a program aimed at smoothing volatility in money markets. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Florian Olivo on Unsplash
SelengkapnyaThe Trump administration is considering suspending China flights
29 Januari 2020U.S. consumer confidence increased by more than expected to a five-month high in January on brighter views of labor-market conditions, adding to signs that Americans are poised to keep supporting a record-long expansion. The Conference Board’s index climbed to 131.6 from an upwardly revised December reading of 128.2, according to data released Tuesday that topped all estimates of economists in a Bloomberg survey calling for a rise to 128. (Bloomberg) White House officials have told U.S. airlines the Trump administration is considering suspending China flights amid an escalating death toll from the new coronavirus, but it has not decided to take that step. The restrictions could affect flights into and out of China, as well as airports across the United States, the officials said. (CNBC) President Donald Trump’s lawyers on Tuesday completed their oral arguments in the Senate impeachment trial, bringing to a quick end a defense that attempted to discredit the evidence gathered by HouseDemocrats in their initial probe. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Benjamin Suter on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia maintains sovereign credit rating at an investment grade
28 Januari 2020The Fitch Rating agency maintains Indonesia"s sovereign credit rating at an investment-grade position at the BBB level, with a stable outlook. In the medium term, Indonesia"s economic growth is expected to remain good with the continued support of infrastructure development and the reform agenda of the Jokowi"s second term administration, one of which is the Omnibus Law. The Omnibus Law is expected to encourage economic growth and foreign direct investment in the medium term. Indonesia"s economic challenges going forward include the high dependence on external funding sources and low government revenue. (Fitch) Treasury yields slid to their lowest level in more than three months in Asia on mounting concern that the spread of the coronavirus is accelerating. The yield on 10-year U.S. bonds dropped as much as six basis points to 1.62%, the lowest since Oct. 10, as deaths from the infection in China rose to at least 80 and the number of confirmed cases soared beyond 2,700. Haven bids saw similar-maturity Japanese government bond yields reach minus 0.05%, the lowest since early December. (Bloomberg) Source: Danareksa Debt Research Photo by Rezky Ramadhani on Unsplash
SelengkapnyaIMF memangkas proyeksi ekonomi global menjadi 2,9%, 3,3% dan 3,4% untuk tahun 2019, 2020 dan 2021.
27 Januari 2020Minggu IV Januari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Sentimen utama penggerak pasar minggu lalu datang dari keputusan sejumlah bank sentral dunia yang tetap mempertahankan kebijakan akomodatif, merebaknya wabah virus Corona, serta pemangkasan prospek ekonomi dunia oleh IMF. Serangan virus Corona semakin mengkhawatirkan pelaku pasar, menyusul laporan dari 13 negara mengenai indikasi infeksi virus mematikan tersebut. Hingga akhir pekan lalu, virus ini telah menyebabkan korban meninggal dunia di China sebanyak 56 orang. IMF memangkas proyeksi ekonomi global menjadi 2,9%, 3,3% dan 3,4% untuk tahun 2019, 2020 dan 2021. Sejumlah perkembangan positif diantaranya terkait dengan kebijakan moneter mayoritas bank sentral yang lebih akomodatif, damai dagang AS-China dan meredanya kekhawatiran no-deal Brexit. Namun, pertumbuhan ekonomi dunia masih dihadapkan pada risiko perang dagang baru AS-Uni Eropa dan potensi kembalinya perang dagang AS-China. Dari domestik, RDG Bank Indonesia bulan Januari 2020 memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan Bl- 7DRR sebesar 5,00%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 4,25%, dan 5,75%. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mempertahankan sovereign credit rating Indonesia pada posisi layak investasi (investment grade) level BBB, dengan prospek stabil. Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap baik dengan dukungan berlanjutnya pembangunan infrastruktur dan agenda reformasi periode kedua pemerintahan Jokowi, yang salah satunya adalah Omnibus Law. Omnibus Law diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi asing langsung dalam jangka menengah. Tantangan ekonomi Indonesia ke depan diantaranya adalah tingginya ketergantungan sumber pembiayaan eksternal dan penerimaan pemerintah yang rendah. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, Bank of Japan menahan bunga acuan jangka pendeknya pada level minus 0,1% pada pertemuan Januari 2020, serta mempertahankan target yields obligasi pemerintah 10 tahun di kisaran nol persen. BOJ juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang dari 0,7% menjadi 0,9% untuk tahun fiskal 2019. Harga barang dan jasa di tingkat konsumen Jepang flat di bulan Desember 2019, setelah naik 0,1% mom di buIan November. Secara tahunan, laju inflasi Jepang naik 0,8% yoy dari 0,5% yoy di bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong akselerasi kenaikan harga komponen makanan dan perumahan, serta biaya komponen transportasi yang kembali bergerak naik. lndikator dini manufaktur Jepang-f/ash Jibun Bank Japan Manufacturing PMI naik ke level 49,3 di bulan Januari 2020 dari level Desember 48,4. Kontraksi sektor manufaktur Jepang masih terlihat meski penurunannya mulai melambat. Order baru, output produksi dan penjualan ekspor turun pada tingkat yang lebih rendah dari sebelumnya. Nilai ekspor (-6,3% yoy) dan impor (-4,9% yoy) Jepang pada bulan Desember 2019 masing-masing mencapai JPY 6,58 triliun dan JPY 6,73 triliun, yang membawa defisit perdagangan melebar menjadi JPY 152,5 miliar dari defisit bulan sebelumnya, JPY 85,2 miliar. Output industri turun 1,0% mom di bulan November 2019, menyusul penurunan 4,5% mom di bulan sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada industri produsen mesin, informasi dan komunikasi, perlengkapan elektronik, metal pabrikan, mesin elektrik, dan besi baja. Ekonomi Eropa Dari ekonomi Eropa, ECB mempertahankan suku bunga acuan-refinancing rate tetap pada level 0%, dengan bunga marginal lending facility dan deposit facility bertahan masing-masing di level 0,25% dan minus 0,50% pada pertemuan Januari 2020. Hal ini sejalan dengan prediksi pelaku pasar. Ekonomi China Dari ekonomi China, People"s Bank of China mempertahankan suku bunga dasar kredit-loan prime rate 1 tahun dan 5 tahun tetap pada level 4,15% dan 4,80% di bulan Januari 2020. Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari sisi ekonomi AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 18 Januari 2020) meningkat 6 ribu aplikasi menjadi 211 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 213.250 aplikasi, atau menurun 3.250 aplikasi dari minggu sebelumnya. lndikator ekonomi saat ini-CEI AS naik 0,1% di bulan Desember 2019 ke level 107,2, menyusul kenaikan 0,3% dibulan sebelumnya. Sedangkan untuk periode yang sama, indikator prospek ekonomi-LEI AS turun 0,3% ke level 111,2, menyusul kenaikan 0,1% di periode sebelumnya. Prospek ekonomi AS cenderung melambat seiring menurunnya aktivitas manufaktur AS, meski prospek sektor konsumen dan keuangan masih positif. Penjualan stok rumah (existing home sales) di bulan Desember 2019 tumbuh 3,6% mom menjadi 5,54 juta unit (SA annual rate), atau level tertinggi sejak Februari 2018 dan proyeksi pasar (5,43 juta unit). Penjualan rumah tapak meningkat 2,7% dan apartemen sebesar 10,7%. Median harga rumah turut terkerek 7,8% menjadi USD 274.500, tertinggi sejak Januari 2016. Presiden Trump menandatangani keputusan kenaikan tarif impor produk baja turunan sebesar 25% dan bea masuk produk aluminium turunan sebesar 10%. Negara yang dikecualikan untuk kenaikan tarif impor baja turunan antara lain Argentina, Australia, Brazil, Meksiko, dan Korea Selatan. Sedangkan Argentina, Australia, Kanada, dan Meksiko, merupakan negara yang dibebaskan dari tarif tambahan produk aluminium turunan. Minggu I Februari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: New home sales, durable goods orders, Conference Board consumer confidence, pending home sales, FOMC rate decision, GDP annualized, personal income, klaim tunjangan pengangguran * Jepang: Output industri, penjualan retail, Jibun Bank PMI * China: Manufacturing PMI, Caixin PMI * EU: Business climate indicator, laju inflasi, GDP SA, Markit manufacturing PMI * Indonesia: Danareksa consumer confidence, Markit manufacturing PMI Source: Danareksa Research Institute Photo by Brian Kyed on Unsplash
SelengkapnyaThe European Central Bank (ECB) on Jan 23 held interest rates steady
24 Januari 2020The Bank Indonesia Board of Governors" Meeting (RDG) on 22-23 January 2020 decided to maintain the BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) at 5.00%, the Deposit Facility interest rate at 4.25%, and the Lending Facility interest rate at 5,75%. Monetary policy remains accommodative and consistent with controlled inflation forecasts within the target range, maintained external stability, and momentum of domestic economic growth. (Bank Indonesia) The European Central Bank (ECB) on Thursday held interest rates steady as it launched its first strategic review since 2003, in a bid to establish whether its inflation target is still appropriate. In its first-rate decision of the year, the central bank"s Governing Council voted unanimously to keep the main deposit rate at a historic low of -0.5%, in line with market expectations. The marginal lending facility remained at 0.25% and the main refinancing operations rate stayed at 0%. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Soroush Karimi on Unsplash
SelengkapnyaThe Federal Reserve averted a year-end liquidity crunch
23 Januari 2020Treasury yields fell slightly on Wednesday as investors flocked back into risk assets after China unveiled measures to rein in the spread of a deadly virus. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, was higher at around 1.7778%, while the yield on the 30-year Treasury bond rose to 2.2351%. The outbreak of a new strain of coronavirus in China"s Wuhan region sent Treasury yields to a two-week low on Tuesday. (CNBC) The Federal Reserve averted a year-end liquidity crunch by pumping $256 billion into repurchase markets. The consequences are now rippling across the globe. The extra liquidity has led to a sharp drop in the costs to borrow dollars to swap into other currencies, upending the economics of cross-border investment flows. Japanese bonds have become less attractive to U.S.-based investors, while yen funded investors now find European bonds and U.S. credit more alluring. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Vlad Tchompalov on Unsplash
SelengkapnyaPresident Donald Trump’s impeachment trial formally opens
22 Januari 2020President Donald Trump’s impeachment trial formally opens in the Senate on Tuesday, promising to shape his legacy, deepen the country’s political divisions and influence control of power in the nation’s capital for years to come. While the president faces little risk of removal from office by the Republican-led Senate, the trial may bring to life new details of Trump’s Ukraine scandal and help sway undecided voters in the 2020 elections. (Bloomberg) The CDS Indonesia went down by 2 bps to 60 bps on 20 January 2020 from the beginning of 2020. Meanwhile, the 10-year Indonesian Government Bonds yield declined by 27bps to 6.7% on 21 January. Rupiah also continues to strengthen to IDR 13,669 per USD on 21 January 2020, appreciated by 1.44% since the beginning of 2020. On 21 January 2020, Indonesian Government Bonds auction received a significant number of the incoming bid by IDR 94,98 trillion. This offer outnumbered the total auction received on 7 January 2020, which is IDR 81,54 trillion. With the same indicative target of IDR 15 trillion, both of the auctions officially won IDR 20 trillion out of the total of offers received. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Wesley Tingey on Unsplash
SelengkapnyaThe IMF predicted the world economy will strengthen in 2020
21 Januari 2020The International Monetary Fund predicted the world economy will strengthen in 2020, albeit at a slightly weaker pace than previously anticipated amid threats related to trade and tensions in the Middle East. Global growth will accelerate this year to 3.3% from 2.9% in 2019, the fund said on Monday. That’s the first pickup in three years, but less than the 3.4% projected in October. The 2019 estimate was reduced for the sixth time. (Bloomberg) Job openings plunged to their lowest level in nearly two years as hiring surged in November and the employment market got tighter, the Labor Department reported Friday. Total vacancies tumbled by 561,000 to 6.8 million for the month, the lowest since February 2018, according to the government"s Job Openings and Labor Market Turnover Survey. Despite the big drop, openings still outnumbered Americans considered unemployed by nearly 1 million. The vacancy rate nudged down to 4.3%. The big decline in openings came during a month when nonfarm payrolls increased by 256,000, the best total since January. Total hires increased by 39,000 though the rate was unchanged at 3.8%. (CNBC) Source: Danareksa Debt Research Photo by Aaron Burson on Unsplash
SelengkapnyaTreasury yields climbed after data showed U.S. homebuilding surged to a 13-year high
20 Januari 2020Treasury yields climbed after data showed U.S. homebuilding surged to a 13-year high in December. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, rose 3 basis points to 1.84%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.31%. Housing starts jumped 16.9% to a seasonally adjusted annual rate of 1.608 million units last month, the highest level since December 2006. The percentage gain was the largest since October 2016. (CNBC) The winning streak in emerging markets may hinge on whether central banks have finally done enough to bring about an economic turnaround. With policymakers in developing economies widely seen as being in the final stages of their easing cycle, the bulls will be hoping data on Friday that showed China’s economy expanded 6% in December is a sign of things to come. Analysts have raised their earnings-per-share estimates for emerging-market companies for the following 12 months by more than 1% compared with the end of June. The International Monetary Fund is due to give updated economic forecasts on Monday. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Muzammil Soorma on Unsplash
SelengkapnyaPenandatanganan kesepakatan damai dagang AS-China sejalan dengan ekspektasi pasar
20 Januari 2020Minggu III Januari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. Danareksa Research Institute (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Penandatanganan kesepakatan damai dagang AS-China, laporan tentang penghapusan China dari daftar currency manipulator oleh AS, dan rilis data ekonomi China yang sejalan dengan ekspektasi pasar, menjadi poin utama kinerja pasar minggu lalu. Kesepakatan dagang AS dengan China utamanya mencakup upaya pencegahan pencurian hak kepemilikan intelektual, dan pemaksaan transfer teknologi, disamping komitmen China yang akan meningkatkan pembelian produk dari AS. China sepakat mengimpor produk dari AS senilai USD 200 miliar dalam 2 tahun ke depan, dengan komposisi: produk manufaktur (USD 32,9 miliar 2020 dan USD 44,8 miliar 2021), produk pertanian (USD 12,5 miliar 2020 dan USD 19,5 miliar 2021), produk energi (USD 18,5 miliar 2020 dan USD 33,9 miliar 2021), dan jasa (USD 12,8 miliar 2020 dan USD 25,1 miliar 2021). Dari domestik, BPS mengumumkan kinerja perdagangan luar negeri Indonesia bulan Desember 2019. Nilai ekspor dan impor Indonesia di bulan Desember 2019 tercatat masing-masing mencapai USD 14,4 miliar (+3,8% mom) dan USD 14,5 miliar (-5,5% mom). Perkembangan ini membawa defisit perdagangan Desember 2019 turun menjadi USD 28,2 juta dari defisit USD 1,39 miliar di bulan sebelumnya. Untuk periode Jan-Des 2019, defisit perdagangan Indonesia mencapai USD 3,19 miliar, menurun dibandingkan defisit tahun 2018 sebesar USD 8,69 miliar. Ekonomi Jepang Dari ekonomi Jepang, harga barang dan jasa di tingkat produsen meningkat 0,9% yoy di bulan Desember 2019, menyusul 0,1% yoy di buIan sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok produk makanan dan minuman, perlengkapan transportasi, serta mesin produksi. lndikator Japan machinery orders bulan November 2019 melesat 18,0% mom(+ 3,2% mom ekspektasi), menyusul penurunan 6,0% di bulan sebelumnya. Belanja modal perusahaan Jepang meningkat terutama didorong dari sektor makanan dan minuman, besi dan baja, produk metal, serta perlengkapan informasi dan komunikasi. Secara tahunan, indikator ini tumbuh 5,3% yoy, pasca menurun 6,1% yoy di periode sebelumnya. Dari ekonomi Eropa, harga barang dan jasa meningkat 0,3% mom di buIan Desember 2019, menyusul penurunan 0,3% mom. Harga komponen energi (+0,2%) dan non energi (+0,5%) tercatat berakselerasi. Secara tahunan, laju inflasi meningkat dari 1,0% yoy menjadi 1,3% yoy. Ekonomi China Dari ekonomi China, GDP China Q4 2019 tumbuh stabil 6,0% yoy, seperti halnya kuartal sebelumnya. Kinerja ekonomi ini merupakan pertumbuhan paling lambat sejak Q1 1992, seiring lesunya konsumsi domestik dan permintaan global. Untuk satu tahun penuh, FY 2019, ekonomi China tumbuh 6,1%, terendah dalam 29 tahun, meski tetap dalam rentang target pemerintah di kisaran 6,0-6,5%. lnvestasi aset tetap China tumbuh berakselerasi 5,4% menjadi CNY 55,15 triliun pada periode Januari-Desember 2019, melebihi pertumbuhan pada periode sebelumnya sebesar 5,2%, dan konsensus pasar (+5,2%). Output industri China tumbuh 6,9% yoy di bulan Desember 2019, lebih cepat dari bulan sebelumnya sebesar 6,2%, ditopang kenaikan output sektor manufaktur, pertambangan dan utilitas. Di sektor konsumen, penjualan retail China tumbuh stabil 8,0% yoy (vs +7,8% ekspektasi) di bulan Desember 2019 seperti bulan sebelumnya. Belanja konsumen meningkat untuk produk garmen, kosmetik, perhiasan, perlengkapan rumah tangga, dan furniture. Nilai ekspor dan impor China bulan Desember 2019 tercatat meningkat masing-masing menjadi USD 237,65 miliar (+7,6% yoy) dan USD 190,85 miliar (+16,3% yoy). Melesatnya impor membawa surplus perdagangan China turun dari USD 56,80 miliar menjadi USD 46,79 miliar (vs surplus USD 48,0 miliar ekspektasi). Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dari sisi ekonomi AS, penjualan retail bulan Desember 2019 berhasil tumbuh stabil 0,3% mom, seperti halnya bulan sebelumnya. Kenaikan belanja retail terjadi pada produk makanan minuman, pakaian, elektronik, dan BBM. Secara tahunan, penjualan retail AS tumbuh berakselerasi menjadi 5,8% yoy, dari 3,3% yoy di bulan sebelumnya. Untuk satu tahun penuh FY 2019, belanja konsumen tumbuh 3,6%. Laju inflasi bulanan AS sedikit melambat dari 0,3% mom menjadi 0,2% mom di bulan Desember 2019. Namun, secara tahunan, harga barang dan jasa di tingkat konsumen meningkat dari 2,1% yoy menjadi 2,3% yoy, atau level tertinggi dalam 14 bulan. Kenaikan bulanan tertinggi terjadi pada kelompok produk BBM, perumahan dan kesehatan. Di sektor usaha menengah, indikator NFIB Small Business Optimism Index turun dari 104,7 menjadi 102,7 di buIan Desember 2019. Optimisme pebisnis UMKM AS sedikit menurun, seiring ekspektasi penjualan dan laba yang lebih rendah. Hal ini terkait kekhawatiran meningkatnya ketidakpastian di tahun politik. Di sektor tenaga kerja AS, klaim tunjangan pengangguran (per 11 Januari 2020) menurun 10 ribu aplikasi menjadi 204 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 216.250 aplikasi, atau masih tercatat lebih rendah dari rerata periode 1967-2020 sebanyak 350.760 aplikasi. Dari sektor perumahan AS, indikator NAHB Housing Market Index sedikit menurun ke level 75 dibulan Januari 2020, dari level 76 dibulan sebelumnya. Optimisme pengembang perumahan cenderung stabil seiring tingkat bunga pinjaman yang rendah dan pasar tenaga kerja AS yang solid, yang menopang permintaan rumah tetap tinggi. Pembangunan rumah baru (housing starts) tumbuh 16,9% mom menjadi 1,61 juta unit (SA annual rate) di bulan Desember 2019, atau tertinggi sejak Desember 2006. Kenaikan ini ditopang naiknya pembangunan rumah tapak sebesar 11,2% menjadi 1,06 juta unit, dan pembangunan rumah susun atau apartemen sebesar 29,8% menjadi 553 ribu unit. Sedangkan untuk izin mendirikan bangunan (building permits) di periode yang sama turun 3,9% mom menjadi 1,416 juta unit (SA annual rate). Output industri AS turun 0,3% mom di bulan Desember 2019, menyusul pertumbuhan 0,8% mom di bulan sebelumnya. Perubahan cuaca membuat permintaan output utilitas menurun, sementara output sektor pertambangan dan manufaktur meningkat. Minggu IV Januari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: existing home sales, new home sales, LEI, klaim tunjangan pengangguran Jepang: Output industri, neraca perdagangan China: Prime loan rate EU: ECB benchmark rate, consumer confidence Indonesia: Bl 7D Reverse Repo Source: Danareksa Research Institute Photo by 尧智 林 on Unsplash
SelengkapnyaThe U.S. Treasury will start issuing 20-year bonds in the first half of 2020
17 Januari 2020Treasury yields climbed on Thursday after strong economic data boosted investors" risk appetite. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was higher at around 1.812%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.262%. Yields popped after data from the Commerce Department showed retail sales rose 0.3% in December, matching analyst expectations. The latest weekly jobless claims also came in at 204,000, lower than the 216,000 expected. (CNBC) The U.S. Treasury will start issuing 20-year bonds in the first half of 2020, expanding its roster of securities as the government seeks ways to fund a ballooning deficit. Institutional investors have been clamoring for more longer-dated, risk-free securities that offer some nominal yield, amid a global total of $11 trillion of debt with negative rates. Japanese officials have discussed adding a 50-year security, something the U.S. opted against in its announcement. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Josh G on Unsplash
SelengkapnyaAmong the US-China deals, addresses intellectual property theft in exchange for Chinese market access
16 Januari 2020Treasury yields fell on Wednesday despite the signing of an interim trade deal between the world"s two largest economies. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, dipped two basis points to around 1.794%, while the yield on the 30- year Treasury bond was also lower at around 2.249%. The U.S. and China signed the so-called "phase one" trade deal on Wednesday. The deal addresses intellectual property theft and forced technology transfers in exchange for Chinese market access. It also details a $200 billion increase in Chinese purchases of U.S. goods over two years. (CNBC) The House sent two articles of impeachment against Donald Trump to the Senate Wednesday in a somber procession of Democratic prosecutors -- the first step to begin a trial that is all but certain to end in the president’s acquittal. Senate Majority Leader Mitch McConnell invited the seven House impeachment managers to return at 12 p.m. on Thursday to read the articles aloud on the Senate floor. John Roberts, the chief justice of the U.S., will be sworn in at 2 p.m. to preside over the trial. He will then swear in all 100 senators as jurors. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by lf.Franciz !!! on Unsplash
SelengkapnyaInvestors await the planned signing of a so-called “phase one” trade deal between the U.S. and China
14 Januari 2020Treasury yields climbed slightly on Monday as investors await the planned signing of a so-called "phase one" trade deal between the U.S. and China later this week. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, rose two basis points to around 1.84%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also higher at around 2.31%. U.S. Treasury Secretary Steven Mnuchin said Sunday that he expects an interim trade deal between Washington and Beijing will add significantly to economic growth in 2020. (CNBC) President Donald Trump’s impeachment trial is likely to get fully underway next week, a senior Senate Republican said, following a unique series of rituals that include a procession of House managers carrying the two articles through the Capitol Rotunda to the Senate chamber. Senator John Cornyn of Texas said he expects opening arguments on Jan. 21. The House is poised to vote Wednesday on the impeachment managers named by Speaker Nancy Pelosi followed by a vote to authorize transmittal of the articles to the Senate, according to a person familiar with the plans. Trump then would have two days to respond to a summons to provide his defense. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ashim D’Silva on Unsplash
SelengkapnyaTensi geopolitik antara AS dan Iran berangsur mereda
13 Januari 2020Minggu II Januari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Tensi geopolitik antara AS dan Iran memanas awal minggu lalu, dan berangsur mereda akhir pekan lalu. Aksi balasan Iran dengan menembakan rudal ke markas tentara AS di lrak, membuat kekhawatiran investor akan perang meningkat. Namun, respon AS yang lebih lunak, dengan memilih opsi negosiasi dengan Tehran dan tambahan sanksi ekonomi, berhasil meredakan ketegangan. Mayoritas bursa saham Asia bergerak menguat di akhir pekan kemarin. Dari domestik, posisi cadangan devisa Indonesia per akhir Desember 2019 mencapai USD 129,2 miliar, meningkat dibandingkan posisi November 2019 sebesar USD 126,6 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan penerimaan valas lainnya Penjualan retail Indonesia bulan November 2019 tumbuh 0,4% mom, menyusul kenaikan 1,6% mom di bulan sebelumnya. Secara tahunan, penjualan retail tumbuh melambat dari 3,6% yoy menjadi 1,3% yoy, didorong belanja konsumen atas produk makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah tangga. Penjualan produk BBM, barang budaya dan rekreasi, pakaian, perlengkapan informasi dan komunikasi mengalami penurunan. Dari ekonomi Jepang, lndikator Jibun Bank Japan Services PMI turun ke level 49,4 di bulan Desember 2019, dari level 50,3 di bulan sebelumnya. Sinyal kontraksi sektor jasa Jepang terjadi menyusul turunnya order baru yang diterima, dan output produksi. Indeks kepercayaan konsumen Jepang naik 0,4 poin ke level 39,1 di bulan Desember 2019, atau level tertinggi sejak Mei 2019 dan diatas ekspektasi pasar, level 38. Keyakinan konsumen Jepang atas rencana pembelian barang tahan lama, kondisi lingkungan, serta pertumbuhan pendapatan mencatat kenaikan. Belanja masyarakat Jepang menurun 2,0% yoy di bulan Oktober, setelah di bulan sebelumnya juga turun 5,1% yoy. Rumah tangga mengurangi pengeluarannya seiring kenaikan pajak penjualan Oktober dan bencana topan. Dari ekonomi Eropa, indikator sentimen investor-Sentix Investor Confidence naik ke level 7,6 pada bulan Januari 2020, dari level 0,7 di bulan sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan naiknya optimisme investor terhadap prospek ekonomi Eropa ke depan. Dari ekonomi China, indikator Caixin China General Services PMI bulan Desember 2019, menurun ke level 52,5 dari level 53,5. Ekspansi sektor jasa China melambat seiring pertumbuhan order ekspor yang melambat dan serapan tenaga kerja yang menurun. Harga barang dan jasa di tingkat konsumen China di bulan Desember cenderung stabil (-0,0% mom) dari bulan sebelumnya. Secara tahunan, laju inflasi China bertahan di level 4,5% yoy (vs +4,7% yoy ekspektasi). Kenaikan ini didorong meningkatnya harga bahan makanan, terutama menjelang Tahun Baru lmlek. Dari sisi ekonomi AS, indikator IHS Markit US Services PMI naik ke level 52,8 pada Desember 2019, dari level November 51,6, yang mengindikasikan ekspansi sektor jasa AS. Akselerasi pertumbuhan sektor jasa didorong meningkatnya order baru dan serapan tenaga kerja industri. Nilai ekspor AS naik ke level USD 208,6 miliar di bulan November 2019, dan impor menurun menjadi USD 251,7 miliar. Hal ini membawa defisit perdagangan AS di bulan November turun menjadi USD 43,1 miliar, dari USD 46,9 miliar di bulan sebelumnya. Selanjutnya, order baru yang diterima pabrikan AS (factory orders) turun 0,7% mom pada bulan November 2019, menyusul pertumbuhan 0,2% mom di periode sebelumnya. Kenaikan pesanan terjadi pada produk perlengkapan elektrik, furniture, komputer, dan alat elektronik. Indikator ISM Non-Manufacturing PMI bulan Desember naik dari level 53,9 ke level 55. Akselerasi ekspansi non manufaktur AS ditopang meningkatnya produksi dan persediaan, sementara order baru, order ekspor dan serapan tenaga kerja melambat. Di sektor ketenagakerjaan AS, ADP Employment Report menunjukkan tambahan serapan tenaga kerja swasta non pertanian di bulan Desember sebesar 202 ribu posisi (vs 124 ribu posisi di buIan November). Usaha kecil, menengah, dan besar AS masing-masing menambah tenaga kerja sebanyak 69 ribu, 88 ribu, dan 45 ribu posisi. Sektor industri menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 29 ribu posisi, sedangkan sektor jasa menambah 173 ribu posisi. Di sektor manufaktur dan pertambangan, tenaga kerja berkurang sebesar masing-masing 7 ribu posisi, dan seribu posisi. Data ketenagakerjaan terbitan pemerintah AS memperlihatkan serapan tenaga kerja non pertanian (nonfarm payrolls) bulan Desember 2019 meningkat 145 ribu posisi (vs 164 ribu ekspektasi), lebih rendah dari serapan bulan sebelumnya sebanyak 256 ribu posisi. Tambahan tenaga kerja terbanyak terjadi pada sektor perdagangan retail dan jasa kesehatan, sedangkan pada sektor tambang menurun. Rerata pendapatan perjam (average hourly earnings) yang diperoleh tenaga kerja tumbuh melambat dari 0,3% mom menjadi 0,1% mom (vs +0,3% ekspektasi). Rilis ketenagakerjaan AS juga menunjukkan tingkat pengangguran stabil pada level 3,5%. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 4 Januari 2020) turun sebanyak 9 ribu aplikasi menjadi 214 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya tercatat lebih rendah 9.500 aplikasi menjadi 224 ribu aplikasi, atau masih dibawah rerata periode 1967-2020 sebesar 350,8 ribu aplikasi. Minggu Ill Januari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: NFIB Small Business Index, laju inflasi, producer price index, penjualan retail, klaim tunjangan pengangguran, NAHB housing market index, housing starts, building permits, output industri Jepang: Core machine orders, producer price index, output industri China: Neraca perdagangan, penjualan retail, output industri, investasi aset tetap, GDP Q4 2019 EU: Output industri, neraca perdagangan, laju inflasi Indonesia: Neraca perdagangan, penjualan mobil Source: Danareksa Research Institute Photo by Viviana Rishe on Unsplash
SelengkapnyaEuropean Central Bank President push for greater coordination between the region’s policymakers
09 Januari 2020The worst-case scenario of a further escalation in the conflict between the U.S. and Iran appears to have been averted for now, but the relief sell-off in haven assets may drive Treasury yields only so high. The haven trade drove the 10-year U.S. benchmark yield as much as 11 basis points lower during Asia trading Wednesday after Iran fired a volley of missiles on U.S.-Iraqi airbases, in retaliation for an American airstrike that killed a top Iranian general. That flight-to-safety move gave way to a sell-off on hopes of de-escalation, and President Donald Trump’s announcement in the U.S. morning of further sanctions, but no military action, pushed the benchmark to this week’s high, of 1.86%. (Bloomberg) European Central Bank President Christine Lagarde used her first public remarks of 2020 to push for greater coordination between the region’s policymakers, arguing that a joint fiscal push would help jump-start the sluggish economy. The decisions come after a flurry of data at the start of the year that showed a mixed outlook for the 19-nation economy. The eurozone has been mired in a manufacturing slump for more than a year -- most prominently in Germany -- amid uncertainties including the U.S.-China trade war and Brexit. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Markus Spiske on Unsplash
SelengkapnyaThe first auction in 2020 reached IDR81.5 trillion
08 Januari 2020The total incoming bids on 7 January 2020 which was the first auction in 2020 reached IDR81.5 trillion. This amount is the largest since February 2019 which reached IDR93.9 trillion. Meanwhile, the total winning bids in this auction were IDR20 trillion. This amount exceeds the indicative auction target of IDR15 trillion. Iran fired a series of rockets at two U.S.- Iraqi airbases early Wednesday morning Baghdad time, the Pentagon said, in the first Iranian response to the killing of General Qassem Soleimani by American forces last week. The Islamic Revolutionary Guard Corps earlier claimed responsibility for the barrage, which the Pentagon said was launched from Iran and targeted the Ayn al-Asad base in western Iraq and another facility in Erbil. It wasn’t immediately clear whether there were casualties or major damage from the attacks. (Bloomberg) The rush to haven assets after Iran’s retaliation to the killing of General Qassem Soleimani has sent benchmark U.S. yields tumbling through their recent uptrend. Stocks sold off and Treasuries climbed alongside the yen and Swiss franc after Iran fired a series of rockets at two U.S.-Iraqi airbases early Wednesday morning Baghdad time. The 10-year Treasury yield fell as much as 11 basis points to 1.7%, its lowest since December, breaking below the uptrend it had been in since early September. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Silas Baisch on Unsplash
SelengkapnyaDRI-M1-2020: Laju Inflasi Indonesia bulan Desember mencapai 0,34% mom atau 2,72% secara tahunan
06 Januari 2020Minggu I Januari 2020 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Perkembangan damai dagang AS-China dan eskalasi geopolitik Timur Tengah membawa volatilitas pergerakan bursa keuangan meningkat. Seperti diketahui, AS dan China telah menyelesaikan kesepakatan dagang tahap pertama akhir tahun 2019, dan bersiap melakukan penandatanganan pada 15 Januari 2020 di Gedung Putih. AS akan tetap mengenakan tarif 25% untuk impor barang dari China senilai USD 250 miliar, sedangkan untuk impor sebesar USD 120 miliar lainnya diturunkan menjadi 7,5%. Untuk impor produk dari China (termasuk pakaian, mainan, dan elektronik) senilai USD 156 miliar yang direncanakan akan dikenakan tarif 15%, akhirnya dibatalkan. Sebagai imbal balik penghapusan tarif ini, China berkomitmen membeli barang-barang dari AS senilai USD 200 miliar dan produk pertanian AS sebesar USD 40 miliar selama 2 tahun ke depan. China mengumumkan akan menurunkan tarif impor untuk lebih dari 850 produk mulai Januari 2020. Sebagai contoh tarif impor daging babi beku turun dari 12% menjadi 8% untuk memenuhi permintaan domestik yang meningkat. Tarif impor alpukat beku turun dari 30% menjadi 7%, dan tarif impor ferroniobium dari 1% menjadi 0% untuk pengembangan teknologi tinggi. Tensi geopolitik antara AS dan Iran meningkat, setelah serangan udara AS dilaporkan menewaskan petinggi militer Iran. Kekhawatiran pecahnya perang di kawasan Timur Tengah menekan pergerakan mayoritas bursa saham regional. Harga minyak global naik diatas USD 68 per barel dan komoditas emas menanjak diatas level USD 1.552 per ounce minggu lalu. Dari domestik, laju inflasi Indonesia bulan Desember mencapai 0,34% mom atau tercatat 2,72% secara tahunan. Secara bulanan, tekanan harga meningkat pada komponen bahan makanan (+0.78% mom), makanan jadi (+0,29% mom) dan transportasi (+0,58% mom). Jelang hari Natal, Tahun Baru, dan libur sekolah mendorong permintaan barang dan ongkos transportasi meningkat. Tekanan inflasi bulanan Desember 2019 tercatat menjadi inflasi bulanan terendah sejak Desember 2009. Hal ini menggambarkan melemahnya daya beli masyarakat menjelang akhir tahun 2019. Pada awal Januari 2020, Pertamina memangkas harga sejumlah BBM non subsidi dengan kisaran 6,6%-12,8%. Harga Pertamax turun dari IDR 9.850/ltr menjadi IDR 9.200/ltr, Pertamax Turbo turun dari IDR 11.200/ltr menjadi IDR 9.900/ltr, Pertamina Dex turun dari IDR 11.700/ltr menjadi IDR 10.200/ltr, Dexlite turun dari IDR 10.200/ltr menjadi IDR 9.500/ltr. Dari ekonomi Jepang, indikator Jibun Bank Japan Manufacturing PMI bulan Desember 2019, turun ke level 48,4 dari level 48,9 di bulan sebelumnya. Kontraksi sektor manufaktur Jepang disebabkan menurunnya output produksi, order baru yang diterima pabrikan, dan ekspor yang lesu. Dari ekonomi Eropa, indikator manufaktur IHS Markit PMI Uni Eropa bulan Desember turun ke level 46,3 dari 46,9 di bulan sebelumnya. Kontraksi sektor manufaktur Eropa didorong makin turunnya order baru yang diterima pabrikan dan output produksi. Dari ekonomi China, indikator manufaktur resmi pemerintah China di bulan Desember 2019 stabil di level 50,2 seperti bulan sebelumnya. Ekspansi sektor manufaktur China ditopang meningkatnya pertumbuhan order baru, output produksi dan penjualan ekspor. Sedangkan indikator manufaktur Caixin PMI sedikit turun dari 51,8 menjadi 51,5 di bulan yang sama. Pertumbuhan order baru dan ekspor melambat, sementara output produksi tetap menanjak. PBOC memangkas rasio cadangan minimum (RRR) sebesar 50 bps efektif 6 Januari 2020, untuk mendorong pertumbuhan kredit dan menekan biaya kredit. RRR untuk bank besar menjadi 12,5% dari 13,0%. Dari sisi ekonomi AS, indikator manufaktur IHS Markit Manufacturing PMI sedikit menurun dari level 52,5 menjadi 52,4 di buIan Desember 2019. Output dan ekspansi bisnis tumbuh moderat, ditengah serapan tenaga kerja yang menguat. Berbeda dengan IHS Markit, indikator ISM Manufacturing PMI Desember turun ke level 47,2 dari level 48,1 di buIan November. Kontraksi sektor manufaktur AS masih terjadi seiring turunnya order baru, order ekspor, produksi dan serapan tenaga kerja. lndikator ISM PMI ini merupakan yang terendah sejak Juni 2009, yang tercatat pada level 46,3. Kontrak penjualan stok rumah (pending homes sales) tumbuh 1,2% mom (+7,4% yoy) di bulan November 2019, setelah dibulan sebelumnya turun 1,3% mom (+4,9% yoy). Kontrak penjualan rumah ini mencatat kenaikan tahunan tertinggi sejak Jun 2015. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 28 Desember 2019) turun 2 ribu aplikasi menjadi 222 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya tercatat naik 4.750 aplikasi menjadi 233.250 aplikasi dari minggu sebelumnya. Klaim manfaat pengangguran ini masih lebih rendah dari rerata sepanjang periode 1967-2019 sebesar 350.860 ribu aplikasi. Minggu II Januari 2020 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: Neraca perdagangan, factory orders, ADP Employment Change, klaim tunjangan pengangguran mingguan, rerata pendapatan tenaga kerja perjam * Jepang: Consumer confidence index, LEI, CEI * China: Laju inflasi, producer price index * EU: Penjualan retail, laju inflasi, business climate indicator, consumer confidence index, producer price index * Indonesia: Cadangan devisa Source: Danareksa Research Institute Photo by Bayu Syaits on Unsplash
SelengkapnyaMarket digested the potential ramifications of a U.S. airstrike
06 Januari 2020It’s been a rough start to the year for the bearish bond trader, as an abrupt escalation in U.S.- Iran tensions have sent investors retreating to the safety of Treasuries. Benchmark yields tumbled Friday, driving the curve flatter, as the market digested the potential ramifications of a U.S. airstrike that killed one of Iran’s top generals. Iran’s vow of retaliation, coming on top of North Korea’s Jan. 1 threat of “shocking” action to avenge American sanctions, puts geopolitical angst front and center even before many investors have returned from the New Year holidays. And those anticipating cheerier news on the economic front faced disappointment from the worst U.S. factories data since 2009. (Bloomberg) Oil extended its dramatic price surge from Friday as the fallout between the U.S. and Iran escalated after the assassination of one of the Islamic Republic’s most powerful generals. Futures are up about 6% since Friday, trading above $70 a barrel. In London, as the U.S. State Department said there’s “heightened risk” of missile attacks near military bases and energy facilities in Saudi Arabia. Iran said on Sunday it no longer considers itself bound by the 2015 nuclear deal negotiated with the U.S. and other world powers in the fallout from the killing of General Qassem Soleimani. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Faruk Kaymak on Unsplash
SelengkapnyaChina’s government bonds offer yields above 3% and the prospect of capital gains in 2020
03 Januari 2020The Federal Reserve may drop a hint on plans for the repo market in minutes of its December meeting, plus what it would take to shift the view among officials that interest rates are on hold all year. The closely scrutinized description of the Dec. 10- 11 gathering will be released at 2 p.m. in Washington on Friday. Thirteen of 17 officials forecast rates would be unchanged through the 2020 U.S. presidential election year, according to updated economic projections issued at the time. No one forecasts a rate cut through the end of 2022. (Bloomberg) China’s government bonds, one of only two major sovereign markets to see price declines in the past year, now offer yields above 3% and the prospect of capital gains in 2020. The market is signaling the People’s Bank of China will lower its reverse repurchase rate about 20 basis points in the next three months, as the U.S. Federal Reserve leaves its benchmark unchanged. Global investors are positioning for a rally. Exchange-traded funds focused on China fixed income doubled assets over the past year with $4.2 billion of inflows. (Bloomberg) U.S. President Donald Trump said he will sign the first phase of a trade deal with China on Jan. 15, sealing an agreement that sees the Asian nation raising purchases of American farm goods in exchange for lower tariffs on some of its products. The date has yet to be confirmed by the Chinese side. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Cat Crawford on Unsplash
SelengkapnyaChina’s central bank will keep monetary policy flexible
02 Januari 2020China’s central bank said it’ll keep monetary policy flexible and work to lower funding costs for businesses as the economy still faces strong headwinds. The People’s Bank of China will work to ensure the transmission of monetary policy and use market-focused reform mechanisms to lower the real interest rate for loans, according to a quarterly report. It will keep the yuan basically stable at reasonable, equilibrium levels and maintain a balance between steady growth and risk prevention. (Bloomberg) Treasuries ended the last day of 2019 lower led by the long-end with the front-end little changed, reflecting expectations for a steady Fed policy rate next year. The 2s10s curve reached the steepest levels since Oct. 9, 2018; 5s30s also widened sharply. Volatility in stocks around the cash open pushed yields to session highs, but other catalysts were scarce and price action was limited in the abbreviated session. (Bloomberg) IHS Markit releases Indonesia’s December manufacturing purchasing managers’ index. Index rises to 49.5 from48.2 in Nov.; Year ago 51.2. Highest reading since July 2019. Output rises to 50.4 vs 47.9 in Nov. Highest reading since June 2019. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Sam Beasley on unsplash
SelengkapnyaIndonesia IDR SUN 10yr yield was recorded 25 bps decline
30 Desember 2019U.S. Treasury yields on Friday ticked lower heading into the finish of a week of trading thinned by the mid-week holiday. At about 2:15 p.m. ET, the yield on the benchmark 10-year Treasury note traded lower at 1.872%, while the yield on the 30- year Treasury bond traded lower at 2.308%. Additionally, the gap between 2-year notes and 10-year notes, a closely-watched "yield curve," flattened to about 26 basis points. (CNBC). Indonesia IDR SUN 10yr Yield was recorded at 7.096% as of 08.20 AM today, according to Bloomberg"s BTMM ID page. The yield recorded 25bps decline from its month-to-date peak on 17 Dec at 7.350%. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ifan Bima on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia’s sovereign bonds rose in subdued post-holiday trade
27 Desember 2019Indonesia’s sovereign bonds rose in subdued post-holiday trade while the rupiah held near a three-month high with sentiment supported by improving U.S.-China trade ties. The 10-year yield dropped 2bps to a three-week low of 7.12%, it has fallen about 91bps so far this year. (Bloomberg) U.S. Treasury yields were little changed on Thursday in holiday-thinned trading, while the last major auction of the year saw solid demand. At about 1:45 p.m. ET the yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was lower at 1.896%, while the yield on the 30-year Treasury bond also fell at 2.328%. The Treasury Department auctioned $32 billion of 7-year notes, both the last major event for U.S. government bonds this week as well as the last auction of 2019. This month"s 7-year note auction saw the strongest demand since September, with an improved bid-to-cover from last month. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Killian Pham on Unsplash
SelengkapnyaChina’s financial regulators are calling for more transparent and fair handling of defaults
26 Desember 2019Treasury yields on Tuesday hardly budged, beginning a shortened day of trading due to the holiday season. At around 1 p.m. ET, the yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was lower at 1.910%, while the yield on the 30-year Treasury bond also moved down at 2.335%. Earlier in trading, the yield on the 2-year note hit a high of 1.671%, its highest level in two weeks. U.S. markets will finish trading early on Dec. 24 and will be closed on Dec. 25, Christmas Day. (CNBC) China’s financial regulators are calling for more transparent and fair handling of defaults to restore investor confidence in the world’s second-largest bond market after repayment failures hit a record high this year. Improving the mechanism of handling bond defaults will be essential to prevent and resolve financial risks, and it must be done in a way that is market-based and respects the rule of law, the statement cited Liu Guoqiang, a deputy central bank governor, as saying at the meeting. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jeremy Cai on Unsplash
SelengkapnyaU.S. economic growth nudged up in the third quarter
23 Desember 2019U.S. economic growth nudged up in the third quarter, the government confirmed on Friday, and there are signs the economy more or less maintained the moderate pace of expansion as the year ended, supported by a strong labor market. Gross domestic product increased at a 2.1% annualized rate, the Commerce Department said in its third estimate of third-quarter GDP. The economy grew at a 2.0% pace in the April-June period. (CNBC) Governing Council decided Eurosystem will no longer accept as collateral secured marketable assets other than asset-backed securities and covered bonds, ECB says in a statement on the website. Decision will take effect when forthcoming amendments to the General Documentation enter into force, envisaged for the second quarter of 2020. Newly issued secured marketable assets other than ABSs and covered bonds will become ineligible for purchase under ECB’s asset-purchase program; those already purchased will continue to be held in the APP portfolios. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ashton Bingham on Unsplash
SelengkapnyaTreasuries bear steepened over early U.S. session
19 Desember 2019The U.S. House of Representatives impeached Donald Trump for abuse of power Wednesday, marking only the third time in U.S. history that lawmakers invoked the ultimate constitutional sanction of a president. The House voted 230 to 197 largely along party lines to adopt the first of two impeachment articles, alleging he misused the power of his office to withhold military assistance and pressure Ukraine to investigate a potential rival in the 2020 presidential election, Joe Biden. Lawmakers immediately turned to vote on a second article that charges him with obstructing Congress’s investigation by directing executive branch officials to defy subpoenas and not produce documents and witnesses sought by committees. (Bloomberg) Treasuries bear steepened over early U.S. session and broadly held losses over a more muted U.S. afternoon; early downside was triggered by large block sale in 10-year futures, which pushed yields above 1.90% and steepened the 2s10s curve. Flurry of options activity added to bearish sentiment as large upside positions appeared to be closed-out and adjusted. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Casey Horner on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia’s sovereign CDS 5 yr recorded the lowest level in history
18 Desember 2019Indonesia"s sovereign CDS 5 yr recorded the lowest level in history on 17 December 2019 which was recorded at 65bps. Meanwhile, the 10yr CDS was recorded at 132bps the lowest since 21 January 2019. U.S. Treasury yields were steady on Tuesday as investors stayed cautious despite strong U.S. housing data. The benchmark 10-year yield was up less than a basis point to 1.8923% in trading on Tuesday afternoon, after falling as low as 1.8520% during the session. Commerce Department report showed U.S. homebuilding increased more than expected in November and permits for future home construction surged to a 12-1/2-year high as lower mortgage rates continued to boost the housing market and support the broader economy. The report also showed the stock of homes under construction last month was the highest since 2007, which could help to loosen a supply squeeze that has stalked the housing market. In addition, the U.S. House of Representatives on Tuesday approved a $1.4 trillion spending package to avert a partial government shutdown. Offsetting the positive economic news was a report by Boeing Co that it would pause production in January of its best-selling 737MAX jet, which faces a safety review. (Reuters) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Alfons Taekema on Unsplash
SelengkapnyaJohnson will change the law to guarantee the Brexit transition phase is not extended
17 Desember 2019Boris Johnson will change the law to guarantee the Brexit transition phase is not extended, setting up a new cliff-edge for a no-deal split with the European Union at the end of next year. The U.K. prime minister wants to deliver his election promise to ratify a new free-trade agreement with the bloc before the bridging period maintaining the status quo runs out on Dec. 31, 2020. EU leaders have warned it’s highly unlikely that negotiators will be able to complete the kind of deal Johnson wants, which he’s modeled on Canada’s agreement with the EU, in the 11 months between Brexit day Jan. 31 and the December deadline. (Bloomberg) For Chinese President Xi Jinping, the phase-one trade deal with U.S. President Donald Trump isn’t completely a victory. After months of unfinished negotiations, the agreement helps steady a relationship in free-fall. While that’s important for Xi, who has faced rumblings of discontent as the economy grows at the slowest pace in almost three decades, followed by Hong Kong protests, it’s at best a temporary respite. The deal did nothing to address the industrial policies that have driven frustrations with China in Washington. Nor will it reduce the intensifying competition between the two sides over the future of 5G technology, geopolitical hot spots like Taiwan and the South China Sea. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ming Jun Tan on Unsplash
SelengkapnyaThe U.S. and China agreed to trade agreement that will see the U.S. reduce tariffs
16 Desember 2019The U.S. and China agreed to the first phase of a broader trade agreement that will see the U.S. reduce tariffs. The deal announced hinges on China increasing purchases of American farm goods such as soybeans and pork, and making new commitments on intellectual property, forced technology transfer and currency. The U.S. will also suspend new import taxes that were set to take effect on Sunday covering $160 billion of products such as smartphones and toys, said U.S. Trade Representative Robert Lighthizer. The Asian nation committed to increase imports of U.S. goods and services by no less than $200 billion more than the 2017 level over the next two years, he said. That would be more than double the $187 billion in goods and services the U.S. exported to China in 2017. In return, Trump agreed to reduce some existing U.S. tariffs, halving 15% duties on $120 billion of imports but maintaining a 25% levy on some $250 billion of Chinese goods. (Bloomberg) The yield on the benchmark 10-year Treasury note fell about 7 basis points to around 1.824%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at around 2.255%. China and the U.S. have reached an agreement on text of a phase one trade deal and will now move toward signing a deal as quickly as possible, Chinese officials said Friday. President Donald Trump said Friday that Washington will not charge Beijing with any new tariffs. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Alexandre Debiève on Unsplash
SelengkapnyaTrump signed off on a phase-one trade deal with China
13 Desember 2019President Donald Trump signed off on a phase-one trade deal with China, averting the Dec. 15 introduction of a new wave of U.S. tariffs on about $160 billion of consumer goods from the Asian nation, according to people familiar with the matter. The deal presented to Trump by trade advisers Thursday included a promise by the Chinese to buy more U.S. agricultural goods, according to the people. Officials also discussed possible reductions of existing duties on Chinese products, they said. The terms have been agreed but the legal text has not yet been finalized. (Bloomberg) Treasuries and Australian government bonds dropped in Asian trading as a double dose of positive news for risk assets undermined demand for the safety of debt. U.S. 10-year yields climbed to the highest in a month as President Donald Trump signed a phase-one trade deal with China, averting the introduction of additional tariffs, while exit polls showed the Conservative Party winning the U.K election, paving the way for a Brexit deal. Australia’s 10-year yield surged the most in three years, while Japanese and South Korean bonds also declined. Treasuries declined across the curve, with the benchmark 10-year yield rising as much as five basis points to 1.95% after jumping 10 basis points on Thursday. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Nitish Meena on Unsplash
SelengkapnyaThe Federal Reserve left interest rates unchanged
12 Desember 2019The Federal Reserve left interest rates unchanged and signaled it would stay on hold through 2020, keeping it on the sidelines in an election year while also opening the possibility it might buy short-term coupon-bearing securities to ease money-market strain. The Treasury 10-year yields fell below 1.8%, the dollar declined and U.S. stocks edged higher. Powell spoke after the Federal Open Market Committee held the target range of the federal funds rate steady at 1.5% to 1.75% and its median forecast showed no rate change through next year. (Bloomberg) Bond and currency traders took a dovish message from the Fed"s policy decision, with markets moving up bets on the central bank’s next rate cut into 2020 from early the following year. Treasury rallied, pushing the 10-year yield down 5bps to 1.79%. The Bloomberg dollar index was down 0.35%, erasing its gains for 2019. (Bloomberg) China"s yuan traders are undaunted by Sunday’s looming start of fresh U.S. tariffs even as investors elsewhere are piling into protection. As President Donald Trump’s Dec. 15 deadline for more duties on Chinese imports draws closer, one-week risk reversals have been at their lowest since July. And while volatility gauges for the currency have jumped in the past week, they remain well below levels reached in August, when the yuan weakened through 7 per dollar for the first time since 2008 amid trade worries. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Vitaly Sacred on Unsplash
SelengkapnyaThe U.K. economy stagnated, marking three straight months without growth
11 Desember 2019The U.K. economy unexpectedly stagnated in October, marking three straight months without growth for the first time since 2009. Gross domestic product was unchanged following two consecutive months of decline, the Office for National Statistics said on Tuesday. Economists had forecast a 0.1% expansion. GDP rose just 0.7% from a year earlier, the smallest increase since June 2012. The services sector grew from September, as did manufacturing as stock building resumed ahead of the now-postponed Oct. 31 Brexit deadline. However, this was offset by lower oil production and the steepest drop in construction output since the beginning of 2018. (Bloomberg) The Federal Reserve is expected to conclude its December meeting on Wednesday afternoon by signaling it"s in no hurry to do anything to change its neutral stance on interest rates. But Fed Chairman Jerome Powell is likely to promise the central bank will do whatever is necessary to keep liquidity high and overnight lending rates steady at the end of the year, a time when the short-term lending market is typically under the most pressure. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Kid Circus on Unsplash
SelengkapnyaThe countdown to the U.K. election has entered its final days
10 Desember 2019The countdown to the U.K. election has entered its final days with Britons waiting to find out who will control the country"s departure from the European Union — an event that will have profound changes in Britain for decades to come. Prime Minister Boris Johnson remains the favorite to win on Thursday, although his lead has narrowed in opinion polls in recent weeks. Speaking to Sky News on Sunday, Johnson said he was nervous about the narrowing polls and said he and his Conservative Party were "fighting for every vote." The Conservatives" lead differs between polls but numbers over the last week have given the party a lead of between nine and 15 points ahead of its rival Labour. (CNBC) U.S. Government debt prices were higher and yields lower on Monday as investors monitor the latest development on U.S.-China trade and look ahead to the Federal Reserve meeting later this week. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was lower at around 1.8346%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at around 2.2695% (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by JJ Ying on Unsplash
SelengkapnyaPerancis: Trump kembali mengancam perang dagang baru dengan Brazil, Argentina, dan Perancis
09 Desember 2019Minggu II Desember 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Sentimen perang dagang dan rilis indikator manufaktur terkini di sejumlah negara memengaruhi kinerja pasar minggu lalu. lndeks pasar minggu lalu sempat tersungkur pasca komentar Presiden Trump yang ingin menunda kesepakatan dagang dengan China hingga pemilu presiden 2020 usai. Pemerintah AS sebelumnya menyatakan bahwa tarif impor baru akan dikenakan pada produk dari China senilai USD 160 miliar pada 15 Desember 2019, jika keduanya gagal mencapai kata sepakat. Pada perkembangan terbaru, Presiden Trump kembali menebar ancaman perang dagang terbaru dengan Brazil, Argentina, dan Perancis. Presiden Trump mengancam akan mengembalikan kenaikan tarif impor baja dan aluminium dari Brazil dan Argentina, karena dianggap mendevaluasi mata uangnya masing-masing secara masif. Hal ini dianggap merugikan para petani dan manufaktur AS dalam mengekspor produknya. Sementara kepada Perancis, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif impor hingga 100 persen pada produk asal Perancis senilai USD 2,4 miliar, diantaranya champagne, keju dan sejumlah produk mewah lainnya. Hal ini merespon keputusan Perancis yang mengenakan pajak penghasilan 3 persen atas perusahaan teknologi asal AS, termasuk bisnis iklan dan marketplace digital. Dari domestik, cadangan devisa Indonesia per Akhir November 2019 mencapai USD 126,6 miliar, stabil dibandingkan posisi buIan sebelumnya sebesar 126,7 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 buIan impor. Perkembangan cadangan devisa pada November 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penerimaan valas lainnya, dan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Dari ekonomi Jepang, pemerintah Jepang mengumumkan paket stimulus fiskal senilai JPY 13,2 triliun (USD 121 miliar) pada 5 Desember 2019, yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, membantu pemulihan dampak kerusakan bencana topan, dan melanjutkan investasi penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020. Paket stimulus terbesar sejak 2016 ini akan mencakup bantuan non tunai, pinjaman berbunga rendah untuk perusahaan dengan proyek infrastruktur, pelaksanaan jasa pelatihan kerja, subsidi UMKM, ekspansi pasar ekspor produk pertanian, serta bantuan perangkat komputer untuk sekolah umum. Indikator manufaktur Jepang-Jibun Bank Japan Manufacturing PMI naik dari level 48,4 ke level 48,9 di bulan November 2019. Permintaan ekspor dan produksi output menurun, membawa aktivitas manufaktur Jepang masih di zona kontraksi. Indeks prospek ekonomi-LEI Jepang turun ke level 91,8 (vs 92,0 prediksi pasar) di bulan Oktober 2019 dari level 91,9 di bulan sebelumnya. Perkembangan ini mengindikasikan prospek ekonomi Jepang yang melambat dalam 6- 12 bulan mendatang, menyusul dampak perang dagang dan keyakinan rumah tangga yang melemah. Dari ekonomi Eropa, indikator IHS Markit Eurozone Manufacturing PMI tercatat naik dari level 45,9 ke level 46,9 di bulan November 2019. Level PMI dibawah 50 menjadi indikasi kontraksi sektor manufaktur Eropa dalam 10 bulan terakhir, menyusul turunnya order baru, output produksi, order ekspor dan serapan tenaga kerja. Dari ekonomi China, indikator manufaktur China-Caixin Manufacturing PMI bulan November naik ke level 51,8 dari level bulan sebelumnya, 51.7. Ekspansi sektor manufaktur usaha kecil dan menengah tercatat terus terjadi dalam 4 buIan terakhir, didorong pertumbuhan output, order baru, serta pesanan ekspor yang naik untuk pertama kali dalam 1,5 tahun. Indikator Caixin China General Services PMI di bulan November 2019 naik ke level 53,5 (vs 52,7 konsensus) dari level 51,1 di buIan sebelumnya. Ekspansi sektor non manufaktur China ditopang pertumbuhan order baru, dan order ekspor yang diterima pebisnis. Dari sisi ekonomi AS, indikator ISM Manufacturing PMI buIan November 2019 turun ke level 48,1 dari level buIan Oktober 48,3, dan lebih rendah dari ekspektasi pasar 49,2. Hasil survey terhadap pelaku bisnis menunjukkan menurunnya order baru, permintaan ekspor baru dan serapan tenaga kerja di pasar. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sektor manufaktur AS masih berkontraksi. Indikator ISM Non-Manufacturing PMI di bulan November 2019 turun ke level 53,9 (vs 54,5 konsensus pasar) dari level 54,7 di bulan sebelumnya. Aktivitas sektor jasa AS tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan, meski order baru dan serapan tenaga kerja masih meningkat. Pada sisi kinerja perdagangan luar negeri, nilai ekspor (-0,2%) dan impor (-1,7%) AS di bulan Oktober 2019, menurun masing-masing mencapai USD 207,12 miliar dan USD 254,3 miliar. Hal ini membawa defisit perdagangan sebesar USD 47,2 miliar (vs defisit USD 48,7 miliar konsensus), menurun dibandingkan defisit bulan sebelumnya sebesar USD 51,1 miliar. Gap perdagangan ini menjadi yang terendah dalam 17 bulan. Di sektor manufaktur AS, order yang diterima pabrikan (factory orders) tumbuh 0,3% mom di bulan Oktober 2019, menyusul penurunan 0,8% mom di bulan September. Kenaikan permintaan terjadi pada kelompok produk perlengkapan transportasi, komputer dan elektronik, serta mesin. Di sektor tenaga kerja AS, serapan tenaga kerja non pertanian di buIan November 2019 mencapai 266 ribu posisi (vs 181 ribu proyeksi pasar), meningkat dari buIan sebelumnya sebesar 156 ribu posisi. Rerata 3 bulanan serapan tenaga kerja naik dari 189 ribu posisi menjadi 205 ribu posisi. Tingkat pengangguran AS menurun dari 3,6% menjadi 3,5%. Rerata pendapatan perjam yang diterima tenaga kerja tumbuh melambat dari 0,4% mom menjadi 0,2% mom. Sedangkan klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 30 November 2019) menurun 10 ribu aplikasi menjadi 203 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 217.750 aplikasi, atau lebih rendah 2 ribu aplikasi dari minggu sebelumnya. ADP Employment Report menunjukkan bahwa tambahan serapan tenaga kerja swasta AS non pertanian mencapai 67 ribu posisi di bulan November, lebih rendah dari serapan bulan sebelumnya sebesar 121 ribu posisi. Menurut ukuran usaha, usaha kecil menambah 11 ribu posisi, usaha menengah (+29 ribu posisi) dan usaha besar (+27 ribu posisi). Menurut sektor usaha, sektor industri mengurangi tenaga kerja sebanyak 18 ribu posisi, sedangkan sektor jasa menambah serapan sebanyak 85 ribu posisi. Pada pertemuan di Vienna, OPEC dan negara produsen non OPEC sepakat memangkas produksi lebih besar, dengan tambahan sebanyak 500 ribu barel/hari (bpd) hingga Maret 2020. Hal ini membawa total pemangkasan produksi mencapai 1,7 juta bpd. Arab Saudi sendiri menyatakan berencana memotong produksi secara sukarela hingga 400 ribu bpd, sehingga membawa potensi pemangkasan hingga 2,1 juta bpd. Minggu Ill Desember 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: NFIB Small Business Index, laju inflasi, FOMC rate decision, producer price index, penjualan retail, klaim tunjangan pengangguran mingguan. * Jepang: Tankan index, industrial production * China: Laju inflasi, producer price index, * EU: Industrial production, ECB rate decision * Indonesia: Penjualan otomotif Source: Danareksa Research Institute Photo by Reuben Mcfeeters on Unsplash
SelengkapnyaU.S. tariffs are hurting China’s exports as global demand is already weak
09 Desember 2019The unexpected drop in China’s exports in November shows one reason why the nation wants to agree on a phase one trade deal - U.S. tariffs are hurting China’s exports at a time when global demand is already weak. Total exports in November dropped 1.1% from a year ago, and to the U.S. they were down 23%, the customs administration said Sunday. That was the worst result for exports to the U.S. since February and the 12th straight monthly decline. (Bloomberg) The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, rose about 4 basis points to 1.8363% following the jobs report. The yield on the 30- year Treasury bond was also higher at around 2.2813%. The jobs market turned in a stellar performance in November, with nonfarm payrolls surging by 266,000 and the unemployment rate falling to 3.5%, according to Labor Department numbers released Friday. Those totals easily beat the Wall Street consensus. Economists surveyed by Dow Jones had been looking for solid job growth of 187,000 and saw the unemployment rate holding steady from October"s 3.6%. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ken Lawrence on Unsplash
SelengkapnyaThe U.S. trade deficit fell in October to its lowest level
06 Desember 2019Treasuries lacked a significant price catalyst Thursday as a sell-off during U.S. morning was partly faded over a subsequently muted session. The curve steepened slightly out to a 10-year sector with front-end yields cheaper by 1bp on the day. Minimal reaction to data or trade developments constrained futures and options activity. Negative Dow Jones headline on trade talks toward the end of the U.S. session unleashed a flurry of 10-year futures trades, although price action was muted. (Bloomberg) The U.S. trade deficit fell in October to its lowest level in more than a year as exports and imports both slid for the month, the Commerce Department said Thursday. The deficit tumbled 7.6% to $47.2 billion from a revised print of $51.1 billion for September. Economists polled by Dow Jones expected the U.S. trade deficit to narrow to $48.5 billion in October. Imports dropped by 1.7%, or $4.3 billion, to $254.3 billion. That decline was driven by fewer imports on products including cellphones, toys and games, and passenger cars. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Amadej Tauses on Unsplash
SelengkapnyaThe U.S. and China are closer to agreeing on tariffs
05 Desember 2019An unusual sense of tranquility has descended on China’s financial markets. The country’s stocks and government bonds have slowed to a crawl. The Shanghai Composite Index reached lows in volatility unseen in nearly two years, while the benchmark 10-year bond yield is moving in the narrowest range since 2012. And despite some drama for the yuan this week, implied volatility remains near the lowest since August. (Bloomberg) The U.S. and China are moving closer to agreeing on the number of tariffs that would be rolled back in a phase-one trade deal despite tensions over Hong Kong and Xinjiang, people familiar with the talks said. The people, who asked not to be identified, said that U.S. President Donald Trump’s comments Tuesday downplaying the urgency of a deal shouldn’t be understood to mean the talks were stalling, as he was speaking off the cuff. Recent U.S. legislation seeking to sanction Chinese officials over human- rights issues in Hong Kong and Xinjiang are unlikely to impact the talks, one person familiar with Beijing’s thinking said. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Sam Beasley on Unsplash
SelengkapnyaChina is hurtling toward another record year of onshore bond defaults
04 Desember 2019China is hurtling toward another record year of onshore bond defaults, testing the government’s ability to keep financial markets stable as the economy slows and companies struggle to cope with unprecedented levels of debt. At least 15 defaults since the start of November have pushed this year’s total to 120.4 bn yuan ($17.1 bn), within a hair’s breadth of the 121.9 bn yuan annual record in 2018. While the defaulted notes amount to a small sliver of China’s $4.4 tn onshore corporate bond market. (Bloomberg) President Donald Trump reminded financial markets that he’s comfortable heading into an election year using tariffs as his main tool of international economic leverage. “I don’t have a deadline,” Trump said Tuesday in London after being asked if he sees phase one of a trade deal with China concluding this year. “I like the idea of waiting until after the election for the China deal. But they want to make a deal now and we’ll see whether not the deal is going to be right.” (Bloomberg) Treasuries surged Tuesday, driving yields down the most since August, as investors braced for the risk of a protracted trade war that could weigh on growth and spur the Federal Reserve to cut rates again. The rally in the world’s biggest bond market took off after U.S. President Donald Trump said he’s willing to wait a year before striking a trade agreement with China. It marked the second straight day that yields rose in Asian and early European hours, only to tumble back on re-emerging trade concerns. (Bloomberg) Source: Danareksa Debt Research Photo by adi constantin on unsplash
SelengkapnyaU.S. reinstating tariffs on steel and aluminum from Argentina and Brazil
03 Desember 2019U.S. President Donald Trump said he is reinstating tariffs on steel and aluminum from Argentina and Brazil. The move amounts to retaliation against two nations that have become big suppliers of soybeans to China, grabbing market share away from the U.S. during Trump’s trade war. (Bloomberg) A private survey on Monday showed China’s manufacturing activity expanded more than expected in November as the Caixin/Markit manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) came in at 51.8. Caixin and IHS Markit said in a joint press release that the pace of improvement was the strongest since December 2016. The index was expected to have fallen to 51.4 in November from 51.7 in October, according to economists polled by Reuters. China’s official PMI was 50.2 in November, up from 49.3 in October to hit its highest level since March, China’s National Bureau of Statistics said on Saturday. (CNBC) China avoided measures related to trade in its first actions retaliating against the U.S. over a law supporting Hong Kong’s protesters, instead vowing to sanction some rights organizations and halt warship visits to the city. Chinese Foreign Ministry spokeswoman Hua Chunying told a news briefing Monday that U.S. groups targeted for sanctions included the National Endowment for Democracy, Human Rights Watch and FreedomHouse. Hua said that China would also suspend further Hong Kong port visits by U.S. Navy ships over the legislation. (Bloomberg) Source: Danareksa Debt Research Photo by Ant Rozetsky on Unsplash
SelengkapnyaDRI: Indeks kepercayaan konsumen (IKK) November 2019 meningkat dari bulan sebelumnya
02 Desember 2019Minggu I Desember 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Sentimen negatif mendominasi pergerakan bursa domestik dan regional minggu lalu. Tidak adanya kemajuan konkrit dalam negosiasi dagang AS-China membuat aksi jual mendominasi pasar. Di tengah minimnya pemicu positif pasar, trend melemah terlihat jelas pada kinerja indeks saham regional terutama IHSG. Kekhawatiran investor semakin memuncak, menyusul keputusan pemerintah AS yang mengesahkan undang-undang HAM dan Demokrasi Hongkong. Keputusan AS tersebut dianggap dapat menghambat tercapainya kesepakatan dagang tahap pertama dengan China. Dari domestik, indeks kepercayaan konsumen (IKK) terbitan Danareksa tercatat mencapai level 98,8 di bulan November 2019, atau sedikit meningkat dari level 97,7 di bulan sebelumnya. Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dan lapangan kerja mengalami kenaikan, seiring meredanya kekhawatiran konsumen atas naiknya harga bahan makanan, dan LPG di sejumlah daerah. lndeks rencana pembelian konsumen bergerak stabil ke level 204,6 (+10,9% yoy). Senada dengan IKK, indeks kepercayaan konsumen terhadap pemerintah (IKKP) juga terkerek ke level 114,9 (+0,7% mom), menyusul penurunan 0,9% di bulan sebelumnya. Mayoritas rumah tangga optimis terhadap kemampuan pemerintah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dari ekonomi Jepang, indikator ekonomi saat ini-CEI naik dari level 99,0 ke level 101,1, atau tertinggi dalam 4 buIan terakhir. Sedangkan indikator prospek ekonomi Jepang-LEI bertahan di level 91,9, atau level terendah sejak November 2009. Dampak perang dagang yang berkepanjangan dan turunnya keyakinan konsumen domestik membawa prospek ekonomi Jepang tumbuh lesu. Penjualan retail Jepang menurun 7,1% yoy (vs -4,4% yoy konsensus) di buIan Oktober. Sempat melonjak 9,2% di bulan sebelumnya, belanja konsumen menurun setelah pajak penjualan baru berlaku. Koreksi penjualan terjadi pada kelompok produk konsumen umum, dan kendaraan bermotor. Efektif 1 Oktober 2019, pajak penjualan di Jepang meningkat dari 8% menjadi 10%, dalam upaya mengatasi masalah utang pemerintah yang tinggi. Kenaikan ini dikhawatirkan membuat ekonomi Jepang tertekan akibat melambatnya pertumbuhan mesin utama konsumsi rumah tangga, ditengah lesunya ekspor dan produksi manufaktur. Output industri Jepang di buIan Oktober menurun 4,2% mom (vs -2,1% mom), menyusul kenaikan 1,7% mom di bulan sebelumnya. Secara tahunan, output industri tercatat 7,4% lebih rendah (vs+1,3% yoy bulan sebelumnya). Penurunan output produksi terjadi pada produk mesin, kendaraan bermotor. lndeks kepercayaan konsumen Jepang naik ke level 38,7 di bulan November 2019 dari level 36,2 di bulan sebelumnya, dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar 35,4. Penilaian konsumen terhadap kondisi ekonomi, didorong meningkatnya rencana pembelian barang tahan lama, pertumbuhan pendapatan, dan serapan tenaga kerja. Dari ekonomi China, indikator manufaktur-NBS Manufacturing PMI resmi terbitan pemerintah di bulan November 2019 tercatat naik signifikan ke level 50,2 dari bulan sebelumnya, 49,3. Level PMI November menjadi indikasi ekspansi manufaktur China pertama sejak April 2019, didorong pertumbuhan order baru dan aktivitas pembelian pabrikan. Sedangkan penjualan ekspor dan serapan tenaga kerja masih menurun. Ekonomi China yang melambat memengaruhi kinerja keuangan industri besar. Laba yang diperoleh perusahaan industri besar sepanjang 10 buIan terakhir turun 2,9% yoy menjadi CNY 5,02 triliun (vs -2,1% yoy periode Jan Sept"19). Tercatat sebanyak 11 sektor melaporkan penurunan laba, dari 41 industri yang disurvei. Dari sisi ekonomi AS, GDP AS Q3 2019 (2nd estimate) tumbuh 2,1% yoy, melambat dibandingkan Q2 2019 (+2,3% yoy) dan Q3 2018 (+3,1% yoy). Perbandingan dengan kinerja Q3 2018, pertumbuhan belanja rumah tangga (+2,5% yoy), investasi (+0,6% yoy), ekspor (+0,2% yoy), dan impor (+0,9% yoy) melambat, sedangkan kinerja belanja pemerintah tercatat tumbuh flat (+2,2% yoy). Di sektor konsumen, belanja konsumen bulan Oktober 2019 tumbuh 0,3% mom, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,2% mom, dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Sedangkan untuk pendapatan personal, cenderung tidak mengalami pertumbuhan (vs 0,3% mom ekspektasi). Indeks kepercayaan konsumen (IKK) terbitan The Conference Board bulan November 2019 turun ke level 125,5 dari level Oktober 126,1. Optimisme rumah tangga terhadap kondisi bisnis dan lapangan kerja saat ini menurun, namun mereka tetap meyakini prospek ekonomi AS yang lebih baik dalam jangka pendek. Di sektor perumahan, penjualan rumah tapak baru di AS turun 0,7% mom menjadi 733 ribu unit (SA annual rate) di buIan Oktober 2019, menyusul pertumbuhan 4,5% di bulan sebelumnya. Pada sisi kinerja perdagangan luar negeri, defisit neraca dagang AS di bulan Oktober mencapai USD 66,5 miliar (vs defisit USD 71,3 miliar konsensus), menyempit dari defisit bulan sebelumnya sebesar USD 70,5 miliar. Nilai ekspor AS mencapai USD 135,3 miliar (-0,66% mom) dan impor tercatat sebesar USD 201,8 miliar (-2,42% mom). Di sektor manufaktur AS, pesanan barang tahan lama (durable goods orders) yang diterima pabrikan AS tumbuh 0,6% mom (vs -0,8% mom konsensus) di bulan Oktober 2019, menyusul penurunan 1,4% mom di bulan sebelumnya. Kenaikan permintaan terjadi pada kelompok produk perlengkapan transportasi, produk metal, komputer dan elektronik, serta mesin. Di sektor tenaga kerja AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 23 November 2019) menurun 15 ribu aplikasi menjadi 213 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 219.750 aplikasi, atau lebih rendah 1.500 aplikasi. Minggu II Desember 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: ISM Manufacturing PMI, ADP employment report, average hourly earnings, klaim tunjangan pengangguran mingguan, factory orders Jepang: GDP Q3 2019, neraca perdagangan China: Caixin PMI, neraca perdagangan EU: Markit PMI, penjualan retail, GDP Q3 2019 Indonesia: Laju inflasi, cadangan devisa Sumber: Danareksa Research Institute Photo by Uray Zulfikar on Unsplash
SelengkapnyaThe Bank of Korea left its key interest rate unchanged Friday (Nov. 29)
29 November 2019ECB policymakers expect to tweak their inflation target in an upcoming review of their strategy but will struggle to go much further than that. The institution’s first fundamental assessment in 16 years might conclude with a goal of 2% -- instead of the current “below, but close to, 2%” which some governors worry risks leaving inflation too weak. (Bloomberg) The Bank of Korea left its key interest rate unchanged Friday, opting to preserve the policy room after two rate cuts this year to support an economy hurt by global trade tensions. South Korea’s central bank kept the seven-day repurchase rate at 1.25% in its last decision of the year, as expected. (Bloomberg) German inflation picked up more than expected in November to a five-month high, an encouraging sign for European Central Bank policymakers. Consumer prices rose 1.2% from a year earlier, compared with estimates for an acceleration to 1.1%. The improvement reflects higher costs for food and services, which offset a drag from energy and month-on-month slump in package holidays. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaChina to speed issuance of debt earmarked for infrastructure projects
28 November 2019China has ordered local governments to speed up the issuance of debt earmarked for infrastructure projects so that the proceeds can be invested early in 2020 to help shore up the slowing economy. All localities are required to allocate the recently issued “special bond” quota of 1 trillion yuan ($142 billion) “as soon as possible” to specific projects, the Ministry of Finance said in a statement late Wednesday. There were no details on when the sales will actually begin, or what the total quota for 2020 will be. (Bloomberg) Donald Trump signed a bill into law that expresses U.S. support for Hong Kong protesters, a move that will strain relations with China and further complicate the president’s effort to wind down his trade war with Beijing. Trump signed the measure on Wednesday, theWhite House said in a statement. (Bloomberg) After Hong Kong’s pro-democracy candidates scored a landslide win in local elections, Chinese state media called the results “skewed” and a “setback” for the city’s drive for democracy. Pan-democrats in Hong Kong won almost 90% of 452 district council seats in Sunday’s elections — widely seen as a barometer of public sentiment after months of social unrest in the special administrative region. The results were also a stinging rebuke to Beijing-backed chief executive Carrie Lam and her administration. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jared Murray on Unsplash
SelengkapnyaChina raised $6 billion in its latest bond
27 November 2019China raised $6 billion in its latest bond offering in the currency, after pulling in about $20 billion of investor orders for the sale, according to people familiar with the matter. The nation sold $1.5 billion of three-year notes, $2 billion apiece of five and 10-year notes and a $500 million 20-year tranche. The strong demand allowed the sovereign to cut pricing by 25 basis points on the shortest tranche to 35 basis points above U.S. Treasuries, according to a person with knowledge of the sale who isn’t authorized to speak publicly. (Bloomberg) U.S. President Donald Trump declared Tuesday that talks with China on the first phase of a trade deal were near completion after negotiators from both sides spoke by phone, signaling progress on an accord in the works for nearly two years. “We’re in the final throes of a very important deal,” Trump told reporters at the White House. “It’s going very well.” (Bloomberg) U.S. government debt prices rose on Tuesday as investors digested weaker-than-expected economic data and the latest development on U.S.-China trade. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was lower at around 1.7345%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at around 2.1731%. Consumer confidence dipped for a fourth straight month in November as economic conditions weaken towards the end of 2019. The index for consumer confidence came in at 125.5 this month, compared to a Dow Jones’ estimate of 126.6. (CNBC) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Nuno Alberto on Unsplash
SelengkapnyaAksi moneter sejumlah bank sentral di Asia menopang kinerja indeks pasar
25 November 2019Minggu IV November 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Sentimen negatif mendominasi pergerakan bursa domestik dan regional minggu lalu. Aksi moneter sejumlah bank sentral di kawasan Asia menjadi penopang kinerja indeks pasar, ditengah isu ketidakpastian perang dagang. Pernyataan para pejabat AS dan China yang kontradiktif, menciptakan kebingungan di pasar. Bahkan kekhawatiran pelaku pasar bertambah, pasca Senat AS meloloskan RUU HAM dan Demokrasi Hongkong, yang diprotes China sebagai upaya AS mencampuri urusan dalam negeri China dan mendukung aksi para demonstran di Hongkong. Ketidakpastian penyelesaian negosiasi dagang kedua negara menjadi semakin meningkat. Penyelesaian negosiasi diprediksi berlanjut pada tahun 2020, seiring keinginan keras China agar AS menghapus tarif impor yang saat ini berlaku. Dari domestik, Bank Indonesia mempertahankan kebijakan bunga acuan-7DRR seperti yang diperkirakan pelaku pasar. Pada RDG Bank Indonesia 20-21 November 2019, otoritas moneter menahan bunga acuan di level 5,0 persen, dengan bunga deposit facility dan lending facility masing-masing bertahan pada 4,25 persen dan 5,75 persen. Ditengah ekonomi global yang melambat, kebijakan ini ditempuh dengan pertimbangan laju inflasi yang terkendali, stabilitas eksternal yang terjaga, serta dalam upaya mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi domestik. Bank Indonesia juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps, masing-masing menjadi 5,5 persen dan 4,0 persen, dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0 persen, dan berlaku efektif pada 2 Januari 2020. Kebijakan ini ditempuh guna menambah ketersediaan likuiditas perbankan dalam meningkatkan pembiayaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dari ekonomi Jepang, nilai ekspor di bulan Oktober 2019 menurun 9,2% yoy menjadi JPY 6,58 triliun, sedangkan impor melemah 14,8% yoy menjadi JPY 6,56 triliun. Dampak perang dagang dan lesunya permintaan domestik membawa neraca dagang surplus JPY 17,3 miliar dari defisit JPY 124,8 miliar dibulan sebelumnya. lndikator dini manufaktur- Jibun Bank Japan Manufacturing PMI bulan November sedikit naik ke level 48,6 dari level final Oktober 48,4. Kontraksi aktivitas manufaktur Jepang dalam 7 bulan berturut-turut terjadi sejalan dengan turunnya order baru, output produksi, dan permintaan ekspor. Dari ekonomi China, otoritas moneter-People"s Bank of China (PBOC) secara mengejutkan memangkas bunga acuan jangka pendek-7 days reverse repo sebesar 5 bps dari 2,55 persen menjadi 2,50 persen pada 18 November 2019. Penurunan ini menjadi yang pertama dalam 4 tahun, dengan tujuan mendorong kembali ekonomi China yang melambat. Hal ini menyusul keputusan PBOC yang sebelumnya memangkas bunga pinjaman medium-term lending facility (MLF). Di sektor investasi, investasi asing langsung (FDI) yang masuk ke China tumbuh 6,6% yoy menjadi CNY 752,41 miliar untuk periode Jan-Okt 2019. Dari ekonomi Eropa, indikator flash PMI untuk kawasan Eropa, yang masih bertahan dibawah level 50. PMI manufaktur November sedikit naik dari level 45,9 ke level 46,6. Momentum pertumbuhan manufaktur Eropa menurun akibat lemahnya pesanan baru yang diterima bisnis. Dari sisi ekonomi AS, indikator ekonomi terkini AS-CEI terbitan The Conference Board stabil di level 106,5 pada buIan Oktober, menyusul kenaikan 0,1% di buIan sebelumnya. Sedangkan indikator prospek ekonomi-LEI menurun 0,1% ke level 111,7, pasca melemah 0,2% di buIan September dan Agustus 2019. Hal ini mengindikasikan potensi pertumbuhan ekonomi AS yang makin melambat, seiring lesunya order baru yang diterima pabrikan, dan rerata mingguan pendapatan per jam tenaga kerja. lndikator NAHB Housing Market Index di buIan November sedikit menurun ke level 70 dari level buIan sebelumnya, 71 dan ekspektasi pasar di level yang sama. Optimisme pengembang perumahan AS relatif terjaga, ditopang ekspektasi penjualan rumah yang meningkat dalam 6 bulan mendatang. Sektor perumahan AS mencatat kinerja yang meningkat di bulan Oktober 2019. Pembangunan rumah baru (housing starts) tumbuh 3,8% mom mencapai 1,314 juta unit (SA annual rate), menyusul penurunan 7,9% di buIan sebelumnya. Sementara untuk izin mendirikan bangunan (building permits) meningkat 5,0% mom menjadi 1,461 juta unit, atau tertinggi dalam 12 tahun. Secara tahunan, pembangunan rumah baru dan izin mendirikan bangunan tumbuh 8,5% dan 14,1%, didorong melesatnya permintaan dan pembangunan rumah tinggal baru. Penjualan stok rumah AS (existing home sales) di buIan Oktober 2019 tumbuh 1,9% mom menjadi 5,46 juta unit (SA annual rate), ditopang kuatnya pertumbuhan permintaan rumah tapak sebesar 2,1%. Median harga rumah di AS meningkat 6,2% yoy menjadi USD 270.900. Notulensi FOMC Oktober 2019 memberikan sinyal bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga acuan FFR dalam waktu dekat. The Fed akan terus memonitor perkembangan sejumlah indikator utamanya seperti kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi dan perkembangan kondisi ekonomi dan keuangan global. Di sektor manufaktur, indikator flash IHS Markit US Manufacturing PMI November naik ke level 52,2 dari level final bulan Oktober 51,3. Ekspansi sektor manufaktur AS ditopang oleh melonjaknya pertumbuhan output produksi. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 16 November 2019) relatif stabil sebanyak 227 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya meningkat 3.500 aplikasi menjadi 221 ribu aplikasi. Kondisi ini menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang solid. Minggu I Desember 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain * USA: GDP Q3 2019 (2nd estimate), personal income and outlays, PCE price index, durable goods orders, new home sales, pending home sales, consumer confidence, ISM Manufacturing PMI * Jepang: Output industri, penjualan retail, consumer confidence, Jibun Bank Japan PMI * China: NBS PMI, Caixin PMI, profit industri * EU: Business climate, consumer confidence, Markit PMI, inflasi * Indonesia: Danareksa consumer confidence, Markit PMI Sumber: Danareksa Research Institute (DRI), PT Danareksa (Persero) Photo by Christian Wiediger on Unsplash
SelengkapnyaStocks in Asia were set for a mixed start to the trading week
25 November 2019Stocks in Asia were set for a mixed start to the trading week as investors monitored the latest on U.S.-China trade. Currencies saw muted moves in early trading. Futures edged up on equities in Japan and Australia, while Hong Kong contracts ticked lower. On the docket this week: Federal Reserve Chairman Jerome Powell speaks on Monday, U.S. consumer spending data is due Wednesday. (Bloomberg) Hong Kong’s pro-democracy candidates are set to win a majority of district council seats after a record number of people cast ballots on Sunday, the first opportunity to vote after months of increasingly violent protests. Pro-democracy candidates made huge gains, according to the South China Morning Post, while RTHK said the early count suggested a “landslide” win for the group. More than 2.94 million people, or roughly 71% of the financial hub’s electorate, were said to have voted. The results will have a knock-on effect on the Legislative Council elections next year, which draws candidates from among successful district councilors. (Bloomberg) China said it will raise penalties on violations of intellectual property rights in an attempt to address one of the sticking points in trade talks with the U.S. The country will also look into lowering the threshold for criminal punishment for those who steal IP, according to guidelines issued by the government on Sunday. The U.S. wants China to commit to cracking down on IP theft and stop forcing U.S. companies to hand over their commercial secrets as a condition of doing business there. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Service Photo by Dan Freeman on Unsplash
SelengkapnyaU.S. Government debt prices were lower and yields higher on Thursday (Nov.21)
22 November 2019House Democrats and the Trump administration did not come to a deal on moving forward with the United States-Mexico-Canada Agreement during a meeting on Thursday. Lawmakers and the White House have worked for weeks to resolve Democratic concerns about enforcement tools for labor and environmental standards under the deal, known as the United States-Mexico-Canada Agreement. Leaving a meeting with House Speaker Nancy Pelosi and U.S. Trade Representative Robert Lighthizer, House Ways and means Committee Chairman Richard Neal said the sides made progress but did not strike a final agreement. (CNBC) U.S. government debt prices were lower and yields higher on Thursday amid further uncertainty over U.S.-China trade. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was higher at around 1.7772%, while the yield on the 30-year Treasury bond also rose to around 2.2346%. U.S. and Chinese officials had raised prospects of signing a phase one trade deal in a few weeks" time, but the Wall Street Journal reported Wednesday, citing former Trump administration officials, that ongoing U.S.-China trade talks could hit an impasse. (CNBC) Time may have run out on what once looked like the Treasury market’s trade of the year: Investors are abandoning positions for a steeper curve amid the longest stretch of flattening in more than a year. The gap between two- and 10-year yields has shrunk about 10 bps since early last week. The move has reversed this month’s widening, which had extended a trend in place since late August. (Bloomberg) source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Jean Carlo Emer on Unsplash
SelengkapnyaIndonesia’s central bank is expected to hit the pause button
21 November 2019After almost two years of negotiations and escalations, trade negotiators from the U.S. and China are making progress in key areas even as concerns grow that efforts to nail down the first phase of a broader deal are stalling. Some people close to the talks described them as being in a sensitive, make-or-break stage and caution that what President Donald Trump proclaimed as a done deal a month ago, sending U.S. stocks soaring to records, could still easily fall apart. (Bloomberg) Indonesia’s central bank is expected to hit the pause button after four straight interest-rate cuts, as policymakers use additional instruments to help stoke growth in Southeast Asia’s largest economy. With the U.S. Federal Reserve expected to be on a prolonged hold after three rate cuts this year, central banks in emerging markets are getting some breathing space. Twenty-one of the 31 economists surveyed by Bloomberg predict Bank Indonesia will leave its key rate unchanged at 5% on Thursday, while the rest forecast a 25 basis-point cut. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaMarket focus is largely attuned to global trade developments
20 November 2019The near-deal between the U.S. and China that fell apart six months ago is now being used as the benchmark to decide how much tariffs should be rolled back in the initial phase of a broader trade agreement. The two sides are discussing linking the size of tariff rollbacks to the preliminary terms set in that failed May deal (Bloomberg) The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was slightly lower at around 1.7817%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also lower at around 2.2527%. Market focus is largely attuned to global trade developments, as investors await clearer news on whether the U.S. and China will reach a preliminary accord to end a protracted dispute. (CNBC) Deep in the government compound in Beijing, China’s State Council was in session, debating a complicated proposal to help struggling domestic companies. The cabinet meeting took place late in May, days after U.S. President Donald Trump heaped yet more tariffs on China’s exports and restricted the sale of goods to Huawei Technologies Co. On this day though, officials were grappling not over the fallout from the trade war, but how to tackle a home-grown adversary: about $35 trillion in corporate, household and sovereign debt. (Bloomberg) Source: Danareksa Research Institute Photo by Annie Spratt on Unsplash
SelengkapnyaNilai Ekspor Indonesia naik 5,9% di Oktober 2019
18 November 2019Minggu Ill November 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Rilis data ekonomi Jepang dan China yang menunjukkan sinyal berlanjutnya perlambatan ekonomi, dan ketidakpastian perkembangan kesepakatan dagang AS-China menjadi sentimen negatif yang menekan kinerja pasar regional minggu lalu. Dari domestik, nilai ekspor (+5,9% mom) dan impor (+3,6% mom) Indonesia di bulan Oktober 2019, masing masing naik ke level USD 14,9 miliar dan USD 14,7 miliar, yang membawa neraca perdagangan surplus USD 161,3 juta. Surplus Oktober melebihi median ekspektasi pasar yaitu defisit USD 300 juta. Secara tahunan, ekspor dan impor masih mengalami kontraksi masing-masing sebesar 6,1% dan 16,4%. Dari ekonomi Jepang, GDP Q3 2019 tumbuh 0,1% qoq (vs 0,2% qoq konsensus), melambat dibandingkan 0,4% qoq di kuartal sebelumnya. Secara tahunan, GDP Jepang tumbuh melambat dari 1,8 persen (Q2 2019) menjadi 0,2 persen pada Q3 2019. Lesunya ekonomi global menekan kinerja ekspor, dan konsumsi domestik cenderung melambat. Harga barang dan jasa di tingkat produsen Jepang (producer price index) menurun 0,4% yoy di buIan Oktober 2019, menyusul penurunan 1,1% yoy di buIan sebelumnya. lndikator belanja modal-Japan core machinery orders di bulan September turun 2,9% mom, menyusul penurunan 2,4% mom di bulan sebelumnya. Seiring kontraksi aktivitas manufaktur Jepang, belanja modal perusahaan juga ikut tergerus. Dari ekonomi China, data National Bureau of Statistics (NBS) menunjukkan perkembangan ekonomi China yang terus menurun. lnvestasi aset tetap China tumbuh 5,2% ytd/y (vs 5,4% konsensus) pada periode Januari-Oktober 2019. Output industri bulan Oktober tumbuh 4,7% yoy (vs 5,5% konsensus), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,8% yoy. Penjualan retail Oktober tumbuh lesu dari 7,8% yoy, menjadi 7,2% yoy (vs 7,8% yoy konsensus). Tingkat pengangguran menurun dari 5,2% menjadi 5,1%. Dari sisi ekonomi AS, penjualan retail di bulan Oktober 2019 meningkat 0,3% mom (vs 0,2% mom konsensus), menyusul penurunan 0,3% mom di bulan sebelumnya. Belanja konsumen atas produk kendaraan bermotor, BBM, serta makanan dan minuman tercatat tumbuh lebih tinggi. Namun secara tahunan, pertumbuhan belanja retail melambat dari 4,1% yoy menjadi 3,1% yoy. Di sektor manufaktur, output industri AS kembali menurun dari -0,3% mom menjadi -0,8% mom, terutama sektor manufaktur dan pertambangan. Kontraksi manufaktur terjadi pada industri kendaraan bermotor yang sempat dilanda pemogokan. Utilitas kapasitas industri AS juga menurun dari 77,5% menjadi 76,7%, terendah sejak September 2017. Indikator NFIB Small Business Optimism Index di buIan Oktober naik 0,6 poin ke level 102,4 (vs 103,5 ekspektasi pasar). Optimisme pebisnis skala kecil dan menengah cenderung solid dan meningkat. Serapan tenaga kerja dan kompensasi tercatat mengalami kenaikan. Para pebisnis juga berencana menambah belanja modalnya di periode mendatang. Tingkat inflasi AS mencatat kenaikan diatas prediksi pasar. Di bulan Oktober 2019, tingkat harga konsumen naik 0,4% mom (vs +0,3% mom konsensus), lebih cepat dari bulan sebelumnya yang cenderung flat. Secara tahunan, laju inflasi naik dari 1,7% yoy menjadi 1,8% yoy. Harga komponen makanan dan jasa kesehatan tercatat meningkat pesat, sementara relatif stabil untuk komponen perumahan, dan jasa transportasi. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 9 November 2019) meningkat 14 ribu aplikasi menjadi 225 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 217 ribu aplikasi, atau lebih tinggi 1.750 aplikasi dari minggu sebelumnya. Selanjutnya harga barang dan jasa di tingkat produsen (producer price index) naik 0,4% mom di buIan Oktober, pasca menurun 0,3% mom di buIan sebelumnya. Secara tahunan, harga produsen tumbuh 1,1% yoy, kenaikan terendah dalam 3 tahun. Minggu IV November 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Notulensi FOMC The Fed, Flash PMI, NAHB Housing Market Index, Building Permits, Housing Starts, Existing Home Sales, Leading Index Jepang: Flash PMI, Ekspor-lmpor EU: Flash PMI, Consumer Confidence China: Flash PMI, Loan Prime Rate (1Y & SY) Indonesia: Bank Indonesia 7DRR Source: Danareksa Research Institute. Photo by Shaah Shahidh on Unsplash
SelengkapnyaThe portion of funds owned by foreign parties in the capital market reaches 50 percent.
13 November 2019President Donald Trump said the U.S. will increase tariffs on China in case the first step of a broader agreement isn’t reached. “If we don’t make a deal, we’re going to substantially raise those tariffs,” he said Tuesday in a speech to the Economic Club of New York. “They’re going to be raised very substantially. And that’s going to be true for other countries that mistreat us too.” (Bloomberg) U.S. government debt yields ticked lower Tuesday afternoon after President Donald Trump rekindled his vocal criticism of Beijing, calling the Chinese "cheaters" though he blamed America"s trade deficit on past U.S. leaders. The yield on the benchmark 10-year Treasury note, which moves inversely to price, was little changed at 1.92%, while the yield on the 30-year Treasury bond was also stagnant at 2.406%. (CNBC) Deputy Governor of Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto revealed the reason for the central bank"s difficulty in cutting interest rates. When interest rates are low, more parties are borrowing money and spending more money, which will increase the risk. In addition, according to Erwin, BI also determined a sizeable portion of funds from other parties in Government Securities (SBN), which was 37 percent. Likewise, the portion of funds owned by foreign parties in the capital market reaches 50 percent. (CNN Indonesia) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Robert Almonte on Unsplash
SelengkapnyaBoth the U.S. and China had agreed to roll back tariffs in phases
12 November 2019Emerging-market stocks gained for a fifth straight week, the longest winning streak since July, while currencies halted a five-week advance amid muddied trade messages. Developing-nation assets rose early in the week as both the U.S. and China said they had agreed to roll back tariffs in phases, but the mood soured on Friday after President Donald Trump said the U.S. hasn’t agreed to do so. (Bloomberg) The U.S.-China trade war reignited the debate over which developing countries in Asia could take over the mantle of the world’s workshop. The front-runners? India and Indonesia. India tops the export-potential ranking thanks to its vast population. The second up is Indonesia, followed by much-touted Vietnam. (Bloomberg) The European Central Bank started its second round of corporate bond purchases by purchasing in a week an amount that analysts expected it to buy in a month. The central bank bought almost 2.8 billion euros ($3 billion) of company debt securities in the week to Nov. 8. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Adi Constantin on Unsplash
SelengkapnyaEmerging-market stocks gained for a fifth straight week, the longest winning streak
11 November 2019Emerging-market stocks gained for a fifth straight week, the longest winning streak since July, while currencies halted a five-week advance amid muddied trade messages. Developing-nation assets rose early in the week as both the U.S. and China said they had agreed to roll back tariffs in phases, but the mood soured on Friday after President Donald Trump said the U.S. hasn’t agreed to do so. (Bloomberg) U.S. Treasuries reversed losses after Donald Trump downplayed the amount of progress made in trade negotiations with China, saying he hasn’t agreed to roll back all tariffs. Bonds reached session highs on a burst of volume following Trump’s remarks, driving yields on 10-year notes as low as 1.89% from around 1.92% when he spoke. Yields dropped across the curve Friday. Even still, the Treasury market is poised for the biggest weekly sell-off in about a month. For the week, the 10-year rate is up 19 basis points, spurred by optimism about the trade talks. (Bloomberg) Japan’s benchmark bond yields may climb to zero should the global debt sell-off intensify, but they’d be unlikely to stay positive for too long. Having been hostage to moves in overseas markets over the past few weeks, local yields will probably fall back under the weight of the Bank of Japan’s negative interest-rate policy. Benchmark 10-year JGB yields jumped the most in six years last week to -0.065%, as growing optimism over a partial U.S.- China trade deal diminished the appeal of havens. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by markus-Spiske in Unsplash
SelengkapnyaSinyal positif kesepakatan dagang AS-China mempengaruhi perdagangan bursa regional
11 November 2019Minggu II November 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Publikasi data GDP Q3 2019 dan indikator manufaktur PMI sejumlah negara menjadi sentimen utama penggerak pasar minggu lalu. Sinyal positif kesepakatan dagang AS-China turut mewarnai arah perdagangan di bursa regional. Dari domestik, ekonomi Indonesia Q3 2019 tumbuh 5,02% yoy, melambat dibandingkan Q2 2019 (+5,05% yoy) dan Q3 2018 (+5,17% yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh permintaan domestik yang tetap terjaga dan kinerja sektor eksternal yang sedikit membaik, meski permintaan global dan harga komoditas global sedang menurun. Dibandingkan Q3 2018, semua komponen GDP pada sisi pengeluaran melambat. Konsumsi rumah tangga dan investasi tumbuh solid masing-masing sebesar 5,01% yoy dan 4,21% yoy. Belanja pemerintah tumbuh melemah 0,98% yoy, dan ekspor sedikit membaik sebesar 0,02% yoy. Posisi cadangan devisa Indonesia per Oktober 2019 mencapai USD 126,7 miliar, lebih tinggi dari posisi September 2019 sebesar USD 124,3 miliar. Posisi cadangan devisa Oktober 2019 setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 buIan impor. Kenaikan cadangan devisa bersumber dari penerbitan global bond pemerintah, penerimaan devisa migas dan valas lainnya. Seperti diketahui bahwa pemerintah pada Oktober 2019 menerbitkan global bond senilai USD 1 miliar dan Euro senilai 1 miliar Euro. Dari ekonomi China, People"s Bank of China (PBOC) memangkas bunga pinjaman jangka menengah-one-year MLF loans (medium-term lending facility) sebesar 5 bps menjadi 3,25 persen pada November 2019, atau penurunan pertama sejak awal 2016. Laju inflasi bulanan China di buIan Oktober 2019 mencapai 0,9% mom, flat seperti buIan sebelumnya. Harga bahan makanan masih mencatat kenaikan tinggi, yang membawa inflasi tahunan meningkat menjadi 3,8% yoy, dari 3,0% yoy di bulan sebelumnya. Nilai ekspor dan impor China di bulan Oktober mencetak nilai yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Ekspor dan impor masing-masing turun 0,9% yoy dan 6,4% yoy, yang membawa surplus neraca dagang Oktober melebar menjadi USD 42,81 miliar (vs USD 40,83 miliar konsensus), dari surplus September USD 39,7 miliar. Dari ekonomi Eropa, GDP Eropa Q3 2019 tumbuh 1,1% yoy, melambat dari Q2 2019 (+1,2% yoy), atau tercatat menjadi pertumbuhan paling rendah sejak Q4 2013. European Commission memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Eropa dari 1,2% menjadi 1,1% di tahun 2019, menyusul ketidakpastian konflik dagang, risiko geopolitik, pelemahan sektor manufaktur dan Brexit. Untuk tahun 2020 dan 2021, ekonomi Eropa diproyeksi tumbuh hanya 1,2%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,4%. Penjualan retail kawasan Eropa tumbuh 0,1% mom di buIan September 2019, lebih rendah dari buIan sebelumnya sebesar 0,6%, dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenaikan penjualan terjadi pada kelompok produk farmasi dan obat media, serta belanja online dan internet. Sedangkan penjualan kelompok produk komputer, buku, tekstil, pakaian dan alas kaki mengalami penurunan. Indikator manufaktur-lHS Markit Uni Eropa di bulan Oktober 2019 sedikit membaik ke level 45,9 dari level 45,7 di bulan sebelumnya. Kontraksi sektor manufaktur EU masih terjadi menyusul turunnya order baru, output produksi, dan penjualan ekspor. Dari ekonomi AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 2 November 2019) menurun 8 ribu aplikasi menjadi 211 ribu aplikasi, level terendah dalam 4 minggu. Rerata 4 mingguannya mencapai 215.250 aplikasi, sedikit meningkat 250 aplikasi dari minggu sebelumnya. Indikator non manufaktur-lSM non manufacturing PMI meningkat ke level 54,7 di bulan Oktober 2019 (vs level 53,5 konsensus) dari level 52,6 di bulan sebelumnya. Ekspansi sektor jasa di dorong akselerasi pertumbuhan order baru, serapan tenaga kerja dan aktivitas bisnis. Pesanan yang diterima pabrikan AS (factory orders) menurun 0,6% mom (vs -0,5% mom ekspektasi) di bulan September 2019, setelah di bulan sebelumnya juga turun 0,1% mom. Lemahnya permintaan terjadi pada kelompok produk perlengkapan transportasi seperti pesawat terbang, serta kelompok komputer dan elektronik. Nilai ekspor (-0,9% mom) dan impor AS (-1,7% mom) di bulan September menurun masing-masing ke level USD 206 miliar dan USD 258,4 miliar. Perkembangan ini membawa defisit dagang menjadi USD 52,5 miliar, menyempit dari buIan sebelumnya sebesar USD 55 miliar. Defisit dagang ini menjadi terendah dalam 5 bulan. Minggu Ill November 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Laju inflasi, output industri, penjualan retail Jepang: GDP Q3 2019, core machinery orders EU: Output industri, neraca perdagangan luar negeri China: Output industri, penjualan retail, investasi aset tetap Indonesia: Neraca perdagangan Source: Danareksa Research Institute
SelengkapnyaThe Bank of England will probably keep interest rates on hold
07 November 2019The Bank of England will probably keep interest rates on hold and cut its growth and inflation forecasts as Brexit questions continue to plague the economy. The Monetary Policy Committee compiled its forecasts -- which will be published alongside the rate decision at noon on Thursday -- against a backdrop of political chaos, lackluster economic growth and no clarity on how the U.K.’s divorce from the European Union will be resolved. Economists expect the benchmark interest rate to remain unchanged at 0.75%. The central bank’s quarterly analysis, re-named the Monetary Policy Report, will likely contain hints as to how officials are interpreting the latest Brexit developments. (Bloomberg) President Donald Trump and Chinese President Xi Jinping’s meeting to sign an interim trade deal could be delayed until December as the two parties look to agree on the terms and venue. Last month, the Trump and Xi administrations started working to finalize a “phase one” trade agreement that was to be signed at a Chile summit that was canceled for unrelated issues. (CNBC) Pefindo has affirmed its “idBBB” rating for PT Inka Multi Solusi (IKMS) and its “idBBB(sy)” rating for IKMS’ Medium-Term Notes (MTN) Sharia Mudharabah Year 2017. We revised the outlook for the corporate rating to “stable” from “negative”. The revised in outlook is based on our expectation that its financial leverage ratios will improve over the next 12-18 months, following stronger realization from its backlog orders. (Pefindo) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaThe U.S. Treasury’s cash balance rose to the highest since October 2016
04 November 2019The U.S. Treasury’s cash balance rose to $435 billion as of Oct. 31, the highest since October 2016, according to data released Friday. That was an increase of $34 billion from its level the previous day. The Treasury department’s cash balance is parked with the U.S. central bank, and increases in it have are generally matched by decreases in the balances of other institutions with deposits at the Federal Reserve -- in other words, banks. So while the Fed is currently seeking to bolster bank reserves, an increase in the Treasury’s cash balance could potentially be weighing against this. In its most recent financing estimates, the Treasury said it was assuming a cash balance at the end of this year of $410 billion. (Bloomberg) China said Friday that it has reached a consensus with the U.S. in principle after a phone call among high-level trade negotiators this week. The Chinese Ministry of Commerce said Vice Premier Liu He had a phone call with U.S. Trade Representative Robert Lighthizer and Treasury Secretary Steven Mnuchin on Friday. It said the two sides conducted “serious and constructive” discussions on “core” trade points and talked about arrangements for the next round of talks. (CNBC) After the latest announcement on reduction in banks’ reserve requirement due in December, the Philippine central bank is taking a pause in monetary easing, according to Governor Benjamin Diokno. “We’ve done more than enough for the year,” he says Philippine central bank cut its key rate by 25bps for the 3rd time this year in September, bringing it to 4%. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
Selengkapnya[DRI M1-Nov-2019] BPS : Laju inflasi Oktober 2019 mencapai 0,02% mom
04 November 2019Minggu 1 November 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Minggu lalu, rilis laporan keuangan kuartalan (earnings season) emiten masih menjadi tema sentral pergerakan pasar domestik dan regional. Di samping itu, para pelaku pasar mencermati perkembangan terbaru kebijakan moneter sejumlah bank sentral, indikator manufaktur PMI negara partner, dan data GDP serta ketenagakerjaan AS. Perkembangan terkini Brexit menunjukkan bahwa lnggris akan mengadakan pemilu di bulan Desember untuk pertama kalinya sejak 1923 dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan Brexit. Anggota parlemen dari berbagai partai sepakat untuk mengadakan jajak pendapat nasional pada 12 Desember 2019. Terkait perang dagang AS China, Departemen Perdagangan AS menyatakan akan mempertimbangkan perpanjangan pengecualian implementasi tarif impor dari China untuk sejumlah barang senilai USD 34 miliar. Rencana ini menambah sinyal positif tercapainya kesepakatan dagang tahap pertama di antara kedua negara. Dari domestik, BPS mengumumkan laju inflasi Oktober yang tercatat mencapai 0,02% mom, atau secara tahunan stabil di level 3,13% yoy. Tekanan inflasi bulanan ini lebih rendah dari konsensus pasar sebesar 0,17% mom, didorong turunnya harga kelompok bahan makanan dan transportasi, akselerasi harga kelompok makanan jadi, serta melambatnya kenaikan komponen inflasi yang lain. Indikator manufaktur-lHS Markit PMI di buIan Oktober 2019 turun ke level 47,7 dari level 49,1 di buIan sebelumnya. Level PMI berada di bawah level 50 dalam 4 bulan terakhir, menandakan kontraksi manufaktur Indonesia masih terjadi, menyusul turunnya order baru, penjualan ekspor, dan serapan tenaga kerja industri. Dari ekonomi China, indikator manufaktur PMI terbitan pemerintah anjlok ke level 49,3 di buIan Oktober dari level 49,8 di bulan sebelumnya. Level PMI di bawah 50 telah bertahan selama 6 bulan terakhir, yang menandakan kontraksi sektor manufaktur, seiring melemahnya order baru, permintaan ekspor dan serapan tenaga kerja. Hal senada juga terlihat pada indikator non manufaktur PMI yang turun dari level 53,7 ke level 52,8. Melambatnya aktivitas sektor jasa juga didorong lesunya order baru yang diterima perusahaan, permintaan ekspor baru, dan serapan tenaga kerja. Indikator manufaktur China lainnya-Caixin Manufacturing PMI meningkat di bulan Oktober 2019 ke level 51,7 dari level 51,4. Ekspansi manufaktur menengah China didorong membaiknya order baru yang diterima pabrikan, dan permintaan ekspor yang pulih. Di sisi ekonomi Jepang, indikator Jibun Bank Manufacturing PMI menurun dari level 48,9 ke level 48,4 di bulan Oktober 2019. Kontraksi sektor manufaktur Jepang yang bertahan selama 6 bulan terakhir, disebabkan menurunnya permintaan ekspor baru, order baru dan output produksi perusahaan. Output industri Jepang meningkat 1,4% mom di bulan September, menyusul penurunan 1,2% mom di bulan sebelumnya. Output produksi meningkat pada kelompok produk mesin produksi, perlengkapan transportasi dan mesin listrik. Indeks keyakinan konsumen Jepang di bulan Oktober bergerak membaik, dengan naik ke level 36,2 dari level 35,6 di bulan September. Membaiknya kepercayaan konsumen ini didorong naiknya rencana pembelian barang tahan lama, lapangan kerja, dan pertumbuhan pendapatan. Di sektor moneter, Bank of Japan (BOJ) mempertahankan bunga acuan jangka pendek pada level minus 0,1 persen pada pertemuan Oktober 2019. BOJ menahan target yields untuk obligasi pemerintah 10 tahun di kisaran nol persen. Nilai pembelian obligasi pemerintah diperkirakan stabil sebesar 80 triliun yen setahun, serta pembelian aset ETFs dan Japan REITs meningkat menjadi 6 triliun Yen dan 90 miliar Yen setahun. Dari ekonomi AS, GDP AS Q3 2019 tumbuh 2,0% yoy, melambat dibandingkan Q2 2019 (+2,3% yoy) dan Q3 2018 (+3,1 % yoy). Perbandingan dengan kinerja Q3 2019, pertumbuhan belanja rumah tangga (+2,5% yoy), investasi (+0,2% yoy), ekspor (+0,1% yoy), dan impor (+0,8% yoy) melambat, sedangkan kinerja belanja pemerintah tercatat membaik (+2,3% yoy). The Fed menurunkan tingkat bunga acuan FFR sebesar 25 bps menjadi 1,50-1,75 persen pada pertemuan Oktober 2019. Pemangkasan ketiga ini mempertimbangkan laju inflasi yang stagnan dan prospek ekonomi AS ke depan. The Fed juga memberikan sinyal bahwa penurunan kali ini menjadi yang terakhir ditahun ini. Indeks keyakinan konsumen AS terbitan The Conference Board bulan Oktober menurun ke level 125,9 dari level sebelumnya 126,3. Penurunan ini didorong kekhawatiran konsumen AS terhadap prospek bisnis dan lapangan kerja di masa datang. Pertumbuhan pendapatan personal (personal income) masyarakat AS melambat dari 0,5% mom menjadi 0,3% mom di bulan September 2019. Sementara belanja personal (personal spending) cenderung tumbuh stagnan sebesar 0,2% mom. Di sektor tenaga kerja, klaim tunjangan pengangguran AS (per 26 Oktober 2019) naik 5 ribu aplikasi menjadi 218 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya menurun 500 aplikasi menjadi 214.750 aplikasi. ADP National Employment Report memperlihatkan serapan tenaga kerja swasta AS di bulan September mencapai 125 ribu posisi (vs 93 ribu posisi Agustus 2019). Sektor jasa menyerap tambahan tenaga kerja hingga 138 ribu posisi, sementara sektor manufaktur mengurangi 13 ribu posisi tenaga kerja. Serapan tenaga kerja AS non pertanian (nonfarm payrolls) di bulan Oktober naik 128 ribu posisi (vs 89 ribu posisi ekspektasi), menyusul tambahan 180 ribu posisi di bulan sebelumnya. Kenaikan serapan tenaga kerja terjadi pada sektor jasa makanan dan minuman, bantuan sosial, dan jasa keuangan. Sedangkan sektor manufaktur tercatat masih menurun. Rerata pendapatan per jam yang diperoleh tenaga kerja meningkat 0,2% mom, setelah flat di bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran Oktober naik dari 3,5 persen menjadi 3,6 persen. Indikator ISM Manufacturing PMI bergerak membaik di bulan Oktober ke level 48,3 dari level 47,8 di bulan September. Aktivitas manufaktur AS mulai menunjukkan perbaikan meski masih berkontraksi, didorong pulihnya order baru yang diterima pabrikan, permintaan ekspor baru, dan serapan tenaga kerja. Pada sektor perumahan AS, kontrak penjualan rumah (pending home sales) naik 3,9% yoy di bulan September 2019, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 1,4%. Kenaikan ini ditopang bunga KPR yang relatif rendah. Minggu II November 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain: USA: Durable goods orders, factory orders, JOLTS job openings, klaim tunjangan pengangguran mingguan Jepang: Core machinery orders, LEI, CEI EU: Markit PMI, penjualan retail China: Ekspor-impor, laju inflasi, money supply Indonesia: GDP Q3 2019, cadangan devisa, BOP Source: Danareksa Research Institute Photo by Shot by Cerqueira on Unsplash
SelengkapnyaStocks in Asia looked set to gain after U.S. equities rose
31 Oktober 2019The International summit where Trump and Xi were planning to sign a trade deal has been suddenly canceled. The cancellation was due to protests, according to Chilean President Sebastian Pinera. Trump and Xi were scheduled to meet at the APEC summit to discuss a possible “phase one” deal that the two countries are close to finalizing. (CNBC) Stocks in Asia looked set to gain after U.S. equities rose to a fresh record high following the Federal Reserve’s decision to cut interest rates and indicate it is unlikely to move in either direction any time soon. Treasuries gained and the S&P 500 turned higher when Powell said rate hikes won’t occur as long as inflation remains persistently cool. The offshore yuan climbed. (Bloomberg) The U.S. Justice Department has struck a deal with fugitive financier Jho Low to recoup almost a billion dollars looted from Malaysian investment fund 1MDB, in what would be the biggest recovery from a decade-old anti-corruption crackdown. The 1MDB global corruption scandal has toppled a government, ensnared Goldman Sachs and set off investigations across the globe. The deal, if approved by a federal judge, would help resolve forfeiture cases tied to Low, who prosecutors say orchestrated the theft of more than $4 billion from 1MDB that ended up paying for a private jet, a superyacht, mansions, diamonds, and even Hollywood movie productions. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Markus Spiske on Unsplash
SelengkapnyaThe U.K. will hold an emergency election in six weeks’ time
30 Oktober 2019The U.K. will hold an emergency election in six weeks’ time, in a critical poll that will shape the country’s destiny for decades to come. Prime Minister Boris Johnson won backing in Parliament to trigger the snap vote in an attempt to resolve the Brexit crisis that has paralyzed the country’s politics, weighed on its economy and left its citizens angry and divided. (Bloomberg) The Federal Reserve’s actions over the past six weeks have quelled turbulence in funding markets, but as policymakers gather in Washington it’s still not clear what their long-term plans are for stepping into this vital corner of the financial system. (Bloomberg) Johnson eventually won the necessary backing in Parliament for the vote in an attempt to resolve the Brexit crisis that has paralyzed the country’s politics, weighed on its economy, and left its citizens angry and divided. The vote on Dec. 12 will be the third time the U.K. has gone to the polls to choose a new government in four-and-a-half years. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt Research
SelengkapnyaDanareksa Government Bonds Yield Index turun 3.10bps dari 6.987% menjadi 6.956%
29 Oktober 2019Danareksa government bonds yield index turun 3.10bps dari 6.987% menjadi 6.956% AS akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengecualian tarif tertentu pada $ 34 miliar barang impor dari China karena kedua negara berupaya menuju perjanjian perdagangan, Kantor Perwakilan Perdagangan AS mengatakan pada hari Senin. Hampir 1.000 produk dibebaskan dari tarif Juli 2018, dan pengecualian itu akan berakhir pada 28 Desember. Transaksi obligasi Pemerintah tercatat sebesar Rp17.19 triliun, dan dinominasi oleh tenor pendek (< 5 tahun). Angka tersebut turun dibandingan dengan volume transaksi sebelumnya sebesar Rp20.62 triliun namun angka tersebut lebih rendah dari rata-rata YTD tahun ini sebesar Rp18.16 triliun. Sementara itu, total volume obligasi korporasi tercatat sebesar Rp1424.69 miliar yang didominasi oleh tenor menengah (5-15 tahun). Volume transaksi tersebut meningkat dibandingkan dengan volume hari sebelumnya sebesar Rp1012.95 miliar namun lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahun ini sebesar Rp1044.25 miliar. Nilai tukar Rupiah menguat 0.07% terhadap US Dollar, dari 14,038 menjadi 14,028 sedangkan IHSG meningkat 0.21% dari 6,252 menjadi 6,265. FR0078 yield mengalami penurunan by 5.00bps dari 7.062% menjadi 7.012% sementara itu yield RI28 meningkat sebesar 2.0bps dari 2.937% menjadi 2.957%. Harga brent mengalami penurunan dari 61.48 menjadi 60.99 USD per barrel sementara harga WTI Cushing Crude Oil Spot turun dari 56.46 menjadi 55.81 USD per barrel. Source: Danareksa Sekuritas Debt Research Photo by Ifan Bima on Unsplash
SelengkapnyaDRI M5-Okt-2019: Kebijakan moneter sejumlah bank sentral turut memengaruhi kinerja pasar.
28 Oktober 2019Minggu V Oktober 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Minggu lalu, musim rilis laporan keuangan kuartalan (earnings season) emiten menjadi penggerak utama bursa domestik dan regional. Di sisi ekonomi, publikasi indikator perkembangan dini manufaktur-flash PMI, dan kebijakan moneter sejumlah bank sentral turut memengaruhi kinerja pasar. Para pelaku pasar juga mencermati perkembangan negosiasi AS-China dan Brexit. Penandatangan kesepakatan dagang tahap pertama AS-China diharapkan terjadi pada pertemuan APEC pertengahan November mendatang. Sedangkan penolakan parlemen lnggris atas proposal Brexit yang diajukan pemerintah, membuat ketidakpastian meningkat. Perpanjangan deadline Brexit dan pemilu lnggris menjadi kemungkinan lanjutan atas perkembangan ini. Dari domestik, Bank Indonesia pada RDG Oktober 2019 memangkas kembali bunga acuan-7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,00%, dengan bunga deposit facility dan lending facility turun masing-masing menjadi 4,25% dan 5,75%. Kebijakan ini ditempuh dengan pertimbangan prospek inflasi yang terkendali, imbal hasil keuangan domestik yang tetap menarik, dan upaya antisipasi untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik ditengah ekonomi global yang melambat. Dari ekonomi Jepang, ekspor dan impor di bulan September 2019 masing-masing menurun -5,2% yoy (vs -4,0 % konsensus) dan -1,5% yoy (vs -2,8% yoy konsensus) menjadi JPY 6,37 triliun dan JPY 6,49 triliun. Perkembangan ini membawa neraca perdagangan Jepang berubah menjadi defisit JPY 123 miliar, dari sebelumnya surplus JPY 124,1 miliar di bulan Agustus. Lesunya permintaan global dan dampak perang dagang AS-China berdampak pada penurunan ekspor Jepang selama 10 buIan berturut-turut. Indikator dini manufaktur-Jibun Bank Manufacturing PMI turun ke level 48,5 di bulan Oktober, dari level final September 48,9. Kontraksi sektor manufaktur Jepang disebabkan lesunya permintaan ekspor, menurunnya order baru dan output produksi. Dari ekonomi China, otoritas moneter China mempertahankan tingkat bunga pinjaman-/oan prime rate (LPR) 1 tahun pada level 4,20% di bulan Oktober, menyusul pemangkasan 0,05% di bulan sebelumnya. Sementara untuk LPR 5 tahun juga bertahan pada level 4,85%. Dari ekonomi Eropa, indikator manufaktur dini-lHS Markit PMI stabil pada level 45,7 di bulan Oktober 2019. Kontraksi sektor manufaktur Eropa masih terjadi menyusul penurunan pada penerimaan order baru, ekspor, dan output produksi. Bank sentral Eropa-ECB mempertahankan kebijakan bunga acuan yang saat ini berlaku. Bunga acuan-refinancing rate, marginal lending facility dan deposit rate ditahan masing-masing pada level O persen, 0,25 persen dan -0,5 persen. Kebijakan ini diperkirakan masih akan berjalan hingga laju inflasi aktual mendekati target sebesar 2 persen dalam jangka menengah. ECB juga melakukan kebijakan pembelian aset dan surat berharga-Governing Council"s asset purchase programme (APP), sebesar 20 miliar Euro per bulan, yang dimulai pada 1 November 2019. Dari ekonomi AS, penjualan stok rumah (existing home sales) turun 2,2% mom menjadi 5,38 juta unit di bulan September 2019 (vs 5,45 juta ekspektasi pasar). Penjualan rumah tapak mengalami penurunan, sementara untuk kondominium meningkat. Sementara, penjualan rumah tapak baru (new home sales) di AS sedikit menurun 0,7% mom (+15,5% yoy) di bulan September 2019 menjadi 701 ribu unit (SA annual rate), atau sejalan dengan ekspektasi pasar. Median harga rumah baru turun 8,8% yoy menjadi USD 299,4 ribu. Indikator manufaktur AS dini-lHS Markit Manufacturing PMI bulan Oktober naik ke level 51,5 dari level final PMI September 51,1. Perkembangan ini menjadi kenaikan moderat manufaktur AS dalam 6 bulan terakhir, didorong akselerasi pertumbuhan output, order baru dan serapan tenaga kerja. Pesanan barang tahan lama yang diterima pabrikan AS (durable goods orde,)turun 1,1% mom (vs -0,8% mom konsensus) di buIan September 2019, menyusul kenaikan 0,3% mom di buIan sebelumnya. Hal ini terkait dengan turunnya permintaan produk perlengkapan transportasi, produk metal, elektronik dan komputer. Klaim tunjangan pengangguran mingguan AS (per 19 Oktober 2019) turun sebanyak 6 ribu aplikasi menjadi 212 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 215 ribu aplikasi, sedikit menurun 750 aplikasi dari minggu sebelumnya. Minggu I November 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: lndeks kepercayaan konsumen Conference Board, pending home sales, ADP employment change, GDP Q3 2019, PCE Index, FOMC meeting, personal income and spending, ISM Manufacturing PMI, klaim tunjangan pengangguran mingguan, tingkat pengangguran, factory orders. Jepang: Industrial production, Jibun Bank PMI, indeks kepercayaan konsumen, EU: Business climate, GDP Q3 2019, laju inflasi, Markit PMI China: Manufacturing PMI, Caixin PMI Indonesia: lndeks kepercayaan konsumen Danareksa, laju inflasi Oktober 2019, Markit PMI
SelengkapnyaEp 26: Indonesia’s Vision 2045. Interview DRI dengan Channel News Asia
25 Oktober 2019Chief Economist Danareksa Research Institute, Moekti Prasetiani Soejachmoen, PhD diwawancarai oleh Channel News Asia baru baru ini, sehubungan dengan terpilihnya kembali Presiden Jokowi, dengan target menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi 5 besar dunia pada 2045. Berikut petikan interview tersebut, yang disarikan dari laman Channel News Asia. President Jokowi entered his second and last term in office with the aim of making Indonesia the world’s fourth largest economy by 2045. But with the continuing US-China trade war, deteriorating global outlook, growing trade deficits, rising conservatism and a widening rift in the Indonesian society, is he still on track to achieve his ‘Vision Indonesia 2045? Read more here or at https://www.channelnewsasia.com/news/video-on-demand/insight-fy1920/indonesia-s-vision-2045-12032542 Source: Channelnewsasia.com
SelengkapnyaDebt Research: A wave of nationalism sweeping the Chinese mainland could be bad news for Western brands
24 Oktober 2019A wave of nationalism sweeping the Chinese mainland could be bad news for Western brands. A yearlong trade war has stoked a surge in Chinese nationalism and anti-American sentiment that’s increasingly bleeding into marketing decisions and consumer buying habits. Companies such as Apple have seen market share in the country dwindle, while American brands have rushed to issue public apologies after some of their products ran afoul of Beijing’s political sensitivities. (Bloomberg) The European Union left Boris Johnson hanging on Wednesday night as officials in Brussels debated whether to grant him a third extension to the Brexit process. EU ambassadors meeting in the Belgian capital agreed that they should accept the British prime minister’s request for more time, but couldn’t settle on how long he will get. The French are pushing for a tight deadline of Nov. 15 while many other countries want to give the U.K. the three months it has asked for. (Bloomberg) President Donald Trump said he is lifting recently imposed sanctions against Turkey after the country complied with a cease-fire agreement with Kurdish forces in Syria. The U.S. originally imposed sanctions on Turkey on Oct. 14, including penalties against three government ministers. Now, Trump’s decision on sanctions — and the assertion that his approach to Turkey was a success — is likely to reignite the bipartisan criticism that came to a head after the administration’s decision to withdraw forces from northern Syria, exposing U.S.-allied Kurdish fighters to attack by Turkey. (Bloomberg) Photo by Zachary Keimig on Unsplash
SelengkapnyaDRI M4-Okt-2019: Kemajuan negosiasi Brexit menjadi salah satu penggerak utama mayoritas pasar
22 Oktober 2019Minggu IV Oktober 2019 Minggu lalu, rilis kinerja perdagangan luar negeri, laju inflasi, dan output industri (baik domestik maupun negara partner), pertumbuhan ekonomi China, serta kemajuan negosiasi Brexit menjadi penggerak utama mayoritas pasar. Rilis ekonomi ini melengkapi aksi investor yang menantikan publikasi laporan keuangan emiten kuartalan. Dari domestik, BPS merilis kinerja perdagangan luar negeri Indonesia di bulan September 2019. Nilai ekspor Indonesia turun 1,3% mom mencapai USD 14,1 miliar, dan impor tercatat naik 0,6% mom menjadi USD 14,3 miliar. Kenaikan impor diatas ekspor membawa neraca dagang September kembali defisit USD 160,5 juta, lebih rendah dari surplus USD 112,4 juta di bulan sebelumnya, dan meleset dari konsensus pasar sebesar surplus USD 124 juta. Dari ekonomi Jepang, harga barang dan jasa di tingkat konsumen Jepang tidak mengalami perubahan secara bulanan (+0,0% mom) pada September 2019. Secara tahunan, laju inflasi melambat dari 0,3% yoy menjadi 0,2% yoy, atau level terendah dalam 7 buIan. Harga komponen makanan meningkat pesat, sementara penurunan harga komponen non makanan terus berlanjut. Dari ekonomi China, pertumbuhan ekonomi China Q3 2019 melambat menjadi 6,0% yoy (vs 6,1% konsensus), dari 6,2% di kuartal sebelumnya. Capaian ini menjadi yang terendah sejak Q1 1992, seiring lesunya permintaan global, dan dampak perang dagang dengan AS. Di sektor industri, output industri bulan September tumbuh 5,8% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan 4,4% di bulan sebelumnya. Output sektor manufaktur dan pertambangan meningkat, sementara sektor utilitas relatif stabil. lnvestasi aset tetap tumbuh 5,4% menjadi CNY 46,12 triliun pada periode Jan-Sept 2019, pasca tumbuh 5,5% pada periode sebelumnya. Selanjutnya di sektor retail, penjualan retail September naik 7,8% yoy, menyusul kenaikan 7,5% yoy di bulan sebelumnya. Belanja retail meningkat untuk kelompok produk kosmetik, perlengkapan rumah tangga, furnitur, dan alat telekomunikasi. Kinerja perdagangan luar negeri China di bulan September 2019 meleset dari ekspektasi pasar. Nilai ekspor (- 3,2% yoy vs -3,0% konsensus) dan impor (-8,5% yoy vs -5,2% konsensus) China, masing-masing mencapai USD 218,12 miliar dan USD 178.47 miliar. Hal ini membawa surplus perdagangan melebar dari USD 30,26 miliar menjadi USD 39,65 miliar (vs USD 33,3 miliar konsensus). Laju inflasi bulanan China mencapai 0,9% mom pada September 2019, menyusul kenaikan 0,7% mom di bulan sebelumnya. Secara tahunan, tekanan inflasi meningkat dari 2,8% yoy menjadi 3,0% yoy, seiring melonjaknya harga komponen makanan (+11,2%). Sementara harga komponen non makanan naik pada tingkat yang lebih rendah (+0,2%). Dari ekonomi Eropa, laju inflasi bulanan mencapai 0,2% mom pada September 2019, menyusul kenaikan 0,1% mom di bulan sebelumnya. Harga komponen energi menurun, sementara harga komponen makanan naik lebih lambat. Hal ini membawa tingkat inflasi tahunan kawasan Eropa melambat dari 1,0 persen menjadi 0,8 persen. Output industri EU meningkat 0,4% mom di bulan Agustus 2019, pasca turun 0,4% mom di bulan sebelumnya. Output produksi untuk produk antara dan barang modal meningkat, sementara menurun pada produk energi, dan barang konsumsi tahan lama. Secara tahunan, output industri EU masih berkontraksi 2,8% yoy, menyusul penurunan 2,1% yoy di buIan sebelumnya, atau menjadi penurunan berturut-turut dalam 10 buIan terakhir. Dari ekonomi AS, indikator ekonomi saat ini-CEI flat di level 106,4, sementara indikator prospek ekonomi-LEI menurun 0,1% ke level 111,9 pada bulan September 2019. Perkembangan ini menunjukkan ekonomi AS saat ini dan prospeknya tumbuh melambat seiring dampak perang dagang. Ketidakpastian yang menekan ekspektasi bisnis membawa sektor industri terutama manufaktur menurun. Penjualan retail AS turun 0,3% mom di bulan September 2019, pasca kenaikan 0,6% mom di bulan sebelumnya. Penurunan bulanan pertama sejak Februari lalu, disebabkan lesunya penjualan kendaraan bermotor, bahan bangunan, dan belanja online. Secara tahunan, penjualan retail AS tumbuh melambat dari 4,4% yoy menjadi 4,1% yoy. Di sektor perumahan AS, indikator NAHB Housing Market Index bulan Oktober naik dari level 68 ke level 71, atau level tertinggi sejak Februari 2018. Keyakinan pebisnis dan pengembang real estat AS membaik, seiring naiknya optimisme penjualan rumah tinggal saat ini dan ekspektasi meningkatnya calon pembeli prospektif di masa datang. lndikator izin mendirikan bangunan (building permits) turun sebesar 2,7% mom (vs-26% mom konsensus) menjadi 1,387 juta unit (SA annual rate). Perizinan untuk segmen rumah tapak meningkat, sementara untuk apartemen tercatat lebih rendah. Sementara untuk pembangunan rumah baru (housing starts) menurun 9,4% mom menjadi 1,256 juta unit (SA annual rate), atau dibawah ekspektasi pasar sebesar 1,320 juta unit. Pembangunan rumah tapak menanjak, sedangkan menurun untuk apartemen. Klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 12 Oktober 2019) meningkat sebanyak 12 ribu aplikasi menjadi 214 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya naik seribu aplikasi menjadi 214.750 aplikasi dari minggu sebelumnya. Di sektor industri, output industri AS turun 0,4% mom di buIan September, menyusul kenaikan 0,8% mom di bulan sebelumnya. Sektor manufaktur dan pertambangan mencatat penurunan output, sementara sektor utilitas masih meningkat. Minggu V Oktober 2019. Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Existing home sales, durable goods order, new home sales, Markit US PMI, klaim tunjangan pengangguran mingguan Jepang: Ekspor-impor, Jibun Bank PMI EU: lndeks keyakinan konsumen, Markit EU PMI, ECB benchmark rate China: Loan prime rate Indonesia: Bank Indonesia 7DRR All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in retrieval systems, or transmitted, in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise, without the prior written permission of Danareksa Research Institute.
SelengkapnyaDebt Research: Boris Johnson was thwarted by a cross-party group of politicians
21 Oktober 2019U.K. Prime Minister Boris Johnson was thwarted by a cross-party group of politicians. They voted to postpone the “meaningful vote” on his new divorce deal. They also forced him to ask Brussels for an extension to the current Oct. 31 Brexit deadline. (CNBC) As finance ministers and central bankers from around the globe met at annual meetings in Washington. They discussed the synchronized slowdown across almost 90% of the world economy, but with a little agreement on how to best approach it. Senior minister in Singapore"s government, warned of "profound uncertainty" and of denial over the scale of problems facing policymakers, while billionaire hedge-fund founder Ray Dalio said the economy is in a "great sag." With the central bankers low on ammunition, the IMF said there is little room for policy errors. Here"s a rundown of what was discussed. (Bloomberg) Stocks headed for a cautious start to the week ahead of a slew of earnings reports, with U.S. equities continuing to flirt with all-time highs as earnings season heads into full swing. Elsewhere, the pound dropped after Boris Johnson failed to win parliamentary support for his Brexit deal. The dollar ended last week near the lowest level since July. Meanwhile, crude dipped 0.3% to $53.78 on Friday, and gold was at $1,490.05 an ounce. (Bloomberg)
SelengkapnyaDRI M3-Okt-2019: Perkembangan Negosiasi Dagang AS-China Menjadi Perhatian Utama
14 Oktober 2019Minggu III Oktober 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. Danareksa Research Institue (DRI) merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut: Minggu lalu, perkembangan negosiasi dagang AS-China dan drama yang menyertainya, menjadi perhatian utama pasar. Terkait publikasi ekonomi, rilis terbaru utamanya terkait dengan laju inflasi dan indikator sentimen (pebisnis dan konsumen) di sejumlah negara. Dari domestik, penjualan retail Indonesia di buIan Agustus 2019 menurun 2,1% mom (+1,1% yoy), menyusul penurunan -5,3% mom (+2,4% yoy). Lesunya penjualan retail terjadi pada kelompok produk makanan minuman, pakaian, BBM, dan perlengkapan telekomunikasi. Dari ekonomi China, indikator Caixin China General Composite PMI di bulan September naik ke level 51,9 dari level 51,6 di bulan sebelumnya. Sektor manufaktur tercatat membaik (PMI pada level 51,4 vs 50,4 Agustus), sementara PMI sektor jasa menurun (PMI pada level 51,3 vs 52,1 Agustus). Pesanan baru yang diterima industri dan serapan tenaga kerja meningkat, sedangkan penjualan ekspor masih menurun. Dari ekonomi Jepang, belanja rumah tangga masyarakat tumbuh 1,0% yoy (vs 1,2% konsensus) di bulan Agustus, menyusul kenaikan 0,8% yoy di bulan sebelumnya. Peningkatan ini menjadi kenaikan tahunan dalam 9 bulan berturut-turut. Kenaikan konsumsi rumah tangga terjadi pada produk furniture, perlengkapan rumah tangga, pakaian, dan alas kaki. lndikator Japan core machinery orders di bulan Agustus 2019 menurun 2,4% mom, menyusul penurunan 6,6% mom di bulan sebelumnya, atau sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar -2,5% mom. Penurunan permintaan lebih banyak terjadi pada sektor non manufaktur. Secara tahunan, indikator ini menyusut 14,5% (vs -10,8% yoy ekspektasi pasar). Pada perkembangan harga, harga barang dan jasa di tingkat produsen Jepang turun 1,1% yoy di bulan September, setelah di bulan sebelumnya juga tercatat 0,9% lebih rendah. Kelompok produk yang mencatat penurunan harga antara lain produk minyak, bahan kimia, dan logam, sementara harga makanan dan minuman naik pada level yang lebih lambat. Dari Eropa, indikator Sentix Investor Confidence di bulan Oktober 2019 turun ke level -16,8 dari level -11,1, atau level terendah sejak April 2013. Keyakinan para investor dan analis atas prospek ekonomi Eropa 6 buIan mendatang mengalami penurunan. Dari ekonomi AS, indikator NFIB Small Business Optimism Index buIan September 2019 turun ke level 101,8 dari level Agustus 103,1. Optimisme pebisnis usaha kecil dan menengah tergerus, seiring ketidakpastian perkembangan perang dagang. Mayoritas pebisnis menyatakan akan menunda komitmen belanja dan investasi hingga risiko ketidakpastian mereda. Nilai penyaluran kredit konsumsi AS meningkat sebanyak USD 17,9 miliar di buIan Agustus 2019 (vs USD 15,3 miliar ekspektasi pasar). Penyaluran pinjaman untuk pendidikan dan kendaraan tercatat meningkat, sementara untuk pinjaman kartu kredit menurun. lndeks keyakinan konsumen AS terbitan University of Michigan naik ke level 96 di bulan Oktober dari level 93,2 di buIan sebelumnya. Penilaian konsumen yang membaik atas kondisi ekonomi dan ekspektasinya ke depan membawa IKK meningkat melebihi prediksi pasar pada level 92. Harga barang dan jasa di tingkat konsumen AS tidak mengalami kenaikan (+0,0% mom) pada bulan September 2019, menyusul kenaikan 0,1% mom di bulan sebelumnya. Hal ini terjadi akibat kombinasi kenaikan harga pada kelompok makanan dan perumahan, dan penurunan harga pada kelompok energi dan kendaraan bekas. Secara tahunan, laju inflasi stabil pada level 1,7% yoy (vs 1,8% yoy konsensus), seperti bulan sebelumnya. Di sektor tenaga kerja, klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 5 Oktober 2019) menurun sebanyak 10 ribu aplikasi menjadi 210 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya mencapai 213.750 aplikasi, atau lebih tinggi seribu aplikasi dari minggu sebelumnya. Selanjutnya, data JOLT memperlihatkan bahwa jumlah penawaran lowongan kerja di AS sedikit menurun di bulan Agustus 2019. Penawaran kerja mencapai 7,051 juta posisi (vs 7,191 juta posisi), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 7,174 juta posisi. Penurunan terjadi pada sektor manufaktur produk tahan lama dan informasi. Jumlah penerimaan menurun menjadi 5,8 juta posisi, dan PHK sedikit berubah menjadi 5,6 juta posisi. Notulensi rapat The Fed bulan September 2019 menunjukkan bahwa eskalasi perang dagang, perlambatan pertumbuhan global, dan perkembangan lain seperti Brexit, menjadi perhatian khusus The Fed. The Fed juga berpendapat bahwa konsensus pasar cenderung sangat optimis terhadap besaran pemangkasan bunga acuan ke depan. Jelang pembicaraan lanjutan AS-China minggu lalu, pemerintah AS memasukkan tambahan 28 perusahaan China dalam daftar hitam (Entity List), yang membatasi mereka berbisnis dengan perusahaan AS. Pemerintah AS beralasan hal tersebut terkait dugaan pelanggaran HAM atas minoritas muslim di China, yang membuat eskalasi hubungan dagang kedua negara makin meningkat. Akhir minggu lalu, Presiden Trump menyatakan bahwa AS-China telah mencapai kesepakatan awal, dan diikuti pengumuman penundaan kenaikan tarif impor dari China, memberikan energi positif bagi pergerakan pasar. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, China dikabarkan akan mengimpor produk pertanian AS setidaknya dengan nilai USD 40-50 miliar. Seperti diketahui pada awal bulan ini, AS menunda pengenaan kenaikan tarif impor (dari 25% menjadi 30%) atas produk China senilai USD 250 miliar, selama 2 minggu hingga 15 Oktober, dan dijadwalkan menerapkan tambahan 15% untuk impor produk dari China senilai USD 160 miliar pada 15 Desember mendatang. Minggu IV Oktober 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Penjualan retail, NAHB Housing Market Index, building permits, housing starts, klaim tunjangan pengangguran mingguan Jepang: Industrial production, ekspor-impor EU: Industrial production, inflasi, ekspor-impor China: Ekspor-impor, FDI, inflasi, industrial production, penjualan retail Indonesia: Ekspor impor, penjualan otomotif All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in retrieval systems, or transmitted, in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise, without the prior written permission of Danareksa Research Institute. Photo by jonathan-riley in Unsplash.
SelengkapnyaDebt Research: Asian stocks looked set to start the week with gains
14 Oktober 2019Asian stocks looked set to start the week with gains. Signs of progress in U.S.-China trade negotiations lifted American equities Friday and sent Treasury yields higher, though sentiment may be capped as investors voiced skepticism on the accord. The pound retreated as European Union negotiators put another dent in Brexit optimism. (Bloomberg) U.K. Prime Minister Boris Johnson told his Cabinet on Sunday that a Brexit deal can be achieved, but EU negotiators didn’t seem to agree: They rather bluntly warned that his plans are not yet good enough to be the basis for an agreement. That warning seemed to echo the mood in Brussels. Chief EU Brexit negotiator Michel Barnier briefed the bloc’s government envoys that talks had not made enough progress, according to two officials familiar with the matter. (Bloomberg) President Donald Trump is ordering the remaining US forces out of northern Syria, Defense Secretary Mark Esper said Sunday, a development that has paralyzed the fight against ISIS and ceded US and Kurdish battlefield gains to Moscow and Damascus. "We have American forces likely caught between two opposing, advancing armies and it"s a very untenable situation. I spoke with the President last night, after discussions with the rest of the national security team, and he directed that we begin a deliberate withdrawal of forces from northern Syria," Esper said on CBS. (CNN)
SelengkapnyaDebt Research: Trump optimistic on trade talks
11 Oktober 2019President Donald Trump gave an optimistic read on Thursday’s trade talks between the U.S. and China as the world’s two largest economies try to end a damaging trade war. “I think it’s going really well. I will say, I think it’s going really well,” the president. “So we had a very, very good negotiation with China. They’ll be speaking a little bit later, but they’re basically wrapping it up and we’re going to see them tomorrow right here.” (Bloomberg) Asian stocks looked set to gain as U.S.-China trade talks progressed into a second day. Treasury yields jumped, U.S. equities climbed and futures rose in Tokyo, Sydney and Hong Kong. Ten-year Treasury yields rose to 1.67%, while the yuan climbed and the dollar declined. Elsewhere, the pound touched the highest level in two weeks against the greenback after U.K. and Irish leaders said that there may be a possible “pathway” to a Brexit deal. Crude rose after OPEC Secretary-General Mohammad Barkindo said members and allies including Russia will do “whatever it takes” to prevent another oil slump as the global economy weakens. Gold fell 0.8% to $1,493.28 an ounce. (Bloomberg) Debt Reserch, PT Danareksa Sekuritas Photo by David Everett Strickler on Unsplash
SelengkapnyaDebt Research: U.S. and China were expected to sit down in Washington
10 Oktober 2019Senior trade negotiators for the U.S. and China were expected to sit down in Washington Thursday and Friday, but their talks may be cut down to one day and they are not expected to make much headway. The hope was that the talks would at least result in a postponement of new tariffs, set to take effect next week.(Bloomberg) Turkey launched a military ground incursion into northeastern Syria to force U.S.- backed Kurdish militants controlling the border area away from the region, the Defense Ministry said. The move comes after President Donald Trump ordered U.S. forces to stand aside, in a dramatic reversal of policy. The Turkish military carried out the incursion together with allied Syrian rebels in an effort to seize areas to the south of the frontier towns; armored vehicles and tanks crossed into Syria after F-16s and artillery units targeted positions of Kurdish YPG militants earlier Wednesday. Turkey has been fighting versions of the Kurdish People’s Protection Units, or YPG, for 35 years. The renewed conflict has sparked concerns that chaos in Syria could lead to a jihadist resurgence. (Bloomberg) Debt Research, PT Danareksa Sekuritas
SelengkapnyaDebt Research: The Fed will resume purchases of treasury securities
09 Oktober 2019Federal Reserve Chairman Jerome Powell said the central bank will resume purchases of Treasury securities to avoid a repeat of the recent turmoil in money markets while leaving his options open on interest rates weeks ahead of policymakers’ next meeting. But it’s not QE, he said. “Neither the recent technical issues nor the purchases of Treasury bills we are contemplating to resolve them should materially affect the stance of monetary policy,” he said. (Bloomberg) “We strongly urge the U.S. to immediately stop making irresponsible remarks on the issue of Xinjiang” and to “stop interfering” in “China’s internal affairs, and remove relevant Chinese entities from the list of entities as soon as possible,” a spokesperson from the Ministry of Commerce said. The U.S. blacklisted a slew of Chinese companies due to alleged human rights violations against Muslim minorities in China’s far western region of Xinjiang. (CNBC) Stocks in Asia looked set to decline following a drop in U.S. equities and gains for sovereign bonds Tuesday amid concern that U.S.-China tensions are growing just days before high-level trade talks are due to take place. The S&P 500 Index sank 1.6% after the news of U.S. travel bans on Chinese officials linked to the mass detention of Muslims in Xinjiang province. (Bloomberg) Sumber: Debt Research, PT Danareksa Sekuritas
SelengkapnyaDRI M2-Okt 2019: Perkembangan indikator PMI mengindikasikan aktivitas manufaktur yang masih menurun
09 Oktober 2019Danareksa Research Institute/ DRI Ringkasan Mingguan M2-Okt-2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Minggu lalu rilis data terbaru indikator manufaktur-PMI sejumlah negara dan data ketenagakerjaan AS, menjadi fokus utama perhatian investor. Perkembangan indikator PMI mengindikasikan aktivitas manufaktur yang masih menurun. Selain itu pelaku pasar mencermati perkembangan negosiasi dagang AS-China, AS-Uni Eropa, risiko politik dalam negeri AS, dan geopolitik lainnya. Hasilnya tekanan jual masih menekan kinerja pasar. Dari domestik, rilis data BPS menunjukkan harga barang dan jasa di tingkat konsumen menurun 0,27% mom pada buIan September 2019, lebih rendah dari inflasi buIan sebelumnya (+O,12% mom), dan konsensus pasar (-0,15% mom). Secara tahunan, laju inflasi melambat dari 3,49% yoy menjadi 3,39% yoy. Harga komponen makanan menurun tajam, sementara kenaikan harga pada komponen inflasi lainnya cenderung melambat. lndikator IHS Markit Indonesia Manufacturing PMI buIan September 2019 sedikit meningkat ke level 49,1 dari level Agustus 49,0. Level PMI bertahan dibawah 50 selama 3 bulan berturut-turut, yang mengindikasikan kontraksi aktivitas manufaktur Indonesia. Pesanan baru yang diterima industri, output produksi, dan penjualan ekspor tercatat menurun. Dari ekonomi China, indikator manufaktur-PMI resmi pemerintah China di bulan September 2019 sedikit meningkat dari level 49,5 ke level 49,8 (vs konsensus pasar 49,5). Meski meningkat, level PMI dibawah 50 masih memperlihatkan kontraksi di sektor manufaktur China, yang telah berlangsung dalam 5 bulan terakhir. Menurunnya aktivitas manufaktur didorong melambatnya pesanan baru dan output produksi, sementara permintaan ekspor masih menurun. Dari ekonomi Jepang, output industri Jepang menurun 1,2% mom di bulan Agustus, menyusul kenaikan 1,3% mom di bulan sebelumnya. Penurunan produksi terjadi pada kelompok produk besi dan baja, mesin, serta kendaraan bermotor. lndikator BOJ Tankan Index untuk perusahaan besar menurun ke level 5 pada Q3 2019, dari level 7 di kuartal sebelumnya, atau menjadi level terendah dalam 6 tahun. Penurunan ini mengindikasikan turunnya optimisme pebisnis usaha besar terhadap kondisi ekonomi Jepang dan bisnis saat ini serta prospeknya ke depan. Di sektor konsumen, penjualan retail Jepang meningkat tajam 4,8% mom di bulan Agustus, pasca menurun 2,3% mom di periode sebelumnya. Belanja retail meningkat pada produk perlengkapan mesin, pakaian jadi, BBM, dan makanan minuman. Selanjutnya, indeks kepercayaan konsumen Jepang menurun dari level 37,1 ke level 35,6 di bulan September 2019, atau level terendah sejak Juni 2011. Keyakinan konsumen terhadap ekonomi dan bisnis tertekan, jelang kenaikan pajak penjualan (dari 8% menjadi 10%) pada 1 Oktober 2019. lndikator rencana beli barang tahan lama, pertumbuhan pendapatan, dan serapan tenaga kerja ikut mengalami penurunan. Dari ekonomi Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas bunga acuan-cash rate sebesar 25 bps menjadi 0,75% pada pertemuan September 2019. Pemangkasan ketiga dalam 5 buIan ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serapan lapangan kerja dan capaian target inflasi dalam jangka menengah. Dari ekonomi AS, indikator ISM Manufacturing PMI bulan September turun ke level 47,8 (vs konsensus 50,1) dari buIan sebelumnya 49,1. Kontraksi aktivitas manufaktur AS didorong turunnya order baru, output produksi, serapan tenaga kerja, dan permintaan ekspor. PMI September 2019 menjadi yang terendah sejak Juni 2009. Dampak perang dagang dan kenaikan tarif impor menekan kinerja industri AS. Pesanan baru yang diterima pabrikan (factory orders) turun 0,1% mom (vs -0,2% mom konsensus) dari pertumbuhan buIan sebelumnya sebesar 0,4% mom. Turunnya permintaan terjadi pada kelompok produk perlengkapan transportasi-pesawat dan suku cadang, elektronik dan komputer, serta komponen elektronik. Di sektor jasa, indikator ISM non manufacturing PMI turun ke level 52,6 di bulan September (vs 55,0 konsensus pasar), dari level 56,4 di bulan sebelumnya. Melambatnya ekspansi sektor non manufaktur AS disebabkan menurunnya order baru yang diterima perusahaan. Kekhawatiran investor atas prospek ekonomi global makin bertambah menyusul tensi dagang terbaru antara AS dengan EU, setelah sebelumnya AS-China. AS akan mengenakan tarif impor dari EU untuk produk pesawat terbang dan pertanian yang berlaku efektif mulai 18 Oktober mendatang. Tarif 10 persen akan dikenakan untuk produk pesawat terbang, dan 25 persen untuk sejumlah produk pertanian, garmen, dan makanan. Pada sektor ketenagakerjaan AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 28 September 2019) sedikit meningkat 4 ribu aplikasi menjadi 219 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguan mencapai 212.500 aplikasi, atau flat dari rerata minggu sebelumnya. Selanjutnya, ADP Employment Report menunjukkan serapan tenaga kerja swasta non pertanian AS mencapai 135 ribu posisi (vs konsensus 152 ribu) di bulan Agustus 2019, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 157 ribu posisi. Menurut skala usaha, bisnis skala kecil, menengah, dan besar masing-masing menyerap 30 ribu, 39 ribu, dan 67 ribu posisi. Sektor industri menambah tenaga kerja sebesar 8 ribu posisi, dengan sektor manufaktur mencapai 2 ribu posisi. Untuk sektor jasa, serapan tenaga kerja mencapai 127 ribu posisi. Data resmi ketenagakerjaan terbitan pemerintah AS menunjukkan bahwa serapan tenaga kerja non pertanian di bulan September 2019 mencapai 136 ribu posisi (vs 145 ribu posisi-konsensus pasar), lebih rendah dari serapan di bulan sebelumnya sebanyak 168 ribu posisi. Kenaikan serapan terjadi pada sektor jasa kesehatan dan jasa profesional bisnis. Rerata pendapatan per jam yang diperoleh tenaga kerja tidak mengalami kenaikan (+0,0% mom), menyusul kenaikan bulanan sebesar 0,4% mom di periode sebelumnya. Tingkat pengangguran AS menurun dari 3,7% menjadi 3,5%. Di sektor perdagangan luar negeri, nilai ekspor (+0,2%) dan impor AS (+0,5%) bulan Agustus 2019, masing-masing mencapai USD 207,9 miliar dan USD 262,8 miliar. Kenaikan impor melebihi ekspor mendorong defisit perdagangan melebar menjadi USD 54,9 miliar dari USD 54,0 miliar. Minggu Ill Oktober 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain USA: Producer price index, JOLTS Job Openings, inflasi, initial jobless claims Jepang: LEI, CEI, producer price index, core machinery orders EU: Sentix investor confidence China: Ekspor-impor, FDI Indonesia: Cadangan devisa
SelengkapnyaM4-Sept 2019: The Fed memangkas bunga acuan FFR seperti prediksi pasar.
02 Oktober 2019DRI Ringkasan Mingguan : M4-Sept 2019 - Minggu IV September 2019 Publikasi terkini dan peristiwa ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Tema utama minggu lalu terkait dengan perkembangan kebijakan moneter sejumlah bank sentral dunia. Menyusul prospek pertumbuhan dunia yang melambat, dan ketidakpastian dampak perang dagang AS-China, sebagian besar otoritas moneter menerapkan kebijakan moneter yang akomodatif. The Fed pada FOMC September 2019 memangkas bunga acuan FFR sebesar 25 bps (seperti yang diprediksi pasar) menjadi 1,75% - 2,00%. Penurunan FFR yang kedua tahun ini ditempuh dengan mempertimbangkan dampak ketidakpastian perang dagang, prospek perlambatan ekonomi global, dan laju inflasi domestik yang stagnan. The Fed menyatakan bahwa ekonomi AS saat ini tumbuh moderat, dan pasar tenaga kerja tumbuh solid. The Fed juga melakukan sedikit perubahan proyeksi sejumlah indikator ekonomi AS untuk tahun 2019. Median pertumbuhan GDP untuk tahun 2019-2022, masing-masing sebesar 2,2%, 2,0%, 1,9%, dan 1,8%. Tingkat pengangguran untuk periode yang sama diproyeksi mencapai 3,7%, 3,7%, 3,8%, dan 3,9%. Indikator PCE inflation diperkirakan masing-masing mencapai 1,5%, 1,9%, 2,0%, dan 2,0%. Bank of Japan (BOJ) tetap mempertahankan kebijakan bunga acuannya di level saat ini (-0,1%), sesuai dengan ekspektasi pasar. BOJ juga akan menjaga yields obligasi pemerintah 10 tahun di kisaran nol persen, di samping review perkembangan ekonomi dan inflasi Jepang terkini. Hal ini memicu spekulasi di pasar akan stimulus ekonomi yang lebih ekstensif pada Oktober mendatang. RDG Bank Indonesia September 2019 memangkas bunga acuan 7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dengan bunga deposit facility dan lending facility yang juga turun 25 bps menjadi 4,50% dan 6,00%. Penurunan 7DRR ini merupakan yang ketiga di tahun 2019. Kebijakan ini ditempuh untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik, di tengah prospek ekonomi global yang melambat, dampak ketidakpastian perang dagang, risiko geopolitik, serta laju inflasi domestik yang relatif stabil. Selain itu, Bank Indonesia melakukan relaksasi kebijakan makroprudensial untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit perbankan dan mendorong permintaan kredit pelaku usaha, antara lain penyempurnaan pengaturan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM)/RIM Syariah, dan aturan LTV/FTV. Pada aturan RIM/RIM Syariah komponen pinjaman/pembiayaan yang diterima bank, ditambahkan sebagai komponen sumber pendanaan bank dalam perhitungan RIM/RIM Syariah. Bank Indonesia juga melakukan pelonggaran pada Rasio Loan to Value / Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan Properti sebesar 5%, serta Uang Muka untuk Kendaraan Bermotor pada kisaran 5 sampai 10%. Tambahan keringanan rasio LTV/FTV masing-masing sebesar 5%, kembali diberikan untuk kredit atau pembiayaan properti dan Uang Muka untuk Kendaraan Bermotor yang berwawasan lingkungan. Kebijakan ini mulai berlaku pada 2 Desember 2019. Dari sisi ekonomi China, penjualan retail China tumbuh 7,5% yoy di bulan Agustus 2019, atau lebih lambat dari bulan sebelumnya (+7,6% yoy) dan estimasi pasar (+7,9% yoy). Penjualan retail lesu untuk kelompok produk kendaraan bermotor, perhiasan, dan BBM. Di sektor industri, output produksi China tumbuh melambat dari 4,8% yoy menjadi 4,4% yoy di bulan Agustus 2019 (vs +5,2% yoy konsensus), terutama terjadi pada sektor manufaktur dan pertambangan. Dampak dari perang dagang dan permintaan domestik yang menurun, menjadi penyebabnya. Investasi aset tetap China sepanjang 8 bulan terakhir juga melambat dari 5,7% ytd/y menjadi 5,5% ytd/y, terjadi terutama pada sektor manufaktur dan pertambangan. Dari sisi ekonomi Jepang, nilai ekspor dan impor Jepang di bulan Agustus turun masing-masing ke level JPY 6,14 triliun (-8,2% yoy) dan JPY 6,28 triliun (-12,0% yoy). Penurunan ini membuat defisit perdagangan Jepang menyempit dari JPY 250,7 miliar menjadi JPY 136,3 miliar, didorong lesunya permintaan global dan ketidakpastian perang dagang AS-China. Dari sisi ekonomi AS, indikator sentimen pengembang perumahan-NAHB Housing Market Index sedikit meningkat dari level 67 ke level 68 di bulan September 2019 (vs level 66 ekspektasi pasar). Keyakinan pebisnis real estat AS relatif stabil, seiring ekspektasi penjualan rumah ke depan yang masih menjanjikan, di tengah suku bunga yang rendah dan permintaan yang solid. Di sektor industri, output industri di bulan Agustus tumbuh 0,6% mom, setelah turun 0,1% di bulan sebelumnya. Pertumbuhan output sektor manufaktur, pertambangan dan utilitas tercatat membaik. Pada sektor ketenagakerjaan AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan (per 14 September 2019) naik sebanyak 2 ribu aplikasi menjadi 208 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya sedikit menurun 750 aplikasi menjadi 212.250 aplikasi. Lebih lanjut, indikator ekonomi terkini-CEI dan prospek ekonomi-LEI terbitan The Conference Board masing-masing mencapai level 106.4 (+0,3%) dan 112,1 (+0,0%). Trend terkini LEI menunjukkan prospek ekspansi ekonomi AS yang melambat, dengan topangan belanja rumah tangga yang kuat dan pasar tenaga kerja yang solid. Di sektor perumahan AS, penjualan stok rumah (existing home sales) tumbuh 1,3% mom menjadi 5,49 juta unit (vs 5,37 juta unit ekspektasi pasar) di bulan Agustus 2019. Level penjualan ini merupakan yang tertinggi sejak Maret 2018, didorong bunga KPR yang rendah, naiknya pendapatan tenaga kerja, dan kenaikan harga rumah yang melambat. Minggu I Oktober 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain: USA: Q2-2019 GDP growth, new and pending home sales, flash Markit PMIs, Jepang: flash PMI, inflasi, leading economic index EU: flash PMI, business survey and monetary indicators UK: CBI’s factory orders and distributive trades China: industrial profit Indonesia: penjualan motor, pertumbuhan pinjaman dan uang beredar Photo by jonathan riley on Unsplash
SelengkapnyaDRI | M1-Okt-2019 : Perkembangan indikator dini PMI mengindikasikan kontraksi aktivitas manufaktur.
30 September 2019Minggu I Oktober 2019 Publikasi terkini dan peristia ekonomi mewarnai pergerakan pasar regional dan domestik dalam satu minggu terakhir. DRI merangkum sejumlah poin utama yang dianggap memengaruhi kinerja pasar, sebagai berikut Minggu lalu rilis data dini indikator manufaktur sejumlah negara menghiasi perkembangan ekonomi global. Perkembangan indikator dini PMI mengindikasikan kontraksi aktivitas manufaktur. Selain itu pelaku pasar mencermati perkembangan negosiasi dagang AS-China, risiko politik dalam negeri AS, dan geopolitik lainnya. Hasilnya tekanan jual masih menekan kinerja pasar. Dari ekonomi Jepang, lndikator manufaktur dini-Jibun Bank Japan Manufacturing PMI di bulan September turun ke level 48,9 dari bulan sebelumnya, 49,3. Kontraksi aktivitas manufaktur Jepang dipicu menurunnya pesanan baru dan permintaan ekspor sebagai dampak perang dagang AS-China. Harga barang dan jasa di tingkat konsumen Jepang cenderung flat (+0,0% mom) di bulan Agustus 2019, menyusul kenaikan 0,1 % mom di buIan sebelumnya. Secara tahunan, laju inflasi melambat dari 0,5% yoy menjadi 0,3% yoy (vs 0,6% yoy konsensus). Harga kelompok makanan naik lebih lambat, sementara untuk kelompok non makanan bergerak flat. Tingkat inflasi ini merupakan yang terendah dalam 6 bulan terakhir, yang memicu spekulasi adanya stimulus ekonomi Bank of Japan di periode mendatang. BOJ mempertahankan kebijakan moneter yang saat ini berjalan. Dari ekonomi China, pasca penurunan rasio cadangan minimum perbankan sebesar 50 bps, People"s Bank of China (PBOC) memangkas standar bunga kredit 1 tahun-loan prime rate (LPR) dari 4,25% menjadi 4,20%. Sedangkan untuk bunga kredit 5 tahun tetap sebesar 4,85%. Lesunya pertumbuhan sektor industri China berdampaknya pada menurunnya pertumbuhan penjualan dan laba industri. Sepanjang periode Januari-Agustus 2019, laba industri menurun 1,7% yoy menjadi CNY 4,01 triliun, seperti bulan sebelumnya. Dari Eropa, indikator dini manufaktur- IHS Markit Eurozone Manufacturing PMI di bulan September 2019 menurun ke level 45,6 dari level 47,0 di bulan sebelumnya, dan lebih rendah dari konsensus pasar, 47,3. Aktivitas manufaktur EU masih berkontraksi, seiring turunnya order baru, output produksi industri, dan penjualan ekspor. Dari sisi ekonomi AS, rilis terakhir Bureau of Economic Analysis menunjukkan bahwa ekonomi AS Q2 2019 tumbuh 2,3% yoy, melambat dibandingkan pertumbuhan Q1 2019 (+2,7% yoy) dan Q2 2018 (+3,2% yoy). Dibandingkan dengan Q2 2018, pertumbuhan belanja rumah tangga (+2,6% yoy), investasi (+3,9% yoy), dan impor (+2,6% yoy) melambat. Belanja pemerintah tumbuh lebih tinggi (+2,3% yoy), sementara ekspor menurun (-1,7% yoy). Pada buIan Agustus 2019, nilai ekspor dan impor AS masing-masing mencapai USD 137,8 miliar (+0,1 %) dan USD 210,6 miliar (+0,3%). Kenaikan impor yang melebihi ekspor membawa defisit neraca dagang melebar menjadi USD 72,8 miliar (vs defisit USD 77,3 miliar proyeksi pasar) dari USD 72,5 miliar di bulan sebelumnya. lndikator dini-lHS Markit US Manufacturing PMI naik ke level 51,0 di bulan September dari bulan sebelumnya 50,3. Membaiknya aktivitas manufaktur AS ditopang meningkatnya pesanan baru yang diterima pabrikan, dan output produksi. Sedangkan permintaan ekspor masih melemah. Penjualan rumah baru di AS pada buIan Agustus 2019 tumbuh 7,1 % mom menjadi 713 ribu unit (SA annual rate), menyusul koreksi 8,6% mom di bulan sebelumnya, dan melebihi ekspektasi pasar yaitu naik 3,5% mom. Median harga rumah baru tumbuh 2,2% yoy menjadi USD 328,4 ribu, dengan rerata harga jual yang melonjak 6,1 % menjadi USD 404,2 ribu. Kontrak penjualan rumah di bulan Agustus tercatat tumbuh 2,5% yoy, menyusul penurunan 0,3% di bulan sebelumnya. Meningkatnya kontrak penjualan stok rumah ini didorong bunga KPR yang menurun. Di sektor tenaga kerja AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan AS (per 21 Sept 2019) meningkat 3 ribu aplikasi menjadi 213 ribu aplikasi. Rerata 4 mingguannya cenderung stabil pada level 212 ribu aplikasi, sedikit menurun 750 aplikasi dari minggu sebelumnya. Di sektor konsumen AS, pendapatan dan belanja personal masyarakat tumbuh 0,4% mom dan 0,1% di buIan Agustus 2019, menyusul kenaikan masing-masing 0,1% mom dan 0,5% mom di bulan sebelumnya. lndikator personal consumption expenditure (PCE) index cenderung flat (+0,0% mom, dan stabii secara tahunan (+1,4% yoy). Core PCE index, diluar komponen energi dan makanan tumbuh 0,1% mom (+1,8% yoy). lndeks keyakinan konsumen AS terbitan The Conference Board di buIan September jatuh ke level 125,1 dari level sebelumnya 134,2. Optimisme rumah tangga terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospeknya dalam jangka pendek, cenderung menurun. Eskalasi perang dagang dengan China dan naiknya tarif barang impor mulai memengaruhi konsumen. Di sektor industri, pesanan produk tahan lama yang diterima pabrikan tumbuh 0,2% mom di bulan Agustus, melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2% mom. Permintaan tercatat meningkat pada produk metal, dan mesin, sementara untuk produk pesawat terbang, kendaraan bermotor dan suku cadangnya cenderung melambat. Pekan lalu, US House speaker Nancy Pelosi mengumumkan dakwaan formal terhadap Presiden Trump atas penyalahgunaan kekuasaan. Presiden Trump dianggap menekan pemimpin Ukraina untuk menyelidiki keluarga bakal calon presiden dari Demokrat, Joe Biden. Minggu II Oktober 2019 Beberapa indikator ekonomi yang perlu dicermati pekan depan antara lain • USA: ISM Manufacturing PMI, factory order, durable goods order, ADP employment report, tingkat pengangguran • Jepang: Tankan Index, Jibun Bank PMI, Consumer Confidence Index • EU: lnflasi, tingkat pengangguran, penjualan retail • China: NBS manufacturing PMI, Caixin PMI, cadangan devisa • Indonesia: lnflasi, Markit PMI, cadangan devisa All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in retrieval systems, or transmitted, in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording, or otherwise, without the prior written permission of Danareksa Research Institute. Photo by Kiefer Likens on Unsplash
SelengkapnyaStock Research: Loan grew 12.0% YoY, BI reports
02 April 2019BI: loan grew 12.0% YoY; deposits growth stood at 5.8% YoY end Feb-19 Central Bank (BI) recorded loan growth of 12.0% YoY end Feb-19. Working capital remained flat at 12.9% YoY, while investment loan accelerated to 13.4% YoY, while consumption loan slumped to 9.5%, end Feb-18. Total deposits growth accelerated to 5.8% YoY end Feb-18, driven by time deposits. (Bank Indonesia) MRT Jakarta fare discounted for a month Governor of DKI Jakarta, Anies Baswedan, stated MRT Jakarta would start the commercial operation and apply the 50% discount throughout Apr-19. (Investor Daily) E-commerce tax regulation cancelled Government decided to cancel the implementation of e-commerce tax regulation (PMK 210/PMK.010/2018), which was initially planned to be implemented on 1-Apr-19. Note that even without this regulation, e-commerce players are still taxed using the normal taxation regulation, but one difference from the regulation is the obligation to provide more thorough transaction data to the government. (Bisnis Indonesia, Investor Daily) ESDM Minister Ignatius Jonan inaugurated 2 gas infrastructure project in South Sumatra ESDM Minister Ignatius Jonan inaugurated Grissik-PUSRI (GrisPus) transmission pipeline (176km; 20-inch diameter) and Palembang gas network. GrisPus pipeline, sourced from ConocoPhillips (Grissik) Gas Plant will be used for PUSRI’s gas needs, future power plant and Tanjung Api-Api KEK and household gas network in South Sumatra. (Kontan)
SelengkapnyaA chance to put a brake on interest-rate hikes
01 April 2019Central banks in Asian emerging markets appear set to dump their hawkish policy stances. Inflation is subdued, currencies have rebounded and the U.S. Federal Reserve has shifted to a pause in its tightening cycle. That gives Asian developing nations from India to Indonesia a chance to put a brake on interest-rate hikes and possibly start signaling cuts. (Bloomberg) Thailand, Poland and Brazil are all expected to leave their benchmark interest rates on hold Wednesday as policy makers adjust to the Fed’s new dovish stance. Meantime, Indonesia will probably report that economic growth slowed in the fourth quarter, and Mexico may post a drop in consumer confidence in January after surprising to the upside in President Andres Manuel Lopez Obrador’s first month in office. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt ResearchPhoto by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaNonperforming Loans May Fall Further in 2019
04 Maret 2019Indonesian Banks" Nonperforming Loans May Fall Further in 2019. Indonesian banks"asset quality should continue to stabilize this year as the pace of new bad-loan formation eases, helped by a gradual economic recovery and steady lending. Indonesian banks" gross nonperforming-loans ratio was 2.37% in December, below the high of 3.22% in 2016 but still above the readings of less than 2% in 2013. (Bloomberg) The Federal Reserve Bank of New York has quizzed some primary dealers about a potential new tool for managing interest rates as the central bank prepares to halt its balance-sheet unwind. The New York Fed’s markets group has sought feedback on how an instrument that keeps money-market rates from rising too far above the central bank’s target range should be designed, and how it would impact markets. (Bloomberg) President Donald Trump said Saturday that the U.S. dollar is too strong and took a swipe at Federal Reserve Chairman Jerome Powell as someone who “likes raising interest rates.” The dollar was quoted lower against the euro and the yen in early Asia-Pacific trading hours on Monday after Trump’s comments. The U.S. economy is doing well despite the actions of the central bank, Trump said. (Bloomberg) Source: Danareksa Sekuritas Debt ResearchPhoto by Aditya Indrajaya
SelengkapnyaTemukan informasi terbaru dari Holding Danareksa.
Danareksa Gelar Safari Ramadhan BUMN 2023 Perdana di Museum MH Thamrin
29 Maret 2023Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, PT Danareksa (Persero) (Danareksa) memulai rangkaian kegiatan Safari Ramadhan BUMN 20223 perdana di Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat. Safari Ramadhan BUMN merupakan kegiatan Kementerian BUMN bersama berbagai BUMN yang hadir di Jabodetabek, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Kegiatan ini akan berlangsung dari 29 Maret – 14 April 2023 dan Danareksa merupakan salah satu BUMN yang pertama kali menjalankan kegiatan Safari Ramadhan BUMN tersebut di wilayah Jabodetabek.Di Safari Ramadhan BUMN ini, Danareksa akan menyediakan 1.000 paket sembako murah dan bazaar UMK binaan BUMN yang menjual berbagai produk dari makanan takjil hingga baju muslim. Adapun UMK yang berpartisipasi seluruhnya merupakan UMK binaan dari BUMN di mana beberapa diantaranya juga UMK binaan dari anggota Holding BUMN Danareksa.Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika, mengatakan, “Kegiatan ini menjadi salah satu momentum untuk kita saling mengenal sekitar dan bersilaturahmi. Sudah menjadi bagian dari peran dan perwujudan kepedulian kami sebagai BUMN untuk senantiasa memberi kebermanfaaatan serta berkah di Bulan Suci Ramadhan bagi masyarakat sekitar.”“Selain itu, turut dibuka pula pendaftaran bus mudik gratis untuk masyarakat oleh BUMN ke berbagai kota di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta seperti Tegal, Semarang, Solo, Purwokerto serta beberapa kota lainnya. Bus mudik gratis akan diberangkatkan pada tanggal 18 April 2023 dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mudik dengan nyaman,” tambah Dewika.Seluruh rangkaian kegiatan Safari Ramadhan BUMN 2023 ini akan menargetkan 49.000 penerima paket sembako murah di 48 lokasi di Indonesia dari Jabodetabek, Kalimantan Timur, hingga Kalimantan Selatan dan 2.800 pendaftar mudik. Selain itu, rangkaian kegiatan ini juga akan melibatkan lebih dari 900 UMK binaan BUMN.Bersamaan dengan kegiatan Safari Ramadhan BUMN tersebut, Danareksa juga akan menyerahkan santunan senilai sepuluh juta rupiah untuk lima masjid di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Diharapkan santunan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dan pengembangan masjid.
SelengkapnyaDanareksa Terbitkan Obligasi Senilai Rp 1 Triliun Guna Dorong Transformasi
13 Januari 2023Jakarta, 13 Januari 2023 – Pada hari ini, PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) sebagai perusahaan holding BUMN multi sektor, mengumumkan rencana penawaran umum untuk penerbitan Obligasi VII Danareksa Tahun 2023 sebagai alternatif pendanaan dalam upaya mendorong kolaborasi dan mengoptimalkan sinergi di dalam ekosistem Danareksa. Pengumuman rencana penawaran umum obligasi ini dilakukan dalam acara Investor Gathering yang bertempat di Menara Danareksa, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 14, Jakarta Pusat.Danareksa akan melakukan Penawaran Umum Obligasi VII Danareksa Tahun 2023 dengan target senilai Rp 1 triliun (“Obligasi”). Obligasi yang ditawarkan terdiri dari 2 seri, Seri A dengan jangka waktu 3 tahun dan indikasi kupon 7,0% - 7,9% per tahun serta Seri B dengan jangka waktu 5 tahun dan indikasi kupon 7,6%-8,4% per tahun. Dana hasil dari penawaran ini setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan seluruhnya oleh Danareksa untuk pelunasan pokok utang perbankan sekaligus dipergunakan untuk modal kerja perusahaan. Plt. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), R. Muhammad Irwan mengatakan, “Momentum ini akan kami pergunakan untuk memperbesar kapabilitas Danareksa dalam menghasilkan inisiatif-inisiatif strategis baru sehingga tercipta potensi penciptaan nilai yang mendorong pencapaian kinerja yang optimal. Selain itu, kami berharap dapat meningkatkan fungsi pendukung internal dalam ekosistem Holding untuk mempercepat proses transformasi dan restrukturisasi yang diamanatkan kepada kami”.Nama besar Danareksa di industri jasa keuangan, khususnya pasar modal memberikan kontribusi positif tersendiri dalam proses penerbitan obligasi ini, yang dapat dilihat dari banyaknya investor yang hadir dalam acara Investor Gathering. Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT Danareksa (Persero), M Teguh Wirahadikusumah mengatakan, “Danareksa yang telah berdiri selama 46 tahun, kini bertransformasi dari holding yang bergerak di bidang pasar modal, menjadi holding yang bertujuan mengembangkan (scaling-up) BUMN lintas sektor yang telah diinbrengkan dan menjadi anak perusahaan Danareksa. Sehingga Danareksa semakin berkembang, dari yang sebelumnya memiliki 4 anak perusahaan dan 1 entitas asosiasi, per 4 Juni 2022 menjadi holding dengan 12 entitas anak perusahaan dan 3 entitas asosiasi. Total asetpun berkembang dari Rp2,8 triliun menjadi Rp47,9 triliun”.Danareksa telah memperoleh hasil pemeringkatan atas obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan hasil IdAA (Double A) yang menunjukan fundamental kuat dan prospek bisnis cerah kedepannya. Selain itu Danareksa memiliki dukungan yang kuat dari Pemerintah Indonesia dengan nilai kapitalisasi yang mumpuni.Penawaran obligasi ini didukung penuh oleh para penjamin pelaksana emisi efek (Joint Lead Underwriters) yang ditunjuk, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Indo Premier Sekuritas. Danareksa akan melaksanakan penawaran awal obligasi (bookbuilding) ini mulai tanggal 13 Januari 2023 sampai dengan tanggal 20 Januari 2023. Perkiraan perolehan surat efektif dari OJK pada 31 Januari dan obligasi diperkirakan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Februari 2023.
SelengkapnyaHolding BUMN Danareksa Gelar Sesi Trauma Healing untuk Anak Terdampak Gempa Cianjur, Jawa Barat
12 Desember 2022Cianjur, 9 Desember 2022 - PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”/”Holding BUMN Danareksa”) bersama anggota Holding BUMN Danareksa berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi kepada masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi Cianjur, Jawa Barat. Holding BUMN Danareksa memberikan bantuan berupa kegiatan pemulihan (trauma healing) untuk memulihkan dampak psikologis akibat bencana pada anak-anak yang diinisiasi oleh PT Balai Pustaka. Sebagai anggota holding yang fokus pada literasi dan pendidikan, Balai Pustaka melakukan beragam kegiatan dalam sesi trauma healing, antara lain kegiatan musikalisasi, story telling, menulis dan bermain bersama anak-anak, Jumat (9/12). Holding BUMN Danareksa meyakini, pada situasi pasca bencana tidak hanya dibutuhkan bantuan untuk memulihkan fisik, tapi juga psikologis terutama untuk anak-anak yang masih sangat membutuhkan pendampingan. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika mengatakan, “Kegiatan ini adalah bentuk aktif dukungan Holding BUMN Danareksa kepada masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi di Cianjur. Bersama Balai Pustaka, Holding BUMN Danareksa mengadakan berbagai kegiatan yang tidak hanya bertujuan untuk membantu anak-anak menghadapi trauma yang dialami, tetapi juga memberikan nilai yang mendidik dan berguna bagi masa depan anak bangsa. Kegiatan ini sejalan dengan dengan salah satu usaha dari Balai Pustaka sebagai anggota Holding BUMN Danareksa, yaitu fokus melakukan pemberdayaan literasi dan pendidikan Indonesia.” Sesi Trauma Healing diisi dengan beragam kegiatan, termasuk lomba menulis. Dengan didampingi oleh tim relawan, tiap anak akan diminta menulis pantun, puisi, atau berbagi tentang cita-cita dan sebanyak 20 tulisan terbaik akan mendapat hadiah. Selain itu, sebagai perusahaan penerbitan dan pengembangan buku, Balai Pustaka juga akan membagikan puluhan buku cerita bergambar untuk anak-anak. Selain melaksanakan sesi trauma healing, Holding BUMN Danareksa juga menyerakan bantuan untuk korban bencana. Bantuan diberikan langsung oleh relawan Holding Danareksa kepada perwakilan warga, Jumat (9/12). Pada pemberian bantuan ini PT Nindya Karya berperan sebagai koordinator lapangan pemberian bantuan yang berupa sembako, obat-obatan, serta beberapa barang kebutuhan warga lainnya. Adapun anggota Holding BUMN Danareksa yang terlibat adalah PT Danareksa (Persero), PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Nindya Karya, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Balai Pustaka, PT Danareksa Finance, PT Danareksa Capital, PT Jalin PT Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung, PT Danareksa Investment Management, PT BRI Danareksa Sekuritas, serta Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, PT Indra Karya (Persero), PT Virama Karya (Persero), PT Yodya Karya (Persero), PT Bina Karya (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero) “Holding BUMN Danareksa berkomitmen untuk dapat terus berkontribusi secara sosial. Dengan anggota holding yang berasal dari beragam sektor, diharapkan Holding BUMN Danareksa dapat berkontribusi ke lebih banyak lapisan masyarakat, terutama di masa sulit pasca bencana. Ini sesuai dengan arahan dari Menteri BUMN Bapak Erick Thohir agar BUMN bisa gotong royong bantu pemulihan bagi masyarakat yang terdampak gempa di Cianjur.” tutup Dewika.
SelengkapnyaRaih 4 Penghargaan dalam 2 Ajang Berbeda, Bukti Nyata Transformasi Holding BUMN Danareksa
03 Desember 2022Jakarta, 3 Desember 2022 - PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”/”Holding BUMN Danareksa”) berhasil meraih beberapa penghargaan di dua ajang yang berbeda. Pada hari yang sama (30/11), Holding BUMN Danareksa dinobatkan sebagai “Best BUMN 2022 with Top Financial Performance and Strategic Initiatives to Build Reliable Financial Services” dalam ajang Indonesia Best BUMN Awards 2022 untuk kategori Jasa Keuangan yang diterima Direktur Investasi Danareksa Chris Soemijantoro secara daring (online). Dalam ajang yang kedua adalah “Human Capital & Performance Excellence Award 2022”, Danareksa meraih penghargaan “The Best Human Capital Technology Strategy 2022” kategori Industri Keuangan; “Best Human Capital Of The Year” bagi Direktur SDM & Hukum PT Danareksa (Persero), R. Muhammad Irwan, serta The Best Human Capital Future Leader & Millenial of The Year untuk Kepala Divisi PT Danareksa (Persero), Debby Priscilla. Dengan penghargaan “Best BUMN 2022 with Top Financial Performance and Strategic Initiatives to Build Reliable Financial Services”, semakin memperkuat nama Danareksa yang telah memiliki pengalaman panjang. Penghargaan ini menjadi sebuah pengakuan atas keberhasilan dalam menghadapi tantangan Danareksa yang kini bukan hanya bergerak di bidang jasa keuangan sekaligus membuktikan komitmen Danareksa untuk selalu berupaya mewujudkan pengembangan Holding BUMN Danareksa, salah satunya melalui “Indonesia Water Fund” (IWF) yang bertujuan untuk dapat memperbaiki akses air bersih bagi masyarakat Indonesia. Penghargaan selanjutnya dari ajang “The Best Human Capital Technology Strategy 2022” kategori Industri Keuangan. Dengan 3 penghargaan yang diperoleh menunjukkan Holding BUMN Danareksa senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas dan produktivitas SDM melalui pengelolaan sumber daya manusia yang terintegrasi agar setiap individu, baik manajemen dan juga pegawai dapat memegang teguh serta mengaplikasikan core values AKHLAK sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai salah satu prioritas Kementerian BUMN dalam rencana transformasi pengelolaan BUMN. Seluruh penghargaan ini membuktikan bahwa Danareksa telah berhasil meraih kepercayaan dari publik dalam melakukan transformasi, baik di dalam Danareksa maupun anggota Holding BUMN Danareksa yang saat ini terdiri atas 15 (lima belas) entitas anak dan asosiasi yang terbagi dalam 5 (lima) subklaster, yakni jasa keuangan, kawasan industri, konstruksi, serta media dan teknologi. Masing-masing subklaster memiliki sejumlah rencana transformasi bisnis agar dapat mengembangkan usaha, dengan mengoptimalkan peran sinergi dan kolaborasi antar anggota Holding BUMN Danareksa maupun sinergi dengan BUMN lain. Sehingga ke depannya bisa semakin menambah kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan mampu mewujudkan visi menjadi perusahaan spesialis transformasi yang berskala dan berstandar internasional.
SelengkapnyaTransformasi Nyata Holding BUMN Danareksa
30 November 2022PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”/”Holding BUMN Danareksa”) telah resmi menjadi Holding sejak Juli 2022 lalu. Hanya dalam waktu relatif singkat, Danareksa berhasil menjalankan berbagai transformasi baik dalam skala internal maupun eksternal. Setelah meluncurkan “Indonesia Water Fund” pada Oktober 2022 atau hanya berselang 3 (tiga) bulan sejak resmi bertransformasi sebagai Holding, Danareksa terus bergerak maju dengan meluncurkan “Lokananta Reload” pada 27 November 2022 di Solo, Jawa Tengah. Melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), salah satu anggota Holding Danareksa, Lokananta yang tadinya mati suri kini bergema kembali dalam acara Lokananta Reload.Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Arisudono Soerono mengatakan, “Dengan visi Holding ‘Menjadi Perusahaan Spesialis Transformasi Berstandar & Berskala Internasional’, Holding BUMN Danareksa berkomitmen meningkatkan skala entitas yang dikelola melalui transformasi dan penguatan sinergi. Dengan sinergi kuat yang terjalin, diharapkan dapat membangun ekosistem yang saling mendukung antar anggota holding.”Seperti diketahui, Holding BUMN Danareksa saat ini terdiri atas 15 (lima belas) entitas anak dan asosiasi yang terbagi dalam 5 (lima) subklaster, yakni Jasa Keuangan, Kawasan Industri, Konstruksi, serta Media dan Teknologi. Masing-masing subklaster memiliki sejumlah strategi untuk mentransformasikan bisnis agar dapat lebih bersaing pada skala global.Misi menjadi Spesialis Transformasi ini dilakukan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, mengingat terdapat beragam jenis bisnis di dalam Holding Danareksa. Namun, semua tantangan ini dapat diatasi, terbukti dengan lahirnya Indonesia Water Fund sebagai bentuk sinergi konkret Holding Danareksa dan sinergi antara anggota Holding yang berdampak positif bagi percepatan akses air bersih di Indonesia.Direktur Investasi PT Danareksa (Persero) Chris Soemijantoro mengatakan, “Berbagai tantangan untuk mencapai misi menjadikan Danareksa sebagai Holding Spesialis Transformasi akan dapat dihadapi selama seluruh anggota Holding berpegangan kepada visi yang sama. Danareksa optimistis, dengan passion dan visi yang sama dalam mengembangkan Holding BUMN Danareksa semuanya akan terwujud pada waktunya dengan optimal.”Sebagai Holding baru, Danareksa memiliki ragam Inisiatif Strategis untuk menciptakan nilai baru pada anggota Holding. Tidak hanya Inisiatif Strategis, berbagai proyek strategis pun turut masuk dalam daftar to do list Danareksa.Kawasan IndustriUntuk dapat berkontribusi lebih terhadap pendapatan pemerintah dari BUMN, Danareksa telah mempersiapkan subklaster Kawasan Industri menjadi kelompok pengelola kawasan yang menawarkan range lokasi dan layanan terlengkap bagi investor. Selain melakukan standardisasi layanan, Kawasan Industri akan menyediakan layanan-layanan pendukung terstandar untuk memberikan pelayanan komprehensif bagi tenant sehingga mendatangkan recurring income. Dengan transformasi ini, laba klaster Kawasan Industri pun mulai mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat laba klaster Kawasan Industri di tahun 2020 mencapai Rp167 miliar menjadi Rp517 miliar di tahun 2021.Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang kini juga dikelola oleh Holding Danareksa hadir menambah jumlah kawasan yang dimiliki melalui Kawasan Industri Wijayakusuma. KITB merupakan salah satu kawasan yang masuk dalam daftar proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Batang, Jawa Tengah. KITB menjadi kawasan industri pertama milik BUMN yang bersandingan dengan hamparan gunung dan laut serta memiliki wilayah yang cukup luas di mana sebagian besar lahan telah diisi berbagai tenant internasional.PT Perusahaan Pengelola AsetTergabung juga Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang ditugaskan untuk mengelola BUMN Titip Kelola dan jasa advisory. Perusahaan ini juga disiapkan sebagai perusahaan turnaround terdepan di Indonesia dalam bidang restrukturisasi, pengelolaan NPL, dan investasi. PPA kini tengah melakukan revitalisasi dan pengembangan salah satu tempat bersejarah atau “Titik Nol” industri musik Indonesia, yakni Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1956. Sebagai wujud dari komitmen pengembangan tersebut, Danareksa dan perwakilan sejumlah musisi lokal telah melakukan sebuah penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mendorong revitalisasi Lokananta.PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI)PT KBI disiapkan menjadi perusahaan digital berlisensi kliring dengan memanfaatkan peluang perkembangan dan penguasaan teknologi. Ke depan, KBI akan terus didorong untuk berperan aktif meningkatkan volume transaksi komoditas eksisting hingga menambahkan komoditas perdagangan baru, seperti aset kripto dan karbon.PT Nindya KaryaPerusahaan jas akonstruksi ini disiapkan untuk menjadi perusahaan berbasis green construction dengan berbagai proyek yang turut didatangkan dari anggota Holding maupun Inisiatif Strategis Holding.Nindya Karya sebagai bagian dari Subklaster Konstruksi dan Konsultan Karya diarahkan untuk melakukan diferensiasi produk jasa berbasis green construction dan berkolaborasi dengan beragam partner strategis yang sesuai dengan koridor tata kelola Environmental, Social, Governance (ESG). PT Balai PustakaBalai Putaka ke depannya akan fokus pada upaya pengoptimalan legacy business sebagai perusahaan penerbitan dan pengembangan buku, Intellectual Property, serta pemberdayaan literasi dan pendidikan untuk menjadi perusahaan lisensi di Indonesia, termasuk dalam pengembangan IP end product. Salah satu monetisasi IP yang tengah dikerjakan adalah produksi film horror berjudul “Kutukan Peti Mati” dan “Siti Nurbaya”. “Transformasi yang saat ini dilakukan Holding Danareksa sudah sesuai dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir di mana tiap perusahaan BUMN diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya melalui peningkatan pendapatan tetapi juga impact kepada industri terkait dan tentunya, yang utama pada masyarakat. Bersama-sama kami bersinergi untuk menjadi sebuah kekuatan yang diharapkan menjadi lebih besar yang berkontribusi pada bangsa,” lanjut Ari.
SelengkapnyaHolding BUMN Danareksa kian Diakui Internasional melalui Penghargaan “Asia Pacific Enterprise Awards 2022”
27 Oktober 2022Jakarta, 27 Oktober 2022 – PT Danareksa (Persero) (“Holding BUMN Danareksa”/"Danareksa") kembali membuktikan komitmennya untuk menjadi perusahaan spesialis transformasi berstandar dan berskala global dengan meraih penghargaan internasional “Asia Pacific Enterprise Awards (APEA) 2022 Regional Edition” untuk kategori Corporate Excellence in Financial Industry. Penghargaan ini secara langsung diterima oleh Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika di Setia SPICE Convention Center, Penang, Malaysia, Kamis (21/10). APEA 2022 Regional Edition adalah salah satu ajang penghargaan regional paling bergengsi yang mengakui keunggulan kewirausahaan. Para pemenang penghargaan tersebut dipilih melalui proses peniliaian yang ketat, termasuk dalam wawancara tertulis oleh panel terpilih dari APEA. Holding BUMN Danareksa dinilai telah berhasil menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan, memiliki kepemimpinan yang bertanggung jawab, dan memiliki keunggulan operasional. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Sebuah kebanggaan bagi Holding BUMN Danareksa dapat menerima penghargaan dari Asia Pacific Enterprise Awards (APEA) 2022, salah satu ajang yang paling bergengsi untuk pengusaha dan perusahaan di Kawasan Asia Pasifik. Tentunya kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak, termasuk mitra bisnis dan pegawai kami di Holding BUMN Danareksa atas kepercayaan dan dukungannya yang telah bersama mewujudkan serta menguatkan Holding BUMN Danareksa hingga saat ini.” “Penghargaan ini tentunya menjadi salah satu tonggak pencapaian transformasi kami yang turut mendukung langkah Holding BUMN Danareksa selanjutnya, menjadikan pembuktian bahwa Holding BUMN Danareksa semakin dikenal dan mendapat pengakuan internasional, sejalan dengan misi perusahaan untuk menjadi perusahaan spesialis transformasi berstandar dan berskala global,” tambah Ari. Sebagai perusahaan induk Holding BUMN Danareksa, Danareksa telah melakukan berbagai penguatan dan transformasi fungsi pendukung dalam bentuk inisiatif dan program kerja strategis sejak tahun 2021. Sebanyak 57 inisiatif strategis telah diselesaikan dari Januari hingga September 2022 dan inisiatif-inisiatif stragegis lainnya yang direncanakan masih akan terus dijalankan. Pada bulan Juli lalu, Danareksa secara resmi bertransformasi sebagai Holding BUMN Danareksa. Dengan demikian, keseluruhan total aset Holding BUMN Danareksa tahap 1 menjadi Rp49,1 Triliun dengan laba bersih di tahun 2020 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp 468,6 miliar dan laba bersih tahun 2021 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp796 miliar. Transformasi yang dilakukan tersebut juga menjadikan Holding BUMN Danareksa sebagai satu-satunya Holding BUMN yang mengelola berbagai perusahaan lintas sektor, termasuk Jasa Keuangan, Kawasan Industri, Konstruksi, serta Media dan Teknologi. Hal tersebut menjadi kekuatan tersendiri bagi Holding BUMN Danareksa, yang mana perusahaan bertugas untuk menciptakan sinergitas bisnis model di antara perusahaan dan menghasilkan terobosan-terobosan yang berkontribusi positif bagi Indonesia. Holding BUMN Danareksa akan mengembangkan usaha anak perusahaan melalui value creation dengan transformasi model bisnis, sinergi, serta peningkatan kualitas SDM agar dapat memberikan kontribusi positif bagi Indonesia. Ke depannya, Holding BUMN Danareksa juga akan melanjutkan proses inbreng tahap 2. Enterprise Asia sendiri adalah organisasi non-pemerintah terkemuka yang berbasis di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hong Kong. Organisasi ini secara aktif mendukung dunia kewirausahaan di Kawasan Asia agar mencapai pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan dan progresif dengan mendorong kewirausahaan, merangkul keberagaman, mempromosikan keunggulan, dan mempraktekkan integritas
SelengkapnyaKomitmen Nyata Transformasi Holding BUMN Danareksa Dorong Peran Perempuan dalam Ekosistem BUMN
21 Oktober 2022Jakarta, 21 Oktober 2022 - PT Danareksa (Persero) (“Holding BUMN Danareksa”) berkomitmen untuk terus memberi ruang bagi perempuan dalam lingkungan BUMN, baik sebagai pegawai maupun di level top management. Kehadiran perempuan merupakan salah satu transformasi nyata yang terus diupayakan di Holding BUMN Danareksa, yang mana saat ini total pegawai perempuan mencapai 747 pegawai.Hal ini sejalan dengan komitmen Kementrian BUMN untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di jajaran BoC, BoD, dan BoD-1 BUMN, dengan target mencapai 25 persen pada 2023. Disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir bahwa, “Perempuan memiliki peran yang besar dalam transformasi BUMN. Keseimbangan gender dapat meningkatkan profesionalisme, kinerja, dan pelayanan perusahaan, maka dari itu kita targetkan pada 2023 jumlah wanita pada posisi strategis mencapai 25%.”Erick menambahkan bahwa target ini dapat tercapai jika dibarengi dengan perubahan di dalam perusahaan itu sendiri, seperti mengupayakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi perempuan serta membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk berkembang. “Semoga transformasi BUMN ini dapat berkelanjutan sehingga dapat sejalan dengan salah satu isu yang kita sampaikan di G20, yakni pemberdayaan perempuan di sektor swasta dan publik.”Berdasarkan “Danareksa Research Institute (DRI) Pulse Check Fact Finding: Perempuan & Nilai Kesetaraan”, penerapan kesetaraan gender berpotensi besar meningkatkan produk domestik bruto (GDP) secara global. Di Indonesia, implementasi kesetaraan gender berpotensi meningkatkan GDP Indonesia hingga USD135 miliar pada tahun 2025. Angka ini memberi optimisme terhadap perekonomian dalam negeri, karena tingkat partisipasi kerja perempuan terus meningkat dalam tiga tahun terakhir dari 17% pada tahun 2018 menjadi 21,89% pada 2021. Ditambah 46,5% penduduk Indonesia adalah perempuan.Di Holding BUMN Danareksa sendiri, peran perempuan terus meningkat, bahkan hingga ke level manajemen eksekutif yang juga berperan penting dalam pengambilan sebuah keputusan. Adapun total perempuan yang menduduki posisi strategis di Holding BUMN Danareksa mencapai 129 pegawai atau 26% yang terdiri dari level Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, dan Kepala Departemen. Hal ini membuktikan komitmen perusahaan dalam meningkatkan keterwakilan perempuan.Disampaikan Direktur SDM & Hukum PT Danareksa (Persero), R. Muhammad Irwan, “Holding BUMN Danareksa percaya bahwa perempuan berperan besar dalam sebuah kesuksesan perusahaan. Tidak ada perusahaan yang bisa benar-benar berkembang tanpa menghargai peran perempuan dan mendorong potensi mereka untuk bekontribusi penuh.” “Ke depannya, Danareksa akan terus memberikan kesempatan pada perempuan, mendukung terciptanya kesetaraan gender karena kami percaya bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan para laki-laki. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah pegawai perempuan di Holding BUMN Danareksa, yang mana diantaranya juga menduduki posisi manajemen eksekutif sebagai pembuat keputusan strategis perusahaan,” tambah Irwan.Untuk terus memberikan kesempatan kepada perempuan dalam mengembangkan potensi dan kontribusinya, di tahun 2021 lalu, Holding BUMN Danareksa juga telah meluncurkan Srikandi Danareksa sebagai wadah yang mendorong perempuan untuk terus berkarya dan meraih prestasi. Srikandi Danareksa telah aktif memberikan dukungannya untuk sesama perempuan, salah satunya melalui kegiatan pelatihan oleh Srikandi Danareksa kepada perempuan difabel yang pada bulan lalu digelar di Yoygyakarta, bekerja sama dengan Yayasan Menembus Batas.Berkat upaya optimal meningkatkan peran perempuan di lingkungan kerja, PT Danareksa (Persero) juga menerima penghargaan ‘Best Workplaces for Women 2022 in Encouraging Female Leadership’ dalam ajang penghargaan Indonesia Best Workplace for Women Awards 2022 yang diselenggarakan oleh Herstory.co.id. Ini merupakan upaya Danareksa untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung bagi perempuan untuk dapat memiliki karir yang lebih baik, karena dengan begitu perempuan dapat menjalankan peran dalam keluarga dengan lebih mudah sekaligus berperan secara optimal bagi perusahaan.“Danareksa berkomitmen penuh mendukung arahan dari Menteri BUMN RI untuk melakukan transformasi keterwakilan perempuan di BUMN dengan mendorong kepemimpinan perempuan. Kami juga terus mengajak seluruh anggota Holding BUMN Danareksa untuk bersama-sama mendorong kepemimpinan perempuan dan kesetaraan gender. Pera perempuan telah terbukti memberikan nilai tambah pada kinerja organisasi, bahkan pada PDB negara dan kami sebagai BUMN, memiliki amanah untuk merefleksikan pemberdayaan perempuan kepada publik terkait kesetaraan gender dan peluang yang sama,” tutup Irwan.
Selengkapnya“Indonesia Water Fund” Meluncur dengan Komitmen Nyata Danareksa
20 Oktober 2022Badung, 20 Oktober 2022 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) turut ambil peran dalam menciptakan kemudahan akses air bersih bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui “Indonesia Water Fund” (“IWF”) yang telah diluncurkan sebelumnya di acara Konferensi Internasional BUMN atau State-Owned Enterprises (SOE) International Conference yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 17 Oktober 2022 lalu. Sebagai kelanjutan dari komitmen tersebut, Danareksa bersama 3 (tiga) Strategic Partners dan 2 (dua) Financial Investors melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk Pembentukan dan Investasi Infrastruktur Air Bersih melalui IWF, yang disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN II, Kartiko Wirjoatmodjo.IWF hadir sebagai upaya Holding Danareksa untuk mengakselerasi penyediaan infrastruktur air bersih yang merata di Indonesia mengingat masih adanya ketimpangan harga air bersih antar daerah disebabkan infrastruktur air bersih yang belum merata. Hal ini sejalan dengan peta SDG Indonesia 2030 di mana pemerintah menargetkan 100% penduduk memiliki akses terhadap sumber air minum layak. “Kami harap IWF dapat menyelesaikan masalah besar terkait air bersih, menutup gap kebutuhan sambungan rumah di Indonesia yang turut berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat” ujar Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo dalam sambutan yang disampaikan sebelum dilakukannya penandatanganan MoU IWF.Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Indonesia Water Fund merupakan bagian dari inisiatif strategis Holding BUMN Danareksa sebagai dukungan kepada pemerintah, untuk membantu menghadirkan 10 juta sambungan rumah (SR) baru sehingga akses air perpipaan akan mampu menjangkau lebih banyak masyarakat.”Adapun 3 (tiga) Strategic Partners yang memberikan komitmennya dan hadir dalam penandatanganan MoU, yakni Managing Director of Suez Recycling & Recovery Pacific Pte Ltd, Mr. Farchad Kaviani Dehkordi, PT Moya Indonesia yang diwakili oleh Director PT Moya Indonesia, Mohamad Selim, dan Chairman & CEO of PT CITIC Envirotech Indonesia, Mr. NGOW Gwo Liang, Jeremey. Ketiganya akan melakukan pengelolaan aktif atas IWF bersama-sama dengan Danareksa, terutama terkait aspek teknis. Sementara itu, Financial Investors diwakili oleh Direktur Utama PT Taspen (Persero), A.N.S Kosasih dan Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Michael Ridwan yang akan berinvestasi pada IWF dengan Danareksa dan Strategic Partners selaku pengelola aktif, apabila platform IWF memenuhi kriteria layak investasi sesuai dengan kebijakan masing-masing pihak.Selain itu, ketiga anggota Holding BUMN Danareksa yang juga akan terlibat dalam pembentukan dan pengelolaan IWF juga turut hadir untuk penandatanganan MoU. Ketiga anggota Holding BUMN tersebut adalah Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan, Direktur Utama Perum Jasa Tirta II, Imam Santoso, dan Direktur Utama PT Nindya Karya, Haedar Karim.“Berpegang kepada tiga pilar IWF yakni Akses, Investasi, dan Replikasi (AIR), IWF menawarkan pendekatan investasi khusus penyediaan akses air bersih yang tidak hanya memiliki manfaat berkelanjutan yang terintegrasi dari hulu ke hilir, melainkan juga dapat dijalankan untuk pembiayaan proyek SPAM baru (greenfield) atau juga untuk mengoptimalkan proyek SPAM yang telah berjalan (brownfield)” tambah Chris Soemijantoro, selaku Direktur Investasi PT Danareksa (Persero)Investasi ini akan dilakukan melalui sinergi investasi BUMN, swasta maupun asing, dengan skema yang mudah untuk direplikasi di seluruh Indonesia. Skema Investasi dan Replikasi ini diharapkan dapat mendorong minat investor untuk turut berkontribusi dalam sebuah investasi yang memberikan manfaat berkelanjutan, yang mengakselerasi penyediaan infrastruktur air bersih yang merata untuk Indonesia.
SelengkapnyaErick Thohir: Kelola Dana Rp15 Triliun, IWF akan Perbaiki Akses Air Bersih 40 Juta Warga
17 Oktober 2022BADUNG, 17 Oktober 2022 – Pemerintah meluncurkan program Indonesia Water Fund (IWF) sebagai upaya untuk memperbaiki akses air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia. Peluncuran dilakukan dalam acara Konferensi Internasional BUMN atau State-Owned Enterprises (SOE) International Conference yang digelar di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan, keberadaan IWF sebagai platform untuk mendukung percepatan investasi penyediaan sambungan air bersih ke rumah-rumah diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi Pemerintah melalui pendanaan non-APBN.“Konstitusi Indonesia mengakui dan menjamin hak atas air sebagai pengejawantahan dari pemenuhan hak asasi masyarakat Indonesia, sekaligus hak asasi sosial di mana peran dan keterlibatan Pemerintah menjadi suatu kebutuhan,” kata Ma’ruf Amin saat membuka SOE International Conference secara daring.Untuk itu, menurut Ma’ruf, air harus dikelola sebagai kekayaan nasional sekaligus kebutuhan rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. “Saya harapkan Indonesia Water Fund yang diluncurkan hari ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang,” imbuh Ma’ruf.Kementerian BUMN menyelenggarakan SOE International Conference & Expo 2022 dengan tema "Driving Sustainable and Inclusive Growth" pada 17-18 Oktober 2022 di Nusa Dua, Bali. Event ini merupakan bagian dari dari Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Road to G20.SOE International Conference diselenggarakan sebagai komitmen pemerintah untuk mendukung implementasi aspek Environment, Social, and Governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya di sektor kesehatan, inklusi keuangan, transformasi digital dan transisi energi.Indonesia Water Fund (IWF) diinisiasi oleh Kementerian BUMN melalui sinergi Holding BUMN Danareksa (Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1, dan Perum Jasa Tirta 2) untuk menghadirkan sambungan air ke berbagai wilayah di Indonesia.Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan, IWF fokus pada tiga pilar yang menawarkan pendekatan investasi dengan manfaat berkelanjutan dan menghadirkan akses yang terintegrasi dari hulu ke hilir. IWF dapat dijalankan sesuai dengan model investasi yang sesuai dengan profil investor dengan skema yang mudah direplikasi di seluruh Indonesia.Kata Erick, peran mitra strategis dibutuhkan dalam program IWF guna mencapai hasil yang optimal dalam proses pengoperasiannya.“Target awal, IWF akan mengelola dana sebesar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp15 triliun dari mitra strategis untuk memperbaiki akses air bersih bagi 40 juta jiwa rakyat Indonesia. Sesuai dengan prinsip IWF, yaitu penyediaan platform investasi yang mudah direplikasi, sehingga penambahan sambungan rumah untuk percepatan akses air bersih akan dapat terus menerus ditingkatkan,” kata Erick Thohir.Erick menambahkan, IWF merupakan solusi cepat untuk pemerataan akses air bersih, mempercepat penyediaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, dan efisien bagi seluruh rakyat Indonesia, sekaligus memperluas cakupan layanan air bersih nasional. IWF juga merupakan bentuk pendanaan untuk air bersih yang berjalan berdampingan dengan APBN secara mandiri, sehingga tidak membebani APBN secara langsung.“IWF merupakan upaya untuk memaksimalkan PDB Indonesia, karena pasokan air yang tidak cukup akan berpotensi mengurangi PDB Indonesia sebesar 2,5 % pada 2045,” jelas Erick.Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021 mencatat rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,8%, di mana sekitar 12% rumah tangga memiliki akses air minum aman, dan kurang lebih 19% memiliki akses air minum perpipaan.Berdasarkan data dari Danareksa Research Institute, konsumsi air semakin meningkat sejalan dengan peningkatan populasi. Namun, kelangkaan air menjadi masalah besar di beberapa negara dan bersamaan dengan kualitas air yang kurang baik menjadi penyebab penyebaran penyakit. Ke depan, isu kelangkaan dan kualitas air harus menjadi prioritas.Realisasi investasi/pembiayaan untuk sektor pengairan dan sanitasi belum memenuhi sesuai kebutuhan. IWF merupakan alternatif pembiayaan sektor pengairan di indonesia yang melibatkan BUMN, pihak swasta, dan investor. Dengan skema sumber dana tersebut diharapkan dapat meringankan beban APBN.Demikian siaran pers ini dibuat untuk disebarluaskan sebagaimana mestinya.
SelengkapnyaDanareksa Turut Berpartisipasi Dalam Bakti BUMN Untuk Mandalika
01 Oktober 2022Program percepatan pengembangan Mandalika terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia, akses pelayanan, dan infrastruktur dasar pariwisata.Dalam hal ini, Kementerian BUMN berkolaborasi dengan 35 BUMN, salah satunya PT Danareksa (Persero), Pemda dan Masyarakat NTB dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang diwujudkan melalui Bakti BUMN untuk Mandalika yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022.Menteri BUMN RI, Erick Thohir, dalam video sambutannya menjelaskan bahwa program TJSL ini terfokus pada 3 bidang prioritas yaitu Pendidikan, Lingkungan dan Pengembangan UMK sesuai kebutuhan masyarakat Mandalika.Adapun Program-program yang dilakukan dalam Bakti BUMN untuk Mandalika bertempat di Bypass Labulia berupa Penanaman 6.071 Pohon, Pembangunan Masjid Al-Hakim, Desa Rengganis, SD Negeri 01 Desa Kuta, serta Balai Desa Kuta Mandalika.Acara Bakti BUMN untuk Mandalika ini turut dihadiri oleh Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN, Tedi Bharata; Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah; Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum; serta Pejabat Perwakilan BUMN.#KawanDanareksa, semoga kehadiran Mandalika sebagai destinasi pariwisata super prioritas dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian baik di Mandalika maupun Indonesia. Indonesia PULIH LEBIH CEPAT, BANGKIT LEBIH KUAT.
SelengkapnyaDanareksa Raih Penghargaan Best Workplace for Women 2022 in Encouraging Female Leadership
30 September 2022Pada hari ini, Jumat (30/9), PT Danareksa (Persero) ("Danareksa") kembali menorehkan prestasinya sebagai perusahaan yang mendukung penuh dalam memberikan dan menyediakan fasilitas dan pemenuhan hak-hak perempuan.Diadakan secara virtual melalui perhelatan e-Awarding Herstory Indonesia Best Workplace for Women Awards 2022 "Restoring Equal Opportunities" oleh Herstory, Danareksa mendapatkan penghargaan Best Workplace for Women 2022 in Encouraging Female Leadership category Financial Services Industry.Komitmen Danareksa untuk kepemimpinan perempuan di perusahaan diwujudkan pada saat ini yaitu terdapat 10 Kepala Divisi yang merupakan perempuan. Dalam hal ini, Danareksa senantiasa mendukung pemberdayaan perempuan, perkembangan peran perempuan, dan kesetaraan gender para Srikandi di lingkungan Holding Danareksa.
SelengkapnyaPertemuan Menteri Investasi dengan Direktur Utama Danareksa
30 September 2022Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda RI Bahlil Lahadalia melakukan diskusi dengan Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono; yang didampingi Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Ahmad Fauzie Nur; serta Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan; mengenai potensi-potensi investasi yang ada di dalam ekosistem Holding Danareksa pada Jumat 30/9.Seperti di proyek Kawasan Industri Terpadu Batang di Jawa Tengah yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang disiapkan dengan konsep Kawasan Industri modern, smart and green yang merupakan visi pengembangan Kawasan Industri yang ada di Holding Danareksa.
SelengkapnyaDanareksa Dorong Perempuan Difabel Wujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Wirausaha melalui “Program Berdaya bersama Perempuan Difablepreneur”
29 September 2022Jakarta, 29 September 2022 - Perempuan memiliki peran yang signifikan dalam mendukung ekonomi rumah tangga maupun kontribusinya bagi perekonomian nasional. Guna mendorong pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan, PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) kembali menggelar pelatihan bisnis UMKM untuk perempuan, yakni “Program Berdaya Bersama Sahabat Perempuan Difablepreneur.” Bekerja sama dengan Yayasan Menembus Batas, kali ini pelatihan yang diadakan di Yogyakarta mulai dari 27-29 September 2022 ini menargetkan perempuan penyandang disabilitas.Dihadiri oleh perwakilan Srikandi Danareksa, yakni Chief Economist Danareksa Research Institute (DRI), Rima Prama Artha dan Ketua Yayasan Menembus Batas, Nicky Claraentia Pratiwi. Program berdaya Bersama Sahabat Perempuan Difablepreneur ini memberikan berbagai pelatihan wirausaha, mulai dari Business Model Workshop dan Validasi Masalah serta Konsumen hingga Branding, Marketing, dan Finance.Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika mengatakan, “Danareksa melalui Srikandi Danareksa sangat aktif berperan dalam pemberdayaan perempuan. Sebanyak 93 pegawai Danareksa merupakan perempuan, dan kami juga menyadari peran perempuan yang sangat besar terhadap perkembangan perusahaan, tidak terkecuali perempuan penyandang disabilitas. Pasca pandemi COVID-19, seperti kita tahu semua orang beradaptasi kembali, termasuk para penyandang disabilitas yang memiliki UMKM (difablepreneur).”“Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para peserta tentang pengaruh kondisi ekonomi saat ini dengan dunia usaha, cara merancang produk yang unggul, digital marketing, hingga optimasi media. Ke depan, kami berharap dapat menyelenggarakan kegiatan serupa dengan skala yang lebih besar bekerja sama dengan komunitas difablepreneur lainnya,” tambah Dewika.Data Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan bahwa saat ini tenaga kerja disabilitas yang berhasil ditempatkan dalam sektor tenaga kerja formal baru sekitar 2.851 orang atau sekitar 1,2 persen. Sedangkan total jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak 23 juta, di mana 4,9 juta diantaranya merupakan generasi muda di usia produktif. Untuk itu penyerapan tenaga kerja untuk penyandang disabilitas masih harus terus dioptimalkan.Masih kurangnya akses dan kesempatan yang diberikan kepada mereka merupakan beberapa alasan rendahnya partisipasi mereka di sektor tenaga kerja. Keterbatasan fisik penyandang disabilitas seringkali menjadi penghalang karena dianggap sebagai bentuk ketidak-mampuan. Padahal, penyandang disabilitas juga mampu untuk menghasilkan karya dan berkontribusi.Untuk itu, sudah menjadi komitmen bagi Danareksa sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengambil peran dalam membantu kesejahteraan penyandang disabilitas. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud nyata Danareksa dalam membantu penyandang disabilitas meningkatkan kemampuannya agar mampu mandiri secara ekonomi dengan berbisnis sesuai dengan kebutuhan pasar maupun perkembangan zaman yang semakin canggih.Peserta yang ikut dalam pelatihan ini mendapatkan pelatihan mengenai berbagai topik terkait pengembangan bisnis dari beberapa narasumber yang ahli di bidangnya, termasuk Chief Economist DRI, Rima Prama Artha yang membahas mengenai kondisi ekonomi dan pengaruhnya terhadap perkembangan usaha dan Direktur PT Danareksa Investment Management, Upik Susiyawati mengenai Reksa Dana yang dapat menjadi alternatif investasi untuk UMKM.Turut hadir pula sebagai narasumber, Aryanita Sembiring dari The Local Enablers Comprov yang memperkenalkan segmentasi konsumen dan cara menciptakan layanan konsumen yang interaktif. Tidak hanya itu, para peserta akan belajar cara membangun kekompakan tim, menciptakan visi usaha, hingga cara membangun kemitraan yang kolaboratif.Ketua Yayasan Menembus Batas, Nicky Claraentia Pratiwi mengatakan, “Apresiasi sebesar-besarnya kepada PT Danareksa (Persero) atas kepedulian dan kesempatannya untuk bekerja sama memfasilitasi pelatihan bisnis UMKM bagi disabilitas perempuan. Semoga dengan adanya pelatihan ini, difablepreneur dapat semakin berkembang dan semakin banyak penyandang disabilitas yang terinspirasi untuk berkarya. Kami juga berharap stigma dari mayoritas masyarakat bahwa keterbatasan dari segi fisik sebagai bentuk ketidak-mampuan dapat dipatahkan.”Danareksa terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan, khususnya untuk perempuan berkebutuhan khusus dalam pemulihan ekonomi paska pandemi COVID-19. Selain menyelesaikan masalah perekonomian penyandang disabilitas, Danareksa akan terus berupaya menciptakan Indonesia yang lebih inklusif.
SelengkapnyaDanareksa Raih Dua Penghargaan dari Warta Ekonomi
29 September 2022Pada hari ini, Kamis, 29 September 2022, Danareksa kembali menorehkan prestasinya melalui 2 (dua) penghargaan dari Warta Ekonomi di hari yang sama.Penghargaan pertama yaitu diberikan kepada salah satu Srikandi Danareksa, yaitu Ibu Putu Dewika Angganingrum, yang juga merupakan Corporate Secretary Danareka yang dinobatkan sebagai Top Public Relations Leader for Accelerations Business Transformation category Financial Services pada perhelatan virtual awarding Indonesia PR Top Leader Awards 2022 “Bringing Brighter Future through Massive Connection”.Penghargaan kedua yang diberikan kepada Danareksa atas kontribusi positifnya dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan yang selaras dengan nilai Sustainable Development Goals. Meraih penghargaan sebagai Best TJSL 2022 with Outstanding Community Basic Needs Support category Financial Services dalam perhelatan virtual awarding Indonesia Best TJSL Awads 2022 "Establishing Business Responsibility Based on Sustainable Development Goals".Melalui kedua penghargaan ini harapannya dapat menjadi motivasi untuk selalu berkomitmen dan berkontribusi untuk Indonesia serta bisa membawa manfaat yang positif.
SelengkapnyaKunjungan Wakil Menteri BUMN II ke Kawasan Industri Terpadu Batang
21 September 2022Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengunjungi Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah untuk melihat perkembangan pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional.Dalam kunjungannya pada hari Rabu (21/9) ini didampingi oleh Asisten Deputi Bidang Jasa Telekomunikasi dan Media KBUMN, YB. Priyatmo Hadi; Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono; Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Chris Soemijantoro; Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Danareksa (Persero), M. Teguh Wirahadikusumah; Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma sekaligus Komisaris PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ahmad Fauzie Nur; Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan; serta Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk, Novel Arsyad.Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) merupakan kawasan yang dikelola oleh konsorsium BUMN dan Perusda, yang terdiri dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma selaku bagian dari Holding Danareksa, PT PP (Persero) Tbk, dan Perumda Batang.
SelengkapnyaHolding Danareksa Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kabupaten Sragen melalui Program Tanam 1.000 Pohon
21 September 2022Jakarta, 21 September 2022 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) bersama anggota Holding Danareksa kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan kontribusi positif bagi Indonesia melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kali ini, komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan “Tanam 1.000 Pohon Durian” di Desa Wisata Agropolitan Organik, Sukorejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada 15 September 2022 lalu. Kegiatan yang melibatkan kolaborasi antara 12 (dua belas) anggota Holding Danareksa ini ditujukan untuk meningkatkan perekonomian warga di Kabupaten Sragen, khususnya ekonomi petani.Selain itu, kegiatan ini turut membantu Pemerintah dalam mewujudkan Program Peningkatan produksi buah durian di atas lahan seluas total 25 hektar. Adapun pemilihan bantuan bibit durian oleh Holding Danareksa selain karena kesesuaian jenis tanah, pemilihan didasarkan pada potensi kedepannya bagi perekonomian masyarakat setempat sehingga disiapkan menjadi produk yang unggul dan bermanfaat bagi warga di Desa Sukorejo serta menciptakan wisata edukatif baru bertema agropolitan di Desa Sukorejo, Kabupaten Sragen. Kegiatan seremonial penanaman 1.000 pohon ini turut dihadiri Wakil Bupati Sragen, H. Suroto di Sragen.Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika mengatakan, “Holding Danareksa berkomitmen untuk dapat berkontribusi dalam memberikan nilai tambah tidak hanya bagi anggota Holding Danareksa, tetapi juga bagi masyarakat. Sinergi antara 12 anggota Holding Danareksa dan Kabupaten Sragen ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melatih keterampilan dan manajemen usaha warga, sehingga ke depannya dapat turut menumbuhkan perekonomian masyarakat dari sektor pertanian, pariwisata, dan edukasi. Hal ini sesuai dengan salah satu pilar tujuan Holding Danareksa, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan teknologi untuk bersaing pada skala global.”Adapun 12 anggota Holding Danareksa yang turut berkolaborasi dalam kegiatan ini, antara lain PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), PT Kawasan Industri Medan (KIM), PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), PT Nindya Karya, dan PT Balai Pustaka. PT Indra Karya (Persero), PT Danareksa Finance, dan PT Danareksa Investment Management.Desa Sukorejo sendiri sudah menjadi Desa Wisata BETISREJO (Jambeyan, Jetis, Sukorejo) dengan julukan DeWORejo (Desa Wisata Organik Sukorejo) dengan produk unggulan padi organik. Wisata tersebut juga telah diintegrasikan dengan pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata. Dengan adanya penanaman sentra durian Desa Wisata Agropolitan Organik Sukorejo diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal secara berkelanjutan dan meningkatkan potensi yang dimiliki Desa Wisata BETISREJO.Wakil Bupati Sragen, H. Suroto mengatakan, “Apresiasi setinggi-tingginya kami ucapkan kepada Holding Danareksa karena telah melihat adanya potensi sumber alam Desa Sukorejo dan atas kepeduliannya kepada warga Sragen. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut seiring dengan kemajuan perekonomian rakyat Sragen dan kemajuan Holding Danareksa sebagai BUMN yang terus memberikan kontribusi bagi Indonesia.”Program pengembangan sentra durian dan penanaman tanaman jali pada lahan seluas 25 hektare akan dilaksanakan oleh kelompok tani setempat yang berkolaborasi dengan BUMDes. BUMDes akan berperan sebagai pendamping sekaligus konsultan penyuluhan pertanian dan penyuluhan swadaya. Hasil panen dan penjualan tiket tempat wisata nantinya akan dibagi rata sesuai dengan kesepakatan bersama yang sudah ditetapkan.
SelengkapnyaKonsisten Bertransformasi, Holding Danareksa Pelopori Gudang Ekspor Modern Terbesar di Indonesia
15 September 2022Jakarta, 15 September 2022 - PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) bersama dengan anggota Holding Danareksa, PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) berkomitmen untuk melakukan transformasi bisnis kawasan industri yang berbasis modern, smart, and green. Kali ini, komitmen tersebut diwujudkan melalui kerja sama antara anak usaha dari KBN, yakni PT Kawasan Berikat Nusantara Prima Logistik (KBNPL) dan PT APL Logistics (APLL) dalam pengembangan gudang konsolidasi ekspor modern terbesar di Indonesia. Nantinya, Gudang ini juga sekaligus akan menjadi pilot project pertama APLL New Flow Center di Indonesia. Pengukuhan komitmen ini dilakukan melalui seremonial ground breaking yang dilaksanakan di KBN Marunda, Jakarta Utara, Selasa (13/09), dengan dihadiri Direktur Utama PT Danareksa (Persero); Arisudono Soerono, Direktur Utama PT Kawasan Berikat Nusantara; Alif Abadi, Direktur PT KBN Prima Logistik; Toha Muzaqi, Chief Operating Officer APLL; Graeme Watson (COO of APLL), Vice President Regional Southeast Asia; APLL Seng Thiam Khoo, dan Direktur PT APL Logistic, Muhammad Azfar Khan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Sebuah kebanggaan bagi Holding Danareksa, bahwa PT KBNPL dapat bekerja sama dengan APLL, yakni perusahaan yang berpengalaman dalam bidang Supply Chain di berbagai bidang industri dengan skala global. Kerjasama dengan APLL diharapkan semakin mendorong proses bisnis maupun posisi KBN setara dengan perusahaan kelas dunia.”“Seperti kita ketahui, Holding Danareksa berkomitmen untuk menjadikan anggota subklaster Kawasan Industri menjadi pengelola kawasan yang paling lengkap untuk investor dan PT KBN, melalui anak usahanya dan PT KBNPL telah menjawab tantangan itu. Kami meyakini bahwa di masa mendatang, kawasan logistik industri akan terus memiliki peran yang signifikan dalam memperkuat perekonomian Indonesia dan proyek ini tentunya semakin meningkatkan ekosistem Holding Danareksa untuk ke depannya,” tambah Ari. Seremoni ini merupakan bentuk tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman PT KBN Prima Logistik dan PT APL Logistics pada Maret lalu yang ditandatangani oleh Direktur PT KBN Prima Logistik, Toha Muzaqi dan Direktur APLL, Muhammad Azfar Khan serta disaksikan oleh Direksi PT KBN dan Vice President Regional Southeast Asia APLL, Mr. ST. Khoo. Dalam Nota Kesepahaman tersebut disepakati bahwa APLL akan menggunakan area seluas kurang lebih 32.682 meter persegi di KBN Kawasan Marunda Blok C-05 untuk 10 (sepuluh) tahun ke depan dan dapat diperpanjang untuk masa berikutnya dengan komitmen volume yang keluar mencapai 400.000 meter kubik/tahun. Terbentuknya kerja sama ini, turut membuka peluang dan menjadikan lahan potensial PT KBN di Blok C.05 Kawasan Marunda sebagai area pengembangan usaha baru yang terintegrasi dengan pelabuhan yang dapat mengangkut kontainer siap ekspor APLL. Proyek dengan APLL ini juga di desain dengan menerapkan prinsip proses kerja dan teknologi yang state of the art serta diharapkan untuk menjadi pusat logistik paling modern di Asia Tenggara. Direktur PT KBN Alif Abadi mengatakan, “Sesuai dengan arah pengembangan Kawasan KBN yang sudah disepakati, nantinya di Container Freight Station (CFS) atau Gudang Konsolidasi Ekspor tersebut, KBNPL akan menyediakan layanan logistik, mulai dari stuffing, stripping, handling in, handling out, dan lift off, lift on container isi dan kosong, termasuk pengurusan jasa logistik lainnya, seperti dokumen kepabeanan, labelling, trucking, dan lainnya. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun Kawasan KBN menjadi kawasan industri dengan ruang lingkup bisnis skala global.”PT KBN Prima Logistik (KBNPL) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang bergerak di bidang jasa Forwarding, Depo, Bongkar Muat, Dokumen Exim, serta layanan Intersuler. Sementara, APLL merupakan bagian dari Kintetsu World Express Group, penyedia jasa logistik skala internasional.-SELESAI-
SelengkapnyaInisiatif Strategis BUMN dalam pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
26 Agustus 2022Direktur Investasi PT Danarekaa (Persero) Chris Soemijantoro menjadi narasumber dalam Workshop “BUMN Menjawab Tantangan Dalam Percepatan Peningkatan Pelayanan Air Bersih di Indonesia” sebagai rangkaian acara Peringatan HUT ke-55 Perum Jasa Tirta II. Beliau menjelaskan mengenai Inisiatif strategis BUMN dalam pendanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagai salah satu inisiatif strategis Danareksa dalam agenda G20.Turut hadir sebagai narasumber pada acara ini Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementrian PUPR RI, Herry Trisaputra Zuna; serta Asisten Deputi Jasa Telekomunikasi & Media Kementrian BUMN RI, Y.B Priyatmo Hadi.
SelengkapnyaKomitmen Terapkan AKHLAK, Holding Danareksa Raih 13 Penghargaan AKHLAK Award 2022
24 Agustus 2022Jakarta, 23 Agustus 2022 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) bersama dengan seluruh anggota Holding Danareksa berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan dengan menerapkan nilai AKHLAK BUMN (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam setiap kegiatan bisnisnya. Komitmen kuat dalam penerapan dibuktikan secara nyata, yang mana Holding Danareksa berhasil meraih 13 penghargaan dalam AKHLAK Award 2022 yang diselenggarakan oleh Kementrian BUMN bekerjasama dengan ACT Consulting. Penghargaan tersebut telah diumumkan sebelumnya pada 5 Juli 2022 lalu dan pada hari ini, 23 Agustus 2022 diadakan penyerahan secara langsung g oleh Founder ACT Consulting, Ary Ginanjar Agustian kepada perusahaan anggota Holding Danareksa yang berhasil memenangkan penghargaan AKHLAK Award 2022 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Kami sangat bangga terhadap anggota Holding Danareksa atas komitmennya dalam menanamkan nilai AKHLAK. Kami juga mengapresiasi sebesar-besarnya atas penghargaan yang diberikan oleh Kementerian BUMN, ACT Consulting, dan seluruh pendukung kegiatan AKHLAK Award 2022. Melalui penghargaan ini, Holding Danareksa membuktikan bahwa etos kerja perusahaan anggota sudah sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir, yakni konsisten dalam menerapkan core value AKHLAK.” “Kami berharap, penghargaan ini dapat menjadi awal yang baik bagi Holding Danareksa dalam melaksanakan beragam transformasi. Ke depan, prinsip AKHLAK akan terus menjadi core value Holding Danareksa dalam berpikir dan berperilaku,” tambah Ari.Founder ACT Consulting, Ary Ginanjar Agustian turut memberikan tanggapannya atas pencapaian Holding Danareksa dan mengatakan, “Selamat kepada Holding Danareksa yang berhasil mendapatkan 13 kategori penghargaan di ajang AKHLAK Awards 2022. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kami terhadap kinerja BUMN yang terus meningkat. Semoga penghargaan ini dapat menjadi penyemangat dan motivasi baru bagi Holding Danareksa untuk terus meningkatkan dan menanamkan nilai AKHLAK di perusahaan masing-masing.” Anggota holding Danareksa yang mendapatkan penghargaan AKHLAK Award 2, yakni PT Jalin Pembayaran Nusantara, PT Danareksa Finance dan PT Danareksa Investment Management meraih penghargaan untuk Total Indeks Implementasi AKHLAK kategori Anak Perusahaan BUMN Klaster Danareksa. Selanjutnya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Wijayakusuma dan Perum Jasa Tirta I menerima penghargaan dari kategori yang sama sebagai BUMN anggota Holding Danareksa. PT Danareksa (Persero) sendiri turut mendapatkan penghargaan pada kategori Komitmen Klaster. Sementara itu, PT Kliring Berjangka Indonesia berhasil menerima penghargaan terbanyak di antara anggota Holding Danareksa dengan 5 penghargaan pada kategori Perusahaan BUMN per Nilai AKHLAK, yaitu BUMN Amanah, BUMN Loyal, BUMN Adaptif dan BUMN Kolaboratif. Sementara, kategori BUMN Harmonis diraih oleh PT Kawasan Industri Wijayakusuma dan Perum Jasa Tirta I yang nantinya akan bergabung dalam tahap 2 Holding Danareksa. Sebagai informasi tambahan, sebelumnya kegiatan AKHLAK Awards 2022 telah dilaksanakan pada bulan Juli 2022 secara daring. Diikuti oleh 141 perusahaan yang terdiri dari 39 BUMN dan 102 anak perusahaan BUMN, penilaian AKHLAK Award 2022 didasarkan pada Indeks ACHI (AKHLAK Culture Health Index) dari ACT Consulting International dengan tolok ukur 2 (dua) tahun implementasi AKHLAK sebagai core values seluruh BUMN di seluruh Indonesia. “Penghargaan ini sangat berarti bagi kemajuan Holding Danareksa yang baru beberapa bulan terbentuk. Ke depan, kami akan terus berupaya menanamkan nilai AKHLAK kepada seluruh karyawan Holding Danareksa melalui berbagai program yang berfokus pada peningkatan nilai AKHLAK, salah satunya juga melalui Danareksa Learning Institute (DLI) yang diharapkan menjadi awal lahirnya talenta unggul yang sejalan dengan core value AKHLAK dengan semangat memberikan yang terbaik untuk Negeri,” tutup Ari. -SELESAI-Tentang PT Danareksa (Persero)PT Danareksa (Persero) sepenuhnya (100%) dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Danareksa (Persero) saat ini mempunyai beberapa Entitas Anak, yaitu PT Danareksa Capital (kepemilikan 99,90%), PT Danareksa Finance (kepemilikan 99,99%) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (kepemilikan 67%). Sedangkan yang termasuk Entitas Asosiasi adalah PT Danareksa Investment Management (kepemilikan 65%) dan PT BRI Danareksa Sekuritas (kepemilikan 33%).Pada tahun 2022, PT Danareksa (Persero) ditunjuk menjadi Holding Pengelola BUMN Lintas Sektor berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik No 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa. Penambahan PMN ke dalam modal saham Danareksa tersebut berasal dari pengalihan seluruh saham Pemerintah pada 10 BUMN yaitu PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.Kontak MediaPutu Dewika AngganingrumCorporate Secretary PT Danareksa (Persero)+6221 29555777cs@danareksa.co.id
SelengkapnyaBerkomitmen Lakukan Transformasi dalam Kawasan Industri, Holding Danareksa Selenggarakan FGD khusus Limbah
19 Agustus 2022Jakarta, 19 Agustus 2022 – PT Danareksa (Persero) (“Holding Danareksa”) bersama 6 (enam) anggota holding dalam sub-klaster Kawasan Industri berkomitmen mewujudkan transformasi Kawasan Industri yang Modern, Smart, and Green sesuai tata kelola lingkungan atau ESG (Environmental, Social, and Governance). Untuk mewujudkan hal itu, Holding Danareksa menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pengelolaan Limbah di Kawasan Industri”. Bertempat di Grand City Hall, Medan, Kamis (18/08), kegiatan ini melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian BUMN, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, DLHK Kota Medan, dan DLHK Kabupaten Deli Serdang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.Keenam perusahaan anggota sub-klaster Kawasan Industri Holding Danareksa, antara lain PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), PT Kawasan Industri Medan (KIM), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), dan PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Penanganan limbah merupakan bagian dari transformasi kawasan industri menuju kawasan yang smart, modern and green berbasiskan prinsip-prinsip ESG yang berkelanjutan. Kami berharap dengan menjadikan kawasan industri BUMN sebagai green industrial zones, akan memperkuat daya saing kawasan industri tersebut dalam menangkap peluang investasi di Indonesia.”.Guna memberi pemahaman tentang penanganan lingkungan yang lebih luas, kegiatan FGD ini juga menghadirkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya, antara lain Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rossa Vivien Ratnawati; Direktur Pengelolaan Limbah B3 dan Non-B3 dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Achmad Gunawan Widjaksono; Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Penanganan Sampah, Ditjen PSLB3, KLHK, Ari Sugasri; Direktur Operasi 1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk, A. Suko Widigdo; Kepala BSILHK, Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ary Sudijanto; Direktur PDLUK (Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha Dan Kegiatan KLHK), Laksmi Widyajayanti. Turut hadir pula Asisten Deputi Bidang Jasa dan Telekomunikasi dan Media Kementerian BUMN, YB. Priyatmo Hadi.Pada kesempatan yang sama, Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Chris Soemijantoro mengatakan, “Kawasan industri dipersiapkan untuk mengidentifikasi jenis industri dan limbah yang dihasilkan sehingga dapat diidentifikasi fasilitas apa saja yang diperlukan untuk mengelola atau memanfaatkan limbah serta sampah tersebut agar dapat menjadi peluang ekonomi sirkuler. Dengan FGD ini diharapkan, pengelolaan limbah dan sampah hendaknya berorientasi kepada paradigma bahwa limbah dan sampah merupakan sumber daya yang bisa dikelola atau diolah menjadi produk inovatif (waste to product), sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi kawasan industri sebagai green industrial zone.”Pengelolaan limbah di Kawasan Industri diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan dan Perlindungan Lingkungan Hidup (P3LH) sejak Februari 2021 lalu, menggantikan PP No. 27 Tahun 2012. Beleid tersebut mengatur lebih rinci mengenai Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Salah satu anggota Holding Danareksa, PT SIER, melaporkan realisasi penerbitan rekomendasi RKL-RPL Rinci tahun 2022 meningkat setara 162% dibanding tahun sebelumnya.“Penting untuk anggota holding sub-klaster Kawasan Industri untuk mengidentifikasi jenis limbah industri yang dihasilkan. Limbah perlu dipilah kembali agar dapat menghasilkan produk yang bermanfaat. Selain itu, penyelesaian permasalahan limbah dan sampah harus dilakukan bersama-sama antar anggota Holding Danareksa. Holding Danareksa selalu berkomitmen dan siap melakukan koordinasi optimal antar kawasan dalam menjawab tantangan ini.” tutup Chris.
SelengkapnyaHolding Danareksa, BUMN Spesialis Transformasi Pertama di Indonesia
20 Juli 2022JAKARTA, 20 Juli 2022 – Menteri BUMN Erick Thohir kembali melakukan penataan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Kini, Danareksa telah diresmikan menjadi Holding yang membawahi beberapa perusahaan lintas sektor untuk memperkuat bisnis dan optimalisasi sumber daya perusahaan. Danareksa menjadi holding spesialis transformasi pertama milik BUMN yang berstandar dan berskala internasional.Dalam peluncuran Holding Danareksa yang dilakukan di Jakarta, hari ini (20/7), Menteri Erick mengatakan, transformasi yang dijalankan BUMN, termasuk Danareksa telah mencatatkan hasil yang luar biasa. Dengan efisiensi dan konsolidasi serta dengan Good Corporate Governance yang baik, transformasi-transformasi ini terbukti menghasilkan peningkatan pendapatan pemerintah dari BUMN hingga Rp60 triliun di masa krisis pandemi lalu.Erick menuturkan, tujuan dibentuknya holding ini adalah agar terciptanya sinergitas bisnis model di antara perusahaan BUMN yang tidak masuk dalam 12 klaster. “Ada perusahaanperusahaan atau investasi BUMN yang saya rasa perlu pemikiran, pendampingan secara kontinyu. Padahal potensinya luar biasa,” ujar Erick. Ia menegaskan amanah untuk mengelola transformasi anak-anak perusahaan merupakan tugas besar yang harus dituntaskan dan tidak kehabisan 'stamina' di tengah jalan."Saya berharap apa yang kita lakukan sama-sama ini akan terus membesar dan terus berkontribusi kepada negara, partner, pemerintah daerah dan tentu swasta. tentu juga terus mendorong transformasi daripada usaha usaha dibawahnya karena ini bagian dari juga korporasi yang sehat dan pelayanan masyarakat yang baik dan di era perubahan yang terjadi ini saya mengharapkan Danareksa membuat terobosan-terobosan terus," katanya.Dalam kesempatan itu, Erick menyampaikan apresiasi kepada Direksi dan Dewan Komisaris 10 BUMN yang kini menjadi anggota Holding Danareksa. “Saya mengucapkan terima kasih kepada direksi dan komisaris anak anak perusahaan holding yang terus bisa legowo, membuka diri bahwa kita harus bersinergi menjadi sebuah kekuatan tidak berdiri sendiri satu dan lainnya,” lanjutnya.Direktur Utama PT Danareksa, Arisudono Soerono menyebut Holding Danareksa adalah holding yang unik. Bila holding BUMN lain pada umumnya bergerak di satu sektor industri, holding Danareksa justru menaungi beragam sektor industri. "Oleh karena itu, upaya pembentukannya cukup kompleks, dengan beragam pemangku kepentingan, dan diperlukannya 5 Peraturan Pemerintah, yang berkat dukungan Pak Menteri dan para hadirin sekalian, dituntaskan di awal tahun ini melalui PP Nomor 7 Tahun 2022 tertanggal 24 Januari 2022," kata Ari.Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2022 terdapat 10 perusahaan BUMN yang bergabung menjadi anggota Holding, yakni PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Nindya Karya, PT Balai Pustaka, dan PT Kliring Berjangka Indonesia. 10 perusahaan BUMN yang bergerak di Jasa Keuangan, Konstruksi, Kawasan Industri dan Teknologi ini menambah portofolio anak perusahaan dan entitas asosiasi Danareksa yang awalnya berjumlah 5 perusahaan, kini menjadi total 15 perusahaan."Selanjutnya sesuai peta jalan Kementerian BUMN, masih ada 6 BUMN lagi yang akan diinbreng- kan sebagai tahap 2 holding Danareksa, yang kami rencanakan untuk dilakukan di tahun ini," jelas Ari. Sebagai induk holding, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1976 ini berkomitmen berkomitmen untuk meningkatkan skala entitas yang dikelola dan memberikan manfaat kepada stakeholders melalui 25 inisiatif strategis di bidang Tata Kelola, Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Keuangan, dan Manajemen Resiko, serta pembentukan PMOPMO untuk sinergi dan penciptaan nilai tambah.Ari menjelaskan Holding Danareksa beranggotakan perusahaan BUMN skala kecil dan menengah dengan rata-rata aset sebesar Rp3,5 Triliun yang ketika dijadikan satu dibawah holding memberi kekuatan baru. "Pada saat disatukan menjadi holding, maka keseluruhan aset holding tahap 1 menjadi Rp49,1 Triliun dengan laba bersih di tahun 2020 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp 468,6 miliar dan laba bersih tahun 2021 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp796 miliar," tambahnya.Besarnya nilai aset dan laba konsolidasi dibandingkan dengan bila BUMN-BUMN anggota holding berdiri sendiri menggambarkan manfaat pembentukan holding ini. Dengan neraca yang lebih kuat, upaya penciptaan nilai tambah melalui inovasi model bisnis, peningkatan kompetensi SDM dan perbaikan proses dapat dilakukan dengan baik. Ari menegaskan, peningkatan kinerja tersebut juga dipengaruhi dari peningkatan kompetensi SDM yang menjadi perhatian utama dari Holding Danareksa.Perlu diketahui, Holding Danareksa berpijak pada tiga pilar tujuan, yakni transformasi berkelanjutan melalui peningkatan skala entitas, penciptaan nilai melalui inovasi model bisnis, sinergi operational excellence dan cost leadership, serta memperkuat kapabilitas maupun kapasitas SDM untuk bersaing pada skala global. Holding ini memiliki sejumlah strategi untuk mentransformasikan bisnis anak-anak usaha, antara lain menyiapkan perusahaan Subklaster Kawasan Industri menjadi kelompok pengelola kawasan dengan range lokasi dan layanan dukungan yang lengkap bagi investor; menyiapkan Perusahaan Pengelolaan Aset menjadi perusahaan turnaround terdepan di Indonesia dalam bidang restrukturisasi, pengelolaan NPL, dan investasi; mentransformasikan Nindya Karya menjadi perusahaan konstruksi berbasis Green Environmental Development (ESG); mentransformasikan Balai Pustaka menjadi IP Licensing Company; menjadikan Kliring Berjangka Indonesia sebagai perusahaan digital berlisensi Kliring dengan memanfaatkan peluang perkembangan dan penguasaan teknologi.
SelengkapnyaDanareksa Keliling Kembali Berikan Literasi Keuangan dan Investasi Bagi Generasi Milenial Yogyakarta dan Semarang
13 Juni 2022Jakarta, 13 Juni 2022 - PT Danareksa (Persero) kembali menggelar kegiatan Talkshow Danareksa Keliling (Darling) bertajuk Ngobrolin Peluang Bisnis dan Investasi di Tahun 2022 sebagai kelanjutan dari roadshow yang telah dilaksanakan pada awal tahun ini. Menghadirkan Chief Economist dari Danareksa Research Institute (DRI), Rima Prama Artha dan Associate Director PT Danareksa Investment Management, Bagus Setyawan sebagai pembicara, kegiatan ini dilaksanakan di Yogyakarta dan Semarang pada 9 Juni dan 10 Juni 2022. Kegiatan Darling di Semarang juga merupakan kerja sama Danareksa dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya memberikan wawasan kepada masyarakat perihal berinvestasi dan menangkap peluang bisnis. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika mengatakan, “Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Danareksa dan strategi Created Share Value yang dilakukan bersama anak usaha kami guna meningkatkan literasi keuangan bagi milenial. Kegiatan ini merupakan wujud komitmen aktif Danareksa dalam mendukung pemerintah meningkatkan literasi keuangan milenial sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Diharapkan dengan memahami literasi mengenai pengelolaan keuangan, peserta dapat mengelola dana yang mereka miliki dengan lebih strategis dan memilih instrumen investasi yang terpercaya. Ke depan, kami berharap dapat melanjutkan program Danareksa Keliling di kota lainnya dengan skala yang lebih besar.” Perlu diketahui, seiring meredanya kasus COVID-19, perekonomian Indonesia kini berangsur pulih. Hingga April 2022, tercatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri tumbuh 5,01% (year-on-year/YoY) dan kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mengalami penurunan hingga tersisa 16,56%. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperdalam pasar keuangan domestik dengan meningkatkan nilai investasi di dalam negeri. Maka dari itu, Darling hadir sebagai program yang turut mendukung literasi pengelolaan keuangan di tengah masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah tersebut. Kegiatan yang menargetkan mahasiswa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) milenial ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang kondisi perekonomian global dan dalam negeri serta tips bijak berinvestasi agar generasi milenial dapat lebih bijak dan strategis dalam berinvestasi. Bekerja sama dengan IMAGAMA (Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada), kegiatan Darling di Yogyakarta telah berlangsung pada Kamis, 9 Juni 2022 dengan peserta yang hadir merupakan mahasiswa/i dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kampus lainnya. Sementara kegiatan Darling di Semarang berlangsung pada Jumat, 10 Juni 2022 yang dihadiri oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) milenial dari berbagai level. Diharapkan para peserta tidak hanya dapat menambah pengetahuan tentang investasi, tapi juga menambah wawasan mengenai kondisi perekonomian global dan dalam negeri sebagai acuan dalam berinvestasi. “Dengan konsep talkshow, diharapkan para milenial akan lebih mudah mencerna materi hasil riset, sehingga dapat membantu milenial merencanakan investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Di tengah maraknya penipuan investasi digital di kalangan generasi muda, edukasi literasi keuangan menjadi sangat penting agar milenial hanya berinvestasi pada produk investasi yang terpercaya, salah satunya melalui produk reksadana dari PT Danareksa Investment Management,” kata Dewika. Dalam kegiatan, Chief Economist dari Danareksa Research Institute, Rima Prama Artha memaparkan hasil riset DRI mengenai kondisi perekonomian global dan domestik saat ini. Dilanjutkan dengan pemaparan tips berinvestasi oleh Associate Director PT Danareksa Investment Management, Bagus Setyawan. Pada saat pemaparannya, Rima menyampaikan, "Jumlah investor milenial terus bertambah dari tahun ke tahun. Melihat ekonomi (PDB) yang tumbuh relatif tinggi, current account yang masih positif, dan kepemilikan asing di SBN yang semakin menurun, iklim investasi di Indonesia semakin membaik pasca pandemi. Tetapi tetap harus berhati-hati dan tetap pilih instrumen investasi yang terpercaya." Kegiatan Darling di Yogyakarta berlangsung di Sinergi Co Working & Space, Yogyakarta sementara di Semarang, acara dilangsungkan di Aula Grandhika, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah. Sebelumnya, PT Danareksa telah menggelar kegiatan Darling di Jakarta dan Bandung dengan menyasar milenial dan pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMKM) dengan konsep ‘Roadshow Truck’. -Selesai- Tentang PT Danareksa (Persero) PT Danareksa (Persero) sepenuhnya (100%) dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdiri pada tahun 1976, PT Danareksa (Persero) turut berperan aktif dalam pengembangan Pasar Modal Indonesia dan industri keuangan nasional. PT Danareksa (Persero) saat ini mempunyai beberapa Entitas Anak, yaitu PT Danareksa Capital (kepemilikan 99,90%), PT Danareksa Finance (kepemilikan 99,99%) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (kepemilikan 67%). Sedangkan yang termasuk Entitas Asosiasi adalah PT Danareksa Investment Management (kepemilikan 65%) dan PT BRI Danareksa Sekuritas (kepemilikan 33%). Pada tahun 2022, PT Danareksa (Persero) ditunjuk menjadi Holding Pengelola BUMN Lintas Sektor berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik No 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa. Penambahan PMN ke dalam modal saham Danareksa tersebut berasal dari pengalihan seluruh saham Pemerintah pada 10 BUMN yaitu PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut. Kontak Media Putu Dewika Corporate Secretary PT Danareksa (Persero)+6221 29555777cs@danareksa.co.id
SelengkapnyaPengunduran diri Mirza Adityaswara sebagai Komisaris Independen PT Danareksa (Persero)
23 Mei 2022JAKARTA, 23 Mei 2022 – PT Danareksa (Persero) “Danareksa” hari ini mengumumkan pengunduran diri Mirza Adityaswara sebagai Komisaris Independen Danareksa efektif tanggal 23 Mei 2022. Pengunduran diri ini sehubungan dengan terpilihnya Mirza Adityaswara sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027.Dewan Komisaris, Direksi, serta Karyawan PT Danareksa (Persero) mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas masa bakti sebagai Komisaris Independen serta mengucapkan selamat bertugas sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027.Sebagai informasi, Mirza Adityaswara ditunjuk sebagai Komisaris PT Danareksa (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor SK – 324/MBU/10/2020.
SelengkapnyaDRI’s Pulse Check – Peran Perempuan Menuju Kesetaraan
21 April 2022Danareksa Research Institute (DRI) kembali merilis riset bulanan DRI’s Pulse Check dengan judul “Peran Perempuan Menuju Kesetaraan”. Di tengah angka pengangguran yang meningkat selama Pandemi Covid-19, tingkat partisipasi kerja perempuan meningkat di semua golongan usia. Hal ini mengindikasikan peningkatan peran perempuan dalam aktivitas ekonomi utamanya untuk menopang ekonomi rumah tangga. Di sisi lain, akses perempuan dalam pekerjaan, Kesehatan, dan Pendidikan terus meningkat meskipun masih lebih rendah dari laki – laki. Peningkatan peran perempuan dalam dunia kerja juga tercermin dari persentase perempuan yang menduduki posisi manajerial serta porsi perempuan di parlemen yang meningkat. Berdasarkan survey DRI, pengakuan responden akan nilai kesetaraan masih relatif rendah terutama karena masih banyaknya yang setuju bahwa perempuan sebaiknya hanya bekerja jika ada tuntutan ekonomi dan tugas utamanya adalah mengasuh anak. Penting untuk terus meningkatkan pengakuan nilai kesetaraan perempuan didalam rumah tangga karena nilai yang tercermin dalam Indeks kesetaraan memiliki korelasi yang signifikan dan positif terhadap keputusan perempuan untuk bekerja. Silakan mengunduh riset lengkapnya dengan meng-klik tautan berikut: DRI"s Pulse Check - Peran Perempuan Menuju Kesetaraan DRI’s Pulse Check – Peran Perempuan Menuju Kesetaraan
SelengkapnyaPengumuman Anti Gratifikasi PT Danareksa (Persero)
21 April 2022Adalah komitmen PT Danareksa (Persero) ("Danareksa") untuk selalu menjunjung tinggi penegakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Dengan segala hormat, bersama ini kami menghimbau kepada Bapak/lbu, termasuk dan tidak terbatas Nasabah, Vendor/Suplier, Konsultan, Penasehat Hukum, Notaris dan PPAT yang menjadi Mitra Usaha Danareksa ("Mitra Usaha Danareksa"), agar senantiasa tidak memberikan bingkisan/hadiah (baik dalam rangka Hari Raya ldul Fitri, Hari Raya keagamaan lainnya maupun tahun baru) atau suap dalam bentuk apapun kepada Komisaris, Direktur serta karyawan Danareksa. Pemberian atau penerimaan bingkisan/hadiah atau suap akan dianggap sebagai pelanggaran berat dan jika diketahui, wajib dilaporkan kepada Danareksa. Guna mendukung penegakan prinsip Good Corporate Governance, pengelolaan kerja profesional yang bersih dan transparan pada lingkungan kerja Danareksa, dalam hal Bapak/lbu mengetahui atau menduga adanya kecurangan, termasuk penipuan laporan keuangan, pencurian, korupsi penyuapan, pelanggaran etika, kebijakan, benturan kepentingan dan segala bentuk pelanggaran lainnya yang menyangkut Komisaris, Direksi maupun karyawan Danareksa, maka Bapak/lbu dapat membuat laporan secara anonim terkait dengan dugaan di atas (laporan whistleblowing). Danareksa telah menyediakan 4 saluran layanan whistleblowing (sebagaimana tercantum di bawah) yang dapat diakses oleh Bapak/lbu. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih. Hormat kami, PT Danareksa (Persero) Layanan Whistleblowing Danareksa: 1. Website: www.danareksa.co.id 2. E-mail: ombudsman@danareksa.com 3. Telepon: 021 - 29555777 ext. 2230 4. Surat: Menara Mandiri II, Lantai 7-9, Jl. Jendral Sudirman, Kav. 54-55, Jakarta, 12190
SelengkapnyaTingkatkan Partisipasi Millenials, Danareksa Adakan Millenials Gathering
20 April 2022Holding Danareksa optimistis karyawan generasi milenial memiliki potensi besar untuk berkontribusi aktif meningkatkan kinerja perusahaan. Karyawan milenial Holding Danareksa yang kini jumlahnya mencapai 2.415 karyawan berpotensi menciptakan nilai tambah berkat ketangkasan dalam bekerja, kecerdasan berpikir, dan kecepatan beradaptasi sesuai prinsip perusahaan. Hal inilah yang melatarbelakangi kegiatan "Millenials Gathering Holding Danareksa", hadir pada kegiatan ini Staf Khusus III Kementerian BUMN Arya Sinulingga, Direktur SDM & Hukum PT Danareksa (Persero) R. Muhammad Irwan, serta 150 perwakilan millennial dari anggota Holding Danareksa. Kegiatan berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Tidak hanya untuk kinerja perusahaan, milenial Holding Danareksa juga turut aktif meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan Millennial BUMN Berbagi yaitu pembagian paket sembako untuk warga Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan sebagai salah satu rangkaian kegiatan. Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, “Sebuah kebanggaan bagi Kementerian BUMN memiliki pegawai millenials yang tidak hanya unggul di bidangnya, tapi juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sebesar 19% dari total pegawai Holding Danareksa adalah generasi milenial dan harapannya jumlah tersebut akan terus meningkat. Semangat aksi sosial para milenial ini akan menjadi awal bagi masa depan Indonesia yang lebih cerah. Di samping itu, kami juga berharap seluruh bantuan paket sembako yang diberikan dapat bermanfaat bagi warga setempat.” Direktur SDM & Hukum Danareksa R. Muhammad Irwan menambahkan, “Generasi Millennial diharapkan dapat menjadi agent of change untuk memberikan kebermanfaatan bagi perusahaan, stakeholders, masyarakat, dan tentunya untuk Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan Millennial BUMN Berbagi, yaitu pembagian bantuan sembako yang diserahkan langsung oleh karyawan milenial kami yang penuh energi dan semangat. Kami berharap ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat. Kami juga berharap energi positif para milenial dapat memberi pengaruh positif ke semua pihak.” Saat ini, dari total estimasi 12.791 pegawai Holding Danareksa, 19% diantaranya atau sebanyak 2.415 karyawan merupakan generasi milenial. Sebanyak 686 orang diantaranya merupakan karyawan perempuan. Beragam posisi di PT Danareksa (Persero) selaku perusahaan induk Holding Danareksa juga diisi oleh generasi milenial yang terampil di bidangnya, seperti Kepala Divisi Corporate Secretary, Kepala Divisi Legal & Compliance, Kepala Divisi Portfolio Management, dan Kepala Divisi Risk Manajemen. Bahkan, terdapat generasi milenial yang menduduki level direksi di Anggota Holding Danareksa PT Surabaya Industrial Estate Rangkuti (SIER). “Dengan jumlah tersebut, tentunya menjadi keuntungan yang besar bagi Holding Danareksa untuk terus bergerak secara dinamis, inovatif, serta adaptif untuk menjawab tantangan global di era digitalisasi seperti saat ini. Selain itu, diharapkan dengan banyaknya teman-teman Millennial di Holding Danareksa dapat ikut berkontribusi secara aktif untuk meningkatkan skala bisnis dengan menciptakan value creation dengan upaya transformasi bisnis, sehingga dapat memberikan karya nyata bagi Indonesia.” Tutup Irwan.
SelengkapnyaPT Danareksa Finance Dorong Percepatan Inklusi Keuangan bagi UMKM melalui Kolaborasi Akses Pembiayaan Berbasis Digital
17 Maret 2022Penggunaan teknologi digital di dalam ekosistem sektor jasa keuangan sudah berkembang menjadi hal yang esensial. Menyadari hal tersebut, PT Danareksa Finance (“Danareksa Finance”) sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terbaik di Indonesia terus berupaya untuk menjaga pertumbuhan aset produktif yang berkesinambungan, khususnya dalam pembiayaan kepada pelaku UMKM. Salah satu strategi yang dilakukan adalah melalui kolaborasi dengan perusahaan platform digital/fintech lending. Pada hari ini, Danareksa Finance telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan PT Investree Radhika Jaya terkait pembiayaan channeling melalui platform digital/fintech lending Investree. Penyaluran pembiayaan melalui platform digital/fintech lending ini diharapkan dapat menjangkau debitur pelaku usaha baru yang belum tersentuh pembiayaan perbankan demi mendorong percepatan inklusi keuangan, serta memperluas akses pembiayaan berbasis digital. Danareksa Finance berkomitmen untuk terus menciptakan nilai tambah dan memberikan dampak positif berkelanjutan terhadap perkembangan pelaku UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Direktur Utama PT Danareksa Finance, Bonifacius Prasetyo mengatakan “Hal ini menunjukkan komitmen Danareksa Finance untuk memperluas jangkauan nasabah ke pelaku UMKM yang saat ini baru mencapai 16% dari total portfolio kami, sekaligus memanfaatkan teknologi digital, sehingga proses akuisisi pelaku UMKM tersebut menjadi lebih efisien dengan tetap terjaga kualitasnya”. “Kolaborasi semacam ini akan terus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai bentuk perwujudan Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2022 PT Danareksa Finance yang bertemakan “more than just financing” dimana dua dari lima Prioritas Kementerian BUMN yaitu aspek Nilai Ekonomi & Sosial untuk Masyarakat dan Inovasi Model Bisnis masuk di dalamnya” kata Boni. Sebagai informasi lebih lanjut, pencapaian kinerja keuangan PT Danareksa Finance tahun 2021 dapat dikatakan baik di tengah kondisi ketidakpastian bisnis pada umumnya dan penurunan total aset industri perusahaan pembiayaan pada khususnya. Hal ini ditunjukkan antara lain dengan Laba Bersih yang meningkat 16% dari tahun sebelumnya dan BOPO yang dijaga cukup rendah dibandingkan industri yaitu 66% serta NPF Netto yang dikelola di bawah 1,00% yaitu 0,56%. “Pencapaian kinerja keuangan ini dapat dicapai berkat arahan dan dukungan dari Pemegang Saham serta kolaborasi dengan stakeholders lainnya” tutup Boni.
SelengkapnyaCorporate Secretary Danareksa Dinobatkan sebagai Inspiring Women – in Financial Institution
12 Maret 2022Jakarta, 11 Maret 2022 – Pesatnya pertumbuhan reformasi dan globalisasi semakin mendorong dan membuka kesempatan perempuan dalam menjadi seorang pemimpin dan mengelola sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Saat ini, peran perempuan Indonesia tela hadir di setiap bidang profesional, mulai dari presiden, menteri, pemimpin perusahahaan, dan jabatan lainnya di suatu organisasi dengan kapabilitas yang dibuktikan oleh berbagai prestasi. Bahkan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Grant Thornton dalam laporan Women in Business 2022, Indonesia merupakan negara dengan perempuan di posisi manajemen senior terbanyak ke-5. PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) pun merupakan salah satu perusahaan yang mendukung keseteraan gender dan sangat mengapresiasi peran tersebut dengan memiliki perempuan-perempuan yang duduk di berbagai posisi strategis. Melalui pagelaran “2nd Inspiring Women 2022” oleh The Iconomics, salah satu pegawai perempuan Danareksa yang duduk di posisi strategis, yaitu Ibu Putu Dewika Angganingrum, selaku Corporate Secretary PT Danareksa (Persero) hari ini ditetapkan sebagai penerima penghargaan Inspiring Women – in Financial Institution untuk kategori Good Corporate Governance of Financial Institution. Dalam acara tersebut, Corporate Secretary PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”), Putu Dewika Angganingrum mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi The Iconomics untuk penghargaan yang diberikan ini. Semoga pengharggan ini dapat turut menginspirasi permpuan-perempuan Indonesia dan pegawai perempuan Danareksa dalam menjadi pilar, khususnya di jasa keuangan untuk selalu maju menjadi terbaik dan tidak hanya disetarakan secara hak, tetapi juga bisa menyamakan kewajibannya di ranah profesional.” Penghargaan oleh The Iconomics ini sendiri merupakan ajang apresiasi untuk perempuan-perempuan yang berkiprah, berkarya, dan memberikan inspirasi kepada masyarakat banyak dalam bidangnya masing-masing. Penilaian penerima penghargaan dilakukan serangkaian kegiatan studi, salah satunya melalui media monitoring. Kegiatan monitoring tersebut menjaring nama-nama kandidat awal terpilih berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama tahun 2021. Adapun kriteria terhadap pemimpin perempuan yang menjadi penerima penghargaan adalah perempuan yang memiliki keunggulan seperti menginspirasi orang lain melalui pekerjaannya, ide, dan menunjukkan passion serta komitmen yang menonjol. Selain itu, kandidat juga berhasil menunjukan kepemimpinan dan kesuksesan di bidangnya, memiliki kontribusi terhadap kemajuan bisnis dan profitabilitas perusahaan, memiliki ide baru atau pemikiran terhadap proses yang memberikan kontribusi positif, serta rekam jejak dan dampak terhadap masyarakat atau industri secara luas.
SelengkapnyaBerbekal Pengalaman Panjang Sebagai Penasehat Keuangan, Danareksa Bertransformasi Sebagai Holding Pengelola BUMN Lintas Sektor
07 Februari 2022Jakarta, 7 Februari 2022, PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) menyambut 10 BUMN lintas sektor sebagai anggota Holding Danareksa setelah resmi ditunjuk dan dipercaya oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) untuk menjadi pemegang saham dari 10 BUMN tersebut. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Pemerintah untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha Danareksa serta meningkatkan skala bisnis perusahaan anggota Holding Danareksa agar lebih memberikan kontribusi positif kepada Indonesia. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Pembentukan Holding Danareksa bertujuan mengembangkan usaha anggota holding melalui value creation dengan transformasi model bisnis, transformasi proses bisnis, serta peningkatan kualitas SDM. Sebagai contoh, menjadikan kawasan industri BUMN sebagai modern, smart and green industrial estate, perubahan bisnis Balai Pustaka menjadi IP-based licensing digital company, PPA menjadi pilar restrukturisasi BUMN dan national asset management company, dan seterusnya transformasi bisnis model untuk anggota holding lain” Penunjukan Danareksa sebagai pemilik saham dari BUMN Lintas Sektor Tahap 1 ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa. Penambahan PMN ke dalam modal saham Danareksa tersebut berasal dari pengalihan seluruh saham Pemerintah pada 10 BUMN anggota Holding Danareksa. Adapun pengalihan seluruh saham ini berasal dari, PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut. “Danareksa adalah perusahaan jasa keuangan yang memiliki pengalaman lebih dari 45 tahun serta telah dikenal baik secara nasional maupun internasional, dalam investment banking, capital market, financial advisory, serta underwriter. Danareksa juga telah mendampingi Pemerintah serta BUMN multisektoral untuk mewujudkan berbagai proyek Strategis Nasional. Berdasarkan pengalaman tersebut, kami optimistis dapat menjadi perusahaan Holding yang bermanfaat bagi anggota holding dan berkontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi Indonesia,” tambah Ari. Holding Danareksa berkomitmen menciptakan nilai tambah dengan cara meningkatkan sinergi melalui kolaborasi dalam Value Chain dan Product/Service Offering, peningkatan Bargaining Position, Sharing Capabilities & Collaboration. Selain itu, holding akan melakukan transformasi melalui penguatan & penyelarasan strategi, arahan bisnis dan tata kelola; optimalisasi model bisnis, dan proses bisnis (proses bisnis utama maupun pendukung). “Saat ini proses pembentukan Holding Danareksa tahap pertama telah memasuki proses akhir dengan terbitnya PP no 7 /2022 ini, dengan prediksi tahap kedua akan mulai dijalankan pada tahun 2022. Harapannya, seluruh proses integrasi dapat berjalan sesuai rencana dan dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan nilai tambah bagi negara sesegera mungkin,” tutup Ari. Adapun pada tahap 2 nanti, terdapat beberapa BUMN dengan sektor beragam yang juga direncanakan akan bergabung menjadi anggota Holding Danareksa.
SelengkapnyaPROGRAM AKSLERASI KINERJA BUMN KONSTRUKSI MELALUI MONETISASI PERSEDIAAN PROPERTI
07 Februari 2022Dalam rangka akselerasi kinerja terkait pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19, 6 (enam) Badan Usaha Milik Negara Sektor Konstruksi (“BUMN Konstruksi”) bermaksud untuk meluncurkan Program Monetisasi Persediaan Properti melalui Penawaran Umum (“Program Penjualan” ). PT Danareksa (Persero) ("Danareksa”), yang bertindak selaku konsultan utama dalam Program Penjualan, menawarkan kesempatan kepada calon pembeli untuk memperoleh dan berinvestasi langsung pada persediaan properti yang dimiliki, dikendalikan, dan dikelola oleh BUMN Konstruksi. Persediaan Properti yang ditawarkan dalam Program Penjualan berupa landbank, apartemen, rumah tapak, komersial retail dan lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia terutama di Pulau Jawa, terdiri dari 87 properti dengan luas keseluruhan + 1.900 hektare (Ha) yang sebagian diantaranya dikelompokkan dalam beberapa paket, sebagaimana termuat dalam Brief Teaser. Calon Pembeli yang berminat dalam Program Penjualan agar melakukan pendaftaran melalui link https://projectmandala.danareksa.com Investor Gathering Danareksa akan menyelenggarakan Investor gathering dengan jadwal sebagai berikut: Hari, Tanggal : Kamis, 10 Februari 2022 Waktu : 09.00 WIB - 12.00 WIB Tempat : Financial Club, Graha CIMB Niaga Lt.2 Konfirmasi kehadiran dapat dilakukan melalui email: projectmandala@danareksa.co.id selambatnya pada tanggal 4 Februari 2022, untuk membatasi kontak erat dan menjaga kepatuhan terhadap ketentuan Pemerintah selama masa pandemi Covid-19. Peserta diharapkan untuk membawa bukti antigen dengan hasil negative maksimal H-1 untuk menghadiri Investor Gathering. Informasi lebih lanjut mengenai Program Penjualan dapat menghubungi: PT DANAREKSA (PERSERO) Menara Mandiri II Lantai 7-9 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190, Indonesia, Phone: +62 21 2955 5888 Ext: 8356 U.P.: Noviana Arryani dan Daniel Pandapotan atau melalui website Danareksa : https://www.danareksa.co.id email : projectmandala@danareksa.co.id Untuk melakukan registrasi silakan kunjungi https://projectmandala.danareksa.com/ atau pindai QR Code berikut: Catatan: Danareksa, Konsultan pendukung dan BUMN Konstruksi, masing-masing berhak setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan tanpa pertanggungjawaban apapun kepada Calon Pembeli, untuk: (i) mengubah ketentuan atau membatalkan Program Penjualan (ii) dengan pertimbangannya sendiri, membatalkan keikutsertaan satu atau lebih Calon Pembeli dalam Proses Evaluasi dan Penawaran.
SelengkapnyaLayanan Advisory Danareksa Dukung Akselerasi Kinerja BUMN
18 Januari 2022Jakarta, 18 Januari 2022 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) terus berkomitmen menjalankan fungsi dan peran advisory bagi perusahaan-perusahaan di lingkungan Kementerian BUMN, Lembaga Pemerintahan, atau pihak swasta. Kali ini, Kementerian BUMN menunjuk Danareksa untuk melakukan akselerasi kinerja BUMN melalui monetisasi aset perusahaan-perusahaan BUMN. Dalam hal ini, Danareksa membuka peluang para investor untuk memiliki aset-aset properti BUMN atau melakukan partnerships melalui mekanisme yang sudah ditetapkan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja BUMN dalam rangka transformasi perusahaan sejalan dengan arahan Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir. Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Chris Soemijantoro mengatakan, “Dengan dukungan yang kuat serta jaringan yang luas sebagai BUMN dan induk dari Grup Danareksa, kami optimistis dapat mengemban amanat dari pemerintah dalam mengakselerasi aset-aset BUMN. Melalui monetisasi aset perusahaan-perusahaan BUMN dan partnerships ini, kami yakin kinerja BUMN akan lebih cemerlang dan likuiditas keuangan perusahaan akan terjaga. Lebih jauh lagi, BUMN akan lebih leluasa berkontribusi kepada negara melalui operasional bisnis yang dijalankan.” Dalam proyek ini, Danareksa membuka peluang bagi para investor untuk memiliki sebanyak 87 aset properti milik BUMN dengan luas total 1.986 hektare (Ha), terdiri dari hotel, apartemen, commercial area, gedung bertingkat, perumahan, dan lahan kosong yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa aset properti tersebut sudah dalam tahap penyelesaian dan beberapa masih dalam tahap konstruksi. “Aset-aset ini akan ditawarkan berdasarkan klaster atau sebagian berdiri sendiri. Investor yang berminat mengikuti program ini diharapkan melengkapi administrasi dan proses registrasi. Detail tentang proses akan diinformasikan saat Peluncuran Produk pada Januari 2022,” jelas Chris. Danareksa optimistis optimalisasi aset BUMN ini dapat meningkatkan kontribusi BUMN terhadap APBN, sejalan dengan fokus Menteri BUMN Erick Thohir yang akan melakukan transformasi BUMN dua tahun ke depan. Optimisme ini berkaca pada laba bersih perusahaan BUMN semester I tahun ini yang mencapai Rp 26 triliun, meningkat signifikan dari sebelumnya di periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 6 triliun. Selain menjalankan kegiatan usaha Portfolio Management & Advisory, PT Danareksa juga berupaya menjaga likuiditas keuangan perusahaan melalui Liquidity Management (LM). Melalui kegiatan ini, Danareksa menyediakan dana bagi kegiatan bisnis perusahaan dan entitas anak, serta mengelola dana yang tersedia dalam bentuk penempatan pada instrumen money market. Danareksa juga memiliki layanan Danareksa research Institute (DRI) yang memberi jasa riset ekonomi untuk internal perusahaan, pemerintah maupun pelaku bisnis di sektor umum dan swasta.
SelengkapnyaBersiap Hadapi Era Post- Covid 19, Danareksa Keliling Berikan Edukasi Literasi Keuangan kepada Milenial
15 Januari 2022Jakarta, 15 Januari 2022 – Jumlah investor ritel dari kalangan milenial mengalami peningkatan signifikan. Laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada Desember 2021 mencatat bahwa jumlah investor pasar modal di Indonesia meningkat dari tahun 2020 mencapai 60,02% untuk usia di bawah 30 tahun[1]. Menanggapi fenomena ini, PT Danareksa (Persero) menggelar kegiatan Talkshow Danareksa Keliling (Darling) bertajuk FUNDtastic: Ngobrolin Peluang Bisnis dan Investasi di Tahun 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi edukasi literasi keuangan kepada milenial dan pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk menghadapi Era Post-Covid 19. Menghadirkan pembicara dari Danareksa Research Institute (DRI) dan Danareksa Investment Management (DIM), kegiatan ini telah diselenggarakan dua kali, pada hari ini di Mall Gandaria City serta di NuArt Sculpture Park, Bandung pada 9 Januari 2022 lalu. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum mengatakan, "Kegiatan ini merupakan Kegiatan CSV (Creating Share Value) yang menjadi bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Danareksa. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dan investasi, Danareksa sangat peduli terhadap literasi keuangan generasi milenial saat ini. Kegiatan ini merupakan wujud komitmen aktif Danareksa dalam mendukung pemerintah meningkatkan literasi keuangan milenial dan pelaku UMK sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kami berharap, kegiatan ini dapat membuka wawasan milenial dan pelaku UMK tentang cara mengelola keuangan pribadi maupun bisnis di Era Post-Covid 19.” Selain memberikan edukasi literasi keuangan, turut dipaparkan pula hasil riset DRI terbaru trekait tren bisnis dan investasi di tahun 2022. Di dalam sesi tersebut, Rima Prama Artha, Chief Economist Danareksa Research Institute mengemukakan bahwa terdapat beberapa potensi bisnis ke depan, di antaranya penjualan bahan pokok/sembako, hobi (tanaman, buku, game, dan lain-lain), produk perawatan diri, peralatan kesehatan, peralatan pendukung Work atau School from Home, bisnis makanan jadi, industri kreatif, digital marketing, jasa desain portfolio media sosial, jasa tutorial bimbingan belajar, content creator, serta perantara ritel. Adapun para peserta yang hadir pada acara Darling hari ini merupakan UMK dari berbagai bidang, seperti makanan dan minuman serta fashion. Dengan informasi yang dibagikan tersebut, harapannya para peserta akan lebih mampu melihat peluang bisnis, tepat dalam memilih instrumen investasi, dan dapat mencetak keuntungan di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan di tahun 2022. Menariknya lagi, kegiatan ini mengusung konsep "Roadshow Truck" untuk menghadirkan suasana santai bagi para anak muda yang hadir. Untuk menambah keseruan acara Darling, Danareksa turut menyiapkan penampilan band akustik dan berbagai doorprize menarik untuk peserta yang hadir. "Konsep "Roadshow Truck" ini merupakan upaya kami untuk membuat materi literasi keuangan menjadi lebih menyenangkan dan ramah terhadap anak muda. Disajikan dengan gaya kekinian, diharapkan peserta dapat lebih mudah menerima informasi dan kegiatan dapat memberi inspirasi kepada para milenial," tambah Dewika. Talkshow diisi oleh pembicara yang sudah berpengalaman di bidang riset keuangan dan investasi, di antaranya Muhammad Ikbal Iskandar selaku Senior Analyst Danareksa DRI, Mohammad Faishal selaku Manager Retail and Digital Distribution PT Danareksa Investment Management, Rima Prima Artha selaku Chief Economist DRI, dan Bagus Setyawan selaku Head Retail and Digital Distribution PT Danareksa Investment Management. [1] https://www.ksei.co.id/files/Statistik_Publik_Desember_2021.pdf
SelengkapnyaDanareksa Bantu Pulihkan Ekonomi Melalui Gelaran Pelatihan Pengolahan Pangan Bagi Perempuan
13 Januari 2022Jakarta, 13 Januari 2022 - Untuk mendukung kemandirian ekonomi perempuan, khususnya di masa pandemi, PT Danareksa (Persero) melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Wanita Bisa Danareksa menggelar kegiatan Pelatihan Pengolahan Pangan berbahan dasar non-gluten di Antapani, Bandung, Jawa Barat. Program ini merupakan bagian dari dukungan Danareksa untuk Kementerian BUMN yang terus berupaya dalam memajukan UMK Indonesia, khususnya dalam membantu perkembangan dan pembekalan untuk mencetak UMK-UMK baru ke depannya. Kegiatan yang berlangsung pada 13 - 27 Januari 2022 ini menghadirkan Dr. Herlina Marta, S.T.P., M.Si dari Fakultas Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran dan pengajar Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. Pelatihan dibuka langsung oleh Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum, General Manager Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Sri Apriyanti, dan Pimpinan Kecamatan Antapani Rahmawati Mulya di Kantor Kecamatan Antapani, Bandung, Jawa Barat (13/01). Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum mengatakan, "Danareksa berkomitmen untuk mendukung perempuan Indonesia menjadi lebih mandiri dengan membangun Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMK) yang berkelanjutan. Selain karena sektor UMK didominasi perempuan, sektor UMK juga merupakan salah satu prioritas utama dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional. Karena itu, kami menggelar kegiatan pelatihan pengolahan pangan non-gluten melalui program Wanita Bisa Danareksaagar dapat meningkatkan keahlian wirausaha para wanita dalam membangun bisnis yang sesuai dengan perkembangan pasar yang kini lebih fokus ke gaya hidup sehat.” Pada sesi pelatihan, nantinya peserta akan berpartisipasi dalam kegiatan pengolahan pangan berbahan dasar non-gluten. Peserta akan berlatih mengolah tepung mocaf atau tepung singkong menjadi brownies dan biskuit, mengolah tepung sukun menjadi mie, mengolah sawi asin menjadi sauerkraut, serta mengolah jamur menjadi nugget dan abon. General Manager Program Development Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Sri Apriyanti mengatakan, “Ibu Rumah Tangga memiliki potensi besar dalam meningkatkan ekonomi keluarga, khususnya di masa pandemi COVID-19. Kerjasama dengan Danareksa ini semoga dapat membantu peserta menciptakan UMK baru yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga." Sebelumnya, Danareksa bersama Institut Kemandirian Dompet Dhuafa juga telah menyelenggarakan kegiatan serupa pada Maret 2020 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan Tangerang, Banten. Pada kegiatan tersebut, peserta mendapatkan pelatihan pengolahan pangan berbasis terigu, buah pala, singkong, pisang dan ceker ayam. Selain mendapatkan pelatihan produksi, peserta juga mendapat pelatihan teknik pengemasan dan sistem pemasaran yang menarik untuk meningkatkan penjualan produknya. “Peserta akan mendapat pelatihan sekaligus On the Job Training dan pendampingan sebelum memasarkan produk. Kami berharap, program pemberian pembekalan berupa pelatihan ini dapat membantu perempuan Indonesia menjadi lebih produktif dan mandiri. Ke depan, Danareksa juga berencana untuk melanjutkan pelatihan serupa ke wilayah Indonesia lainnya guna menjangkau lebih banyak lagi perempuan Indonesia," kata Dewika.
SelengkapnyaBersiap Hadapi Era Post-Covid 19, Danareksa Keliling Berikan EdukasiLiterasi Keuangan kepada Milenial
09 Januari 2022Jakarta, 9 Januari 2022 – Jumlah investor ritel dari kalangan milenial mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2021. Tercatat jumlah investor pasar modal di tahun 2021 yang mencapai 7,4 juta investor didominasi oleh milenial. Menanggapi fenomena ini, PT Danareksa (Persero) menggelar kegiatan Talkshow Danareksa Keliling (Darling) bertajuk FUNDtastic: Ngobrolin Peluang Bisnis dan Investasi di Tahun 2022. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi edukasi literasi keuangan kepada milenial dan pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMK) untuk menghadapi Era Post-Covid 19. Menghadirkan pembicara dari Danareksa Research Institute (DRI) dan Danareksa Investment Management (DIM), kegiatan ini diselenggarakan hari ini di NuArt Sculpture Park, Bandung dan akan kembali hadir di Mall Gandaria City, Jakarta, pada 15 Januari 2022. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum mengatakan, "Kegiatan ini merupakan Kegiatan CSV (Creating Share Value) yang menjadi bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Danareksa. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dan investasi, Danareksa sangat peduli terhadap literasi keuangan generasi milenial saat ini. Kegiatan ini merupakan wujud komitmen aktif Danareksa dalam mendukung pemerintah meningkatkan literasi keuangan milenial dan pelaku UMK sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kami berharap, kegiatan ini dapat membuka wawasan milenial dan pelaku UMK tentang cara mengelola keuangan pribadi maupun bisnis di Era Post-Covid 19.” Selain memberikan edukasi literasi keuangan, turut dipaparkan pula hasil riset DRI terbaru terkait tren bisnis dan investasi di tahun 2022. DRI mengemukakan bahwa terdapat beberapa potensi bisnis ke depan, yang di antaranya adalah penjualan bahan pokok/sembako, hobi (tanaman, buku, game, dan lain-lain), produk perawatan diri, peralatan kesehatan, peralatan pendukung Work/School From Home bisnis makanan jadi, industri kreatif, jasa digital marketing, jasa desain portfolio media sosial, jasa tutorial bimbingan belajar, content creator, serta perantara ritel. Adapun para peserta yang hadir pada acara Darling hari ini merupakan UKM dari berbagai bidang, seperti makanan dan minuman serta fashion. Dengan informasi yang dibagikan tersebut, harapannya para peserta akan lebih mampu melihat peluang bisnis, tepat dalam memilih instrumen investasi, dan dapat mencetak keuntungan di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan di tahun 2022. Menariknya lagi, kegiatan ini mengusung konsep “Roadshow Truck” untuk menghadirkan suasana santai bagi para anak muda yang hadir. Untuk menambah keseruan acara Darling, Danareksa turut menyiapkan penampilan band akustik dan berbagai doorprize menarik untuk peserta yang hadir. "Konsep ‘Roadshow Truck” ini merupakan upaya kami untuk membuat materi literasi keuangan menjadi lebih menyenangkan dan ramah terhadap anak muda. Disajikan dengan gaya kekinian, diharapkan peserta dapat lebih mudah menerima informasi dan kegiatan dapat memberi inspirasi kepada para milenial”, tambah Dewika. Talkshow diisi oleh pembicara yang sudah berpengalaman di bidang riset keuangan dan investasi, di antaranya Muhammad Ikbal Iskandar selaku Senior Analyst Danareksa DRI, Mohammad Faishal selaku Manager Retail and Digital Distribution PT Danareksa Investment Management, Rima Prima Artha selaku Kepala Divisi DRI, dan Bagus Setyawan selaku Head Retail and Digital Distribution PT Danareksa Investment Management. Talkshow Danareksa Keliling terbuka untuk umum dan terbatas hanya untuk 25 orang tanpa dikenakan biaya. Pendaftaran bisa dilakukan dengan mengakses laman bit.ly/Darling2021 dan untuk informasi lebih lanjut, hubungi cs@danareksa.co.id atau Instagram Danareksa @danareksa.id.
SelengkapnyaDanareksa Rayakan HUT Ke-45 Sebagai Momentum Transformasi Menjadi Danareksa Baru
28 Desember 2021Jakarta, 29 Desember 2021 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) merayakan hari ulang tahunnya yang jatuh pada tanggal 28 Desember 2021 lalu. Dalam rangkaian perayaan ke-45 ini, Danareksa yang ditunjuk dan dipercaya untuk menjadi holding dari beberapa BUMN di bidang jasa keuangan, kawasan industri, sumber daya air, jasa konstruksi dan konsultasi konstruksi, manufaktur, media dan teknologi, serta transportasi dan logistik menegaskan komitmennya kepada penyandang disabilitas, khususnya dalam penyerapan Sumber Daya Manusia di lingkungan Hoding Danareksa. Pada kesempatan yang sama, Danareksa turut meresmikan Srikandi Danareksa sebagai wadah yang mendorong perempuan untuk terus berkarya dan meraih prestasi. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono Soerono mengatakan, “Pada usianya yang ke 45 ini, Danareksa diberi kepercayaan oleh para pemegang saham, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN untuk menjadi perusahaan induk guna membantu anggota holding, dan anak perusahaan, untuk mencapai potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh kita bersama. Sejalan dengan hal tersebut, maka komitmen kami untuk disabilitas dan perempuan kami harapkan tidak hanya terjadi di Danareksa, tetapi juga diharapkan untuk dijalankan bersama dan bersinergi dengan anggota Holding Danareksa lainnya.” Selanjutnya, penegasan komitmen untuk penyandang disabilitas dilakukan secara simbolis dengan melakukan penandatangan seragam HUT Danareksa yang dilakukan oleh Direktur SDM dan Hukum PT Danareksa (Persero), R. Muhammad Irwan dan Pembina DPP Gerkartin Banten, Yohana Runturambi. Adapun penegasan komitmen ini merupakan kelanjutan dari komitmen Kementerian BUMN dan dalam meningkatkan akses pemenuhan hak pekerja difabel di lingkungan BUMN. Di sela-sela acara, Direktur SDM & Hukum PT Danareksa (Persero), R. Muhammad Irwan mengatakan, “Kami di Danareksa menyadari, bahwa potensi penyandang disabilitas juga tidak kalah dengan kebanyakan orang lain, bahkan banyak yang sampai menorehkan prestasi. Namun, memang persaingan kerja yang dihadapi lebih penuh tantangan.” “Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama dalam memberikan akses dan kesempatan yang sama bagi teman-teman penyandang disabilitas untuk berkarya, khususnya di ekosistem Holding Danareksa. Ke depannya, kami berharap dapat melengkapi beragam fasilitas dan dan akses yang dibutuhkan oleh mereka,” tambah Irwan. Selain meneguhkan komitmen sebagai teman disabilitas, pada kesempatan yang sama Danareksa juga mendorong terwujudnya kesetaraan gender di Holding Danareksa dengan meresmikan peluncuran komunitas Srikandi Danareksa. Hal ini juga merupakan upaya Danareksa untuk mendukung perempuan dalam berkarya dan berprestasi di BUMN. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero) yang juga merupakan Ketua Srikandi Danareksa, Putu Dewika Angganingrum, mengatakan bahwa perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam bekerja dan berkarir. Namun, memang pandangan terhadap perempuan tidak bisa terlepas dari urusan domestik yang berdampak pada perbedaan kesempatan karir. “Untuk itu, Srikandi Danareksa dapat menjadi wadah bagi perempuan untuk saling mendukung, mengembangkan kapabilitas, serta menjaga keseimbangnnya hingga akhirnya kita dapat dipercaya menjadi pemimpin di perusahaan.” Pembentukan komunitas Srikandi Danareksa ini juga semakin mengukuhkan komitmen Danareksa untuk memfasilitasi kesempatan yang sama untuk bekerja dan berkarir di BUMN serta mendukung program Kementerian BUMN yang menargetkan peningkatan jumlah perempuan hingga 15% di tingkat direksi BUMN. “Apresiasi saya terhadap peran perempuan yang harus menjalankan berbagai peran, yaitu sebagai istri, ibu, dan pekerja. Melalui komunitas Srikandi Danareksa ini, saya harap dapat mendorong semangat serta peran perempuan dalam berkarya, menjadikan SDM yang lebih unggul dan mandiri hingga berada di level pemimpin perusahaan,” tambah Irwan.
SelengkapnyaPencapaian Danareksa Perkuat Nilai Perusahaan dalam Upaya Perwujudan Danareksa Baru
22 Desember 2021PT Danareksa (Persero) meraih berbagai penghargaan di dua ajang penghargaan bergengsi, yaitu Human Capital & Performance Awards 2021 dan Indonesia Best Financial Awards 2021 (Millenials’ Choice). Penghargaan yang diraih pada Human Capital & Performance Awards 2021 adalah The Best Digital Transformation Strategy (Finance Industries) dan The Best Human Capital Technology Strategy (Finance Industries), sedangkan pada Best Financial Brand Awards 2021 (Millenials’ Choice), Danareka berhasil mendapatkan penghargaan lagi untuk kategori Best Brand Image dan Best Brand Awareness. Penghargaan-penghargaan yang diterima Danareksa ini semakin memperkuat serta membuktikan komitmen Danareksa dalam upayanya memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Ke depannya, Danareksa akan melanjutkan berkarya, bersinergi dan berinovasi untuk mewujudkan DANAREKSA BARU.
SelengkapnyaDanareksa Dukung Percepatan Vaksinasi Covid-19 dengan Hadirkan Vaksinasi Bersama Kantor Kecamatan dan Puskesmas Mampang Prapatan
09 Oktober 2021Jakarta, 9 Oktober 2021 – PT Danareksa (Persero) menggelar Sentra Vaksinasi untuk warga DKI Jakarta di wilayah Mampang Prapatan. Bekerja sama dengan Kantor Kecamatan dan Puskesmas Mampang Prapatan, kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam percepatan vaksinasi Covid-19 serta membentuk herd immunity bagi warga sekitar. Beberapa waktu ini, mobilitas masyarakat di wilayah DKI Jakarta sudah mulai mengalami peningkatan terutama pada kategori perkantoran dan transportasi umum. Hal tersebut terjadi seiring dibukanya beberapa aktivitas masyarakat berdasarkan . Maka dari itu, perlu dukungan dari berbagai pihak untuk membantu pemerintah dalam percepatan vaksinasi Covid-19. Kegiatan Sentra Vaksinasi yang akan diadakan dua kali pada Sabtu dan Minggu tanggal 9-10 Oktober 2021 serta 16-17 Oktober 2021 ini dilaksanakan di Halaman Kantor Kecamatan Mampang Prapatan. Adapun masing-masing sentra vaksinasi ini berlangsung mulai dari pukul 08.00 – 13.00 WIB. Dihadiri oleh Djaharuddin, Camat Mampang Prapatan, dan Putu Dewika Angganingrum, Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), kegiatan vaksinasi ini berjalan lancar dan seluruh dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat yang hadir untuk dosis vaksinasi pertama maupun vaksinasi kedua. Putu Dewika Angganingrum, Corporate Secretary PT Danareksa (Persero) mengatakan, “Sentra vaksinasi Danareksa ini merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung penuh program pemerintah dalam percepatan vaksinasi Covid-19 agar masyarakat dapat segera menerima vaksin secara merata.” Tersedia 240 dosis vaksin jenis Pfizer untuk dua sesi acara dengan masing-masing 120 dosis untuk vaksin pertama dan 120 dosis untuk vaksin kedua yang tersedia. Program vaksinasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum yang ber-KTP DKI Jakarta dengan golongan masyarakat berusia 12 tahun ke atas serta membawa fotokopi KTP 2 lembar. Djaharuddin, Camat Mampang Prapatan, menyampaikan, “Dengan adanya sentra vaksinasi Danareksa ini saya harap dapat semakin meningkatkan cakupan vaksinasi. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Danareksa, semua rekan tenaga kesehatan yang memiliki komitmen luar biasa untuk terus menjangkau masyarakat.” Ditemui di sela-sela vaksinasi, Jumiyati Hasanah, warga penerima vaksinasi dosis pertama meyampaikan rasa terima kasihnya atas kemudahan mendapatkan vaksin di Sentra Vaksinasi Danareksa. “Saya bersyukur menjadi salah satu penerima vaksin di Sentra Vaksinasi Danareksa ini dengan pelayanan yang cepat dan mudah. Semoga masyarakat lain juga dapat termotivasi untuk segera melakukan vaksinasi sehingga kita semua dapat terlindungi secara optimal dari Covid-19.” Berdasarkan data Info Mingguan Covid-19 DKI Jakarta (26 September – 2 Oktober), warga dengan KTP DKI Jakarta vaksin dosis 1 sudah mencapai 76% dan vaksin dosis 2 sudah mencapai 58%. Sedangkan, masih dibutuhkan 12% untuk mencapai 70% kekebalan kelompok masyarakat yang sudah tervaksin untuk mencapai herd immunity. “Kami harap Sentra Vaksinasi ini dapat dimanfaatkan dengan baik serta memudahkan dan mendorong masyarakat dalam mengakses vaksinasi sehingga dapat segera terbentuk herd immunity. Dengan demikian, kita juga dapat segera beraktivitas normal dan kembali meningkatkan perekonomian Indonesia,” tutup Dewika. --SELESAI--
SelengkapnyaKonsisten Dukung Pengembangan UMK, Danareksa Raih Best TJSL 2021 dalam TJSL Award 2021
27 September 2021Konsisten Dukung Pengembangan UMK, Danareksa Raih Best TJSL 2021 dalam TJSL Award 2021 Jakarta, 27 September 2021 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) kembali meraih penghargaan untuk komitmennya dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kali ini, Danareksa dinobatkan sebagai “Best TJSL 2021 with Outstanding Partner’s Capacity and Capabilities Development Program” dalam kategori Telecommunication and Media Services yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi.co.id. Penghargaan tersebut merupakan apresiasi bagi Danareksa atas kontribusinya dalam membantu para Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Kota Malang dan Sekitarnya serta kerja samanya dengan LPPM Brawijaya yang telah dilakukan secara konsisten selama lebih dari sepuluh tahun. Program TJSL Danareksa bersama LPPM Universitas Brawijaya, sampai tahun 2021 telah mendukung lebih dari 1.500 UMK diwilayah di kota Malang dan sekitarnya dengan memberikan pelatihan manajemen keuangan untuk para UMK ini. Ke depannya, Danareksa masih akan terus menyediakan kesempatan bagi mitra-mitra yang membutuhkan dukungan untuk dapat menjalankan bisnisnya. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum mengatakan, “Penghargaan ini semakin memotivasi kami untuk terus berkontribusi dalam mendukung UMK melalui program-program kemitraan kami, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini di mana kita perlu bersama-sama memberikan perhatian khusus bagi masyarakat yang terdampak. Meskipun pandemi masih melanda, kami akan tetap konsisten memberikan bantuan kepada UMK.” Pelaksanaan TJSL Danareksa sendiri merupakan komitmen Danareksa dalam menerapkan bisnis yang berkelanjutan dengan berpedoman kepada ISO 26000 demi terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Di tahun 2021, Danareksa aktif berkontribusi menjalankan berbagai program TJSL, selain mendukung UMK, Danareksa fokus mendukung penyandang disabilitas yang terdampak pandemi melalui pemberian bantuan khusus untuk penyandang disabilitas berupa masker tuli, sampai dengan bantuan beasiswa bagi penyandang disabilitas. Danareksa juga turut bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam rangka pelaksanaan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan Wastafel untuk Semua yang sedang dilaksanakan di wilayah Bogor dan sekitarnya. “Penghargaan ini menjadi suatu pembuktian bahwa program TJSL Danareksa memiliki dampak sosial yang efektif dan kami berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan lebih baik lagi ke depannya serta terus memberikan manfaat positif bagi masyarkat,” tutup Dewika. --SELESAI—
SelengkapnyaKONSISTEN BANTU PENYANDANG DISABILITAS SAAT PANDEMI, DANAREKSA LUNCURKAN PROGRAM BEASISWA
09 Agustus 2021Jakarta, 05 Agustus 2021 – Di tengah masih terjadinya Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tentunya sangat terdampak bagi masyarakat secara luas tidak terkecuali para penyandang disabilitas. Dimana untuk untuk pemenuhan kebutuhan hidup dasar menjadi lebih sulit dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit sehingg kebutuhan akan pendidikan untuk para anak penyandang disabilitas (Insan Berkemampuan Khusus) menjadi terabaikan ketika fokus masyarakat terpusat kepada pemulihan ekonomi secara umumnya. Atas dasar hal ini PT Danareksa (Persero) dan Anak Perusahaan yang terdiri dari PT Danareksa Investasi Management dan PT Danareksa Finance meluncurkan program beasiswa dan pelatihan keterampilan untuk penyandang disabilitas (Insan Berkemampuan Khusus) bekerjasama dengan Cagar Foundation, yayasan sosial yang telah berdiri sejak tahun 2004 serta berfokus pada program pendidikan untuk Insan Berkemampuan Khusus. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu sisi pendidikan dan pelatihan untuk para penyandang disabilitas yang kurang mampu sehingga hak pendidikan anak peyandang disabilitas tidak terabaikan selain juga dapat memberikan pelatihan keterampilan kepada penyandang disabilitas ini sebagai bekal kedepan mereka hidup ditengah masyarakat secara mandiri selain juga menjalankan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah pada pilar pendidikan. Pada Kamis (5/08) Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan dari Danareksa yang diwakili oleh Trisuci Septalia Dewi selaku Manager Corporate Social Responsibility PT Danareksa (Persero) dan diterima langsung oleh Deka Kurniawan selaku Ketua Yayasan Cahaya Keluarga Fitrah (Cagar Foundation) di Kantor Pusat Cagar Foundation di Bekasi, Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut, Deka Kurniawan selaku Ketua Yayasan Cahaya Keluarga Fitrah menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur atas dukungan dari berbagai pihak terutama PT Danareksa (Persero) dan Anak Perusahaan yang telah mempercayakan program yang diluncurkan Danareksa untuk Insan Berkemampuan Khusus yang tidak mampu melaui Cagar Foundation dan berharap bahwa kegiatan ini kedepannya akan terus berlanjut dan akan terus bersinergi kedepannya. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika mengatakan bahwa event ini merupakan bentuk komitmen Manajemen Danareksa di masa pandemi untuk memberikan akses pendidikan bagi semua kalangan termasuk untuk penyandang disabilitas yang terkadang terabaikan di masyarakat, Adapun kedepannya program beasiswa dan pelatihan ini diharapkan dapat membantu mencetak bibit bangsa yang unggul dari berbagai kalangan serta dapat menghasilkan tenaga kerja baru serta memberikan kemandirian secara ekonomi bagi para penyandang disabilitas (Insan Berkemampuan Khusus) ini. *** Informasi lebih lanjut Sekretaris Perusahaan PT Danareksa (Persero) Putu Dewika Email: cs@danareksa.co.id
SelengkapnyaBUMN KLASTER DANAREKSA-PPA HADIR RINGANKAN BEBAN PENYANDANG DISABILITAS DAN NAKES DI MASA PANDEMI
09 Agustus 2021Jakarta (30/7) – Di tengah mewabahnya Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang masih melanda hingga saat ini, Tenaga Kesehatan menjadi Garda terdepan yang menangani pasien terdampak Covid-19 di lapangan. Menurut data dari Satgas Covid-19, sejak awal pandemi hingga pemberlakuan PPKM Level 4 saat ini data kasus positif sudah menyentuh angka sekitar 3,24jt jiwa sehingga peran tenaga kesehatan sebagai Garda terdepan menjadi sangat penting. BUMN Klaster Danareksa-PPA sebagai wadah dari perusahaan plat merah yang bergerak di berbagai bidang ini, berkolaborasi bersama-sama untuk menyalurkan bantuan bagi tenaga kesehatan yang tengah berjuang menangani para pasien Covid-19 dan juga bagi para penyandang disabilitas yang terdampak pandemi di berbagai daerah. Klaster BUMN ini, menyalurkan menyalurkan bantuan berupa Air Mineral Infresh yang merupakan Produk BUMN sebanyak 100.000 Botol dan 710 Paket Sembako yang terdiri dari Masker Tuli, Beras 5 kg, minyak goreng 1 L, mie instan 5 pcs, gula, sarden, mie telor bagi penyandang disabilitas. Pada Jumat (30/7) Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan dari BUMN Klaster Danareksa-PPA yang diwakili oleh Trisuci Septalia Dewi selaku Manajer Corporate Social Responsibility PT Danareksa (Persero) dan diterima langsung oleh Mayor Kes Hadi Wahono selaku Wakil Koordinator Vaksin Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran berupa bantuan Air Mineral Infresh produk BUMN sedangkan Paket Bantuan Sembako bagi penyandang disabilitas di terimakan oleh Nicky Clara pengelola Thisable Enterprise yang akan disebar di 7 Kota yakni DKI Jakarta, Malang, Semarang, Medan, Makassar, dan Bali. Penyaluran bantuan bagi penyandang disabilitas kali ini Danareksa menggandeng Thisable Enterprise, yayasan yang selama ini khusus berfokus dalam pemberdayaan para penyandang disabilitas. Asisten Deputi TJSL Kementerian BUMN yang merupakan Pembina dari program TJSL di lingkungan BUMN, Agus Suharyono menyambut baik inisiatif ini dengan mengatakan bahwa Kolaborasi BUMN dari Klaster Danareksa-PPA ini merupakan inisiatif yang sangat baik terlebih pada kondisi seperti saat ini sehingga hal ini perlu didorong untuk dilakukan secara terukur agar dapat termanfaatkan dengan baik serta berkelanjutan serta kegiatan ini telah sejalan dengan pelaksanaan SDGs 1 Tanpa Kemiskinan, SDGs 2 Tanpa Kelaparan dan juga SDGs 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera yang menjadi tujuan dilaksanakan kegiatan TJSL di lingkungan BUMN. "Kami mengapresiasi BUMN-BUMN yang tergabung dalam Klaster Danareksa-PPA atas langkah inisiatif ini, dimana bantuan bagi tenaga kesehatan ini sangat dibutuhkan terlebih lagi mereka yang saat ini sedang berjuang menangani para pasien terdampak Covid-19 dan juga tentunya bantuan ini juga diperlukan bagi saudara kita penyandang disabilitas yang terdampak pandemi ini. Hal ini tentunya sejalan dengan arahan Pak Menteri BUMN agar BUMN dapat terus membantu penanganan Covid-19 dengan berbagai program yang terukur dan dapat termanfaatkan dengan baik serta berkelanjutan," ungkap Agus Suharyono. Pada kesempatan tersebut, Mayor Kes Hadi Wahono selaku Wakil Koordinator Vaksin Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersyukur atas dukungan dari berbagai pihak terutama BUMN yang tidak pernah absen dalam memberikan dukungan dan bantuan bagi tenaga kesehatan di lapangan. "Kami sangat bersyukur, atas bantuan dari BUMN yang selalu mendukung kami dan rekan-rekan tenaga kesehatan yang tengah berjuang di lapangan. Bantuan dari BUMN Klaster Danareksa-PPA ini sangat bermanfaat bagi kami dan pasien disini," tutur Hadi Wahono. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika mengatakan bahwa bantuan kepada penyandang disabilitas ini, dimana salah satunya juga berupa masker khusus untuk penyandang disabilitas, diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas berkomunikasi dengan mengedepankan protokol kesehatan, paket sembako yang disalurkan untuk mengurangi beban para penyamdang disabilitas, walau belum dapat disalurkaan untuk seluruh propinsi di Indonesia namun diharapkan ini menjadi awal bagi Danareksa untuk dapat berkontribusi meringankan beban Penyandang disabilitas dalam era pandemi ini di beberapa daerah. Sebagai informasi, BUMN anggota Klaster Danareksa-PPA yang turut berkolaborasi pada program bantuan ini sedikitnya melibatkan sekitar 19 Perusahaan pelat merah yakni : PT Danareksa (Persero), PT PT PPA (Persero), PT Indra Karya (Persero), PT Yodya Karya (Persero), PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Perum PNRI, PT Surabaya Industrial Estate Surabaya (Persero), Perum Jasa Tirta I, PT Bina Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Virama Karya (Persero), PT Balai Pustaka (Persero) dan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), serta Anak Perusahaan dari PT Danareksa (Persero) yakni : PT Danareksa Investment Management, PT Danareksa Finance, PT Jalin Pembayaran Nusantara, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Danareksa Capital.
SelengkapnyaPandemi Tidak Surutkan Langkah Danareksa untuk Perkuat Pemberdayaan SDM melalui Danareksa Learning Institute
09 Agustus 2021Jakarta, 28 Juli 2021 – Pandemi yang masih melanda Indonesia hingga saat ini tidak menyurutkan langkah salah satu Badan Usaha Milik Negara yakni PT Danareksa (Persero) untuk tetap semangat memperkuat pengembangan talenta sumber daya manusianya melalui peluncuran lembaga pembelajaran Danareksa yang bernama Danareksa Learning Institute (DLI) pada 28 Juli 2021. Kehadiran DLI ini akan mengimbangi Danareksa Research Institute yang telah menjadi lembaga riset kenamaan Danareksa sejak 1997, keduanya akan menjadi platform edukasi terdepan milik Danareksa yang melengkapi satu dengan yang lainnya serta siap berkontribusi bagi pengembangan riset serta talenta unggul di lingkungan BUMN. Walau merupakan learning institute yang baru diluncurkan, namun di hari peluncurannya DLI menegaskan komitmennya untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan talenta terbaik di BUMN dengan menggandeng New York University Stern School of Business Executive Education (NYU Stern) dan khusus menghadirkan Prof. Robert Salomon selaku wakil dekan dari executive program NYU Stern. DLI turut menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebagai digital partner dari DLI untuk setiap program yang kelak akan digagas. Kolaborasi antara Danareksa dan Telkom melalui DLI tentunya sejalan dengan penerapan core value AKHLAK yang digagas Kementerian BUMN, dimana salah satu prinsipnya mengedepankan nilai kolaborasi antar setiap insan BUMN. Selain dengan Telkom, kolaborasi tentunya akan dijalankan antara seluruh BUMN dalam klaster Danareksa-PPA dimana Danareksa berharap cross learning dalam DLI sebagai bentuk kolaborasi antara BUMN ini akan membentuk talenta unggul dengan berbagai keahlian yang sesuai dengan kebutuhan. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan “Klaster Danareksa sebagai klaster dengan sektor bisnis yang paling beragam seperti jasa keuangan, manufaktur, kawasan industri, konstruksi, media, dan sektor - sektor lainnya memiliki tantangan besar untuk dapat meningkatkan skala bisnis di masing – masing BUMN. Namun melalui sinergi dan kolaborasi di antara seluruh BUMN dalam Klaster Danareksa-PPA, tantangan tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan. Salah satu bentuk sinergi tersebut yang sudah terwujud adalah dengan dibentuknya Danareksa Learning Institute. Saya berharap bahwa pembentukan Danareksa Learning Institute ini dapat menjadi suatu momentum bagi BUMN untuk melaksanakan objective dalam hal SDM yaitu: Menciptakan World Class Leaders & Talent, Management Practices, dan Digital - Technology and Innovation Capabilities.” di sela-sela peluncuran DLI. Tidak hanya bekerjasama dengan NYU Stern, DLI saat ini tengah berencana akan menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan ternama dunia lainnya dalam program-program yang kelak akan diusung. Fokus untuk pengembangan talenta unggul, DLI telah mantap mengedepankan 3 konsep pembelajaran yang akan diusung yakni decision making & problem solving, critical thinking, dan creative thinking. “Kami ingin DLI menjadi awal lahirnya talenta-talenta unggul, para creative thinkers yang kompeten sejalan dengan core value AKHLAK pada BUMN dan tentunya penuh semangat berkontribusi lebih untuk Indonesia” ucap Ari Soerono selaku Direktur
SelengkapnyaPemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi PT Danareksa (Persero)
03 Juni 2021Jakarta, 3 Juni 2021 - PT Danareksa (Persero) hari ini mengumumkan bahwa berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : SK-183/MBU/06/2021 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa, bersama ini diinformasikan bahwa pada tanggal 3 Junui 2021 telah memberhentikan dengan hormat Bapak Andry Setiawan sebagai Direktur Investasi PT Danareksa (Persero) dan mengangkat penggantinya serta berterima kasih atas segala sumbangan tenaga maupun pikirannya selama memangku jabatan tersebut. Dengan demikian, Bapak Christophorus Soemijantoro telah diangkat sebagai Direktur Investasi PT Danareksa (Persero). -SELESAI-
SelengkapnyaSinergi Tangguh dalam Klaster Danareksa-PPA melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman KIM EXPO 2021 antara PT KIM (Persero) dan PT Balai Pustaka (Persero)
11 Mei 2021Jakarta, 11 Mei 2021 – Dua anggota klaster Danareksa-PPA, PT Kawasan Industri Medan (Persero) (“KIM”) dan PT Balai Pustaka (Persero) (“Balai Pustaka) hari ini menegaskan sinergi antar Klaster Danareksa-PPA melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dalam rangka kerja sama penyelenggaraan acara KIM EXPO 2021 yang akan diadakan pada bulan Oktober 2021 di Medan dan Deli Serdang. Penandatanganan Nota Kesepahaman antar KIM dan Balai Pustaka untuk penyelenggaraan KIM EXPO 2021 ini merupakan wujud nyata komitmen BUMN-BUMN dalam Klaster Danareksa-PPA dalam memperkuat nilai tambah melalui sinergi kuat antara anggota di dalam klaster Danareksa-PPA ke depannya. Penandatanganan Nota Kesepahaman ini digelar di Kantor Danareksa dan dilakukan oleh Direktur Utama PT Kawasan Industri Medan (Persero), Ngurah Wirawan dengan Direktur Utama PT Balai Pustaka (Persero), Achmad Fachrodji, serta disaksikan langsung oleh Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono dan Direktur Investasi PT Danareksa (Persero) mewakili Danareksa selaku calon Holding dari Klaster Danareksa - PPA. Sebagai calon Holding dari Klaster Danareksa-PPA, Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arisudono mengatakan, “Kerja sama yang terbentuk antara KIM dan Balai Pustaka ini sejalan dengan visi Klaster Danareksa-PPA untuk mengoptimalkan potensi sinergi antar BUMN anggota Klaster, ini merupakan tahap awal dari sinergi lainnya yang kami yakini akan terus terjalin ke depannya antar BUMN lain yang tergabung dalam klaster Danareksa-PPA.” Bekerja sama dengan Balai Pustaka dalam penyelenggaraannya, tahun ini adalah pertama kalinya KIM menggelar KIM EXPO 2021 dengan tujuan untuk menjadi wadah bertemunya investor-investor dari berbagai negara yang ingin berinvestasi di Kawasan Industri Medan. Selain itu, para investor yang ingin bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional yang ada di Kawasan Industri Medan juga dapat saling bertemu dan menjajaki potensi kerja sama yang tentunya akan bermanfaat bagi para pihak. Pandemi Covid-19 telah menekan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara di sepanjang tahun 2020 sebesar -2,94 % dan Kuartal I tahun 2021 sebesar -1,85%, tetapi industri pengolahan dan ekspor komoditas Sumut tetap positif di 5,52% Tahun 2020 dan bahkan naik tajam sampai 40,86% di Kuartal I tahun 2021. Kondisi ini menambah keyakinan KIM bahwa ruang tumbuh industri pengolahan di Sumatera Utara masih terbuka lebar sehingga program promosi investasi di Sumatera Utara perlu terus dilakukan. Di sela-sela acara penandatanganan, Direktur Utama PT Kawasan Industri Medan (Persero), Ngurah Wirawan mengungkapkan “KIM Expo 2021 yang direncanakan pada tgl 7 sampai dengan 10 Oktober 2021 dalam bentuk pameran merupakan wahana ekspresi potensi para tenant KIM yang selama 30 tahun lebih telah bekerja keras memproduksi barang dan jasa dari Sumatera Utara. Untuk pertama-kalinya pelaku usaha dari dalam dan luar negri dapat melihat produk, proses dan sistem kerja di KIM sebagai satu kesatuan kawasan. Termasuk mengintip proses produksi beberapa industri dalam program factory visit sebagai bagian dari opsi ekspansi bisnis, kolaborasi, inovasi dan efisiensi sampai pembelajaran.” Sejalan dengan program Pemerintah Daerah Sumatera Utara, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Utara serta Kementerian Investasi/BKPM, maka KIM Expo 2021 juga akan diselaraskan dengan North Sumatera Investment & Business Forum (NSIBF) yang juga mengundang puluhan investor asing dan berlangsung dalam waktu bersamaan untuk meningkatkan realisasi investasi melalui kegiatan promosi dalam rangka peningkatan perekonomian Sumatera Utara. Ngurah menambahkan, “Diharapkan dalam 4 hari kegiatan yang diwarnai dengan seminar dan business matching, para business owner, eksekutif, pelaku usaha besar dan kecil dapat memetik info terbaik, kondisi fisik secara nyata dan diskusi intens satu sama lain secara akrab, sehingga dapat bermuara pada kesepakatan bisnis baru dalam hal investasi di KIM khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya.” Senada dengan Ngurah, Direktur Utama PT Balai Pustaka, Achmad Fachrodji menyatakan “Balai Pustaka percaya kerja sama dengan KIM merupakan langkah yang tepat dalam pengembangan potensi masing-masing Perusahaan. KIM Expo sendiri hadir sebagai sarana yang tepat untuk berinvestasi dan mengembangkan industri. Kami harap, para pelaku usaha dapat secara optimal memanfaatkan kesempatan serta peluang yang ada di acara ini nanti.” Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Andry Setiawan turut menyampaikan dukungannya terhadap sinergi yang terjalin, “Kami di Danareksa sangat mengapresiasi diselenggarakannya Penandatangan Nota Kesepahaman KIM Expo 2021 KIM dan Balai Pustaka. Kami mendukung penuh dan berharap acara KIM Expo 2021 dapat terlaksana dengan lancar, sukses, serta memberikan dampak yang signifikan bagi PT Kawasan Industri Medan (Persero) khususnya, dan umumnya bagi Indonesia.” --SELESAI--
SelengkapnyaPengumuman Anti Gratifikasi PT Danareksa (Persero)
07 Mei 2021Adalah komitmen PT Danareksa (Persero) ("Danareksa") untuk selalu menjunjung tinggi penegakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Dengan segala hormat, bersama ini kami menghimbau kepada Bapak/lbu, termasuk dan tidak terbatas Nasabah, Vendor/Suplier, Konsultan, Penasehat Hukum, Notaris dan PPAT yang menjadi Mitra Usaha Danareksa ("Mitra Usaha Danareksa"), agar senantiasa tidak memberikan bingkisan/hadiah (baik dalam rangka Hari Raya ldul Fitri, Hari Raya keagamaan lainnya maupun tahun baru) atau suap dalam bentuk apapun kepada Komisaris, Direktur serta karyawan Danareksa. Pemberian atau penerimaan bingkisan/hadiah atau suap akan dianggap sebagai pelanggaran berat dan jika diketahui, wajib dilaporkan kepada Danareksa. Guna mendukung penegakan prinsip Good Corporate Governance, pengelolaan kerja profesional yang bersih dan transparan pada lingkungan kerja Danareksa, dalam hal Bapak/lbu mengetahui atau menduga adanya kecurangan, termasuk penipuan laporan keuangan, pencurian, korupsi penyuapan, pelanggaran etika, kebijakan, benturan kepentingan dan segala bentuk pelanggaran lainnya yang menyangkut Komisaris, Direksi maupun karyawan Danareksa, maka Bapak/lbu dapat membuat laporan secara anonim terkait dengan dugaan di atas (laporan whistleblowing). Danareksa telah menyediakan 4 saluran layanan whistleblowing (sebagaimana tercantum di bawah) yang dapat diakses oleh Bapak/lbu. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih. Hormat kami, PT Danareksa (Persero) Layanan Whistleblowing Danareksa: 1. Website: www.danareksa.co.id 2. E-mail: ombudsman@danareksa.com 3. Telepon: 021 - 29555777 ext. 2230 4. Surat: Menara Mandiri II, Lantai 7-9, Jl. Jendral Sudirman, Kav. 54-55, Jakarta, 12190
SelengkapnyaDanareksa Dukung PPA dalam Pengalihan 5 Saham Minoritas dari Pemerintah
28 April 2021Jakarta, 28 April 2021 – PT Danareksa (Persero), BUMN yang ditunjuk sebagai calon Holding dari klaster Danareksa-PPA turut menunjukkan dukungannya terhadap amanat baru yang diberikan oleh Pemerintah kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (“PPA”). Pengalihan 5 saham minoritas dari pemerintah ini pun semakin menegaskan transformasi yang tengah dilakukan Danareksa dan PPA dalam menjadi National Management Asset Company (NAMCO) serta menjadi salah satu strategi yang akan memperkuat klaster Danareksa-PPA ke depannya. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mengalihkan hak atas saham Negara RI kepada PPA pada hari ini (28/4) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta. Menteri BUMN Erick Thohir secara langsung menghadiri dan menandatangani dokumen pengalihan saham minoritas lima perusahaan kepada PPA. Acara ini merupakan tindak lanjut atas penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham PPA dan Keputusan Menteri Keuangan No.135/KMK.06/2021 tentang Penetapan Nilai Penambahan PMN RI ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Pengelola Aset. Adapun komposisi kepemilikan saham minoritas yang diserahkan kepada PPA sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Jumlah Lembar Saham Porsi Kepemilikan Jenis Saham 1 PT Indosat, Tbk 776.625.000 14,29% Seri B 2 PT Bank Bukopin, Tbk 1.038.968.631 3,18% Seri A, Seri B 3 PT Prasadha Pamunah Limbah Industri 50 5,00% 4 PT Socfin Indonesia 5.000 10,00% Seri B, Seri C, Seri D 5 PT Kawasan Industri Lampung 1.762.087 20,36% Di sela-sela acara, Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Arisudono menyampaikan, “Danareksa melihat ini sebagai suatu langkah awal positif untuk mendukung transformasi PPA. Dengan pengalaman serta rekam jejak yang dimiliki oleh PPA selama ini, kami yakin PPA dapat secara optimal mengelola serta memaksimalkan potensi perusahaan melalui pengalihan saham minoritas tersebut.” Sebelumnya, Danareksa bersama dengan PPA juga diharapkan akan menjadi perusahaan Turnaround Specialist terbsesar di Asia Tenggara yang mendukung Kementerian BUMN dalam mengelola klaster Danareksa-PPA. --SELESAI--
SelengkapnyaWorkshop Sinergi BUMN Klaster Danareksa-PPA
10 Maret 2021Jakarta, 10 Maret 2021 - PT Danareksa (Persero) bersama dengan 20 BUMN dari berbagai industri, yaitu PPA, Nindya Karya, KBI, KBN Antara, Balai Pustaka, SIER, KIM, KIW, KBN, KIMA, JIEP, PJT 1&2, Bina Karya, Indra Karya, Virama Karya, Yodya Karya, Barata Indonesia, BBI, dan IKI pada 9-10 Maret 2021 lalu telah melakukan kegiatan workshop dan penandatanganan MOU untuk bersama-sama perkuat komitmen dalam menjalin sinergi antar BUMN. Melalui acara ini, terlihat banyak potesi sinergi yang dapat dijajaki ke depannya. Danareksa dan BUMN yang hadir yakin dengan sinergi tersebut, dapat memberikan value serta karya terbaik bagi Indonesia.
SelengkapnyaDanareksa Serahkan Bantuan Perlengkapan Santri untuk Darul Aytam Attaqwa
03 Maret 2021Jakarta, 3 Maret 2021 – PT Danareksa (Persero) hari ini menyerahkan sumbangan yang merupakan kebutuhan untuk perlengkapan kamar santri di Pondok Tahfizh, Yayasan Attaqwa, Darul Aytam Attaqwa, Bekasi. Pemberian bantuan ini diharapkan dapat membantu serta mempermudah keseharian para santri di Pondok Tahfizh ini. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) berkelanjutan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh Persero. -SELESAI-
SelengkapnyaKlaster Danareksa-PPA Serahkan Bantuan Dana Kemanusiaan untuk Bencana Alam Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan melalui Badan Nasioal Penanggulangan Bencana (BNPB)
18 Februari 2021Jakarta, 18 Februari 2021 – PT Danareksa (Persero) bersama dengan 11 BUMN yang tergabung dalam Klaster Danareksa-PPA hari ini menyerahkan bantuan dana kemanusiaan untuk bencana alam yang terjadi di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu. Bantuan dana kemanusiaan yang berhasil dikumpulkan sejumlah Rp415.871.210 ini akan dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat dan selanjutnya dialokasikan untuk penanggulangan serta kebutuhan para korban terdampak. Adapun BUMN yang tergabung dalam Klaster Danareksa-PPA, yaitu: PT Danareksa (Persero) PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Perum Jasa Tirta 1 PT Nindya Karya (Persero) PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) PT Yodya Karya (Persero) PT Balai Pustaka (Persero) PT Virama Karya (Persero) PT Barata Indonesia (Persero) PT PANN (Persero) PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma (Persero) Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum, menyatakan, “Bersama dengan BUMN yang tergabung dalam Klaster Danareksa-PPA, kami harap bantuan ini dapat meringankan beban korban terdampak gempa yang terjadi di wilayah Sulawesi Barat dan Kalimatan Selatan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, sudah menjadi kewajiban kami untuk turut berperan aktif di tengah masyarakat dan negeri dalam memastikan kita dapat segera pulih serta bangkit dari masa-masa sulit.” Lebih lanjut, bantuan ini merupakan salah satu bentuk komitmen dari sinergi klaster Danareksa-PPA dan kedepannya bersama-sama akan terus berperan aktif dalam bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk bersinergi dalam menyalurkan bantuan kepada korban bencana. “Bantuan ini merupakan upaya perseroan dalam meringankan beban masyarakat dan mempercepat pemulihan pasca bencana,” tambah Dewika. Bantuan dana kemanusiaan ini diserahkan oleh Trisuci Septalia Dewi dari Unit PKBL dan CSR PT Danareksa (Persero) serta diterima langsung oleh Kepala Keuangan dari BNPB Pusat, Bapak Tavib Joko Prahoro. Di sela-sela seremoni penyerahan, Kepala Keuangan BNPB Pusat, Bapak Tavib menyampaikan apresiasinya kepada Klaster Danareksa-PPA, “Bantuan ini tentunya akan sangat membantu di tengah kondisi seperti saat ini. Bersama dengan seluruh lembaga dan organisasi yang terlibat dalam penanggulangan bencana ini, kami akan terus mengoptimalkan penyaluran bantuan kepada warga terdampak bencana. Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih dan syukur kami kepada seluruh BUMN yang tergabung dalam Klaster Danareksa-PPA ini atas bantuan dana kemanusiaan yang diberikan.” Bantuan ini akan dialokasikan untuk pemulihan pasca bencana yang terjadi beberapa waktu lalu. -SELESAI-
SelengkapnyaWaspada Penipuan Mengatasnamakan PT Danareksa Investment Management
16 Februari 2021Beberapa waktu ini beredar aksi penipuan yang mengatasnamakan Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), Andry Setiawan, dengan mengirim pesan melalui aplikasi chatting online dan membuka website palsu yang mengajak investasi melalui salah satu anak perusahaan kami, PT Danareksa Investment Management (DIM). Untuk itu, perlu kami sampaikan bahwa: Direktur Investasi PT Danareksa (Persero) tidak pernah mengajak siapapun untuk melakukan investasi di DIM melalui aplikasi chatting online; Danareksa menghimbau agar bila ada oknum yang mengatasnamakan Direktur Investasi PT Danareksa (Persero) atau DIM untuk mengajak berinvestasi melalui website https://t.me/Danareksainvestasii, agar tidak dilayani karena itu Modus Penipuan. Kepada seluruh masyarakat termasuk pimpinan perusahaan, untuk melaporkan oknum yang mengaku sebagai Direktur Investasi PT Danareksa (Persero), maupun pejabat PT Danareksa (Persero) atau DIM lainnya, yang memiliki maksud tidak benar dan berpotensi merugikan masyarakat, kami mohon dapat disampaikan kepada Contact Center PT Danareksa (Persero), PT Danareksa Investment Management, atau langsung melaporkan kepada aparat berwenang; Di bawah ini adalah situs dan media sosial remsi PT Danareksa (Persero) dan DIM: Situs Resmi PT Danareksa (Persero) dan DIM: http://danareksa.co.id http://danareksainvestment.co.id/ http://www.investasik.id/ Media Sosial Resmi PT Danareksa (Persero) dan DIM: Instagram Persero: @danareksa.id Facebook: Danareksa Twitter: @Danareksa Instagram: @reksadana_danareksa Facebook: @ReksaDanaDanareksa YouTube: ReksaDanaTV Waspada terhadap segala jenis penipuan berkedok investasi bodong, pinjaman modal usaha, atau undian berhadiah yang mengatasnamakan Danareksa dan DIM maupun pihak yang mempergunakan atribut berkaitan dengan atau serupa dengan Danareksa dan DIM. Danareksa dan DIM tidak memiliki situs resmi, media sosial maupun platform lainnya selain yang disebutkan di atas. Danareksa dan DIM tidak bertanggung jawab atas kerugian akibat dari penipuan yang mengatasnamakan Danareksa dan DIM . Mohon berati-hati dalam menerima informasi yang tidak dikeluarkan oleh situs/akun media sosial resmi dari Danareksa dan DIM. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi customer service Danareksa melalui cs@danareksa.co.id atau DIM melalui cs@danareksainvestment.co.id. Demikian surat pemberitahuan ini disampaikan agar masyarakat terhindar dari berbagai modus penipuan.
SelengkapnyaDanareksa Perkuat Sinergi dalam Menjawab Tantangan
28 Desember 2020Jakarta, 28 Desember 2020 – PT Danareksa (Persero) hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-44 tahun. Perjalanan Danareksa selama ini tentunya tidak terlepas dari berbagai tantangan. Dilahirkan dari kebutuhan untuk menggerakakan kegiatan pasar modal Indonesia, kini Danareksa terus kokoh berdiri dan bertumbuh menjadi salah satu perusahaan jasa keuangan terbaik dan terpercaya. Melalui tahun demi tahun, pasang surut pasar modal serta Pandemi yang terjadi di tahun 2020 ini, tidak menghentikan Danareksa untuk terus berkarya bagi bangsa. Sejumlah prestasi pun terus dicapai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, antara lain Social Economy Contribution dari pagelaran BUMN Brand Award 2020 “Millenial’s Choice” yang diselenggarakan oleh RRI dan Iconomics dengan predikat "Gold Winner" serta Financial Top Leader 2019 Kategori Lembaga Penunjang Pasar Modal dari Warta Ekonomi Research and Consulting. Dengan penuh komitmen, Danareksa di tahun ini juga meresmikan nilai perusahaan baru yang berlandaskan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Dengan menjunjung nilai tersebut, Danareksa akan terus bekerja keras sebagai satu kesatuan dalam menjawab dan melaksanakan tantangan dan setiap amanah yang diberikan pemegang saham. Melalui momentum ulang tahun yang ke-44 tahun ini, Danareksa memperkokoh komitmennya untuk terus berperan aktif dalam melayani masyarakat serta menumbuhkan semangat demi Danareksa yang lebih baik. Tentunya, tantangan tersebut tidak akan berbuah menjadi suatu kesuksesan tanpa dukungan mitra, nasabah, karyawan Danareksa, dan masyarakat Indonesia. Danareksa, Sinergi Kuat Menjawab Tantangan! -SELESAI-
SelengkapnyaPengumuman: Angsuran Tidak Terindentifkasi PT Danareksa (Persero)
19 Oktober 2020Menunjuk surat kementerian BUMN S-178/MBU/DSI/05/2020 tanggal 14 Mei 2020 Perihal Penatausahaan Program Kemitraan Terkait Angsuran Belum Teridentifikasi maka kepada seluruh Mitra Binaan Program Kemitraan PT Danareksa (Persero) diinformasikan hal-hal sebagai berikut: PT Danareksa (Persero) saat ini sedang melakukan penatausahaan terhadap Angsuran Tidak Teridentifikasi dari Program Kemitraan yang telah dijalankan selama ini. Saat ini total saldo Angsuran Tidak Teridentifikasi PT Danareksa (Persero) per 30 September 2020 adalah sebesar Rp.6.450.363 (enam juta empat ratus lima puluh ribu tiga ratus enam puluh tiga rupiah). Bagi para Mitra Binaan Program Kemitraan PT Danareksa (Persero) yang berdasarkan catatan pribadi yang dimilikinya memiliki ketidaksesuaian atas data angsuran yang telah dibayarkan dengan catatan data yang diterima dari PT Danareksa (Persero) maka dapat menghubungi/ menyampaikan data yang dimilikinya kepada unit PKBL PT Danareksa (Persero). Konfirmasi atas pembayaran Angsuran Tidak Teridentifikasi dapat dilakukan mulai tanggal 20 Oktober 2020 dengan menunjukkan berkas-berkas sebagai berikut: Bukti setor asli; Identitas asli yang masih berlaku; Bukti-bukti lain yang mendukung; Apabila sampai 30 (tiga puluh) hari sejak pengumuman ini diterbitkan tidak ada pihak yang melakukan konfirmasi, maka Angsuran Tidak Terindentifikasi tersebut akan diakui dan dicatat ke dalam pembukuan yang berlaku di PT Danareksa (Persero).
SelengkapnyaKomitmen Danareksa Perkuat Kekuatan Bisnis bersama Jajaran Komisaris dan Direksi Baru
09 Oktober 2020Jakarta, 9 Oktober 2020 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: SK – 323/MBU/10/2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PT Danareksa (Persero) dan SK – 324/MBU/10/2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris PT Danareksa (Persero) secara resmi telah menetapkan jajaran direksi dan komisaris baru untuk memimpin Danareksa, yaitu: Direksi: Arisudono Soerono: Direktur Utama Muhammad Teguh Wirahadikusumah: Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Andry Setiawan: Direktur Investasi M. Irwan: Direktur SDM dan Hukum Komisaris: Robert Pakpahan: Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Barita Simanjuntak: Komisaris Sonny Loho: Komisaris Mirza Adityaswara: Komisaris Independen Adapun pergantian jajaran direksi dan komisaris yang efektif berlaku sejak 9 Oktober 2020 merupakan langkah untuk semakin memperkuat posisi Danareksa di industri keuangan, pasar modal, maupun interbank switching. Dengan kehadiran kepemimpinan yang baru ini, diharapkan dapat semakin mengembangkan potensi bisnis dan layanan Danareksa ke depannya. Danareksa saat ini memiliki 3 Entitas Anak, yaitu PT Danareksa Capital (kepemilikan 99,90%), PT Danareksa Finance (kepemilikan 99,99%) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (kepemilikan 67%). Sedangkan yang termasuk Entitas Asosiasi adalah PT Danareksa Investment Management (kepemilikan 65%), PT Danareksa Sekuritas (kepemilikan 33%). Dengan sinergi antar Grup Danareksa, kini Perusahaan telah berkembang pesat menjadi Corporate Center yang streamlined dan dinamis untuk mendukung berbagai pengembangan bisnis. Dengan resminya pergantian ini, maka seluruh jajaran komisaris, direksi, dan segenap karyawan Grup Danareksa turut mengucapkan terima kasih atas komitmen serta kontribusi yang telah diberikan oleh anggota dewan komisaris dan direksi yang sudah tidak bertugas lagi. -SELESAI-
SelengkapnyaDanareksa Raih Penghargaan Social Economy Contribution dalam BUMN Brand Award 2020 “Millenial’s Choice”
28 September 2020Jakarta, 28 September 2020 – PT Danareksa (Persero) meraih penghargaan “Social Economy Contribution” dari pagelaran BUMN Brand Award 2020 “Millenial’s Choice” yang diselenggarakan oleh Iconomics dan Radio Republik Indonesia (RRI) dengan predikat “Gold Winner”. Apresiasi kepada perusahaan BUMN ini merupakan tahun kedua Iconomics menggelar BUMN Brand Award. Berbeda dengan tahun sebelumnya, acara tahun ini digelar secara virtual. BUMN Brand Award sendiri merupakan ajang apresiasi kepada BUMN yang berhasil menjadi pemimpin pasar di tengah industri yang kompetitif dan berhasil membangun brand yang konsisten dalam menjaga kepuasan pelanggan serta telah memberikan kontribusi sosial ekonomi kepada masyarakat. Dalam BUMN Brand Award 2020, perusahaan-perusahaan BUMN akan dilihat dari 4 indikator, yaitu indikator Market Dominance, Brand Strength, Customer Satisfaction dan Social Economy Contribution. Dalam Market Dominance yang akan dilihat adalah jumlah penggunaan produk dan jasa perusahaan BUMN yang disurvei. Adapun Brand Strength menyangkut jumlah responden yang mengetahui keberadaan brand. Iconomics juga melihat aspek Customer Satisfaction yang dilihat dari penilaian responden terhadap kualitas layanan brand perusahaan-perusahaan BUMN. Aspek lainnya yang dilihat mengenai persepsi responden perusahaan BUMN dalam kontribusinya di bidang sosial dan ekonomi. Direktur Utama PT Danareksa (Persero), Arief Budiman mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan realisasi dari komitmen dan dedikasi Perusahaan dalam upayanya menghadirkan layanan yang berkualitas dan berdampak positif bagi masyarakat, “Kami merasa terhormat untuk dapat menerima penghargaan ini. Tentunya kami juga berterima kasih kepada para nasabah, mitra bisnis serta staf kami atas kepercayaan dan dukungannya yang telah menjadikan kami sebagai salah satu BUMN yang dipercaya telah memberikan kontribusi besar dalam bidang sosial.” Danareksa terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan serta memberikan yang terbaik untuk nasabahnya. Upaya tersebut telah dibuktikan dengan prestasi lain yang diraiih oleh salah satu anak perusahaan Danareksa, di mana Danareksa Finance di tahun ini menduduki posisi teratas dengan prediksi “Sangat Bagus” dalam daftar 32 multifinance kelompok aset Rp 500 miliar sampai dengan di bawah Rp 1 triliun oleh Infobank. Penghargaan dan prestasi ini menjadi motivasi Danareksa untuk terus berupaya memberikan kepuasan yang melebihi ekspektasi nasabah serta dalam memberikan kontribusi yang memiliki dampak positif bagi masyarakat Indonesia. -SELESAI-
SelengkapnyaDanareksa Gencar Mengajak Masyarakat Untuk Rajin Mencuci Tangan
11 September 2020Jakarta, 11 September 2020 – PT Danareksa (Persero) (“Danareksa”) kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19. Kali ini, Danareksa berfokus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rajin mencuci tangan. Sebanyak 80 unit wastafel portabel telah disalurkan ke beberapa tempat dengan mempertimbangkan interaksi sosial yang tinggi, seperti di pasar yang menjadi pusat aktivitas berbelanja warga selama ini. Danareksa juga menyalurkan set wastafel portabel kepada beberapa institusi pendidikan, seperti Universitas Indonesia untuk Fakultas Hukum yang berlokasi di Depok serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berlokasi di Salemba, Jakarta, dan Depok. Danareksa memahami bahwa sebagian besar masyarakat sudah mulai beraktivitas kembali di luar rumah. Namun, masih banyak lokasi-lokasi umum atau tempat berkumpulnya masyarakat belum cukup menyediakan sarana mencuci tangan di tengah masih tingginya angka kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, Danareksa memutuskan untuk menyumbangkan set wastafel portabel untuk membantu sosialisasi dan mempermudah masyarakat dalam mengadaptasi kebiasaan baru, yaitu dengan rajin mencuci tangan. Set wastafel portabel ini telah disesuaikan dengan protokol kesehatan yang dianjurkan, seperti misalnya untuk mengalirkan air, pengguna tidak perlu menyentuh, melainkan dengan menginjakkan kaki. Selain itu, wastafel juga dilengkapi petunjuk tata cara cuci tangan, sehingga diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih. Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum, mengatakan, “Pemberian wastafel portabel ini sejalan dengan kampanye adapatasi kebiasaan baru yang dicanangkan oleh pemerintah, dan sudah merupakan tanggung jawab Danareksa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bersama meningkatkan kepedulian serta mengajak masyarakat bersama-sama cegah penyebaran COVID-19, dimulai dari kebiasaan menjaga kebersihan tangan. Kami harap, dengan adanya wastafel ini, masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses air bersih untuk mencuci tangan mereka sebelum ataupun setelah beraktivitas.” Seluruh penyerahan bantuan secara simbolis sendiri telah selesai dilaksanakan hari ini dengan dihadiri langsung oleh Corporate Secretary PT Danareksa (Persero), Putu Dewika Angganingrum, dan telah diterima oleh Kepala Divisi Pengelolaan & Perawatan Perumda Pasar Jaya PT PD Pasar Jaya, Bapak Mahfudin ST. Nantinya, Danareksa juga kembali akan menyerahkan secara simbolis ke Universitas Indonesia pada akhir September 2020 nanti. Adapun penyaluran set wastafel portabel ini telah selesai diserahkan dan diterima oleh masing-masing penerima pada tanggal 7-10 September 2020 lalu. Bapak Mahfudin ST, Kepala Divisi Pengelolaan & Perawatan Perumda Pasar Jaya menyatakan, “Kami sangat menghargai & berterima kasih atas upaya Danareksa yang telah menunjukkan empatinya untuk memberikan sumbangan berupa 25 unit wastafel portabel yg akan ditempatkan di Pasar-pasar Perumda Pasar Jaya. Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi Pasar Jaya dan mempermudah pedagang serta pengunjung untuk sesering mungkin cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir sebagai upaya meminimalisir penyebaran COVID-19 di pasar- pasar, selain penggunaan Masker dan menjaga jarak sebagai protap Kesehatan di pasar-pasar Perumda Pasar Jaya. Kami harap bantuan ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.” Sebelumnya, Danareksa juga telah aktif memberikan bantuan kemanusiaan untuk menekan penyebaran pandemi COVID-19, seperti pemberian bantuan dana kemanusiaan yang diberikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) bersama Grup Danareksa lainnya serta set Alat Pelindung Diri, pelindung wajah, dan sepatu boots untuk Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Cilandak. “Saat-saat ini memang masa yang menantang bagi kita semua, tetapi kami harap kontribusi-kontribusi yang kami berikan ini dapat turut membantu dalam mencegah penyebaran COVID-19” tutup Dewika. -SELESAI-
SelengkapnyaLarge-Scale Social Restrictions (PSBB) Re-Implemented by the DKI Jakarta Provincial Government
11 September 2020Large-Scale Social Restrictions (PSBB) re-implemented by the DKI Jakarta Provincial Government will be more flexible starting next week. Apart from keeping 11 economic sectors open, the central government has requested that office hours be applied more loosely, with a share of 50% in offices and 50% work from home (WFH). The DKI Jakarta Provincial Government is also asked to remove the odd-even system to prevent the spread of Covid-19 in the transportation sector. (Investor Daily) Treasury yields rose slightly on Thursday as investors digested the latest jobless claims data that came in worst than expected. The yield on the benchmark 10-year Treasury note gained one basis point at 0.711% and the yield on the 30-year Treasury bond was als